Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts sorted by relevance for query cgp. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query cgp. Sort by date Show all posts

Lokakarya 1 Program Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Purbalingga

Guru Penggerak Angkatan 6 Purbalingga

Guru sebagai pendidik profesional memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang bermuara pada peningkatan mutu lulusan. Efektifitas penyelenggaraan pendidikan sangat terkait erat dengan keberhasilan guru dalam melakukan pendampingan terhadap peserta didik. 
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) merupakan salah satu langkah strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui  Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya  menggerakkan ekosistem pendidikan serta stimulator dan mediator berbagai praktik baik yang dilakukan guru. 

Sebagai Komunitas Praktisi Program Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Purbalingga melakukan pertemuan dalam bentuk lokakarya 1 di SMK Negeri Jawa  Tengah pada Hari Sabtu, 29 Oktober 2022.
Hadir semua Calon Guru Penggerak yang terbagi dalam kelompok kelas. Setiap kelompok di dampingi 2 Pengajar Praktik.
Ada 4 kompetensi yang harus dipahami,dimaknai,dan diimplementasikan oleh Calon Guru Penggerak (CGP) pada kegiatan lokakarya 1 yaitu:
1. Mengembangkan diri dan orang lain, 
2. Memimpin pembelajaran, 
3. memimpin manajemen sekolah,
4. Memimpin pengembangan sekolah. 
Diharapkan dalam waktu 8  bulan ke depan, 4 kompetensi tersebut sudah melekat dan sudah diimplementasikan  oleh  CGP. 

Tujuan Lokakarya 
  1. CGP mengenal ekosistem belajar di program guru penggerak. 
  2. CGP dapat menjelaskan hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah. 
  3. CGP dapat menjelaskan penting dan manfaat komunitas praktisi baik untuk dirinya sendiri dan lingkungan belajar. 
  4. CGP dapat menjelaskan konsep, filosofi dan prinsip komuitas praktisi sebagai bagian dari peran guru penggerak. 
  5. CGP dapat mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi yang sudah ada. 
  6. CGP dapat mengaitkan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mewujudkan filosofi, nilai dan peran guru penggerak. 

Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah Lokakarya 1 Guru Penggerak merupakan wadah untuk mengembangkan kompetensi pemimpin pembelajaran dalam menggerakkan ekosistem pendidikan. 
Istilah Komunitas Praktisi diperkenalkan oleh Etienne Wenger dalam bukunya Community of Practice. Ia mengatakan bahwa Komunitas Praktisi adalah “Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin” (Wenger, 2012). 
Praktik dalam Komunitas Praktisi Guru adalah tugas dan peran guru sehari-hari dapat berupa praktik mengajar dan interaksi dengan murid atau orang tua.
Komunitas Praktisi merupakan wadah untuk mengembangkan kompetensi pemimpin pembelajaran dalam menggerakkan ekosistem pendidikan. Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. 
Komunitas Praktisi memiliki tujuan : 
Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran 
Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota 
Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka 
Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi
Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari 

Pemahaman Bermakna Komunitas Praktisi sebagai wadah untuk mengembangkan kompetensi pemimpin pembelajaran dalam menggerakkan ekosistem pendidikan. 
Produk yang Dihasilkan 
Pemetaan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mengoptimalkan perannya sebagai guru penggerak.

Tujuan belajar 
  • Peserta dapat menjelaskan hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah 
  • Peserta dapat menjelaskan pentingnya dan manfaat komunitas praktisi baik untuk dirinya sendiri dan lingkungan belajar 
  • Peserta dapat menjelaskan konsep, filosofi dan prinsip komunitas praktisi sebagai bagian dari peran guru penggerak 
  • Peserta dapat mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi yang sudah ada 
  • Peserta dapat mengaitkan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mewujudkan filosofi, nilai dan peran guru penggerak. 

Indikator keberhasilan 
  • Calon Guru Penggerak dapat menjelaskan definisi dan manfaat komunitas praktisi 
  • Calon Guru Penggerak dapat mengidentifikasi komunitas praktisi 
  • Calon Guru Penggerak dapat memetakan manfaat dan area kontrol di komunitas praktisi yang sudah ada.


Agenda 
  • Kepemimpinan dalam diri (Aktivitas untuk menjelaskan hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah) 
  • Melakukan diskusi komunitas praktisi 
  • Komunitas praktisi sekelilingku (mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi) 
  • Peran guru penggerak dalam menggerakkan komunitas praktisi 
  • Menggerakkan komunitas praktisi

Read More »
30 October | 0komentar

Eksplorasi Konsep Modul 1.1

Pada diskusi di alur Eksplorasi Konsep, melakukan diskusi ruang virtual akan dipandu oleh Fasilitator dengan tahapan sebagai berikut: 
Pembukaan (25’) 
Fasilitator membuka Forum Diskusi dengan menegaskan tujuan pembelajaran ‘CGP mampu memberikan perspektif refleksi kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam forum diskusi’. Fasilitator menegaskan dalam Forum Diskusi, CGP saling membuka diri terhadap perbedaan dalam berpendapat, bertanya dan berbagi praktik baik untuk lebih kritis dan reflektif dalam memaknai dan menghayati pemikiran filosofis Ki Hajdar Dewantara. 
Refleksi Kritis CGP (30’) 
Setiap CGP menyampaikan memberikan perspektif reflektif kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara. 
Dialog: Diskusi & Tanya Jawab (20’) 
CGP saling berdialog untuk mengkonfirmasi perspektif setiap CGP dalam memaknai dan menghayati pemikiran KHD dengan saling bertanya atau mengkonfirmasi perspektif rekan CGP lain Fasilitator memandu dialog 
Refleksi dan Umpan Balik (10’) 
Fasilitator memberi umpan balik untuk memberi penguatan terhadap pemahaman CGP. Refleksi pembelajaran dituliskan pada aplikasi yang disediakan oleh Instruktur (padlet). 
Penutup (05’) 
Fasilitator menutup kegiatan pembelajaran Eksplorasi Konsep Forum Diskusi “ Refleksi Kritis Pemikiran Ki Hadjar Dewantara”




Read More »
15 May | 0komentar

Kumpulan Tugas Elaborasi Pemahaman CGP

Tahapan elaborasi pada Pendidikan guru penggerak Pada tahapan ini kemampuan CGP semakin diperkuat dengan kehadiran Instruktur secara tatap maya. Instruktur memberikan penguatan pemahaman peserta terkait materi yang sedang dibahas. Kegiatan elaborasi biasanya diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Instruktur dalam forum diskusi. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta tentang materi yang dipelajari. Pembelajaran interaktif terjadi saat diskusi ini, pada umumnya CGP sangat antusias memberikan pendapatnya. Saling menghargai pendapat antara peserta membuat kegiatan elaborasi sangat menyenangkan. Secara pribadi saya sangat merasakan manfaat kegiatan elaborasi ini.
Tugas Elaborasi Pemahaman CGP

