Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts with label Rohani. Show all posts
Showing posts with label Rohani. Show all posts

Mengapa Mendaftar Haji Sebelum Umroh Lebih Utama

Alhamdulillah, mendaftar Haji di BSI
Sebagai umat Muslim, kita tentu memahami betul kedudukan ibadah haji dan umroh dalam agama Islam. Haji merupakan rukun Islam kelima yang hukumnya wajib bagi setiap Muslim yang mampu secara fisik, materi, dan mental. Sementara itu, umroh adalah ibadah sunah yang sangat dianjurkan (sunah muakkadah) dan memiliki banyak keutamaan. Meskipun keduanya merupakan ibadah yang mulia dan mendatangkan pahala besar, terdapat perbedaan mendasar dalam hukum pelaksanaannya. Kewajiban haji bagi yang mampu menempatkannya pada prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibadah umroh yang bersifat sunah. 

Prioritas wajib di Atas sunah

Dalam prinsip-prinsip fiqih Islam, ibadah yang wajib harus didahulukan pelaksanaannya daripada ibadah yang sunah. Hal ini didasarkan pada berbagai dalil dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Allah SWT telah secara tegas memerintahkan pelaksanaan ibadah haji bagi mereka yang memiliki kemampuan. Perintah ini termaktub dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 97:

 وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ 

 "Dan bagi Allah, atas manusia berkewajiban melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka 2 sesungguhnya Allah Mahakaya 3 (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam."  

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa ibadah haji adalah kewajiban yang melekat pada setiap Muslim yang memenuhi syarat istitha'ah (kemampuan). Oleh karena itu, ketika seorang Muslim memiliki kemampuan untuk melaksanakan haji, maka kewajiban ini harus segera dipenuhi. 

Meskipun keinginan untuk segera mengunjungi Baitullah dan melaksanakan umroh sangatlah besar, ada beberapa hikmah mengapa mendaftar haji terlebih dahulu menjadi pilihan yang lebih bijak: 
  • Menunaikan Kewajiban Utama: Dengan mendaftar haji, seorang Muslim telah menunjukkan niat dan kesungguhannya untuk memenuhi rukun Islam yang kelima. Ini merupakan bentuk ketaatan dan kepatuhan yang lebih utama di sisi Allah SWT. 
  • Mengamankan Kesempatan: Kuota haji setiap tahunnya terbatas dan seringkali daftar tunggu keberangkatan bisa memakan waktu bertahun-tahun. Dengan mendaftar lebih awal, seorang Muslim memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat melaksanakan ibadah haji pada waktunya. 
  • Perencanaan Keuangan yang Lebih Baik: Biaya haji relatif lebih besar dibandingkan dengan umroh. Dengan mendaftar jauh-jauh hari, calon jamaah memiliki waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkan dan mengelola keuangan dengan lebih baik. 
  • Menghindari Penyesalan di Kemudian Hari: Menunda pendaftaran haji, terutama bagi yang sudah mampu, dapat menimbulkan penyesalan di kemudian hari jika kondisi kesehatan atau finansial berubah. 
  • Menghormati Sistem dan Regulasi: Pemerintah telah mengatur sistem pendaftaran dan keberangkatan haji dengan tujuan untuk memastikan kelancaran dan keamanan pelaksanaan ibadah. Mendaftar haji sesuai prosedur berarti menghormati sistem yang telah ditetapkan. 

Lalu, Bagaimana dengan Umroh? 
Bukan berarti melaksanakan umroh sebelum haji dilarang. Namun, dalam konteks prioritas, menunaikan kewajiban haji bagi yang mampu adalah yang utama. Jika seseorang telah mendaftar haji dan masih memiliki kesempatan serta kemampuan finansial untuk melaksanakan umroh, maka hal tersebut tentu diperbolehkan dan bahkan dianjurkan. 
Umroh dapat menjadi sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menambah kekhusyukan dalam menanti panggilan untuk menunaikan ibadah haji. Kesimpulan Meskipun keduanya merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, hukum wajib pada ibadah haji menjadikannya prioritas utama bagi setiap Muslim yang mampu. 
Mendaftar haji terlebih dahulu sebelum melaksanakan umroh adalah langkah yang lebih bijak sebagai bentuk ketaatan dalam menunaikan kewajiban dan mengamankan kesempatan untuk meraih kemuliaan ibadah haji. Setelah mendaftar haji, jika Allah SWT memberikan keluasan rezeki dan kesempatan, melaksanakan ibadah umroh dapat menjadi pelengkap ibadah dan semakin memperkuat keimanan kita. Semoga Allah SWT memudahkan langkah kita semua untuk dapat menunaikan ibadah haji dan umroh di Baitullah.

