Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In


Perangkat pembelajaran untuk menunjang Proses Belajar Mengajar(PBM) ini sesuai dengan kurikulum Merdeka. Informasi tentang CP dengan meng-KLIK gambar di atas. Perangkat pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Bangunan pada Mata Pelajaran Mekanika Teknik


INSTAGRAM :@sarastiana1
        RECENT POST

Analisa Harga Satuan Pekerjaan dan Manfaat RAB

Dalam industri konstruksi, Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan dua elemen penting yang memainkan peran krusial dalam perencanaan, pengawasan, dan pengendalian biaya suatu proyek. AHSP dan RAB membantu memastikan bahwa proyek konstruksi dapat dilaksanakan secara efisien, sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan, serta memberikan panduan yang jelas bagi seluruh tim proyek. Artikel ini akan menguraikan secara mendalam tentang AHSP, RAB, serta pentingnya keduanya dalam manajemen proyek konstruksi.
AHSP adalah proses identifikasi, perhitungan, dan penentuan harga untuk setiap unit pekerjaan yang akan dilakukan dalam suatu proyek konstruksi. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan harga yang realistis dan akurat untuk setiap item pekerjaan, termasuk bahan, tenaga kerja, peralatan, dan biaya overhead lainnya. AHSP membantu dalam menyusun anggaran proyek yang komprehensif serta memberikan landasan yang kuat untuk penawaran, kontrak, dan pemantauan biaya selama pelaksanaan proyek.

Komponen RAB 
1. Biaya Langsung 
Merupakan biaya yang secara langsung terkait dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, seperti bahan, tenaga kerja, dan peralatan. 
2. Biaya Tidak Langsung 
Merupakan biaya tambahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek, seperti biaya overhead, biaya administrasi, dan keuntungan. 
3. Cadangan (Contingency) 
Merupakan alokasi tambahan untuk mengantisipasi risiko dan ketidakpastian yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek. Cadangan biasanya disediakan sebagai persentase tertentu dari total biaya proyek. 

Manfaat RAB 
1. Pengendalian Biaya 
RAB membantu dalam mengendalikan biaya selama pelaksanaan proyek dengan memberikan perkiraan biaya yang jelas dan terperinci. 
2. Perencanaan Anggaran 
RAB memungkinkan perencanaan anggaran yang lebih baik dengan mengidentifikasi dan menetapkan biaya-biaya yang diperlukan sebelumnya. 
3. Penyusunan Jadwal 
RAB memberikan informasi tentang alokasi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan, yang membantu dalam menyusun jadwal proyek yang realistis. 
4. Dasar Negosiasi 
RAB dapat digunakan sebagai dasar untuk negosiasi kontrak dengan pihak ketiga, termasuk kontraktor dan pemasok. 

 Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah dua alat yang penting dalam manajemen biaya proyek konstruksi. AHSP membantu dalam menentukan harga satuan yang akurat untuk setiap item pekerjaan, sedangkan RAB menyajikan perkiraan biaya total proyek berdasarkan hasil AHSP. Kedua dokumen ini menjadi dasar penting dalam perencanaan, pengawasan, dan pengendalian biaya selama seluruh siklus proyek konstruksi. Dengan menggunakan AHSP dan RAB secara efektif, pemangku kepentingan proyek dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memastikan keberhasilan proyek sesuai dengan anggaran dan jadwal yang telah ditetapkan.

Read More »
19 January | 0komentar

Project EBK Semester Genap 2025

Perhatikan tugas Mapel Konsentrasi Keahlian pada Elemen EBK (estimasi biaya konstruksi), membuat Rencana Anggaran Biaya. Tugas dengan mengakses website pada URL (alamat), http://www.sarastiana..com. 

 Langkah-langkah: 
  1. Ketik Url : https://sarastiana.com pada Google Chrome,Mozilla FireFox dsb. 
  2. Materi EBK dapat diakses di : https://www.sarastiana.com/search?q=ebk 
  3. Unduh Lembar kerja di https://tinyurl.com/mr9e3k3f 
  4. Unduh Gambar Kerja pembangunan rumah https://bit.ly/4hnoIW2
  5. Unduh File RAB dalam bentuk Excel : https://bit.ly/40kSSTc



Lebih Lanjut pada Lembar Kerja yang dapat didownload di SINI.

Spesifikasi Bahan:
Sloof 15x20
Balok Latay 11x15
Ringbalk 15x15
Kolom 15x15
Dinding Batu Bata 1/2 batu
Kusen 6/15 Kayu Kruing
Kuda-Kuda ky Bengkirai 8/12
Gording ky Bengkirai 8/12
Cat tembok sekelas Decolith
Cat kayu sekelas Avian
Lantai Keramik 40x40 sekelas Asia Tile
Plafon Gypsum
Rangka plafon ky 6x6
Usuk ky tahun 6x6
Reng ky thn 2/3
Dll yg blm terdaftar bs ditentukan sendiri


 

Read More »
19 January | 0komentar

Peran Orang Tua, Pendidik dan Satuan Pendidikan dalam 7 Kebiasaan Anak Hebat


Read More »
13 January | 0komentar

Peran Pendidik dalam Kebiasaan Makan Sehat dan Bergizi


Pendidik perlu membimbing peserta didik agar terbiasa makan makanan sehat dan bergizi untuk memastikan tumbuh kembangnya optimal dan menumbuhkembangkan pola makan yang baik hingga dewasa. Beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik antara lain: 
  1. Pendidik dapat memberikan contoh baik makan makanan sehat dan bergizi dalam kesehariannya di satuan pendidikan, sehingga dapat ditiru oleh peserta didik.
  2. Pendidik dapat mengajarkan secara lebih mendalam tentang nutrisi, metabolisme, cara tubuh memproses makanan sehat dan kebutuhan nutrisi, dampak konsumsi gula berlebih, makanan cepat saji, dan makanan olahan pada kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan dampak pada konsentrasi belajar. 
  3. Pendidik dapat mengajarkan cara membaca label nutrisi pada kemasan makanan sehingga peserta didik dapat lebih cerdas dalam memilih makanan yang rendah gula, rendah lemak jenuh, dan kaya serat atau protein. 
  4. Pendidik dapat mengadakan kegiatan memasak sederhana, seperti membuat salad atau makanan ringan sehat yang mudah diikuti peserta didik. Keterlibatan langsung dapat membuat lebih tertarik pada makanan sehat. 
  5.  Pendidik dapat membuat kompetisi memasak sehat antar peserta didik dan diminta untuk berkreasi dengan bahan-bahan sehat. Kegiatan ini dapat menumbuhkan kreativitas dan ketertarikan pada makanan bergizi. 
  6. Pendidik dapat menjelaskan bahwa makanan sehat dapat meningkatkan konsentrasi, energi, dan daya ingat, yang berpengaruh positif pada prestasi akademik. Selain itu, dibahas tentang hubungan antara makanan dan kesehatan mental, seperti pengaruh gula berlebih pada suasana hati (mood) dan tingkat kecemasan. Hal ini dapat menjadi motivasi tambahan bagi peserta didik untuk memahami pentingnya memilih makanan sehat mengubah pola makan.
  7. Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk mengikuti kampanye makan sehat melalui media sosial, dengan konten seperti fakta nutrisi, resep sederhana, atau tantangan mengunggah foto bekal sehat. Hal ini dapat membuat edukasi lebih menarik dan relevan. Buat atau tunjukkan video dan infografis singkat yang informatif tentang nutrisi dan dampak makanan sehat pada tubuh. Visual seperti ini sering kali lebih menarik bagi remaja. 
  8. Pendidik dapat memberikan panduan kepada orang tua tentang cara menyediakan makanan sehat di rumah dan pentingnya dukungan dari rumah, menghimbau kepada orang tua untuk mendukung gerakan makan sehat dan bergizi dengan memberikan sarapan pagi dan membawakan bekal makanan ke satuan pendidikan.
  9. Pendidik dapat meminta peserta didik membuat proyek kelompok tentang menu makanan sehat atau rencana makanan selama seminggu. Proyek ini dapat disertai dengan penjelasan nutrisi dan manfaat setiap makanan yang dipilih. Berikan tugas penelitian sederhana bagi peserta didik tentang manfaat kesehatan yang dirasakan setelah menerapkan pola makan sehat. Peserta didik dapat melaporkan hasilnya dalam bentuk esai atau presentasi. 
  10. Pendidik perlu memberikan penghargaan untuk kebiasaan makan sehat dan bergizi yang dilakukan peserta didik, seperti memberi penghargaan berupa stiker atau pujian ketika peserta didik membawa bekal sehat atau makan makanan sehat dan bergizi di kelas

Read More »
13 January | 0komentar

Peran Pendidik Dalan Kebiasaan Berolahraga


Penerapan kebiasaan berolahraga pada peserta didik memerlukan pendekatan yang menyenangkan, sederhana, dan penuh semangat. Beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik untuk menumbuhkembangkan kebiasaan berolahraga antara lain: 
  1. Pendidik perlu berperan aktif dalam kegiatan olahraga untuk menjadi teladan bagi peserta didik
  2. Pendidik dapat melibatkan peserta didik memilih olahraga yang disukai melalui survei minat, sehingga peserta didik akan bersemangat untuk melakukan olahraga secara berkesinambungan. 
  3. Pendidik dapat menjelaskan manfaat olahraga secara ilmiah dan relevan, seperti menjaga berat badan ideal, meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan daya konsentrasi. Kaitkan aktivitas fisik dengan pengembangan karakter, seperti disiplin, kerja tim, dan ketekunan. 
  4. Pendidik dapat mengajak peserta didik memulai kegiatan rutin setiap pagi di kelas untuk menggerakkan tubuh atau peregangan singkat atau latihan ringan selama beberapa menit sebelum memulai pelajaran, sehingga tubuh lebih siap dan segar untuk belajar. 
  5. Pendidik dapat menggunakan media sosial satuan pendidikan untuk mengadakan kampanye atau tantangan olahraga, misalnya “Tantangan Lari 5 KM”. Hal ini dapat memotivasi peserta didik untuk terlibat karena ada unsur sosial dan tantangan. Guru dapat mendokumentasikan momen olahraga peserta didik dan menampilkannya di papan pengumuman atau di media sosial satuan pendidikan sebagai bentuk apresiasi dan motivasi. 
  6. Pendidik dapat mengadakan program olahraga di luar satuan pendidikan atau kegiatan alam, seperti hiking, susur sungai, atau mendaki bukit. 
  7. Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk membuat catatan kebugaran pribadi atau jurnal olahraga yang berisi aktivitas yang dilakukan, pencapaian, dan perasaan peserta didik setelah berolahraga. Gunakan alat sederhana seperti stopwatch atau pedometer untuk mengukur kemajuan, seperti berapa jauh dapat berlari. 
  8. Bagi peserta didik yang kurang percaya diri dalam olahraga, pendidik dapat memberi pilihan olahraga non-kompetitif seperti yoga atau latihan kekuatan ringan. Pastikan kegiatan olahraga dapat diikuti oleh semua peserta didik, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus. Modifikasi aktivitas atau berikan pilihan olahraga ringan agar semua peserta didik dapat ikut serta. 
  9. Pendidik dapat menetapkan hari tertentu setiap minggu untuk kegiatan olahraga rutin dan beragam, seperti bermain sepakbola, lari estafet, bola basket, voli, bulu tangkis, lari, jalan sehat atau bahkan yoga. 
  10. Pendidik perlu memberikan penghargaan atau apresiasi kepada peserta didik yang rutin berolahraga atau mencapai target tertentu untuk memotivasi peserta didik agar terus berolahraga.