Tabel Kumpulan Tugas Elaborasi Pemahaman CGP

No
Elaborasi Pemahaman Modul
Link
1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak
a. Modul 1.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 1.2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak Link
c. Modul 1.3. Visi-Misi CGP Link
d. Modul 1.4. Budaya Positif,Keyakinan Kelas dsb Link
2 Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid
a. Modul 2.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 2.2 : Pembelajaran Berdiferensiasi yang Berpihak pada Murid Link
c. Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik Link
3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah
a. Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Link
b. Modul 3.2.Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Link
c. Modul 3.3.Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, student Agency Link

Read More »
15 September | 0komentar

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 2.3 : Coaching



Pada modul 2.3 ini, saya merefleksikan hasil dari kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal Refleksi dwi minggu ini membahas materi pada Modul 2.3 tentang Coaching. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media yang mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi yang saya pakai adalah Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) Kali ini saya akan coba merefleksi pembelajaran dan aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan di Learning Management System (LMS). Kegiatan dimulai dari modul 2.3 sampai post tes modul 2.
1. Facts (Peristiwa)
Di minggu ini ada beberapa aktivitas pembelajaran yaitu diawali mulai dari 2.3 mulai dari diri diana saya membuat blog yang berisikan jawaban dari pertanyaan pemantik yang diberikan untuk merefleksikan diri saya tentang supervise di sekolah saya, kemudian masuk ke eksplorasi konsep, modul 2,3,a,4,1 yang membahas tentang coaching, perbedaan antara metode pengembangan diri coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training, konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan dalam konteks pendidikan, paradigma coaching dilihat dari system Among yang merupakan konsep dari Ki Hajar Dewantara, selanjutnya masuk ke modul 2.3.a.4.2 tentang eksplorasi paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervise akademik, selain itu disana juga dijabarkan perbedaan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat, dibantu dengan video percakapan coaching yang membantu saya memahami tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang coach yang baik. Selanjutnya di modul 2.3.a.4.3 di Bahas tentang kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching. Alur coaching mulai dari Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab yang diakronimkan menjadi TIRTA, diharapkan akan seperti air yang mana komunikasi bisa mengalir, disini juga dibahas tentang inti coaching yaitu presence kehadiran penuh yang terlihat pada coach, dengan memberikan perhatian penuh akan apa yang disampaikan oleh coachee, menjadi seorang pendengar aktif dengan sesekali memberikan tanggapan atas apa yang sedang dibicarakan oleh coachee, dan dibahas tentang keterampilan membuat pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching, selain itu, modul ini juga membahas tentang jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana aksi, coaching untuk melakukan refleksi, coaching untuk memecahkan masalah dan coaching melakukan kalibrasi. Diforum diskusi eksplorasi kami saling melakukan pemantapan pemahaman dengan berdiskusi antar CGP. Pada modul 2.3.a.5 yaitu ruang kolaborasi saya berpasangan dengan Bu Carolina melakukakn sebuah percakapan coaching untuk benar-benar memberikan pengalaman coaching secara nyata dengan teman sesama CGP, dan hasil percakapan divideokan dan diunggah sebagai salah satu tagihan dari LMS, kemudian pada modul 2.3.a.6 demonstrasi kontekstual, kami dikelompokkan dengan beranggotakan 3 orang (Bu Carolina, saya, dan Bu Helmi, kami membuat video percakapan dengan 1 CGP menjadi observer, 1 CGP lain menjadi coach, dan 1 CGP lainnya menjadi Coachee, kami melakukan secara bergiliran, kegiatan ini menambah pemahaman kami tentang bagaimana seharusnya menjadi observer, apa yang perlu diperhatikan pada saat pra observasi, saat observasi dan pasca observasi. Selanjutnya saya belajar modul 2.3.a.7 yaitu elaborasi pemahaman bersama Ibu Mulida membahas tentang coaching dan supervisi akademik lebih dalam lagi. Dan kemudian saya membuat koneksi antar materi modul 2.3, dengan memberikan refleksi saya denga napa yang saya dapati dan bagaimana denganrencana dan Langkah ke depannya yang akan saya lakukan, selanjutnya yaitu membuat rancangan aksi nyata yang berkaitan dengan supervise akademik yang dilakukan dengan teman sejawat, dan pada hari jumat, 7 oktober saya melakukan test akhir modul 2.
2. Feelings (Perasaan)
Saya antusias dan sangat semangat mengikuti aktivitas pembelajaran tentang coaching ini. Pada modul 2.3. ini, Saya menjadi begitu penasaran di awalnya bagaimana menjadi coach yang baik, dan kemudian merasa senang sekali karena semuanya terjawab di modul ini ditambah dengan beberapa praktik langsung bersama para CGP membuat pemahaman baik tentang modul 2. Dari hasil praktik saya merasa masih banyak kekurangan sehingga merasa bersemangat untuk belajar lagi dan berusaha memahami tentang coaching, bagaimana membuat pertanyaan berbobot, dan bagaimana bersikap sebagai coach yang baik.
3. Findings (Pembelajaran)
Informasi, pengetahuan dan pengalaman baru pada modul 2.3. memberi saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching yang baik dan bagaimana melakukan supervise akademik yang baik yang dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat, ada fase ini saya diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2:yang pernah saya dapati mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan coaching dan supervise akademik, di modul ini juga saya mencoba merancang sebuah aksi nyata supervisi akademik terhadap rekan sejawat, untuk membantunya mengembangkan kemampuan diri rekan sejawat.
4. Future (Penerapan)
Sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan mungkin rekan sejawat. permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahannya. Oleh karena itu, coaching sangat perlu dilakukan untuk bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik bagi muridnya dan orang lain.

