Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In


Perangkat pembelajaran untuk menunjang Proses Belajar Mengajar(PBM) ini sesuai dengan kurikulum Merdeka. Informasi tentang CP dengan meng-KLIK gambar di atas. Perangkat pembelajaran Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Bangunan pada Mata Pelajaran Mekanika Teknik


INSTAGRAM :@sarastiana1
        RECENT POST

Guru Lebih dari Sekedar Agen Program

Menyeruput kopi hitam di pagi yang tenang, pikiran ini kembali berkelana pada potret pendidikan di negeri kita. Rasanya memang seperti tersesat di sebuah labirin raksasa, bukan labirin biasa, melainkan labirin ajaib yang tembok-temboknya gemar sekali bermain petak umpet. Baru saja kita merasa menemukan alur yang pas, eh, tiba-tiba jalur itu lenyap, berganti nama, atau bahkan dihapus begitu saja. Ada semacam siklus lima tahunan yang ironis. Setiap pergantian tampuk kekuasaan, seolah kita mendapatkan "mainan" baru di dunia pendidikan. 
Kurikulum berganti rupa, program-program anyar bermunculan, seringkali dengan dalih penyegaran dan inovasi. Namun, tak jarang kita mendengar bisikan-bisikan di warung kopi, termasuk mungkin di kedai kopi Mbok Yem di Jepara, yang mempertanyakan kontinuitas dan efektivitas perubahan yang terkesan terburu-buru. Benar adanya apa yang diungkapkan oleh para pemerhati pendidikan dunia, seperti John Hattie dengan konsep visible learning-nya. Pengaruh terbesar pada hasil belajar siswa bukanlah semata-mata kurikulum atau program, melainkan kualitas guru itu sendiri. 
Hal senada juga digaungkan oleh Pak Rizal dari GSM dalam berbagai kesempatan. Namun, kenyataannya, suara riset dan kajian mendalam seringkali teredam oleh riuhnya "rapat kepentingan". Alhasil, energi dan fokus kita terkadang lebih tersedot pada implementasi perubahan yang datang silih berganti, ketimbang pada penguatan fondasi utama: pengembangan profesional guru. Belum lagi kerumitan birokrasi yang dihadapi para pendidik. Seorang guru, dalam kesehariannya, harus "melayani" berbagai "majikan" dengan aturan main yang berbeda-beda. 
Urusan seragam bisa jadi ranahnya Kemendagri, penilaian kinerja oleh BKN, gaji melalui Kemenkeu, sementara regulasi dan pengembangan berada di bawah Kemendikbud. Ibarat memiliki empat orang tua dengan instruksi yang tak jarang saling bertentangan, guru pun akhirnya dituntut menjadi sosok multitasking yang luar biasa. Harus tetap waras di tengah perubahan yang konstan, menjaga semangat meski peta pendidikan terus bergeser, dan tetap fokus mendidik di tengah gempuran slogan-slogan perubahan. Srutup kopi lagi... lalu, di tengah labirin yang terus bermetamorfosis ini, bekal apa saja yang seharusnya dimiliki seorang guru zaman sekarang? 
Pertama, mental petualang yang berani berinovasi. Jangan biarkan rasa takut tersesat menghalangi langkah untuk mencoba hal baru. Labirin ini memang penuh kejutan, namun di setiap sudutnya bisa jadi tersimpan potensi pembelajaran yang tak terduga. 
Kedua, kompas batin yang kuat. Pegang teguh tujuan utama kita: mendidik dan menumbuhkan manusia seutuhnya, bukan sekadar menuntaskan materi atau mengejar proyek sesaat. Fokus pada dampak jangka panjang bagi anak didik kita. 
Ketiga, keberanian berpikir kritis. Jangan telan mentah-mentah setiap arus perubahan program. Sebagai pendidik, kita punya tanggung jawab untuk menganalisis, mengevaluasi, dan berani menyuarakan pendapat, meskipun terkadang terasa sepi di tengah arus yang dominan. 
Keempat, kesabaran tingkat dewa, lengkap dengan dosis humor yang tinggi. Menavigasi labirin yang terus berubah membutuhkan ketahanan mental yang luar biasa. Humor bisa menjadi oase di tengah kelelahan dan frustrasi. 
Dan yang terpenting dari semuanya adalah keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa meskipun jalan ini tampak berputar-putar tanpa akhir, anak-anak kita membutuhkan guru-guru yang tetap tegak berdiri, membawa cinta, ketulusan hati, dan kreativitas dalam membersamai perjalanan belajar mereka. Kita mungkin tidak bisa menghentikan perubahan peta di labirin ini. Namun, kita bisa memilih untuk tidak menjadi guru yang hanya sibuk membenarkan peta yang salah. 
Kita bisa menjadi guru merdeka yang berani menciptakan jalan sendiri, yang berani keluar dari kotak dan merancang pengalaman belajar yang relevan dan bermakna bagi siswa. Karena, jika kita tidak mampu menemukan pintu keluar dari labirin yang terus bergeser ini, setidaknya kita bisa mengajarkan anak-anak kita... cara membuat pintu mereka sendiri. 
Bagaimana dengan Bapak dan Ibu guru? Adakah pengalaman menarik saat Anda merasa "membuat pintu sendiri" dalam mendidik anak-anak kita di tengah dinamika perubahan pendidikan ini? Mari berbagi cerita sambil kita menghabiskan secangkir kopi hitam ini.