Read More »
21 April | 0komentar

Langkah Syukur Menuju Baitullah: Pendaftaran Haji dan Prioritas Akhirat

Pendaftaran Haji di Kemenag RI untuk 3 Anak Kami

Alhamdulillah wa syukurillah 'ala ni'matillah. Rasa syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas kemudahan yang telah dilimpahkan, sehingga kami sekeluarga dapat menunaikan niat suci untuk mendaftarkan Ibadah Haji. Sebuah perjalanan spiritual yang kami impikan sejak lama, kini selangkah lebih dekat untuk menjadi kenyataan. Saya dan istri telah terdaftar dan mendapatkan porsi Haji pada Tahun 2016. Sesuai dengan aplikasi dari Kemenag berangkat tahun 2034. 
Penantian yang cukup panjang, namun keyakinan akan janji Allah SWT senantiasa menghiasi hati kami. Kebahagiaan kami semakin lengkap di bulan suci Ramadhan tahun ini, tepatnya pada tanggal 25 Ramadhan 1446 Hijriyah (bertepatan dengan 25 Maret 2025), ketika ketiga buah hati kami turut serta mendaftarkan diri untuk menunaikan rukun Islam yang kelima ini. Mereka menunggu daftar antrian 33 Tahun.
Melihat nama-nama anggota keluarga tertera dalam bukti pendaftaran haji, hati ini bergetar. Bukan hanya karena terbayang indahnya Baitullah dan Madinah Al-Munawwarah, namun juga karena betapa besar karunia Allah SWT yang telah memudahkan urusan ini. Kami menyadari, banyak saudara-saudara kita yang memiliki keinginan serupa namun belum mendapatkan kesempatan yang sama. Banyak dari saudara-saudara kami yang lebih tetapi belum digerakan untuk mendaftar Haji.
Keputusan untuk mendaftarkan haji bagi kami dan keluarga bukanlah keputusan yang diambil secara instan. Ada pertimbangan matang dan skala prioritas yang kami tetapkan dalam kehidupan ini. Kami menyadari bahwa dunia ini hanyalah persinggahan sementara, dan sebaik-baik bekal adalah amalan saleh yang akan kita bawa menghadap Allah SWT di akhirat kelak. Mungkin bagi sebagian orang, memiliki kendaraan baru atau rumah yang lebih mewah menjadi prioritas utama. Namun, bagi kami, menunaikan ibadah haji bersama keluarga adalah investasi akhirat yang tak ternilai harganya. Ini adalah wujud ketaatan kepada Allah SWT, bentuk penghambaan diri yang mendalam, dan kesempatan untuk membersihkan diri dari segala dosa dan khilaf. 
Kami percaya, rezeki yang Allah SWT berikan kepada kami adalah amanah yang harus digunakan sebaik-baiknya. Menyisihkan sebagian rezeki untuk menunaikan ibadah haji adalah bentuk syukur atas nikmat-Nya dan upaya untuk meraih ridha-Nya. Kami meyakini, dengan memprioritaskan urusan akhirat, Allah SWT akan mencukupkan segala kebutuhan duniawi kami. 
Proses pendaftaran haji saat ini semakin mudah dengan adanya sistem yang terintegrasi. Namun, kemudahan administratif ini hendaknya tidak melunturkan esensi dari ibadah haji itu sendiri. Niat yang tulus, persiapan yang matang, baik secara fisik, mental, maupun ilmu pengetahuan tentang manasik haji, tetap menjadi kunci utama dalam meraih haji yang mabrur. 
Janganlah kita terlalu disibukkan dengan urusan duniawi hingga melupakan panggilan suci menuju Baitullah. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kelancaran dalam setiap tahapan persiapan haji kami dan keluarga, serta memberikan kesempatan kepada seluruh umat Islam yang memiliki kerinduan untuk mengunjungi tanah haram. Semoga niat suci ini menjadi langkah awal menuju haji yang mabrur, yang diterima di sisi Allah SWT. Amin ya rabbal 'alamin.