Read More »
27 August | 0komentar

Kumpulan Tugas Aksi Nyata CGP

Pada Akhir kegiatan modul CGP melakukan kegiatan berupa Aksi Nyata. Aksi nyata memberikan ruang pada CGP menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam satu rangkaian modul. Aksi nyata dimaksudkan sebagai proses pengembangan profesionalisme berkelanjutan karena dapat mengambarkan sebuah kesatuan antara proses pembelajaran dan implementasinya. Dalam harapannya, aksi nyata perlu dijalankan secara terus menerus bahkan hingga Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) telah diselesaikan. Tugas Aksi Nyata CGP

Tabel Kumpulan Tugas Elaborasi Pemahaman CGP

No
Aksi Nyata Modul
Link
1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak
a. Modul 1.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 1.2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak Link
c. Modul 1.3. Visi-Misi CGP Link
d. Modul 1.4. Budaya Positif,Keyakinan Kelas dsb Link
2 Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid
a. Modul 2.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 2.2 : Pembelajaran Berdiferensiasi yang Berpihak pada Murid Link
c. Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik Link
3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah
a. Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Link
b. Modul 3.2.Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Link
c. Modul 3.3.Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, student Agency Link

Read More »
17 September | 0komentar

Kumpulan Tugas Ruang Kolaborasi CGP

Ruang Kolaborasi memberikan ruang perjumpaan bagi CGP untuk berkolaborasi, berdiskusi sesama CGP dalam menemukenali terkait materi yang relevan menjadi penguatan. Hasil kolaborasi dalam menemukenali materi yang dibahas menjadi dasar pengetahuan dan pengalaman baru dalam merefleksikan tentang tema yang dibahas untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid
Anda bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang untuk mengeksplorasi nilai-nilai luhur sosial budaya di daerah asal Anda dalam upaya menebalkan konteks diri (kekuatan kodrat) murid sebagai manusia dan anggota masyarakat. Indonesia memiliki keberagaman sosial budaya yang dapat menjadi kekuatan dalam menuntun proses pendidikan anak. Tugas Ruang Kolaborasi CGP

Tabel Kumpulan Tugas Ruang Kolaborasi CGP

No
Ruang Kolaborasi Modul
Link
1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak
a. Modul 1.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 1.2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak Link
c. Modul 1.3. Visi-Misi CGP Link
d. Modul 1.4. Budaya Positif,Keyakinan Kelas dsb Link
2 Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid
a. Modul 2.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 2.2 : Pembelajaran Berdiferensiasi yang Berpihak pada Murid Link
c. Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik Link
3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah
a. Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Link
b. Modul 3.2.Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Link
c. Modul 3.3.Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, student Agency Link

Read More »
02 September | 0komentar

Pengumuman Seleksi Tahap 1 Calon Guru Penggerak


Sesuai dengan Surat dari Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan tertanggal 12 April 2022 Nomor 1059/B3/GT.03.15/2022 perihal Pengumuman seleksi Tahap 1 Calon Guru Penggerak Angkatan 6, tertuju kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten. Telah diumumkan Calon Guru Penggerak yang lulus seleksi tahap 1 pada angkatan 6. Sebagai berikut: Menindaklanjuti surat kami nomor 0589/B3/GT.03.15/2021, tanggal: 28 Desember 2021, hal: Rekrutmen Calon Guru Penggerak Angkatan 6, kami sampaikan bahwa Tim Seleksi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan telah melakukan proses seleksi tahap 1 Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 6. Seleksi tahap 1 dilakukan melalui penilaian CV, Unggahan Dokumen, dan Esai. Berkenaan dengan proses seleksi tahap 1 dimaksud, dengan hormat kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut.

  1. Pendaftar CGP yang kami terima melalui laman pendaftaran sejumlah 131.444 orang. 
  2. CGP yang memenuhi persyaratan kelengkapan CV, unggahan dokumen, dan esai melalui proses verifikasi dan validasi (verval) berjumlah 55.285 orang. 
  3. CGP yang dinyatakan lulus tahap 1 angkatan 6 berjumlah 12.807 orang (lampiran 2) dan yang bersangkutan berhak untuk mengikuti seleksi tahap 2. Proses seleksi tahap 2 meliputi simulasi mengajar dan wawancara. 
  4. Sebelum melakukan simulasi mengajar CGP diwajibkan menyusun RPP dan mengunggahnya pada portal https://gurubelajardanberbagi.kemdikbud.go.id/ pada rentang waktu tanggal 16 April 2022 pukul 08.00 WIB s.d. 22 April 2022 pukul 12.00 WIB dan disinkronkan dengan SIMPKB. Rambu-rambu penyusunan RPP, petunjuk simulasi mengajar, dan petunjuk pelaksanaan wawancara dapat dilihat pada lampiran 1. 
  5. Seleksi simulasi mengajar dan wawancara akan dilaksanakan secara daring (online) mulai tanggal 18 April 2022 s.d. 21 Juni 2022. 
Selanjutnya kami mohon perkenan Saudara untuk dapat menyampaikan informasi hasil seleksi tahap 1 ini, kepada CGP yang dinyatakan lulus untuk mempersiapkan diri mengikuti proses seleksi tahap 2.


Read More »
17 April | 0komentar

Kumpulan Tugas Eksplorasi Konsep CGP

Pada Pendidikan Guru Penggerak Alur Eksplorasi Konsep, CGP di harapkan menunjukan pemahaman Tentang Materi, konsep-konsep materi yang menjadi topik.Sesi pembelajaran yang kedua ini terdiri dari 2 bagian yaitu eksplorasi konsep secara mandiri dan eksplorasi konsep melalui forum diskusi. Tugas Eksplorasi Konsep CGP

Tabel Kumpulan Tugas Eksplorasi Konsep CGP

No
Eksplorasi Konsep Modul
Link
1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak
a. Modul 1.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 1.2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak Link
c. Modul 1.3. Visi-Misi CGP Link
d. Modul 1.4. Budaya Positif,Keyakinan Kelas dsb Link
2 Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid
a. Modul 2.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 2.2 : Pembelajaran Berdiferensiasi yang Berpihak pada Murid Link
c. Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik Link
3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah
a. Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Link
b. Modul 3.2.Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Link
c. Modul 3.3.Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, student Agency Link

Read More »
01 September | 0komentar

Kumpulan Tugas Koneksi Antar Materi CGP

Koneksi antar materi adalah penguasaan pemahaman calon guru penggerak (CGP) terhadap materi yang telah dipelajari dengan mengaitkan materi awal sampai dengan materi yang terakhir
Tugas Koneksi Antar Materi CGP

Tabel Kumpulan Tugas Koneksi Antar Materi CGP

No
Koneksi Antar Materi Modul
Link
1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak
a. Modul 1.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 1.2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak Link
c. Modul 1.3. Visi-Misi CGP Link
d. Modul 1.4. Budaya Positif,Keyakinan Kelas dsb Link
2 Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid
a. Modul 2.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 2.2 : Pembelajaran Berdiferensiasi yang Berpihak pada Murid Link
c. Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik Link
3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah
a. Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Link
b. Modul 3.2.Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Link
c. Modul 3.3.Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, student Agency Link

Read More »
16 September | 0komentar

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3

Calon Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Purbalingga 
Oleh : Sarastiana, S.Pd, MBA 



 MODEL 4F (FACTS, FEELINGS, FINDINGS, FUTURE) 
Jurnal refleksi adalah untuk menuangkan perasaan, gagasan dan pengalaman praktik baik yang telah dilakukan dengan memilih model refleksi Model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future). Sebagai refleksi pembelajaran dan aktivitas yang telah dilakukan di Learning Management System (LMS). Minggu ini ada beberapa aktivitas pembelajaran yaitu diawali dengan mempelajari konsep modul 3.3 Modul Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid mulai dari diri, Eksplorasi Konsep dilanjut kegiatan ruang kolaborasi, demostrasi kontekstual, Elaborasi Konsep dan koneksi antar materi dan Aksi nyata. 

