Berikut Klasifikasi Paving Block:
1. Berdasarkan Kekuatan dan Kegunaannya.
Seperti tertera pada SNI 03-0691-1996 tentang Paving Block
Mutu |
Kegunaan |
Kuat Tekan (Kg/cm2 = 10 MPa) |
Ketahanan Aus (mm/menit) |
Penyerapan air rata-rata maks (%) |
||
Rata-rata |
Min |
Rata-rata |
Min |
|||
A |
Perkerasan Jalan |
400 |
350 |
0,0090 |
0,103 |
3 |
B |
Tempat Parkir Mobil |
200 |
170 |
0,1300 |
1,149 |
6 |
C |
Pejalan Kaki |
150 |
125 |
0,1600 |
1,184 |
8 |
D |
Taman Kota |
100 |
85 |
0,2190 |
0,251 |
10 |
Mutu A : untuk perkerasan jalan
Mutu B : untuk tempat parkir mobil
Mutu C : untuk pejalan kaki
Mutu D : untuk taman kota
Paving block kelas C dan D biasanya diproduksi secara manual biasanya digunakan untuk fungsi non struktural seperti taman dan pemakaian lainnya yang tidak untuk menahan beban di atasnya
Sedangkan bila pengerjaannya menggunakan mesin press akan menghasilkan mutu kelas C hingga A dengan kekuatan tekan di atas 125 kg/cm2 tergantung perbandingan campuran bahan yang digunakan. Paving block kelas C dan D biasanya diproduksi secara manual biasanya digunakan untuk fungsi non struktural seperti taman dan pemakaian lainnya yang tidak untuk menahan beban di atasnya Sedangkan bila pengerjaannya menggunakan mesin press akan menghasilkan mutu kelas C hingga A dengan kekuatan tekan di atas 125 kg/cm2 tergantung perbandingan campuran bahan yang digunakan.
2. Klasifikasi berdasarkan pembuatannya
a. Paving block press manual/ menggunakan tangan
Jenis ini menggunakan tangan dalam proses pembuatannya.
Nilai jual yang rendah, karena bermutu rendah
Jenis beton kelas D (K50 – K100)
Pemakaian untuk perkerasan non srtuktural seperti taman, trotoar jalan, halaman rumah yang
jarang dibebani mobil serta untuk lingkungan berdaya beban rendah.
b. Paving block press mesin vibrasi / getar
Jenis ini diproduksi menggunakan mesin press sistem getar
Umumnya memiliki mutu beton kelas C-B (K150 – K250)
Pemakaian untuk pelataran garasi, carport, lahan parkir.
c. Paving block press mesin hidrolik
Jenis ini diproduksi dengan cara dipress menggunakan mesin press hidrolik.
Umumnya memiliki mutu beton kelas B – A (K300 – K 450)
Pemakaian untuk menahan beban berat seperti area jalan lingkungan, terminal bus
hingga lahan pelataran terminal peti kemas di pelabuhan.
3. Klasifikasi berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, secara garis besar paving block dibagi menjadi dua:
a. Paving block berbentuk segi empat
b. Paving block berbentuk segi banyak yang terdiri dari hexagon (segi enam), cacing,
grassblock (untuk rumput), kansteen, topi uskup, antik dan trihek.
Berdasarkan SNI, ketebalan paving block dibagi menjadi tiga:
Ketebalan 60 mm untuk beban lalu lintas ringan
Ketebalan 80 mm untuk beban lalu lintasr sedang sampai berat
Ketebalan 100 mm untuk beban lalu lintas super berat
5. Klasifikasi Berdasarkan Warnanya
Paving block yang ada di pasaran sekaran terdiri dari abu-abu (natural), hitam, merah, kuning
dan hijau.
Paving block berwarna selain berfungsi menambah keindahan juga bisa untuk memberi
batas pada perkerasan seperti pada lahan parkir, tali air, dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment