Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts with label Metode Pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label Metode Pembelajaran. Show all posts

Delapan Dimensi Profil Lulusan,

Profil lulusan bukan sekadar daftar mata pelajaran yang telah diselesaikan, melainkan cetak biru komprehensif yang menggambarkan karakter, kompetensi, dan kapabilitas yang diharapkan dimiliki oleh setiap individu setelah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu. Di tengah dinamika global yang terus berubah, fokus pada pengembangan profil lulusan yang holistik menjadi semakin krusitis. Artikel ini akan mengupas tuntas dimensi-dimensi kunci yang membentuk profil lulusan unggul, meliputi keimanan dan ketakwaan, kewargaan, kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi pada Pembelajaran Mendalam
  1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME Individu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan YME dan menghayati serta mengamalkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Kewargaan Individu yang memiliki rasa cinta tanah air serta menghargai keberagaman budaya, mentaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosial, serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan keberlanjutan kehidupan, lingkungan, dan harmoni antarbangsa dalam konteks kebhinekaan global.
  3. Penalaran Kritis Individu yang mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam memahami, mengevaluasi, serta memproses informasi untuk menyelesaikan masalah.
  4. Kreativitas Individu yang mampu berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat.
  5. Kolaborasi Individu yang mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab.
  6. Kemandirian Individu yang mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat tanpa bergantung pada orang lain.
  7. Kesehatan Individu yang memiliki fisik yang prima, bugar, sehat, dan mampu menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin (well-being).
  8. Komunikasi Individu yang memiliki kemampuan komunikasi intrapribadi untuk melakukan refleksi dan antarpribadi untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi baik lisan maupun tulisan serta berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi.



Read More »
24 June | 0komentar

Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam

 Materi Pembelajaran Mendalam




Pendidikan terus berkembang, dan di era yang serba cepat ini, tuntutan terhadap kualitas lulusan semakin tinggi. Bukan hanya sekadar menguasai materi, lulusan kini diharapkan memiliki kompetensi holistik yang relevan dengan tantangan masa depan. Di sinilah konsep pembelajaran mendalam (deep learning) menjadi krusial. Pembelajaran mendalam adalah pendekatan yang mendorong peserta didik untuk tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami konsep secara mendalam, berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan pengetahuannya dalam konteks nyata. Artikel ini akan membahas berbagai dimensi penting dalam kerangka pembelajaran mendalam.

Dimensi Profil Lulusan
Profil lulusan dalam kerangka pembelajaran mendalam jauh melampaui sekadar nilai akademis. Ada beberapa dimensi kunci yang menjadi fokus, yaitu: Penguasaan Konsep Mendalam: Lulusan tidak hanya tahu "apa", tetapi juga "mengapa" dan "bagaimana". Mereka mampu menjelaskan konsep-konsep kompleks dengan bahasa mereka sendiri dan menghubungkannya dengan berbagai ide. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah: Lulusan mampu menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, mengidentifikasi masalah, dan merumuskan solusi inovatif. Mereka tidak takut menghadapi tantangan dan mampu mencari berbagai perspektif. Kolaborasi dan Komunikasi Efektif: Di dunia yang semakin terhubung, kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi secara efektif adalah fundamental. Lulusan diharapkan mampu berinteraksi, berbagi ide, dan membangun konsensus dengan beragam individu. Kreativitas dan Inovasi: Lulusan didorong untuk berpikir di luar kotak, menghasilkan ide-ide baru, dan menerapkan solusi kreatif untuk masalah yang ada. Mereka tidak hanya mengonsumsi informasi, tetapi juga menciptakan. Karakter dan Kewarganegaraan Global: Pembelajaran mendalam juga menekankan pada pengembangan integritas, empati, ketahanan, dan tanggung jawab sosial. Lulusan diharapkan menjadi warga negara yang sadar dan berkontribusi positif bagi masyarakat global. Literasi Digital dan Belajar Sepanjang Hayat: Di era informasi, kemampuan menggunakan teknologi secara bijak dan terus belajar sepanjang hidup adalah suatu keharusan. Lulusan diharapkan proaktif dalam mengembangkan diri dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

Prinsip Pembelajaran
Untuk mencapai profil lulusan yang diinginkan, pembelajaran mendalam didasarkan pada beberapa prinsip utama: Fokus pada Makna dan Relevansi: Pembelajaran harus bermakna dan relevan bagi peserta didik. Mereka harus melihat hubungan antara apa yang mereka pelajari dengan kehidupan mereka dan dunia nyata. Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik: Peserta didik bukan objek pasif, melainkan aktor aktif dalam proses pembelajaran. Mereka didorong untuk mengambil kepemilikan atas pembelajaran mereka sendiri. Penekanan pada Pemahaman Konseptual: Bukan sekadar menghafal fakta, tetapi membangun pemahaman yang kokoh tentang konsep-konsep dasar dan hubungan di antaranya. Pembelajaran Berbasis Proyek dan Masalah Nyata: Peserta didik terlibat dalam proyek-proyek yang menantang dan memecahkan masalah-masalah nyata, yang menuntut mereka untuk mengaplikasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan. Lingkungan Belajar yang Mendukung Eksplorasi dan Risiko: Guru menciptakan suasana yang aman di mana peserta didik merasa nyaman untuk bertanya, bereksperimen, dan bahkan membuat kesalahan sebagai bagian dari proses belajar. Umpan Balik yang Konstruktif dan Berkelanjutan: Umpan balik tidak hanya tentang nilai, tetapi juga tentang memberikan arahan yang jelas untuk perbaikan dan pengembangan.

Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar dalam kerangka pembelajaran mendalam dirancang untuk memfasilitasi pencapaian profil lulusan dan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran. Ini mencakup: Pembelajaran Kolaboratif: Peserta didik sering bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah, melakukan proyek, dan saling belajar. Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan, menyelidiki, dan menemukan jawaban sendiri, daripada hanya menerima informasi dari guru. Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Aktif: Teknologi digunakan sebagai alat untuk eksplorasi, kreasi, dan kolaborasi, bukan hanya sebagai sumber informasi pasif. Asesmen Formatif yang Berkelanjutan: Asesmen tidak hanya untuk menilai hasil akhir, tetapi juga untuk memantau kemajuan peserta didik dan memberikan umpan balik yang relevan selama proses pembelajaran. Koneksi dengan Dunia Luar: Pembelajaran dihubungkan dengan komunitas, industri, dan isu-isu global melalui kunjungan lapangan, narasumber ahli, atau proyek-proyek yang melibatkan pihak eksternal. Ruang untuk Refleksi dan Metakognisi: Peserta didik diajak untuk merenungkan proses belajar mereka sendiri, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta merencanakan langkah selanjutnya.

Kerangka Pembelajaran (Struktur Implementasi)
Kerangka pembelajaran mendalam tidak hanya berhenti pada filosofi, tetapi juga membutuhkan struktur implementasi yang jelas. Ini bisa mencakup: Desain Kurikulum yang Fleksibel dan Terintegrasi: Kurikulum dirancang untuk memungkinkan koneksi antar-mata pelajaran dan memberikan ruang bagi pembelajaran yang berpusat pada minat peserta didik. Pengembangan Profesional Guru yang Berkelanjutan: Guru membutuhkan pelatihan dan dukungan untuk mengembangkan kapasitas mereka dalam memfasilitasi pembelajaran mendalam. Lingkungan Fisik yang Mendukung: Ruang kelas dan fasilitas lainnya dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi, eksplorasi, dan kreativitas. Kemitraan dengan Orang Tua dan Komunitas: Orang tua dan komunitas menjadi mitra dalam mendukung proses pembelajaran mendalam, menciptakan ekosistem yang terpadu. Sistem Asesmen yang Komprehensif: Mengukur tidak hanya pengetahuan, tetapi juga keterampilan, sikap, dan karakter sesuai dengan dimensi profil lulusan. Ini bisa melibatkan portofolio, proyek, dan observasi. Budaya Sekolah yang Inovatif: Seluruh ekosistem sekolah mendorong eksperimen, pembelajaran dari kesalahan, dan suasana yang mendukung pertumbuhan bagi semua warganya. Dengan mengimplementasikan kerangka pembelajaran mendalam secara komprehensif, institusi pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang memberdayakan peserta didik untuk menjadi individu yang kompeten, berdaya saing, dan siap menghadapi kompleksitas dunia abad ke-21. Ini bukan hanya tentang mengisi kepala dengan informasi, tetapi juga tentang membentuk pribadi yang mampu berpikir, berkreasi, berkolaborasi, dan berkontribusi secara bermakna.

Read More »
23 June | 0komentar

Pembelajaran Mendalam

Indonesia menghadapi berbagai tantangan, baik pada saat ini maupun saat masa depan, yang tidak pasti, tidak menentu, kompleks, ambigu, dan sulit diprediksi. Tantangan-tantangan tersebut hanya dapat dijawab melalui transformasi pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan bermutu dan merata untuk semua melalui pembelajaran yang bermakna misalnya.
Tantangan internal pendidikan Indonesia terletak pada krisis pembelajaran yang berdampak pada menurunnya kualitas pembelajaran meskipun akses pendidikan dasar dan menengah sudah cukup baik. Pendekatan pembelajaran yang tidak efektif berdampak pada rendahnya kemampuan literasi membaca dan numerasi peserta didik Indonesia, seperti yang tercermin dalam hasil PISA. Literasi dan numerasi yang masih rendah terjadi karena terdapat kesenjangan efektivitas pembelajaran di sekolah yang belum memberi kesempatan luas kepada guru untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Tantangan lain yaitu kompetensi guru yang masih harus ditingkatkan agar guru memiliki pola pikir yang bertumbuh (growth mindset). Selain itu, beban kerja guru yang sangat berat dan lebih banyak berkaitan dengan tugas administratif mengurangi fokus mereka pada peran utama sebagai pendidik.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan itu, sistem pendidikan nasional Indonesia perlu ditransformasi secara terstruktur, sistemik dan masif. Melanjutkan praktik pembelajaran seperti saat ini akan sulit meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, transformasi pendidikan merupakan keharusan yang tidak bisa ditunda lebih lama lagi, atau sangat kritis dan sangat urgen. Berdasar praktik di berbagai negara, transformasi pendidikan nasional yang efektif bukan top-down, tetapi bottom-up, dimulai dari transformasi pembelajaran di setiap ruang kelas.
Selain tantangan tersebut, Indonesia memiliki keberagaman yang merupakan modal berharga untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kontekstual dan bermakna. Pemanfaatan teknologi merupakan peluang akses pendidikan bagi berbagai lapisan masyarakat. Momentum Bonus Demografi 2035 dan visi Indonesia Emas 2045 menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi sistem pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan generasi menuju visi Indonesia Emas 2045. Pendidikan dasar dan menengah di Indonesia berupaya dengan cepat dan tepat untuk mengakselerasi dampak pendidikan melalui berbagai pendekatan pembelajaran, salah satunya Pembelajaran Mendalam (PM).
Untuk konteks Indonesia, PM bukan kurikulum melainkan suatu pendekatan pembelajaran. Pembelajaran Mendalam juga bukan pendekatan baru dalam sistem pendidikan Indonesia. Sejak tahun 1970-an telah dikenalkan pendekatan pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), Contextual Teaching and Learning (CTL). Akan tetapi, semua pendekatan tersebut masih banyak menghadapi kendala baik dalam tataran konsep maupun implementasi. Oleh karena itu, PM berfungsi sebagai fondasi utama dalam peningkatan proses dan mutu pembelajaran.



Definisi Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.
  • Berkesadaran Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.
  • Bermakna Peserta didik dapat merasakan manfaat dan relevansi dari hal-hal yang dipelajari untuk kehidupan. Peserta didik mampu mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan lama dan menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata.
  • Menggembirakan Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi. Peserta didik merasa dihargai atas keterlibatan dan kontribusinya pada proses pembelajaran. Peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.
  • Olah pikir Merupakan proses pendidikan yang berfokus pada pengasahan akal budi dan kemampuan kognitif, seperti kemampuan untuk memahami, menganalisa, dan memecahkan masalah.


Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam

Read More »
23 June | 0komentar

Praktik Baik Pada Kegiatan Webinar di PMM

Berbagi Praktik Baik pada  webinar yang diselenggarakan oleh Komunitas Belajar (Kombel) Garuda. diselenggarakan pada Hari Rabu, 28 Agustus 2024. Webainar ini bertema tentang Blog sebagai media Pembelajaran. Terdaftar di PMM untuk melakukan registrasinya.





Read More »
30 August | 0komentar

Metode Penilaian : Portofolio



Penilaian portofolio merupakan pendekatan yang relatif baru dan belum banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Penilaian portofolio dapat digunakan untuk tujuan formatif dan sumatif. Di beberapa negara, portofolio telah digunakan dalam dunia pendidikan secara luas, baik untuk penilaian di kelas, daerah, maupun untuk penilaian secara nasional.Istilah portofolio pertama kali dipergunakan oleh kalangan fotografer dan seniman untuk menunjukkan hasil kerja dalam suatu periode waktu tertentu. Melalui portofolio seorang fotografer dapat menunjukkan prospektif pekerjaan kepada pelanggan dengan menunjukkan koleksi pekerjaan yang dimilikinya. Dalam dunia kerja, secara umum portofolio dimaknai sebagai suatu kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi tentang performa atau kemampuan individu. 
Dalam dunia pendidikan, portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa dari pengalaman belajarnya selama periode waktu tertentu. Terdapat berbagai macam portofolio. Portofolio dapat berbeda dari segi isi, apakah seluruh hasil kerja siswa ataukah hasil kerja tertentu saja. Selain itu, portofolio dapat berbeda dari segi fungsi, apakah untuk penilaian formatif atau sumatif. Untuk penilaian formatif atau diagnostik, pada umumnya hasil kerja yang dimasukkan semua hasil kerja siswa baik yang masih berupa draf atau setengah jadi maupun hasil akhir. Untuk sumatif, tidak semua hasil dimasukkan, hasil kerja yang relevan untuk penilaian saja yang dimasukkan dalam portofolio.Sesuai dengan fungsinya portofolio juga berbeda dari segi penilaiannya. 
Untuk fungsi formatif atau diagnostik, portofolio disusun untuk memperoleh informasi mengenai kelebihan dan kekurangan siswa, memperoleh gambaran perkembangan siswa pada satu periode tertentu, menjadi alat refleksi siswa dan sebagai dasar pemberian umpan balik oleh guru. Oleh karena itu untuk fungsi formatif, kriteria penilaian tidak perlu didefinisikan secara ketat karena fungsinya untuk melihat perkembangan capaian siswa dibandingkan dengan target kompetensi pada kurun waktu tertentu. Penilaian dengan fungsi sumatif bertujuan untuk memberi nilai atas capaian hasil kerja siswa, seringkali hasil penilaian sumatif dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang mempunyai dampak langsung kepada siswa, seperti sebagai dasar penentuan kelulusan atau alat seleksi. Untuk penilaian sumatif, terutama yang bersifat high stakes, validitas danreliabilitas atau konsistensi penilaian merupakan hal penting. 
Oleh karena itu kriteria penilaian yang eksplisit dan jelas menjadi hal yang penting. Secara umum portofolio dapat dibedakan menjadi lima bentuk, yaitu portofolio ideal (ideal portfolio), portofolio pilihan (show portfolio), portofolio dokumentasi (documentary portfolio), portofolio evaluasi (evaluation portfolio), dan portofolio kelas (classroom portfolio) (Nitko, 2000). Sedangkan Fosters dan Masters (1996) membedakan penilaian portofolio kedalam tiga kelompok, yaitu: portofolio kerja (working portfolio), portofolio dokumentasi (documentary portfolio), dan portofolio pilihan (show portfolio). Bentuk portofolio tersebut memiliki deskripsi dan penekanan yang berbeda satu sama lain. Dalam buku ini, portofolio yang akan dibahas adalah tiga macam portofolio, yaitu: portofolio kerja, portofolio dokumentasi, dan portofolio pilihan.


Read More »
10 July | 0komentar

Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa


Pembelajaran berpusat pada siswa erat kaitannya dengan prinsip konstruktivisme dalam pembelajaran. Pendekatan yang berpusat kepada siswa adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana pusat perhatian ada pada siswa. 

Ada beberapa prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa, yaitu: 

Proses pembelajaran 
Proses pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan berpusat pada siswa adalah harus terjadi secara alamiah, di mana siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui informasi yang diperolehnya atau melalui pengalaman nyata yang kemudian disaring secara mental melalui persepsi, pemikiran, dan perasaan. Siswa dalam hal ini harus terlibat secara aktif belajar baik secara fisik maupun secara mental (pikirannya). 

Tujuan pembelajaran proses itu penting 
Pembelajaran yang berpusat pada siswa tidak hanya melulu ingin mencapai tujuan dalam bentuk hasil belajar (produk) saja, akan tetapi proses pembelajaran (tujuan proses) sangatlah penting. 
Melalui proses pembelajaran di mana terjadi pada saat pembelajaran, siswa harus diajak berkomunikasi, berdiskusi dan melakukan berbagai kegiatan. Kurangnya penekanan pada tujuan proses dan terlalu mementingkan tujuan produk akan membuat siswa kurang memahami apa yang sedang mereka pelajari. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya miskonsepsi atau siswa hanya sekedar menghafal informasi saja tanpa menguasainya secara bermakna. 

Siswa membangun pengetahuannya 
Melalui berbagai kegiatan, siswa terlibat aktif baik secara fisik maupun mental untuk membangun pengetahuan barunya, mengaitkan dan mengorganisasikannya dengan informasi (pengetahuan) yang telah mereka miliki sebelumnya untuk membangun “tubuh pengetahuan” yang lebih besar dan lengkap. 

Motivasi belajar 
Motivasi dalam mengikuti pembelajaran sangat penting. Karena itu guru harus berupaya dan berusaha untuk tetap menjaga bagaimanapun caranya agar siswa termotivasi dengan kegiatan belajar yang difasilitasi oleh guru. Motivasi belajar intrinsik sangat penting dalam hal ini. Guru dapat menyuburkannya melalui motivasi ekstrinsik yang diberikan oleh guru. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk ini, misalnya seperti telah disebutkan di atas yaitu dengan menggunakan berbagai aktivitas fisik atau mental yang tentunya menarik dan bervariasi. 

Berpikir tingkat tinggi 
Siswa yang berada dalam pembelajaran yang menerapkan pendekatan berpusat pada siswa harus diajak untuk menggunakan pemikiran-pemikirannya pada tataran yang lebih tinggi daripada sekedar menghafal (retensi). Siswa dapat diajak untuk memprediksi, menemukan pola atau hubungan, mencipta atau berkreasi, mengkritisi, dan sebagainya. Perbedaan gaya belajar Pendekatan yang berpusat pada siswa selalu menggunakan beragam model/strategi/metode pembelajaran yang beragam dan bervariasi dari waktu ke waktu. 

Tidak monoton. 
Hal ini penting karena pada dasarnya setiap siswa itu berbeda. Mereka adalah pribadi yang unik yang memiliki perbedaan-perbedaan dalam gaya belajar. Guru harus mengakomodasi semua gaya belajar siswa di kelasnya sehingga semua siswa dapat aktif belajar dan tidak menjadi terabaikan. 

Kultur sosial di dalam kelas 
Budaya kelas yang selalu menerima perbedaan gaya belajar, suku, agama, jenis kelamin, status sosial, kecepatan belajar, kemampuan berkomunikasi, dan sebagainya harus diutamakan karena hanya kultur sosial yang demikianlah yang dapat mendukung berlangsung proses pembelajaran dengan pendekatan berpusat kepada siswa. Budaya kelas yang suka mencemooh apabila siswa menjawab kurang tepat misalnya, adalah contoh kultur sosial di dalam kelas yang kontraproduktif. Siswa akhirnya tidak akan memiliki rasa aman dan nyaman di dalam kelas tersebut karen takut melakukan kesalahan dan kemudian dicemooh oleh siswa lainnya. Itu adalah beberapa prinsip pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Bagaimana kelas anda, Bapak/Ibu Guru? Bila anda menggunakan pendekatan ini, sudahkah kelas Bapak/Ibu Guru memenuhi prinsip-prinsip di atas? Adakah menurut anda prinsip-prinsip lain yang juga harus dipenuhi? 

Read More »
25 September | 0komentar

Membedah RPP Berdiferensiasi

Model Mengajar RPP Berdiferensial

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar. Yang pertama dipersiapkan adalah menggali karakteristik anak.
Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.

Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, yang perlu dilakukan adalaah:
Guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll) 
Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar) 
Mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung. 

Pemetaan kebutuhan belajar siswa sebagai penentu langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupun dari lingkungannya. 
 Akibatnya data yang kita kumpulkan untuk memetakan kebutuhan belajar murid sulit kita tentukan valid atau tidaknya. Dukungan dari orang tua dan murid untuk memberikan data yang lengkap dan benar sesuai kenyataan yang ada. Tidak ditambahi dan juga tidak dikurangi. Orang tua dan murid harus jujur ketika guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar, baik elalui wawancara, angket, survey. 

contoh survey untuk pemetaan belajar siswa

Dari analisis hasil survey diatas semisal banyak yang menjawab ya atau banyak ragam jawaban maka kita harus mengakomodasinya dari misalkan materi, alat belajar, media belajar dan proses pembelajaran.
Tentunya proses tersebut kita tuangkan pada RPP berdiferensiasi yang kita buat. Contoh dari segi konten kita dapat membuat tujuan Pembelajaran dalam RPP seperti contoh dibawah ini :

TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi (melalui video,blog dan media interaktif), menanya, berdiskusi dan presentasi peserta didik di harapkan dapat : 
  1. Menjelaskan perintah pengoperasian menggambar bidang 2 dimensi menggunakan software AutoCAD, 
  2. Mengidentifikasikan perintah pengoperasian menggambar bidang 2 dimensi menggunakan software AutoCAD, 
  3. Mampu Menunjukan perintah pengoperasian menggambar bidang 2 dimensi dengan menubar. 
  4. Mampu Menunjukan perintah pengoperasian menggambar bidang 2 dimensi dengan toolbar. 
  5. Mampu Menunjukan perintah pengoperasian menggambar bidang 2 dimensi dengan shortcut keyboard 
  6. Mendemontrasikan menggambar bidang 2 dimensi menggunakan software AutoCAD dengan penuh rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan proaktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik.
B. SUMBER BELAJAR 

1. Video Tutorial 
2. Aplikasi blogger, google meet, google formulir, dan WhatsApp 
3. Media Pembelajaran Interaktif  Menggambar 2D oleh sarastiana,SPd,MBA
4. Blog www.sarastiana.com 
5. Buku siswa Gambar 2D kelas XI oleh Mediatama 
6. Diktat Menggambar 2D oleh sarastiana

C. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

       Guru menyapa peserta didik

       Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, dan menanyakan kesiapan belajar peserta

       Guru melakukan apersepsi dengan mengajak peserta didik untuk melihat video tutorial Menggambar rumah dengan AutoCAD

       Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai


Kegiatan Inti

       Guru mengeksplorasi pengetahuan peserta didik dengan meminta peserta didik mengamati gambar potongan rumah, video tutorial dan membagikan link blog tentang materi.( https://www.sarastiana.com/2022/10/jenis-jenis-uraian-pekerjaan-pada.html).

       Guru memberikan link lembar kerja untuk didiskusikan

       Peserta didik diberikan kesempatan untuk saling bertanya jawab  tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada dikonstruksi

       Guru memberikan penguatan tentang jenis-jenis pekerjaan

Guru melakukan diferensiasi proses

(Guru menggunakan video dan gambar potongan.untuk murid-murid yang bergaya belajar visual dan link blog untuk siswa yang bergaya belajar tekstual dan media interaktif untuk siswa yang bergaya belajar kinestetik.

(untuk siswa yang masing belum paham guru memberi layanan secara japri lewat wa)

       Peserta didik membuat pertanyaan terkait dengan perintah menggambar 2 dimensi

       Guru menunjukan video tutorial, link blog dan link media pembelajaran interaktif  dan mengirimkan link-nya lewat WAG agar dapat diakses lagi setelah pembelajaran

       Peserta didik diminta membuat produk pembelajaran yang berkaitan dengan item-item perintah menggambar bid.2 dimensi Ppt, note, diagram atau tulisan

 

Produk dipresentasikan didepan kelas

(Guru melakukan diferensiasi produk)

Kegiatan Penutup

       Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik

       Guru menutup pembelajaran dengan mengingatkan peserta didik pentingnya memahami perintah menggambar 2 dimensi sebagai dasar untuk menggambar gambar perencanaan rumah


B.   PENILAIAN

Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen peserta didik dalam menyelesaikan tugas. 
Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan tentang perintah mengambar bid.2d 
Keterampilan : Mendemonstrasikan keterampilan dalam perintah mengambar bid.2d


Gallery Model Pembelajaran Berdirensiasi pada Lokakarya 3 CGP Angkatan 6 Kab. Purbalingga 



Read More »
28 December | 0komentar

Contoh RPP Berdiferensiasi dan KSE

Diferensiasi

Contoh RPP Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan belajar siswa, baik segi konten, proses dan produk.

Diferensiasi konten :

Diferensiasi konten adalah metode pembelajaran dengan cara memberikan materi kepada siswa berdasarkan ketrampilan, profil belajar, dan pengetahuan siswa, tetapi tetap sejalan dengan kurikulum yang berlaku.guru perlu mengatur jenis informasi yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Guru juga dapat memetakan kesiapan belajar para siswa. Tidak hanya itu, pertimbangan lainnya dalam diferensiasi konten yaitu dengan memetakan minat para siswa terhadap materi pembelajaran tertentu.
Konten adalah materi apa yang akan diajarkan oleh guru di kelas atau materi apa yang akan dipelajari oleh peserta didik di kelas. 
Dalam pembelajaran berdiferensiasi ada dua cara membuat konten pelajaran berbeda, yaitu:
  1. menyesuaikan apa yang akan diajarkan oleh guru atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik berdasarkan tingkat kesiapan dan minat peserta didik 
  2. menyesuaikan bagaimana konten yang akan diajarkan atau dipelajari itu akan disampaikan oleh guru atau diperoleh oleh peserta didik berdasarkan profil (gaya) belajar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. 
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat mendiferensiasi konten yang akan dipelajari oleh peserta didik adalah: 
  • menyajikan materi yang bervariasi 
  • menggunakan kontrak belajar 
  • menyediakan pembelajaran mini 
  • menyajikan materi dengan berbagai moda pembelajaran 
  • menyediakan berbagai sistem yang mendukung.
Diferensiasi Proses 
Proses pada bagian ini adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik di kelas. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang bermakna bagi peserta didik sebagai pengalaman belajarnya di kelas, bukan kegiatan yang tidak berkorelasi dengan apa yang sedang dipelajarinya. 
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik ini tidak diberi penilaian kuantitatif berupa angka, melainkan penilaian kualitatif yaitu berupa catatan-catatan umpan balik mengenai sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang masih kurang dan perlu diperbaiki/ditingkatkan oleh peserta didik. 
Kegiatan yang dilakukan harus memenuhi kriteria sebagai kegiatan yang: 
  • baik, yaitu kegiatan yang menggunakan keterampilan informasi yang dimiliki peserta didik 
  • berbeda dalam hal tingkat kesulitan dan cara pencapaiannya. Kegiatan-kegiatan yang bermakna yang dilakukan oleh peserta didik di dalam kelas harus dibedakan juga berdasarkan kesiapan, minat, dan juga profil (gaya) belajar peserta didik.
Diferensiasi Produk 
Biasanya produk ini merupakan hasil akhir dari pembelajaran untuk menunjukkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta didik setelah menyelesaikan satu unit pelajaran atau bahkan setelah membahas materi pelajaran selama satu semester. 
Produk sifatnya sumatif dan perlu diberi nilai. Produk lebih membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya dan melibatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam dari peserta didik. Oleh karenanya seringkali produk tidak dapat diselesaikan dalam kelas saja, tetapi juga di luar kelas. 
Produk dapat dikerjakan secara individu maupun berkelompok. Jika produk dikerjakan secara berkelompok, maka harus dibuat sistem penilaian yang adil berdasarkan kontribusi masing-masing anggota kelompoknya dalam mengerjakan produk tersebut.








Read More »
19 December | 0komentar

Pedoman Asesmen Permendikbudristek No.21 Tahun 2022 (Standar Penilaian)

Download Pedoman Asesmen

Peserta didik seyogianya menjadi fokus utama dalam pembelajaran dan asesmen. Usaha untuk menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif akan memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik. Dalam kaitannya dengan pembelajaran dan asesmen yang berpusat dan berpihak pada peserta didik perlu adanya panduan bagi pendidik pada tingkat satuan pendidikan dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka. 
Standar proses dan standar penilaian digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang efektif dan efisien sehingga mampu untuk mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan kemandirian peserta didik secara optimal. Selanjutnya, pembelajaran dan asesmen juga diarahkan untuk memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip, strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. 
Pembelajaran yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. 
Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik. Panduan Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum Merdeka ini akan terus disempurnakan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan dengan proses evaluasi tersebut, Panduan ini juga akan mengalami revisi dan pembaruan secara berkala.


Read More »
19 November | 0komentar

Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Sumatif Tengah Semester (STS)?

Antara Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Sumatif Tengah Semester (STS)

Pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS) Gasal Tahun Pelajaran 2022/2023 untuk Kurikulum 2013 akan dilaksanakan pada minggu depan. PTS dilaksanakan dengan kriteria pelaksanaan PBM telah berlangsung 8 s.d. 9 pertemuan. Pelaksanaan di SMK Negeri 1 Bukateja baru dilaksanakan tanggal 26 s,d, 39 September 22022. Pada kurikulum Merdeka tidak mengenal PTS. 
Kurikulum Merdeka di SMK Negeri 1 Bukateja pelaksananya baru pada tahun ajaran 2022/2023, berarti baru dilaksanaakan untuk kelas X. Sementara Kelas XI dan XII masih menggunakan KTSP. 
Pada penerapan kurikulum merdeka terdapat beberapa istilah yang berupah. Diantaranya pada KTSP istilah penilaian berubah menjadi asesmen., silabus berubah menjadi ATP (alur tujuan pembelajaran), KI/KD berubah menjadi Capaian pembelajaran dll. 
Di dalam dokumen resmi yang mengatur kurikulum merdeka tidak diatur atau belum diatur istilah Sumatif Tengah Semester (STS) atau istilah lain berkaitan dengan penilaian hanya berubah dengan istilah asesmen. Meskipun beredar istilah Sumatif Tengah Semester (STS), tetapi sesuai dokumen resmi yang mengatur tentang kurikulum merdeka belum ditemukan istilah tersebut. Lantas bagaimana dengan kegiatan kelas X? 
Di dalam Kurikulum Merdeka, terdapat dua bentuk penilaian (asesmen), yaitu Penilaian Formatif dan Penilaian Sumatif. Kedua bentuk penilaian tersebut memiliki perbedaan yang cukup mendasar, meskipun sama-sama berfungsi sebagai asesmen di dalam pembelajaran. Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. 
Pada Kurikulum Merdeka, Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran. Satuan pendidikan dan pendidik juga memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi pengolahan hasil asesmen sesuai kebutuhan. Satuan pendidikan dan pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Bahkan sangat diperbolehkan jika penilaian tengah semester tidak dilaksanakan. Ini beberapa contoh dari sekolah SMK disekitas kami juga tidak melaksanakan PTS. Untuk nilai diserahkan kepada masing-masing guru pengampu. Bentuk keleluasaan strategi tersebut.

Sumatif Tengah Semester (STS)



Prinsip Penilaian pada Kurikulum Merdeka Prinsip asesmen di dalam Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut. 
  1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. 
  2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen aga 
  3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya. 
  4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut. 
  5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 

Perbedaan Penilaian Formatif dan Sumatif pada Kurikulum Merdeka Merujuk Permendikbudristek nomor 21 tahun 2022 tentang Standar Penilaian disebutkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik dapat berbentuk penilaian formatif dan sumatif. 
1. Penilaian Formatif 
Penilaian formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian formatif dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai peserta didik yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar dan perkembangan belajar peserta didik. Penilaian formatif merupakan bagian dari langkah-langkah pembelajaran, dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang merupakan bagian dari praktik keseharian pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar mengajar di kelas. 
Penilaian formatif dilaksanakan untuk merefleksikan proses belajar dan tidak menentukan nilai akhir peserta didik. Oleh karena itu, asesmen formatif melibatkan aktivitas guru dan peserta didik yang bertujuan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung. Tujuan asesmen formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, tidak hanya untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik. Selain itu, asesmen formatif bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan. Pendidik dapat menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki, mengubah atau memodifikasi pembelajaran agar lebih efektif dan dapat meningkatkan kompetensi peserta didik. 

Penilaian Tengah Semester


2. Penialaian Sumatif 
Penilaian sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menegah bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik itu sendiri dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP). 
Hasil asesmen sumatif digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, mengukur konsep dan pemahaman peserta didik, serta mendorong untuk melakukan aksi dalam mencapai kompetensi yang dituju. Di dalam asesmen sumatif mencakup lebih dari satu pokok bahasan yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit pembelajaran berikutnya. 
Asesmen sumatif dapat juga diartikan sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi. Asesmen sumatif dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran selesai diberikan. Kegiatan asesmen sumatif dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran telah selesai. 
Asesmen sumatif menghasilkan nilai atau angka yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja peserta didik. 
Asesmen sumatif digunakan untuk menentukan klasifikasi penghargaan pada akhir kursus atau program. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam pencapaian keseluruhan siswa secara sistematis. Asemen sumatif berkaitan dengan menyimpulkan prestasi peserta didik dan diarahkan pada pelaporan di akhir suatu program studi. 
Fungsi asesmen sumatif, yaitu pengukuran kemampuan dan pemahaman peserta didik dan sebagai sarana memberikan umpan balik kepada peserta didik. Asesmen sumatif juga berfungsi untuk memberikan umpan balik kepada staf akademik sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar pemantauan staf akademik, serta sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik. Demikian perbedaan penilaian formatif dan sumatif . Semoga bermanfaat. 
Sumber dari : Berbagai Sumber

Read More »
20 September | 0komentar

Teruslah Mencari Kelebihan Siswa, Kurangi Mengupas Sisi Negatif/Kekurangannya

Apresiasi

Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan strategi perubahan kolaboratif yang berbasis kekuatan. Menurut Albert R. Candler, bahwa apresiasi adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam proses pencarian pengalaman estetis, sehingga motivasi yang timbul adalah motivasi pengalaman estetis (berupa kepuasan kontemplatif dan intuitif). Secara sederhana, Jarret menegaskan apresiasi adalah perhatian seseorang terhadap sesuatu yang bisa berupa ketertarikan, kesenangan, dan pemanfaatan terhadap sesuatu tersebut. Apresiasi adalah bentuk pemberian penghargaan dan penilaian terhadap sesuatu untuk mengungkap perasaan puas. 
Oleh penikmat karya seni, fungsi apresiasi adalah bisa menciptakan rasa puas, kecewa, dan tidak menimbulkan perasaan apapun. Fungsi apresiasi adalah bagian dari sarana penilaian, penikmatan, empati, hiburan, edukasi, serta mengembangkan kemampuan manusia dalam beberapa hal. 

IA merupakan solusi strategi perubahan yang tidak dimiliki oleh pendekatan lainnya. IA mengaktualisasi potensi masing masing individu dalam kelompok menjadi kekuatan yang luar biasa dalam melakukan perubahan. BAGJA merupakan langkah – langkah yang mengikuti pendekatan Inkuiri Apresiatif. BAGJA terdiri dari B = Buat pertanyaan, A= Ambil pelajaran, G = Gali mimpi, J = Jabarkan renncana dan A = Atur eksekusi. Langkah langkah BAGJA tersebut kami coba terapkan di lingkungan sekolah untuk mewujudkan perubahan peningkatan minat pembelajaran kimia dalam masa pandemi. Berikut ini tahapan prakarsa perubahan pembelajaran kimia yang kami upayakan di sekolah kami dengan mengikuti langkah langkah BAGJA, yang merupakan wujud nyata dari pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA)

Berikut ini tahapan prakarsa perubahan pembelajaran merupakan wujud nyata dari pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA).

 

PRAKARSA PERUBAHAN

PEMBELAJARAN YANG MENARIK

TAHAPAN

Pertanyaan

Daftar Tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan

 

B-uat pertanyaan (Define)

1. Bagaimana agar siswa tertarik untuk mempelajari kita ?

1. Melakukan pembelajaran bervariasi

2. Melakukan praktikum sederhana yang bisa dilakukan dirumah

3. Mengaitkan pelajaran dengan aktivitas sehari-hari

4. Mengapresiasi setiap perubahan / prestasi yang ditunjukkan siswa

 

A-mbil Pelajaran (Discover)

1. Kegiatan apa yang menarik bagi siswa selama pembelajaran?

2. Bagaimana memotivasi siswa agar tidak bosan selama pembelajaran?

3. Hal apa sajakah yang paling mudah diingat siswa selama pembelajaraan?

1. Meminta siswa untuk bermain peran sebagai peneliti di rumah.

2. Meminta siswa menyampaikan pendapat tentang hal apa yang mereka sukai selama penelitian atau praktikum dirumah.

3. Mendekatkan fenomena mapel dengan kehidupan sehari – hari

4. Mondorong siswa untuk mencoba beberapa praktikum sederhana yang bisa dilakukan di rumah

 

G-ali Mimpi

(Dream)

1. Siswa bersemangat dalam pembelajaran

2. Siswa yang memiliki pemahaman yang baik terhadap materi

3. Siswa dapat berprestasi di bidangnya

1. Berkolaborasi dengan wali murid dalam mendukung siswa selama pembelajaran.

2. Berkolaborasi dengan rekan guru dalam merancang, melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran  yang menarik.

3. Berkolaborasi dengan kepala sekolah dalam penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran yang menarik

4. Memberikan semangat, motivasi kepada siswa dan memberikan hadiah sederhana kepada siswa yang berprestasi sehingga mendorong siswa lain untuk ikut berprestasi.

 

J-abarkan Rencana (Design)

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang menarik selama PBM?

1. Membuat RPP dan perangkat lainnya yang didalamnya terencana pembelajaran yang menarik dan bervariasi.

2. Menggunakan media interaktif

3. Mempersiapkan fasilitas pendukung (Laboratorium, LCD, bahan demonstrasi dll).

4. Berkolaborasi dengan pemangku kebijakan ( Kapsek, Guru, Wali murid, Staff TU, petugas Lab )

5. Mensosialisasikan kegiatan pembelajaran kepada wali murid

6. Pembelajaran Blended Learning berbasis blog

 

A-tur Eksekusi

Bagaimana dapat terlaksana pembelajaran yang menarik ?

1. Kapan pelaksanaannya

2. Siapa yang terlibat?

3. Siapa yang memonitor?

4. Apa saja indikator keberhasilannya?

5. Bagaimana evaluasinya?

1. Kegiatan daring dilakukan 2 kali seminggu

2.   Setiap pertemuan 2×30 menit

3. Setiap pertemuan menggunakan metode yang bervariasi

4. Guru, siswa, kepala sekolah, wali murid terlibat aktif dalam pembelajaran sesuai perannya.

5. Kepala sekolah memonitor dan mensupervisi kegiatan pembelajaran

6.  Guru serumpun memberikan masukan terkait pembelajaran sebagai bahan evaluasi pada kegiatan berikutnya

7. Penggunaan IT dimaksimalkan

 

 Diharapkan dengan menggunakan proses pembelajaran diatas siswa dapat lebih termotivasi. Guru menjadi lebih tertantang untuk membuat inovasi pembelajaran.

 Sumber : dari berbagai sumber



Read More »
15 August | 0komentar