Disarikan dari Grup WA GSM Kab. Purbalingga

Read More »
27 April | 0komentar

Mengasah Kemampuan Estimasi Biaya Konstruksi (Materi Semester Genap)

Dalam era digital ini, akses terhadap informasi dan sumber belajar menjadi semakin mudah dan efisien. Mata pelajaran Konsentrasi Keahlian Estimasi Biaya Konstruksi (EBK) memanfaatkan kemudahan ini untuk membekali siswa dengan keterampilan penting dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebuah proyek konstruksi. Tugas kali ini mengajak siswa untuk secara aktif menggunakan sumber daya daring dalam proses penyusunan RAB, sebuah kompetensi krusial bagi seorang ahli estimasi biaya. Langkah-langkah sistematis telah dirancang untuk memandu siswa dalam menyelesaikan tugas ini, menggabungkan eksplorasi materi daring dengan praktik langsung penyusunan RAB. Berikut adalah tahapan pembelajaran yang akan dilalui: 

1. Mengakses Sumber Informasi: 
Langkah awal yang esensial adalah mengakses sumber materi pembelajaran yang telah disiapkan. Siswa akan menggunakan peramban web seperti Google Chrome atau Mozilla Firefox untuk menuju alamat URL berikut: 


Situs web ini akan menjadi gerbang utama untuk mendapatkan pemahaman konseptual dan teoritis terkait Estimasi Biaya Konstruksi. 

2. Mendalami Materi EBK: 
Setelah berhasil mengakses situs web, siswa akan diarahkan untuk mencari materi EBK secara spesifik melalui tautan berikut: 


Pada halaman ini, siswa diharapkan untuk mempelajari berbagai materi yang relevan dengan penyusunan RAB, termasuk pemahaman tentang komponen biaya, metode perhitungan, dan standar yang berlaku dalam industri konstruksi. Pemahaman yang kuat terhadap materi ini akan menjadi landasan yang kokoh dalam menyusun RAB yang akurat dan komprehensif. 

3. Mengunduh Lembar Kerja: 
Untuk memfasilitasi proses penyusunan RAB secara terstruktur, siswa akan mengunduh lembar kerja yang telah disiapkan melalui tautan berikut:  


Lembar kerja ini kemungkinan berisi format tabel atau panduan langkah demi langkah yang akan membantu siswa dalam mengorganisir data dan melakukan perhitungan biaya. 

4. Memvisualisasikan Proyek dengan Gambar Kerja
Pemahaman yang baik tentang desain dan spesifikasi proyek adalah kunci dalam menyusun RAB yang tepat. Oleh karena itu, siswa akan mengunduh gambar kerja pembangunan rumah melalui tautan berikut: 


Gambar kerja ini akan memberikan visualisasi detail mengenai dimensi bangunan, tata ruang, material yang digunakan, dan detail konstruksi lainnya yang relevan untuk perhitungan biaya. 

5. Memanfaatkan Contoh RAB dalam Format Excel: 
Sebagai referensi dan panduan praktis, siswa juga akan mengunduh contoh file RAB dalam format Excel melalui tautan berikut: 


 File Excel ini kemungkinan berisi contoh format RAB yang lengkap, termasuk rincian item pekerjaan, satuan, volume, harga satuan, dan total biaya. Dengan mempelajari contoh ini, siswa dapat memahami struktur dan format yang umumnya digunakan dalam penyusunan RAB. 

Mengintegrasikan Pengetahuan dan Keterampilan: 
Tugas ini tidak hanya sekadar mengunduh dan mengisi formulir. Lebih dari itu, tugas ini bertujuan untuk mengintegrasikan pemahaman teoritis dari materi EBK dengan kemampuan praktis dalam menyusun RAB berdasarkan gambar kerja dan contoh yang diberikan. Siswa diharapkan untuk: 

  • Menganalisis Gambar Kerja: Memahami detail teknis bangunan untuk mengidentifikasi semua item pekerjaan yang diperlukan. 
  • Mengaplikasikan Pengetahuan EBK: Menggunakan prinsip-prinsip estimasi biaya untuk menentukan volume pekerjaan dan memilih harga satuan yang sesuai. 
  • Memanfaatkan Lembar Kerja: Mengorganisir data dan melakukan perhitungan biaya secara sistematis. 
  • Mereferensi Contoh RAB: Memahami format dan struktur RAB yang baik dan benar. 

Melalui tugas ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan analitis, ketelitian, dan pemahaman mendalam tentang proses penyusunan Rencana Anggaran Biaya dalam proyek konstruksi. Penggunaan sumber daya daring memberikan fleksibilitas dan aksesibilitas dalam belajar, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin terhubung dan berbasis data. Selamat mengerjakan!

Read More »
27 April | 0komentar

Mengapa Mendaftar Haji Sebelum Umroh Lebih Utama

Alhamdulillah, mendaftar Haji di BSI
Sebagai umat Muslim, kita tentu memahami betul kedudukan ibadah haji dan umroh dalam agama Islam. Haji merupakan rukun Islam kelima yang hukumnya wajib bagi setiap Muslim yang mampu secara fisik, materi, dan mental. Sementara itu, umroh adalah ibadah sunah yang sangat dianjurkan (sunah muakkadah) dan memiliki banyak keutamaan. Meskipun keduanya merupakan ibadah yang mulia dan mendatangkan pahala besar, terdapat perbedaan mendasar dalam hukum pelaksanaannya. Kewajiban haji bagi yang mampu menempatkannya pada prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibadah umroh yang bersifat sunah. 

Prioritas wajib di Atas sunah

Dalam prinsip-prinsip fiqih Islam, ibadah yang wajib harus didahulukan pelaksanaannya daripada ibadah yang sunah. Hal ini didasarkan pada berbagai dalil dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Allah SWT telah secara tegas memerintahkan pelaksanaan ibadah haji bagi mereka yang memiliki kemampuan. Perintah ini termaktub dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 97:

 وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ 

 "Dan bagi Allah, atas manusia berkewajiban melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka 2 sesungguhnya Allah Mahakaya 3 (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam."  

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa ibadah haji adalah kewajiban yang melekat pada setiap Muslim yang memenuhi syarat istitha'ah (kemampuan). Oleh karena itu, ketika seorang Muslim memiliki kemampuan untuk melaksanakan haji, maka kewajiban ini harus segera dipenuhi. 

Meskipun keinginan untuk segera mengunjungi Baitullah dan melaksanakan umroh sangatlah besar, ada beberapa hikmah mengapa mendaftar haji terlebih dahulu menjadi pilihan yang lebih bijak: 
  • Menunaikan Kewajiban Utama: Dengan mendaftar haji, seorang Muslim telah menunjukkan niat dan kesungguhannya untuk memenuhi rukun Islam yang kelima. Ini merupakan bentuk ketaatan dan kepatuhan yang lebih utama di sisi Allah SWT. 
  • Mengamankan Kesempatan: Kuota haji setiap tahunnya terbatas dan seringkali daftar tunggu keberangkatan bisa memakan waktu bertahun-tahun. Dengan mendaftar lebih awal, seorang Muslim memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat melaksanakan ibadah haji pada waktunya. 
  • Perencanaan Keuangan yang Lebih Baik: Biaya haji relatif lebih besar dibandingkan dengan umroh. Dengan mendaftar jauh-jauh hari, calon jamaah memiliki waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkan dan mengelola keuangan dengan lebih baik. 
  • Menghindari Penyesalan di Kemudian Hari: Menunda pendaftaran haji, terutama bagi yang sudah mampu, dapat menimbulkan penyesalan di kemudian hari jika kondisi kesehatan atau finansial berubah. 
  • Menghormati Sistem dan Regulasi: Pemerintah telah mengatur sistem pendaftaran dan keberangkatan haji dengan tujuan untuk memastikan kelancaran dan keamanan pelaksanaan ibadah. Mendaftar haji sesuai prosedur berarti menghormati sistem yang telah ditetapkan. 

Lalu, Bagaimana dengan Umroh? 
Bukan berarti melaksanakan umroh sebelum haji dilarang. Namun, dalam konteks prioritas, menunaikan kewajiban haji bagi yang mampu adalah yang utama. Jika seseorang telah mendaftar haji dan masih memiliki kesempatan serta kemampuan finansial untuk melaksanakan umroh, maka hal tersebut tentu diperbolehkan dan bahkan dianjurkan. 
Umroh dapat menjadi sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menambah kekhusyukan dalam menanti panggilan untuk menunaikan ibadah haji. Kesimpulan Meskipun keduanya merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, hukum wajib pada ibadah haji menjadikannya prioritas utama bagi setiap Muslim yang mampu. 
Mendaftar haji terlebih dahulu sebelum melaksanakan umroh adalah langkah yang lebih bijak sebagai bentuk ketaatan dalam menunaikan kewajiban dan mengamankan kesempatan untuk meraih kemuliaan ibadah haji. Setelah mendaftar haji, jika Allah SWT memberikan keluasan rezeki dan kesempatan, melaksanakan ibadah umroh dapat menjadi pelengkap ibadah dan semakin memperkuat keimanan kita. Semoga Allah SWT memudahkan langkah kita semua untuk dapat menunaikan ibadah haji dan umroh di Baitullah.