1.Facts (Peristiwa) 
Modul 3.3 Pengelolaan program berdampak positif bagi siswa. Ini adalah paket modul terakhir untuk calon guru di Angkatan 6 Kabupaten Purbalingga melalui LMS. Kegiatan dimulai pada hari Rabu tanggal 1 Februari 2023 Mulai dari diri, di Ruang Kolaborasi 1 dan pada hari Rabu tanggal 9 Februari 2023 di Ruang Kolaborasi 2 dengan guru pendamping CGP Muhamad Syaefudin,SPd. Kemudian dilanjutkan dengan refleksi terbimbing dan demonstrasi kontekstual. Demonstrasi kontekstual merupakan rancangan program yang mempengaruhi siswa melalui pelaksanaan langkah-langkah BAGJA. BAGJA berarti mengajukan pertanyaan, mengambil pelajaran, mengeksplorasi mimpi, membuat rencana dan mengatur eksekusi. Setelah demonstrasi terkait konteks selesai, dampak positif dari modul pemahaman manajemen program 3.3 pada siswa diikuti pada hari Jumat, 11 November 2022. Kami CGP angkatan 6 Kabupaten Purbalingga menjelaskan kaitan antar materi pada Modul 3.3. Modul ini memberikan penjelasan tentang latar belakang judul dan kaitannya dengan modul sebelumnya. Kaitan dengan materi sebelumnya pada modul 3.2 Pemetaan Aset Sekolah dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dimana aset milik sekolah harus dikelola dengan baik untuk menggali potensi peserta didik agar tercapai maksimalisasi pendidikan sesuai dengan karakter dan usia peserta didik, sebagaimana cita-cita Ki Hajar Dewantara bapak pendidikan nasional. Aset sekolah meliputi modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal ekonomi, modal politik, modal agama dan budaya. 

2.Feelings (Perasaan) 
Perasaan saya saat mempelajari modul ini yaitu membahagiakan sekaligus menyedihkan. Membahagiakan meskipun banyak tugas yang harus dikerjakan, Alhamdulillah, dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Jika pikiran diibaratkan sebuah gelas, berusaha saya kosongkan supaya saya bisa menerima ilmu yang saya pelajari dari PGP ini. Saya berupaya akan adanya perubahan sebagai guru sebelum dan sesudah mengikuti PGP karena tugas sebagai Guru Penggerak sangatlah luar biasa yaitu untuk mengimplementasikan Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid. Adapun hal yang menyedihkan adalah vicon terakhir kami dengan Fasilitator kami yaitu Ibu Sulastri yang selama kami menjalani program guru penggerak selalu sabar dan juga telaten membimbing kami dalam mengerjakan tugas-tugas di LMS. Meskipun kami belum pernah bertemu dengan beliaunya secara langsung, akan tetapi kedekatan beliau dengan kami, diibaratkan Ibu dengan anak. 

3.Findings (Pembelajaran) 
Modul 3.3 melengkapi pemahaman saya bahwa program yang dirancang dan dibuat harus memuat contents voice/suara, choice/pilihan dan ownership/kepemilikan murid. Membuat program yang berdampak pada siswa dilakukan melalui alokasi yang tepat dari sumber daya/peluang yang dimiliki oleh sekolah. Pemetaan aset yang benar memudahkan pengoptimalan program agar berjalan dengan lancar dan, tentu saja, membantu meminimalkan hambatan. Optimalisasi aset yang tepat tentu akan memudahkan terwujudnya visi dan misi sekolah. Modul ini juga akan menambah pengetahuan kita tentang CGP dalam mengelola program yang mempengaruhi siswa melalui strategi MELR (Monitoring, Evaluation, Learning and Reporting). Selain itu, kami juga diajarkan pentingnya analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dalam rencana program yang dibuat. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats) ini juga berguna untuk memitigasi risiko pelaksanaan program yang berdampak pada siswa di SMK Negeri 1 Bukateja Modul pembelajaran 3.3 merupakan poin yang harus dimiliki oleh kepala sekolah agar lebih kreatif, inovatif dan sinergis untuk mengembangkan sumber daya yang ada di sekolah. Program yang dikelola dengan baik mempengaruhi kemandirian belajar dan tentunya menghasilkan siswa yang berprofil siswa pancasila. 

4.Future (Penerapan) 
Rencana ke depan dengan materi yang diperoleh sebagai CGP dibagikan dengan rekan kerja dan menerapkan apa yang saya pelajari di sekolah. Dalam penyusunan program yang direncanakan, tentunya perlu dicantumkan contents voice/suara, choice/pilihan dan ownership/kepemilikan murid. Saat menghadapi Purbalinggaa, CGP sudah tahu bagaimana meminimalkan risikonya.

Read More »
17 March | 0komentar

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 2.2 : Kompetensi Sosial dan Emosional

Sharing pengalaman pada jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.2 yaitu tentang Pembelajaran Sosial Emosional dengan model refleksi 4F (Fact, Feeling, Finding, Future) konsep dari Robert Greenaway. Model ini lalu diadaptasi kedalam bahasa Indonesia menjadi 4P yaitu: Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan). Sehingga, kemudian yang kami jadikan pertanyaan pemantik dalam membuat refleksi ini adalah : 
1. Apa yang kami (CGP) lihat dalam proses tersebut? (Peristiwa) 
2. Apa yang kami (CGP) rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami? (Perasaan) 
3. Apa hal yang bermanfaat dari proses tersebut? (Pembelajaran) 
4. Apa umpan balik yang kami (CGP) dapatkan? (Pembelajaran) 
5. Apa yang ingin kami (CGP) perbaiki atau tingkatkan, agar ini berdampak lebih luas? (Penerapan)
   
1. Facts (Peristiwa)
Alhamdulillahirabbil 'aalamiin saya ucapkan terimakasih kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya saya telah dapat menyelesaikan dan mempelajari modul 2.2 dengan bantuan Ibu Sulastri sebagai fasilitator saya dan Bp. Muh. syaefudin sebagai Pengajar Praktiknya. Sesuai tahapan MERDEKA yang dilaksanakan, pembelajaran Modul 2.2 ini dimulai dengan mulai dari diri, kami disuguhi materi dan video yang ada di LMS serta diberikan beberapa pertanyaan tentang pengalaman yang pernah kami alami yang berhubungan dengan tugas kami sebagai pendidik yang berkaitan dengan sosial dan emosional. Bagaimana kami mengahadapi krisis tersebut, bagaimana kami bisa bangkit dari krisis tersebut, serta apa yang kami pelajari dari krisis tersebut. 
Kemudian paparan dengan eksplorasi konsep yang berisi materi-materi tentang Kompetensi Sosial Emosional, Pembelajarannya serta Implementasinya di sekolah. Selain itu juga diselingi dengan tugas-tugas yang berisi refleksi dari tiap-tiap materi yang telah kami pelajari. Dengan mempelajari Pembelajaran Sosial Emosional ini diharapkan agar : 
1. Kami dapat menjelaskan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. 
2. Dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. 
3. Dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional (KSE). 
4. Dapat menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. 
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran Sosial Emosional ini dapat diimplementasikan di kelas atau sekolah dengan 4 indikator yaitu, pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan kuirkulum akademik, melalui proses menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan. Untuk menambah pemahaman kami dalam mendalami modul tentang pembelajaran berdifernsiasi, kami juga melakukan tatap maya dengan fasilitator dalam ruang kolaborasi yang terbagi atas 2 sesi, yaitu sesi diskusi dan sesi presentasi. Pada hari selasa tanggal 28 Februari 2023, Bapak Muhtarom, M.Pd selaku fasilitator kami memberikan pemantapan tentang modul pembelajaran sosial emosional yang kemudian kami diminta untuk melakukan diskusi dengan menaganalisis tentang implementasi KSE. Pada hari berikutnya, 18 Nov 22 kami melakukan presentasi hasil dari diskusi kelompok yang sudah kami kerjakan.
2. Feeling (perasaan)
Selama kurang lebih dua minggu mempelajari modul 2.2 ini, banyak sekali hal yang dirasakan. senang, sedih, bahagia, semua bercampur aduk dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru. Banyak sekali perasaan yang timbul dari diri saya, seperti perasaan senang, karena bertambah lagi ilmu saya terutama bagaimana tentang bagaimana saya mampu mengenali emosi yang sedang saya rasan serta bagaimana saya mampu mengelola emosi tersebut agar tidak melakukan tindakan yang mungkin akan berdampak negatif bagi murid saya. Karena ketidakmampuan saya mengelola emosi tersebut, murid saya yang akan menerima akibatnya. Selama ini saya merasa, apapun perasaan yang sedang saya rasakan itu tidak akan mempengaruhi diri saya ataupun orang lain dalam pelaksanaan tugas saya sebagai guru. 
Selain itu, perasaan cemas juga sedikit mengahampiri saya setelah mempelajari modul ini, saya cemas jika saya tidak mampu memahami perasaan murid saya. Dan perasaan yang sedang dialami mereka tentunya akan berpengaruh terhadap proses melaksanakan dan menerima pelajaran. Saya tidak ingin, ketidakmampuan saya memahami perasaan mereka, akan mengurangi kualitas hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sebenarnya sebelum mempelajari modul 2.2 rata-rata CGP sudah menerapkan pembelajaran Sosial Emosional di sekolahnya masing-masing, namun memang belum spesifik dan belum mengerti istilah pembelajaran sosial emosional, dan bagaimana mengatur pembelajaran sosial emosional tersebut dengan baik. Banyak ilmu Pengetahuan yang saya dapatkan selama menjalani proses ini, bagaimana menjadi guru yang seharusnya dapat memanjemen sosial emosional, bagaimana menerapkan pembelajaran sosial emosional di sekolah.
3. Finding (pembelajaran)
Dalam modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional banyak ilmu baru yang bisa saya dapatkan. Dari modul ini saya mendapatkan pelajaran bahwa mengenali emosi diri sebelum melakukan setiap tindakan itu harus, agar tindakan tersebut tidak berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain mengenali emosi diri, kita juga dituntut untuk mampu mengelola emosi tersebut agar kita kembali ke keadaan semula yaitu dalam keadaan yang bahagia. Selain itu, banyak lagi ilmu yang saya dapatkan di modul ini seperti kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Semua materi tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik dan positif dengan sesama rekan kerja, dengan murid maupun dengan masyarakat disekitar kita. 
Beberapa kesimpulan dalam mempelajari modul ini antara lain: Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai 5 Kompetensi Sosial dan Emosional. 5 Kompetensi Sosial Emosianal diantaranya sebagai berikut : 
1. Kesadaran Diri (Self Awareness), 
2. Pengelolaan Diri (Self Management), 
3. Kesadaran Sosial (Social Awareness), 
4. Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills), 
5. Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making). 
Kompetensi sosial emosional ini juga dapat diterapkan di kelas maupun disekolah. Penerapan PSE di kelas bisa dilakukan dengan pembelajaran secara eksplisit maupun terintegrasi dalam proses belajar guru dan kurikulum akademik. Juga dapat dilakukan dengan membentuk iklim kelas dan budaya sekolah serta dengan melakukan penguatan pada Tenaga pendidik maupun tenaga kepedidikan. Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan berefleksi tentang kompetensi sosial dan emosional dengan cara yang sesuai dan terbuka dengan keragaman budaya. Pengajaran eksplisit KSE dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. 
Pendidik dapat menggunakan berbagai proyek, acara atau kegiatan sekolah yang rutin untuk mengajarkan kompetensi sosial dan emosional secara eksplisit. Untuk mengintegrasikan KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta musik, seni, dan pendidikan jasmani. Indikator ketiga dalam implementasi pembelajaran sosial dan emosional adalah menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah. Lingkungan yang memprioritaskan kualitas relasi antara guru dan murid adalah salah satu indikator utama dalam penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah. 