Read More »
12 January | 0komentar

Peran Orang Tua/Wali dalam Menerapkan Kebiasaan Bangun Pagi


Membiasakan anak usia dini untuk bangun pagi setiap hari memerlukan kesabaran dan konsistensi, mengingat bahwa pola tidur anak masih dalam tahap perkembangan. Berikut beberapa cara untuk membantu membiasakan anak usia dini bangun pagi. 
1) Orang tua/wali menjadi teladan yang baik dengan membiasakan diri untuk bangun pagi. Jika anak melihat orang tua bangun pagi, anak akan belajar bahwa bangun pagi adalah bagian penting dari kehidupan keluarga, sehingga anak akan meniru kebiasaan ini. 
 2) Orang tua/wali perlu menetapkan jam tidur yang konsisten dan memastikan anak tidur pada waktu yang sama setiap malam sehingga memungkinkan anak bangun pagi dengan segar. 
3) Orang tua/wali perlu membuat kegiatan rutin sebelum tidur yang menenangkan, seperti mendongeng atau membacakan buku cerita atau menyetel musik lembut. Kegiatan ini membantu tubuh anak beristirahat dan lebih siap tidur sehingga mudah terbangun keesokan harinya. 
4) Orang tua/wali perlu menerapkan prinsip 3S (Screen Time, Screen Break, Screen Zone) di rumah. Pertama, mengajarkan untuk screen time berapa lama dan cara mengaturnya (Screen Time). Kedua, melakukan jeda ketika anak beraktivitas dengan gadget, untuk bermain, berinteraksi, atau bersosialisasi (Screen Break). Ketiga, menetapkan wilayah bebas gadget di 3 ruangan rumah: ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi (Screen Zone).

Catatan Penting: Waktu penggunaan layar (screen time) diantaranya TV, laptop, tablet, dan ponsel untuk anak di bawah 2 tahun adalah 0 (nol) jam atau tidak diperbolehkan sama sekali, untuk anak usia 2-5 tahun adalah 1 jam per hari, di atas usia anak 6 tahun ke atas tidak melebihi 2-3 jam per hari dengan konten edukatif dan bimbingan orang tua (WHO, IDAI, Kemenkes).
5) Orang tua/wali perlu mengondisikan suasana pagi yang menyenangkan, misalnya dengan menyajikan sarapan favorit atau menyetel musik yang disukai anak. Hal ini membantu anak merasa senang dan lebih termotivasi untuk bangun pagi. 
6) Orang tua/wali perlu membangunkan anak bangun pagi dengan lembut dan beri waktu untuk menyesuaikan diri, seperti membelai rambut atau mengajak anak berbicara dengan nada lembut, dan memberikan beberapa menit untuk beradaptasi. 
7) Orang tua/wali perlu melakukan kegiatan pagi di luar rumah, jika memungkinkan, seperti mengajak anak untuk bermain atau berjalan-jalan sebentar di luar rumah setelah bangun pagi. Kegiatan ini membantu anak merasakan manfaat udara segar, serta membuat anak lebih semangat untuk bangun pagi keesokan harinya. 
8) Orang tua/wali perlu memotivasi anak untuk mematuhi jadwal bangun pagi di jam yang sama pada akhir pekan untuk menjaga konsistensi bangun pagi sehingga tubuh anak terbiasa. 
9) Orang tua/wali dapat menjadikan kebiasaan bangun pagi sebagai kegiatan rutin keluarga, seperti menikmati sarapan bersama atau melakukan kegiatan ringan di pagi hari. Anak akan lebih mudah bangun pagi jika melihat seluruh keluarga melakukannya bersama. 
10) Orang tua/wali perlu memberi pujian atau apresiasi ketika anak berhasil bangun pagi. Pujian ini membuat anak merasa dihargai dan lebih semangat untuk menjaga kebiasaan bangun pagi.

Read More »
11 January | 0komentar