Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran:
■ Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya
proses belajar berjalan lebih lambat
pada suatu periode (misalnya, ketika
pembelajaran di masa pandemi COVID-19)
sehingga dibutuhkan waktu lebih
panjang untuk mempelajari suatu konsep.
Ketika harus “menggeser” waktu untuk
mengajarkan materi-materi pelajaran yang
sudah dirancang, pendidik memiliki waktu
lebih panjang untuk mengaturnya.
■ Pembelajaran yang sesuai dengan
kesiapan peserta didik. Fase belajar
seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya, sementara kelas
menunjukkan kelompok (cohort)
berdasarkan usianya. Dengan demikian,
ada kemungkinan peserta didik berada
di kelas III SD, namun belajar materi
pelajaran untuk Fase A (yang umumnya
untuk kelas I dan II) karena ia belum
tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan
dengan mekanisme kenaikan kelas yang
disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme
Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
■ Pengembangan rencana pembelajaran
yang kolaboratif. Satu fase biasanya
lintas kelas, misalnya CP Fase D yang
berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX.
Saat merencanakan pembelajaran di
awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu
berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk
mendapatkan informasi tentang sampai
mana proses belajar sudah ditempuh
peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia
juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas
IX untuk menyampaikan bahwa rencana
pembelajaran kelas VIII akan berakhir di
suatu topik atau materi tertentu, sehingga
guru kelas IX dapat merencanakan
pembelajaran berdasarkan informasi
tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi dari capaian
untuk setiap mata pelajaran.
• Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai
ditulis dalam paragraf yang memadukan
antara pengetahuan, keterampilan, dan
sikap atau disposisi untuk belajar. Sementara
karakter dan kompetensi umum yang ingin
dikembangkan dinyatakan dalam profil
pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan
dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik
menjadi suatu rangkaian yang berkaitan.
• CP dirancang dengan banyak merujuk
kepada teori belajar Konstruktivisme
dan pengembangan kurikulum dengan
pendekatan “Understanding by Design”
(UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins
& Tighe (2005). Dalam kerangka teori ini, “memahami” merupakan kemampuan yang
dibangun melalui proses dan pengalaman
belajar yang memberikan kesempatan
kepada mereka untuk dapat menjelaskan,
menginterpretasi dan mengaplikasikan
informasi, menggunakan berbagai perspektif,
dan berempati atas suatu fenomena. Dengan
demikian, pemahaman bukanlah suatu
proses kognitif yang sederhana atau proses
berpikir tingkat rendah.
• Memang apabila merujuk pada Taksonomi
Bloom, pemahaman dianggap sebagai
proses berpikir tahap yang rendah (C2).
Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom
sebenarnya digunakan untuk perancangan
pembelajaran dan asesmen kelas yang
lebih operasional, bukan untuk CP yang
lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom
lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/
menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran
yang lebih konkret.
• Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan,
karakteristik, dan capaian per fase. Rasional
menjelaskan alasan pentingnya mempelajari
mata pelajaran tersebut serta kaitannya
dengan profil pelajar Pancasila. Tujuan
menjelaskan kemampuan atau kompetensi
yang dituju setelah peserta didik mempelajari
mata pelajaran tersebut secara keseluruhan.
Karakteristik menjelaskan apa yang
dipelajari dalam mata pelajaran tersebut,
elemen-elemen atau domain (strands)
yang membentuk mata pelajaran dan
berkembang dari fase ke fase. Capaian per
fase disampaikan dalam dua bentuk,yaitu secara keseluruhan dan capaian per fase
untuk setiap elemen. Oleh karena itu, penting
untuk pendidik mempelajari CP untuk mata
pelajarannya secara menyeluruh.
Memahami CP adalah langkah pertama yang
sangat penting. Setiap pendidik perlu familiar
dengan apa yang perlu mereka ajarkan, terlepas
dari apakah mereka akan mengembangkan
kurikulum, alur tujuan pembelajaran, atau
silabusnya sendiri atau tidak. Beberapa contoh
pertanyaan reflektif yang dapat digunakan
untuk memandu guru dalam memahami CP,
antara lain:
• Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki
peserta didik untuk sampai di capaian
pembelajaran akhir fase?
• Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?
• Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami?
• Apakah capaian yang ditargetkan sudah
biasa saya ajarkan?
Selain untuk mengenal lebih mendalam mata
pelajaran yang diajarkan, memahami CP juga
dapat memantik ide-ide pengembangan
rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah
beberapa pertanyaan yang dapat digunakan
untuk memantik ide:
• Bagaimana capaian dalam fase ini akan
dicapai anak didik?
• Materi apa saja yang akan dipelajari dan
seberapa luas serta mendalam?
• Proses belajar seperti apa yang akan
ditempuh peserta didik?
No comments:
Post a Comment