Service
performance (kinerja pelayanan) didefinisikan
sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau
layanan secara menyeluruh Zeithaml et al (2000) dalam Alan (2004).
Sedang definisi Service performance menurut Cronin dan Taylor (1994) dalam Dharmayanti (2006)
adalah kinerja dari pelayanan yang diterima oleh konsumen itu sendiri dan menilai
kualitas dari pelayanan yang benar-benar mereka rasakan.
Skala
Servpref dinyatakan lebih tepat dalam
mengukur kualitas jasa menurut R.kenneth Teas (1994) dalam Dharmayanti (2006) karena
skala Servqual yang menggunakan
perbandingan persepsi dan harapan untuk mengukur kualitas jasa, mendefinisikan
konsep kualitas jasa yang diterima dihubungkan dengan konsepsi
(persepsi-harapan). Definisi harapan yang digunakan, bukan sebagai apa yang
akan disediakan melainkan apa yang seharusnya disediakan oleh penyedia jasa.
Dalam
penelitian yang dilakukan R. Parameshwaran (2009) temuan model yang
dikembangkan mengkuantifikasi kinerja pelayanan dan memastikan perbaikan proses
pelayanan. Model yang diusulkan memperhitungkan ketidakpastian yang terjadi
saat menangkap penilaian subjektif dari pelanggan. Studi kasus menunjukkan
bahwa model tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan layanan pemahaman proses
dan mengidentifikasi faktor-faktor yang signifikan untuk mendesain ulang.
Dari
beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa service performance adalah
penilaian menyeluruh konsumen terhadap hasil pelayanan yang dirasakan saat
menerima pelayanan dari penyedia jasa, sehingga pengukuran kualitas jasa/ pelayanan
lebih tepat dan spesifik menggunakan model Servpref.
Referensi:
1. Alan, W. d. (2004). A
reconceptualisation of the satisfaction-service performance thesis. Journal
of Services Marketing , 471-481.
No comments:
Post a Comment