Read More »
21 April | 0komentar

Langkah Syukur Menuju Baitullah: Pendaftaran Haji dan Prioritas Akhirat

Pendaftaran Haji di Kemenag RI untuk 3 Anak Kami

Alhamdulillah wa syukurillah 'ala ni'matillah. Rasa syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas kemudahan yang telah dilimpahkan, sehingga kami sekeluarga dapat menunaikan niat suci untuk mendaftarkan Ibadah Haji. Sebuah perjalanan spiritual yang kami impikan sejak lama, kini selangkah lebih dekat untuk menjadi kenyataan. Saya dan istri telah terdaftar dan mendapatkan porsi Haji pada Tahun 2016. Sesuai dengan aplikasi dari Kemenag berangkat tahun 2034. 
Penantian yang cukup panjang, namun keyakinan akan janji Allah SWT senantiasa menghiasi hati kami. Kebahagiaan kami semakin lengkap di bulan suci Ramadhan tahun ini, tepatnya pada tanggal 25 Ramadhan 1446 Hijriyah (bertepatan dengan 25 Maret 2025), ketika ketiga buah hati kami turut serta mendaftarkan diri untuk menunaikan rukun Islam yang kelima ini. Mereka menunggu daftar antrian 33 Tahun.
Melihat nama-nama anggota keluarga tertera dalam bukti pendaftaran haji, hati ini bergetar. Bukan hanya karena terbayang indahnya Baitullah dan Madinah Al-Munawwarah, namun juga karena betapa besar karunia Allah SWT yang telah memudahkan urusan ini. Kami menyadari, banyak saudara-saudara kita yang memiliki keinginan serupa namun belum mendapatkan kesempatan yang sama. Banyak dari saudara-saudara kami yang lebih tetapi belum digerakan untuk mendaftar Haji.
Keputusan untuk mendaftarkan haji bagi kami dan keluarga bukanlah keputusan yang diambil secara instan. Ada pertimbangan matang dan skala prioritas yang kami tetapkan dalam kehidupan ini. Kami menyadari bahwa dunia ini hanyalah persinggahan sementara, dan sebaik-baik bekal adalah amalan saleh yang akan kita bawa menghadap Allah SWT di akhirat kelak. Mungkin bagi sebagian orang, memiliki kendaraan baru atau rumah yang lebih mewah menjadi prioritas utama. Namun, bagi kami, menunaikan ibadah haji bersama keluarga adalah investasi akhirat yang tak ternilai harganya. Ini adalah wujud ketaatan kepada Allah SWT, bentuk penghambaan diri yang mendalam, dan kesempatan untuk membersihkan diri dari segala dosa dan khilaf. 
Kami percaya, rezeki yang Allah SWT berikan kepada kami adalah amanah yang harus digunakan sebaik-baiknya. Menyisihkan sebagian rezeki untuk menunaikan ibadah haji adalah bentuk syukur atas nikmat-Nya dan upaya untuk meraih ridha-Nya. Kami meyakini, dengan memprioritaskan urusan akhirat, Allah SWT akan mencukupkan segala kebutuhan duniawi kami. 
Proses pendaftaran haji saat ini semakin mudah dengan adanya sistem yang terintegrasi. Namun, kemudahan administratif ini hendaknya tidak melunturkan esensi dari ibadah haji itu sendiri. Niat yang tulus, persiapan yang matang, baik secara fisik, mental, maupun ilmu pengetahuan tentang manasik haji, tetap menjadi kunci utama dalam meraih haji yang mabrur. 
Janganlah kita terlalu disibukkan dengan urusan duniawi hingga melupakan panggilan suci menuju Baitullah. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kelancaran dalam setiap tahapan persiapan haji kami dan keluarga, serta memberikan kesempatan kepada seluruh umat Islam yang memiliki kerinduan untuk mengunjungi tanah haram. Semoga niat suci ini menjadi langkah awal menuju haji yang mabrur, yang diterima di sisi Allah SWT. Amin ya rabbal 'alamin.

Buka Tabungan Haji Di BSI



Alhamdulillah semua telah mendapat porsi Haji



Read More »
20 April | 0komentar

Sekolah Unggul untuk Siapa, Sekolah Rakyat untuk Apa?

Belum terang benderang pelaksanaan Deep Learning pada pendidikan kita, akhir-akhir di dunia pendidikan terdengar sayup-sayup memperbincangkan berkaitan dengan sekolah unggulan dan sekolah rakyat. Dua istilah atau nama itu yaitu Sekolah unggul, sekolah rakyat nama yang terlihat begitu sakral unggul dan rakyat. Yang satu menjanjikan: prestasi, keunggulan, masa depan gemilang. Satunya lagi membawa harapan, kesempatan, dan keberpihakan bagi yg terpinggir dan tersisihkan siapa lagi kalau bukan rakyat. 
Dua wajah dari sebuah cita-cita pendidikan?
Tapi… benarkah demikian?” Mengapa ada sekolah rakyat? Bukankah setiap sekolah seharusnya menjadi tempat bagi seluruh rakyat? Bukankah pendidikan adalah hak semua orang, bukan sesuatu yang perlu 'dikategorikan'? Ah… tetapi, mungkin ini memang kenyataan yg harus diterima. 
Sekolah unggul untuk mereka yg ‘terpilih’, sekolah rakyat untuk mereka yang ‘tersisih’. Seperti dua jalur yg berpisah, masing-masing menentukan nasib penghuninya. Yang satu untuk melahirkan pemimpin unggul, yg lain melahirkan kesempatan bisa bekerja memperbaiki nasib. Yang satu berorientasi pada inovasi, yang lain berjuang memberi peluang untuk mengenyam pendidikan dan bisa bertahan hidup. 
Bukankah ini yang terjadi? Lalu di mana Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia? Bukankah para pendahulu kita memperjuangkan dan mengajarkan tentang kesetaraan, tentang kemerdekaan, tentang hak yg sama bagi semua anak bangsa? Ataukah kita telah kembali ke masa lalu, di mana pendidikan adalah hak segelintir orang, sementara yg lain cukup puas dengan serpihan² kesempatan? 
Ki Hadjar Dewantara mendirikan Taman Siswa bukan untuk menciptakan sekolah bagi orang kaya, bukan untuk menciptakan sekolah yg membedakan kasta sosial. Ia mendirikan sekolah untuk membebaskan jiwa-jiwa tertindas dari kebodohan. Ia ingin agar pendidikan bukan lagi menjadi hak istimewa, melainkan cahaya bagi semua rakyat. 
Jadi, apa yang kita butuhkan sebenarnya? Sekolah unggul yg benar² menciptakan pemimpin yg unggul tapi juga merakyat. Bukan sekolah yg membangun tembok tinggi untuk mereka yg berduit. Kita butuh sekolah yg tidak hanya memberi ‘akses’, tapi benar² menjamin pemerataan, djmana masih ada sekolah negeri atau swasta yang berlantai tanah, atapnya bocor, yg jendelanya sudah hilang, bahkan tidak bertembok. 
Kita butuh pemimpin yg tidak hanya cerdas, tapi juga berpihak pada rakyat. Kita butuh perubahan… bukan sekadar slogan. Maka pertanyaannya adalah… apakah kita akan terus membiarkan pendidikan ini menjadi alat pembeda? Atau kita akan mengembalikan esensi pendidikan sebagai alat perjuangan bagi semua? Kita berharap dua program tersebut bukan memperbanyak paradoks dalam dunia pendidikan apalagi sekadar menjalankan program tanpa keberlanjutan. Sebab sekolah seharusnya bukan tentang ‘unggul’ atau ‘rakyat’… tapi tentang bagaimana menciptakan manusia yg benar² menjadi manusia dan merdeka. 
 #kembalimendidikmanusia #kesempatansetara #gerakansekolahmenyenangkan
Sumber : Grup WA GSM Kab. Purbalingga 