Kualitas relasi guru dan murid yang tercermin dalam sikap saling percaya akan berdampak pada ketertarikan dan keterlibatan murid dalam pembelajaran. Sikap saling percaya akan menumbuhkan perasaan aman dan nyaman bagi murid dalam mengekspresikan dirinya. murid-murid akan lebih berani bertanya, mencari tahu, berpendapat, mencoba, berkolaborasi sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya secara lebih optimal. Selain kualitas relasi guru dan murid, lingkungan kelas yang aman dan positif juga dapat diciptakan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat merangkul keberagaman dan perbedaan, melibatkan murid, dan menumbuhkan optimisme. Adapun tujuan utama PSE itu sendiri adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
4. Future (penerapan)
Dari pendalaman materi PSE pada modul 2.2 ini saya berencana untuk menerapkannya terlebih dahulu dalam lingkup kelas saya disekolah seperti melakukan Bernafas dengan kesadaran penuh sebelum memulai pembelajaran dengan teknik STOP, kemudian juga mengintegrasikan kompetensi tersebut dalam pembelajaran saya seperti menerapkan kompetensi kesadaran sosial dalam kegiatan diskusi di kelas, kemudian menerapkan keterampilan berelasi pada saat melakukan refleksi ataupun memberikan umpan balik terhadap hasil kerja teman maupun penjelasan guru dengan menggunakan kata-kata yang positif dan mudah dimengerti. Inilah sedikit hasil refleksi dwi mingguan saya pada modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional pendidikan guru penggerak angkatan 6 Kab. Purbalingga

Read More »
26 August | 0komentar

Tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.4

  • CGP dalam kelompok membuat karya poster/peta pikiran/powerpoint/video tentang rancangan SATU kegiatan sebagai upaya mengkolaborasikan kekuatan nilai yang telah dimiliki tiap rekan dalam kelompok (3 JP). 
  • CGP dalam kelompok mempresentasikan karya poster/peta pikiran/powerpoint/video tentang rancangan SATU kegiatan sebagai upaya mengkolaborasikan kekuatan nilai yang telah dimiliki tiap rekan dalam kelompok (2 JP). 
  • CGP membuat refleksi mengapresiasi peran SATU rekan sekelompok (1 JP).

Read More »
04 September | 0komentar

Menunggu Episode Berikutnya!

Kelompok dengan Fasilitator Ibu Sulastri,ST, Pengajar Praktik : Bp. Muhammad Syaefudin, Bp. Heru, Ibu Yohana dan Bp. Eka

Menjalani sebuah episode yang telah dijalani sebagai Calon Guru Penggerak (CGP), setelah lolos seleksi administrasi. Kemudian dinyatakan lolos pada seleksi kedua melalui tes mengajar dan diakhiri dengan test wawancara. Mendaftar menjadi Calon Guru Penggerak melalui SIM PKB, berhasil masuk mengikuti kegiatan berikutnya adalah suatu yang membanggakan. Masuk sebagai Angkatan 6 CGP  Kabupaten Purbalingga. 
Proses selanjutnya adalah episode dengan melakukan lakon Pendidikan Guru Penggerak, mengikuti 9 bulan. Menjalani episode ini merupakan warna tersendiri bagi saya, merupakan langkah untuk maju sebagai barometer pencapaian seberapa besar motivasi untuk dapat berkembang kearah yang lebih baik/maju. Bertukar pikiran, berbagi ilmu, berbagi aksi nyata, dan berkolaborasi dengan teman-teman guru dalam satu Kabupaten Purbalingga yang mempunyai visi yang sama merupakan hal yang sangat positif bagi saya. 
Kegiatan selama 9 bulan, dengan tetap melakukan tugas wajib sebagai guru yakni mengajar dan tugas tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, sungguh sebuah tataran laku hidup yang mengasyikan, menantang dan menegangkan. Tugas-tugas CGP yang demikian banyak, beruntun, marathon ditambah kegiatan sebagai Wakakur yang demikian berjubel dan multi keadaan. Diwajibkan untuk mengerjakan tugas-tugas CGP melalui LMS tentu dengan due date yang timing waktunya 1 dan 2 hari. 
Melakoni episode ini sungguh merupakan kegiatan yang menggairahkan terutama pada insting-insting mengatur manajemen waktu. Dan laku ini menjadi sebuah habit. Pengaturan waktu menjadi sebuah keharuskan, mejalani, mengerjakan tugas di manapun pada kesempatan apapun dilakukan. Tentu tidak mengganggu tugas utama, melakukan pembelajaran. Tugas yang ada dengan alur MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demontrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata) dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun per 7 Mei 2023 dashboard perkembangan LMS masih 99%. 
Rentetan kegiatan dengan menggunakan alur merdeka melalui LMS dilakukan secara daring, dan ada yang dilakukan secara luring yaitu pendampingan individu (PI) yang dilakukan oleh Pengajar Praktik (PP) dan lokakarya 1 sampai dengan lokakarya 7. Lokakarya pertama dilaksanakan di SMK negeri 1 Jateng dan lokakarya 2 s.d. 7 dilaksanakan di SMAN 1 Padamara Purbalingga Jateng. 
Melalui Program Kerja dengan Tema Literasi Digital mencoba mengimplementasikan pengetahuan dan pengalaman mengikuti penddidikan guru penggerak di sekolah. Hulu dari semua pengetahuan, ketrampilan dan keberhasilan adalah membaca/ literasi. Tanpa ada literasi sebuah tujuan, ide, visi tentu akan jauh api dari panggang. Membiasakan literasi bagi siswa melalui P5 sebagai ide yang tentu akan merambah, berimbas kepada kemampuan lain yang sangat berguna bagi turut berkembangnya peserta didik. 
Semoga saja hasil tidak akan pernah mengkhianati proses serta takdir Tuhan yang tidak akan pernah tertukar untuk seseorang. Hal tersebut saya yakini untuk melakukan hal-hal terbaik disaat semua kesempatan datang. Meski sedang menunggu pengumuman kesempatan untuk meningkatkan kapasitas diri terbuka, semakin meneguhkan visi untuk terus berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak demi mewujudkan perubahan yang nyata dan lebih baik.






Read More »
07 May | 0komentar

Lokakarya 5 CGP Angkatan 6 Kabupaten Purbalingga

 


Lokakarya 5 CGP Angkatan 6 Kab.Purbalingga dilaksanakan di SMA negeri 1 Padamara Kab.Purbalingga pada tanggal 18 Maret 2023.Pada kegiatan lokakarya ke 5  yaitu menjalankan tahapan inkuiri apresiasif (BAGJA)Yaitu merancang program berorentasi pada kepemimpinan murid (Student Agency )  dengan mengoptimalkan aset yang di miliki sekolah .Dalam kegiatan lokakarya ke 5 ini mempunyai tujuan belajar yaitu 
1. CGP Mampu memaknai data yang di peroleh dalam tahapan B(Buat pertanyaan ) dan A ( Ambil Pelajaran ) untuk menjadi informasi dalam merancang fase Gali mimpi . 
2. CGP Dapat menentukan actor --aktor yang akan di libatkan dalam fase gali mimpi sekaligus menyusun  strategi pelibatan actor. 
3) Membuat rencana program berkaitan dengan Perubahan yang ditawarkan pada kepemimpinan murid






Read More »
23 March | 0komentar

Demontrasi Kontekstual Modul 3.2

Link Youtube

Tugas Modul 3.2. Demonstrasi Kontekstual dalam bentuk artikel berikut. Juga disajikan dalam bentuk video di Youtube, klik disini

Tujuan Pembelajaran
  1. CGP dapat menganalisis tentang visi dan prakarsa perubahan dari tayangan video praktik baik yang ada.
  2. CGP dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan B - A - G - J - A dari tayangan video yang ada. 
  3. CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video. 
  4. CGP dapat menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video praktik baik ini.