Buka Tabungan Haji Di BSI



Alhamdulillah semua telah mendapat porsi Haji



Read More »
20 April | 0komentar

Jangan Malu Terlihat Miskin, Malulah Terlihat Kaya dengan Cara Riba

Di tengah gemerlap dunia yang seringkali mengagungkan kekayaan materi, kita terkadang terjebak dalam perlombaan yang tidak berujung. Dorongan untuk terlihat sukses dan berada di atas seringkali membuat kita mengambil jalan pintas yang justru menjerumuskan. Salah satu jebakan terbesar adalah keinginan untuk tampak kaya melalui cara-cara yang tidak berkah, bahkan diharamkan agama, seperti melalui riba. 
Seringkali, kita merasa malu dengan kesederhanaan yang kita miliki. Kita khawatir dipandang rendah, diremehkan, atau bahkan dikucilkan karena keterbatasan harta, contohnya tidak memiliki mobil. Padahal yang lain sudah punya semua. Rasa malu ini kemudian memicu kita untuk berusaha menutupi kekurangan dengan berbagai cara, termasuk memaksakan diri untuk memiliki barang-barang mewah atau gaya hidup di luar kemampuan. Ironisnya, upaya ini seringkali berujung pada jurang utang yang semakin dalam, yang mana salah satu sumber utang yang paling umum adalah melalui pinjaman bank yang seringkali mengandung unsur riba. 

Memahami Riba dan Bahayanya 
Dalam ajaran agama Islam, riba adalah sesuatu yang diharamkan dengan tegas. Secara sederhana, riba adalah kelebihan atau tambahan yang disyaratkan dalam transaksi pinjam-meminjam. Berhutang di bank, meskipun terlihat sebagai solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan, seringkali melibatkan sistem bunga yang merupakan bentuk riba. 
Prinsip keadilan dan keberkahan dalam setiap aspek kehidupan sangat ditekankan, terutama dalam urusan muamalah atau transaksi ekonomi. Salah satu hal yang diharamkan secara tegas dan dikutuk keras dalam Islam adalah riba. Riba secara bahasa berarti ziyadah (tambahan) atau namaa' (pertumbuhan). Dalam konteks ekonomi dan syariah, riba merujuk pada setiap kelebihan atau tambahan yang disyaratkan dalam transaksi pinjam-meminjam harta atau utang piutang. Allah SWT dengan jelas dan tegas mengharamkan riba dalam berbagai ayat Al-Qur'an. Salah satu ayat yang paling terkenal adalah dalam Surah Al-Baqarah ayat 275:

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

Read More »
12 April | 0komentar

Selamat Hari Raya 'Idul Fitri 1446H

 



Read More »
04 April | 0komentar

Nuzulul Quran dan Peran Penting Sayyidah Khadijah RA


Kuliah Subuh 
18 Ramadhan 1446H
Ustadz : Alfin Nur Mustofa Kamil,S.Ag

Romadhon, adalah bulan yang penuh berkah dan kemuliaan bagi umat Islam. Di bulan inilah, Al-Quran, kitab suci terakhir, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Peristiwa turunnya Al-Quran ini dikenal sebagai Nuzulul Quran, sebuah momen penting dalam sejarah Islam yang menandai awal dari risalah kenabian Muhammad SAW. 
Asal Muasal Nuzulul Quran Nuzulul Quran terjadi pada malam Lailatul Qadar, salah satu malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW sedang beruzlah (menyendiri) di Gua Hira, sebuah gua kecil di Jabal Nur, dekat Makkah. Malaikat Jibril AS datang menemui beliau dan menyampaikan wahyu pertama, yaitu lima ayat pertama dari Surah Al-Alaq: 

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-Alaq: 1-5) 

Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun, usia yang dianggap matang untuk menerima wahyu kenabian. Kondisi Masyarakat Jahiliyah Sebelum Kenabian Sebelum diangkat menjadi nabi, masyarakat Arab pada masa itu berada dalam kondisi yang disebut jahiliyah, yaitu masa kebodohan dan kegelapan. Mereka menyembah berhala, melakukan perbuatan-perbuatan tercela seperti berjudi, minum khamar, dan berzina, serta menindas kaum lemah. 