Read More »
19 April | 0komentar

Jangan Malu Terlihat Miskin, Malulah Terlihat Kaya dengan Cara Riba

Di tengah gemerlap dunia yang seringkali mengagungkan kekayaan materi, kita terkadang terjebak dalam perlombaan yang tidak berujung. Dorongan untuk terlihat sukses dan berada di atas seringkali membuat kita mengambil jalan pintas yang justru menjerumuskan. Salah satu jebakan terbesar adalah keinginan untuk tampak kaya melalui cara-cara yang tidak berkah, bahkan diharamkan agama, seperti melalui riba. 
Seringkali, kita merasa malu dengan kesederhanaan yang kita miliki. Kita khawatir dipandang rendah, diremehkan, atau bahkan dikucilkan karena keterbatasan harta, contohnya tidak memiliki mobil. Padahal yang lain sudah punya semua. Rasa malu ini kemudian memicu kita untuk berusaha menutupi kekurangan dengan berbagai cara, termasuk memaksakan diri untuk memiliki barang-barang mewah atau gaya hidup di luar kemampuan. Ironisnya, upaya ini seringkali berujung pada jurang utang yang semakin dalam, yang mana salah satu sumber utang yang paling umum adalah melalui pinjaman bank yang seringkali mengandung unsur riba. 

Memahami Riba dan Bahayanya 
Dalam ajaran agama Islam, riba adalah sesuatu yang diharamkan dengan tegas. Secara sederhana, riba adalah kelebihan atau tambahan yang disyaratkan dalam transaksi pinjam-meminjam. Berhutang di bank, meskipun terlihat sebagai solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan, seringkali melibatkan sistem bunga yang merupakan bentuk riba. 
Prinsip keadilan dan keberkahan dalam setiap aspek kehidupan sangat ditekankan, terutama dalam urusan muamalah atau transaksi ekonomi. Salah satu hal yang diharamkan secara tegas dan dikutuk keras dalam Islam adalah riba. Riba secara bahasa berarti ziyadah (tambahan) atau namaa' (pertumbuhan). Dalam konteks ekonomi dan syariah, riba merujuk pada setiap kelebihan atau tambahan yang disyaratkan dalam transaksi pinjam-meminjam harta atau utang piutang. Allah SWT dengan jelas dan tegas mengharamkan riba dalam berbagai ayat Al-Qur'an. Salah satu ayat yang paling terkenal adalah dalam Surah Al-Baqarah ayat 275:

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

Read More »
12 April | 0komentar