Gunakan pertanyaan - pertanyaan di bawah ini untuk membantu menganalisis video. 
Kira-kira apakah visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi? 



Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video? 



Apakah Pertanyaan Utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut?




Kegiatan/tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan: B A G J A Apa peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video? 

B = BUAT PERTANYAAN UTAMA
  • Guru berkoordinasi dengan teman sejawat untuk merumuskan prakarsa perubahan yang akan dilakukan
  • Meminta pendapat murid untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dapat meningkatkan semangat belajar 
  • Meminta pendapat murid tentang apa saja yang disukai di dalam kelas 
  • Mengajak murid untuk berkunjung kekelas 2 dan kelas 6 guna melihat hal-hal yang mereka sukai

A : Ambil Pelajaran
  • Guru memfasilitasi untuk melakukan survey secara langsung ke kelas 2 dan kelas 6 yang memiliki karya- karya kelas yang beragam yang ditempelkan. 
  • Guru memberi kesempatan kepada murid untuk mencari inspirasi seluas-luasnya 
  • Guru memfasilitasi murid dalam kelompok untuk mendiskusikan apa yang mereka suka dari kelas lain dan apa dari kelas kita 
  • Guru menampung semua pendapat murid 
  • Guru memandu murid untuk mencari pengalaman positif dari kelas lain untuk dijadikan pelajaran
G = GALI MIMPI
  • Guru memfasilitasi kelompok untuk mengambil bahan- bahan untuk menuliskan kelas yang mereka impikan.
  • Guru meminta murid untuk membayangkan kelas impian mereka
  • Guru meminta murid untuk menjelaskan design kelas yang mereka impikan sebagai penyemangat belajar
  • Guru meminta murid untuk menyampaikan/ mempresentasikan gagasan dari tiap kelompok dari kelas yang mereka impikan
J = JABARKAN RENCANA
  • Guru membimbing murid untuk mendata hal-hal yang dibutuhkan kelas impian
  • Murid diajak berkontribusi dalam membuat kelas impian dan dibagi tugas secara berkelompok sebagai tanggungjawa bersama
A = ATUR EKSEKUSI
Menyepakati kapan akan dilakukan penyusunan kelas impian bersama dengan murid




Read More »
21 February | 0komentar

Tugas Mulai Dari Diri Modul 3.2 CGP

Mulai dari diri (2JP): 
  • CGP mengingat ulang pengetahuan mereka tentang faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sekolah dengan mengisi pertanyaan yang ada. 
  • CGP merefleksikan hasil jawaban yang dimiliki dari pengetahuan awal tentang materi ini dengan keadaan di sekolahnya. 
  • CGP mengajukan pertanyaan dan harapan tentang materi in


Modul 3.2 mulai diri dengan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini untuk melihat sejauh mana pengetahuan peserta tentang materi kali ini. Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas.
Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem? 
Secara garis besar ekosistem di sekolah terdiri dari dua yang berupa mahluk hidup,guru,siswa dan karyawan. yang berupa benda mati: gedung,ruang kelas, lapangan, kursi, bengkel, laboratorium, komputer, aplikasi SISTER dan lain-lain.

Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan. Memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan berupa guru 111 orang, karyawan 30 dan siswa 1777 anak. Sumber daya berupa peralatan bengkel dan laboratorium yang digunakan sebagai proses belajar mengajar praktik. Terdapat sumber daya media berupa elektronik yaitu website dan aplikasi yang digunakan untuk ulangan dan presensi berbasis android. Kami memiliki sumber daya berupa budaya industri dan peraturan-peraturan yang mendukung pada kedisiplinan. Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut. 

Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada? 
Kepala sekolah kami seorang yang konsisten, disiplin dan seorang yangi visioner. Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah? Pemimpin yang ideal adalah pemimpin memiliki managemen sebagai seorang manager, bisa menjadi contoh bagi guru, karyawan, dan siswa. Mempunyai rasa empati yang tinggi, mempunyai visi dan misi yang jelas dengan mengedepankan kebersamaan. memiliki jiwa bertanggungjawab dan sifat mengayomi kepada anggotannya Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah. 

Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah? Saya sebagai seorang guru yang mendapatkan tugas sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Dengan tugas tambahan sebagai wakakur ini berusaha untuk melayani guru dan siswa dalam pelaksanaan PBM. Pemanfaatan media sekolah dan perencanaan aplikasi SISTER (Sistem Informasi Sekolah Terpadu) 

Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini? 
Untuk diri sendiri, murid dan sekolah Harapan saya sebagai diri sendiri setelah mempelajari modul ini adalah memahami bagai mana mengelola dan memanfaatkan semua aset sekolah sebagai sebuah ekosistem. Sehingga dapat melayani. Pada murid diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan aset sekolah untuk mencapai PBM yang optimal. Sekolah : Harapan sekolah dpt menjadikan ekosistem sebagai media untuk memberdayakan semua komponen yang ada 

Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini? 
a. Kegiatan yang dilakukan adalah memaksimalkan sumber daya yang dimiliki sebagai kekuatan dan aset . 
b. Merencanakan kegiatan dan menginisasi untuk pengembangan sekolah untuk mendorong kepemimpinan berbasis data. 
c. Memfasilitasi keterlibatan orang tua dan masyrakat dalam pengembangan sekolah dan kualitas pembelajaran yang berdampak pada prestasi belajar siswa yang meningkat.

Read More »
25 August | 0komentar

Panen Hasil Karya CGP Bentuk Media Interaktif

Pelaksanaan Panen Karya dari pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Purbalingga akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 April 2023. Sebelumnya diadakan Lokakarya ke 7 pada Hari Jumat, 28 April 2023. Pada pelaksanaan Panen Hasil Karya para CGP menampilkan Aksi Nyata/ Program yang telah dibuat pada tugas-tugas selama pelaksanaan Pendidikan Guru Penggerak. So pasti adalah pembuatan dengan menggunakan versi cetak. Ada yang mengguakan Banner, Kertas dalam ukuran besar dan media lain untuk mengisi lapak yang telah disediakan oleh Panitia (BBGP, PP dll), yang tentunya jika dikonversikan secara ekonomi tentu sangat memakan biaya yang tidak sedikit.