Proses Turunnya Al-Quran Al-Quran diturunkan dalam dua tahap: 
1. Turun secara keseluruhan (Jumlatun Wahidah): Al-Quran diturunkan secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuzh (kitab yang terjaga di sisi Allah) ke Baitul Izzah (langit dunia) pada malam Lailatul Qadar. 
2. Turun secara bertahap (Munajjaman): Al-Quran diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW selama kurang lebih 23 tahun, sesuai dengan kebutuhan dan peristiwa yang terjadi pada saat itu. Malam Lailatul Qadar Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. 
Pada malam ini, para malaikat turun ke bumi untuk mengatur segala urusan. Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam ini, seperti shalat, membaca Al-Quran, dan berdoa. Dukungan Sayyidah Khadijah dan Waraqah bin Naufal Setelah menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW merasa ketakutan dan pulang ke rumah dengan gemetar. Beliau menceritakan kejadian tersebut kepada istrinya, Sayyidah Khadijah RA, yang kemudian menenangkan beliau dan membawanya menemui Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani yang memiliki pengetahuan tentang kitab-kitab suci sebelumnya. 
Waraqah membenarkan bahwa apa yang dialami Nabi Muhammad SAW adalah wahyu dari Allah SWT. Pengangkatan Nabi Setelah Menikah dengan Sayyidah Khadijah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi nabi setelah menikah dengan Sayyidah Khadijah RA. Pernikahan mereka memberikan dukungan moral dan material yang besar bagi perjuangan Nabi dalam menyebarkan risalah Islam.

Tartib Nuzul dan Tartib Musyaf Tartib Nuzul: Urutan turunnya ayat dan surah Al-Quran sesuai dengan waktu dan peristiwa yang terjadi. 
Tartib Musyaf: Urutan surah dan ayat Al-Quran yang ada dalam mushaf saat ini, yang disusun berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW. 

Metode Talaki Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Malaikat Jibril AS dengan metode talaki, yaitu dengan cara mendengarkan dan menirukan bacaan Jibril AS. Kemudian, beliau menyampaikan wahyu tersebut kepada para sahabatnya, yang kemudian menghafal dan menuliskannya. Menjaga dan Memuliakan Nabi Umat Islam diperintahkan untuk menjaga dan memuliakan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT. 
Hal ini dilakukan dengan cara mengikuti sunnah-sunnah beliau, mencintai beliau, dan menjauhi segala sesuatu yang dapat menyakiti beliau. Naskh (Penghapusan) Ayat Dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat yang dinaskh (dihapus) dan digantikan dengan ayat yang baru. Contohnya, masa iddah (masa menunggu) bagi wanita yang ditinggal mati suaminya, yang semula satu tahun, kemudian diganti menjadi empat bulan sepuluh hari. Penjagaan Al-Quran oleh Allah SWT Allah SWT menjamin akan menjaga Al-Quran dari segala bentuk perubahan dan penyimpangan. Hal ini terbukti dengan terjaganya keaslian Al-Quran hingga saat ini, meskipun telah berlalu lebih dari 14 abad.

Read More »
21 March | 0komentar

Persiapan Matang Sambut Ramadhan yang Penuh Ampunan


Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan, akan segera tiba. Umat Muslim di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Persiapan Menyambut Ramadhan Ramadhan bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, persiapan yang matang sangat diperlukan. 
Berikut adalah beberapa tips persiapan menyambut Ramadhan: 
Memperbaiki niat dan memperbanyak doa Niat yang ikhlas adalah kunci diterimanya amalan. Mari perbarui niat kita untuk beribadah hanya kepada Allah SWT. Perbanyak doa agar diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. 
Mempelajari ilmu tentang puasa dan Ramadhan Pelajari lebih dalam tentang hukum-hukum puasa, keutamaan bulan Ramadhan, serta amalan-amalan yang dianjurkan. Dengan ilmu, kita bisa menjalankan ibadah dengan lebih baik dan bermakna. Mempersiapkan fisik dan mental Kesehatan fisik dan mental yang prima akan membantu kita menjalankan ibadah puasa dengan lancar. Jaga pola makan dan istirahat yang cukup. 
Persiapkan mental untuk menghadapi tantangan dan godaan selama berpuasa. Membuat jadwal ibadah dan target. Susun jadwal ibadah harian, seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur'an, dan amalan-amalan lainnya. Tentukan targetan yang ingin dicapai selama bulan Ramadhan, misalnya khatam Al-Qur'an, bersedekah, atau meningkatkan kualitas shalat. Memperbaiki hubungan dengan sesama Ramadhan adalah momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahmi dan saling memaafkan. Jaga hubungan baik dengan keluarga, teman, dan tetangga. 