Satu alternatif dari kami menampilkan obyek media Hasil Karya pada Panen Karya ini dengan menggunakan Media Interaktif. Sebagai media yang sudah saya gunakan untuk pembelajaran berdiferensiasi. Media ini biasanya digunakan untuk siswa yang bergaya belajar Kinestetik (berinteraktif sesuai kehendak siswa). Seperti siswa yang belajar menggunakan media yang saya buat/kembangkan maka dengan sesuka hati kita berselancar pada media interaktif tersebut apa yang kita ingin ketahui. 

Berikut Cover Intro dari media interaktif style="text-align: justify;">Fasilitator Ibu Sulastri, ST pada kelompok 06.17. Jateng. Capaian pembelajaran di daskboard saya masih/ baru 99%. Dan Pengajar Praktik kami adalah Bp. Muhammad Saefudin, MPd.


Pada Menu Home akan dibawa pada menu aktivitas Pelatihan yaitu "MERDEKA": Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demontrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata.


Memulai bereksplorasi penggunaan Media Interaktif ini :
1.  Semisal kita akan melihat Mulai dari diri, maka tinggal kita klik Button/tombol (M) atau Button/tombol (ULAI DARI DIRI). Maka akan sampai pada jendela/window/halaman Mulai dari diri seperti di bawah ini.


2. Berikutnya  klik gambar yang tertera di atas dari Mulai Dari Diri Modul 1.1 s.d. Mulai Dari Diri Modul 3.3.

3. Media ini juga dapat digunakan berbasis Androidn dengan kita Install di APK Builder. Kita instal di HP sebelum menggunakannya.
4. Berikut saya lampirkan dalam versi Web. selamat menikmati semoga hal yang kecil ini bermanfaat bagi Bapak/Ibu/Saudara semua.

Mencoba Media Interaktif dari Panen Hasil Karya CGP Angkatan 6 Kab. Purbalingga dapat lihat pada link di bawah ini :








Read More »
27 April | 0komentar

2.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3


2.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3
Oleh
Sarastiana
CGP Angkatan 6 Kab.Purbalingga
SMK negeri 1 Bukateja

COACHING adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kinerja ,pengalaman hidup, pembelajaran diri ,dan pertumbuhan diri coache. 

A. Pengertian Coaching dan Relevasinya dengan Pemikiran Ki Hajar Dewantara 
Coaching merupakan proses kolaborasi yang fokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari sang coachee. 
Coaching merupakan salah satu metode yang efektif untuk diterapkan dalam bidang pendidikan yang prosesnya berpusat pada siswa. Dengan metode ini, pendidik dapat mendorong peserta didik untuk menerapkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kreatif, Dalam coaching ada proses menuntun yang dilakukan guru sebagai coach kepada murid sebagai coachee untuk menenemukan kekuatan kodrat dan potensinya untuk bisa hidup sesuai tuntutan alam dan zaman. Hal ini sejalan dengan pemikiran sang Maestro Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara (KHD) dimana menurutnya pendidikan itu adalah ada proses menuntun yang dilakukan guru untuk mengubah prilaku murid sehingga dapat hidup sesuai kodratnya baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat.

ANALISIS UNTUK IMPLEMEMTASI DALAM KONTEKS CGP : 
1. Sebagai seorang coach kita harus memunculkan pertanyaan yang berbobot untuk menggali semua potensi coache 
2. Dalam mengelola materi ajar kita sebagai CGP harus lebih kreatif dan menumbuhkan ide ide baru yang akan memancing semua rekan sejawat untuk lebih giat dalam pembelajaran di sekolah 
3. Tantangan terbesar kita sebagai seorang calon guru penggerak adalah harus siap tampil lebih baik dari teman teman yang lain yang penuh dengan kreatifitas yang luar biasa 
4. Untuk melawan arus tantangan ini kita sebagai cgp harus membuat suatu terobosan baru yang memunculkan hal hal yang sangat bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk sekolah dan seluruh Rekan sejawat. 

B. Peran Guru dalam Coaching 

Peran Guru sebagai coaching hendaknya tidak mengajarkan atau menginstruksikan sesuatu, tidak juga memberikan saran atau solusi secara langsung. Guru membantu peserta untuk belajar dan bertumbuh. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengajukan pertanyaan. Tentu saja bukan sembarang pertanyaan. Namun pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu kesadaran diri dan memprovokasi tindakan kreatif, menciptakan suasana nyaman dan rasa percaya untuk memberikan kebebasan dan kemerdekaan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk menjadi murid kuat secara kodrati, dengan demikian diharapkan guru dapat menuntun peserta didik untuk menemukan solusi di setiap permasalahan dan meraih prestasi terbaik dengan kekuatan yang dimilikinya. 

C. Konektivitas Coaching dengan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Sosial Emosional. 
Sistem Among yang dianut Ki Hajar Dewantara menjadikan guru dalam perannya bukan satu-satunya sumber pengetahuan melainkan sebagai mitra peserta didik untuk melejitkan kodrat dan irodat yang mereka miliki, apa yang dilakukan?, salah satunya adalah mengintegrasikan pembelajaran berdifrensiasi kedalam pembelajaran, dimana pembelajaran harus disesuaikan dengan minat, profil dan kesiapan belajar, sehingga pembelajaran dapat mengakomodir kebutuhan individu peserta didik, dalam hal ini “KHD mengibaratkan bahwa guru adalah petani, dan peserta didik adalah tanaman dan setiap individu peserta didik adalah tanaman yang berbeda, jika tanaman padi membutuhkan banyak air, tentu akan berbeda perlakuan terhadap tanaman jagung yang justeru membutuhkan tempat yang kering untuk tumbuh dengan baik”. 
Selain itu pendekatan Sosial dan Emosional dalam praktek coaching juga sangat diperlukan, Melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif yang diberikan guru, peserta didik akan menemukan kedewasaan dalam proses berfikir melalui kesadaran dan pengelolaan diri, sadar akan kekuatan dan kelemahan yang dimilkinya, mengambil prespektif dari berbagai sudut pandang sehingga sesuatu yang menjadi keputusannya telah didasarkan pada pertimbangan etika, norma sosial dan keselamatan.

D. Refleksi terhadap proses coaching di sekolah: 
  1.  Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat membantu murid untuk menuntun segala kekuatan kodratnya yang ada pada dirinya. 
  2. Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat membantu murid untuk mampu hidup sebagai individu dan bagian masyarakat yang mampu menggali dan memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. 
  3. Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat menuntun murid untuk memperoleh kemerdekaan belajar di sekolah. Refleksi terhadap proses coaching di sekolah: 

Read More »
09 December | 0komentar