Keutamaan Bulan Ramadhan Bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan, di antaranya: Bulan diturunkannya Al-Qur'an Pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu Terdapat malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan Waktu yang mustajab untuk berdoa Mari sambut Ramadhan dengan gembira dan penuh semangat! Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita di bulan Ramadhan dan memberikan keberkahan kepada kita semua. Aamiin

Read More »
19 February | 0komentar

Ketika Perdamaian Lebih Utama dari Kemenangan Sekejap

Mengutip buku Islam Konsepsi dan Sejarahnya karya Syed Mahmudunnasir yang diterjemahkan oleh Adang Affandi, pada tahun 6 H, Nabi bersama dengan kaum muslim melakukan perjalanan ke Makkah. Untuk menghilangkan prasangka kaum Quraisy kalau tujuan mereka disalahpahami, Nabi melarang kaum muslimin membawa senjata kecuali pedang untuk menyembelih hewan korban yang mereka bawa. Di samping itu, kaum muslimin hanya diperkenankan memakai baju ihram. 
Berita tentang perjalanan Nabi dan kaum muslimin untuk umrah sampai ke telinga petinggi Quraisy. Namun, mereka curiga kalau ini hanya taktik belaka untuk menembus Kota Makkah. Oleh karena itu, para pemuka Quraisy tetap teguh pada pendiriannya. Apa pun alasan yang disampaikan oleh Nabi dan rombongannya, mereka tetap dilarang memasuki Kota Makkah. Sehingga pemuka Quraisy menyiapkan pasukannya untuk menghaluskan Nabi di bawah Panglima Khalid ibnu Walid. Sementara itu, rombongan dari Madinah yang dipimpin Rasulullah SAW telah tiba di daerah Usfan. 
Nabi bertemu dengan seseorang dari suku Ka'ab dan berhasil memperoleh informasi bahwa kaum Quraisy juga telah bergerak menuju suatu daerah Kiral Gharim dan bersumpah Nabi beserta pengikutnya tidak bisa masuk Makkah. Rasulullah SAW mengalihkan rute perjalanan untuk menghindari bentrokan, dengan memilih jalur yang sulit dan berat di antara celah-celah gunung. Ketika mencapai ujung Hudaibiyah, kaum muslim mengeluhkan rasa haus kepada Rasulullah SAW. Beliau kemudian memerintahkan untuk menancapkan sebuah panah ke dalam kolam, dan air pun memancar deras. 
Kaum muslimin pun puas menikmati air tersebut. Kaum Quraisy memutuskan untuk menyusup ke tengah barisan kaum muslim pada malam hari dan memprovokasi terjadinya peperangan. Namun, Muhammad bin Maslamah, sang komandan, berhasil menangkap mereka semua. Rasulullah SAW, yang sejak awal menginginkan perdamaian, memaafkan dan membebaskan mereka semua.
Isi Perjanjian Hudaibiyah Mengutip buku Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haekal yang diterjemahkan oleh Ali Audah, ada beberapa poin yang berhasil disepakati tanpa amandemen oleh Nabi Muhammad SAW. 
Berikut ini isi dari Perjanjian Hudaibiyah: 
  1. Untuk tahun ini Muhammad dan rombongannya harus kembali ke Madinah, mengurungkan niatnya untuk berumrah, dan dipersilahkan kembali pada tahun berikutnya. 
  2. Untuk tahun depan, Muhammad dan rombongannya diperkenalkan memasuki Kota Makkah tapi hanya selama tiga hari. Peralatan yang boleh dibawa hanyalah pedang tersarung dan tidak dibenarkan membawa senjata jenis lain. 
  3. Siapa pun dari suku-suku Arab yang ingin bersekutu dengan Muhammad atau dengan pihak Quraisy harus diizinkan. 
  4. Warga Quraisy yang menyeberang dan ingin bergabung ke Madinah tanpa izin walinya harus dikembalikan. Sebaliknya, jika warga Muslim di Madinah ingin kembali ke Makkah, mereka harus diizinkan. 
  5. Gencatan senjata antara pihak Quraisy dan kaum Muslim disepakati untuk berlangsung selama 10 tahun.
Mengutip buku Shahih Sirah Nabawiyah karya Akram Dhiya' Al-Umuri, sebagian besar sahabat Rasulullah SAW dan kaum muslim lain menganggap Perjanjian Hudaibiyah merugikan pihak mereka dan membuat kaum muslim marah. Namun, hasil dari Perjanjian Hudaibiyah baru terlihat setelah bertahun-tahun berlalu. Pada awal-awal kenabian, Rasulullah SAW berdakwah secara diam-diam dan butuh beberapa tahun lamanya untuk mengajak kaum kafir memeluk agama Islam. 
Baru setelah Perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah SAW melakukan dakwah terang-terangan. Nabi semakin meningkatkan gerak dakwahnya, tidak hanya di Madinah tapi juga di sekitaran Makkah. Klimaks dari keberhasilan Perjanjian Hudaibiyah terjadi pada tahun 8 H, ketika Kota Makkah terbuka. Dengan kekuatan 10.000 orang, kaum muslim berhasil menembus benteng utama kaum Quraisy tanpa perlawanan. Jadi dapat dipahami jika sebenarnya poin-poin yang ada di dalam Perjanjian Hudaibiyah lebih menguntungkan kaum muslimin

Read More »
25 January | 0komentar

Baarakallohu Fii Umriik

Nikmat yang Alloh berikan salah satunya sebagai nikat umur sebagai momentum yang tepat untuk bersyukur. Dalam bersyukur atas umur yang Alloh berikan kepada kita adalah melakukan hal-hal yang diperintahkan Alloh melalui Nabinya, Rosul-Nya. Hal-hal yang baik Rosululloh contohkan atas apa yang Alloh berikan. Cara memperingati hari lahir atau biasa disebut hari ulang tahun Nabi adalah dengan cara berpuasa. Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa Rasulullah ditanya tentang latar belakang dilakukannya puasa hari Senin. 
“Dari Abu Qatadah Al-Anshar bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau menjawab, “(Karena) saat itu aku dilahirkan dan saat itu aku dituruni wahyu.” (HR. Muslim).”
Hadist dia atas merujukan kepada kita bahwa Nabi SAW memperingati hari lahir adalah dengan cara beribadah, yaitu ibadah puasa. 
Nabi mencontohkan dengan berpuasa senin dan kamis, tentu kita meneladani contoh yang diberikan oleh Nabi SAW dengan melakukan amal saleh. 
Bagaimana dengan ibadah sesama manusia (melakukan kebaikan dengan sesama manusia) ?
Bagaimana dulu Abu Lahab pernah memerdekakan budak (Tsuwaibah) karena mendengar kelahiran Nabi Muhammad.

Read More »
06 December | 0komentar

Sholat Sunah Qobliyah dan Ba'diyah

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu. Shalat sunnah rawatib dikerjakan sebelum atau setelah shalat fardhu. Berfungsi melengkapi Sholat Fardlu. Sedangkan Sholat Sunah yang masing mengiringi/ berdekatan dengan sholat Wajib/Fardlu dan ada yang jauh disebut sholat sunah Mutlak. Contoh Sholat Qobliyah 4 rakaat sebelum Ashar, Qobliyah Magrib.,Tahajud, Qiyamul lail, Wudlu, 

Shalat sunnah rawatib ada 12 rakaat qabliyah dan ba’diyah. 
Kapan shalat sunnah rawatib dikerjakan? Shalat 12 rakaat sehari semalam yang dikerjakan mulai terbit fajar sampai tenggelam matahari sampai terbit lagi. Shalat sunnah rawatib dikerjakan untuk melengkapi kekurangan dari ibadah wajib, maka disyariatkan At-tathowwu’ (ibadah tambahan atau ibadah sunnah). Berikut waktu mengerjakan shalat rawatib: 
Dua rakaat sebelum shalat subuh 
Dua atau empat rakaat sebelum shalat zuhur 
Dua rakaat setelah shalat zuhur 
Dua rakaat sesudah shalat maghrib 
Dua rakaat sesudah shalat isya. 

Menurut Ibnu Qudamah “Setiap sunnah rawatib qobliyah maka waktunya dimulai dari masuknya waktu shalat fardhu hingga shalat fardhu dikerjakan, dan shalat rawatib ba’diyah maka waktunya dimulai dari selesainya shalat fardhu.”. 
Hadits Riwayat At Tirmidzi nomor 414 yabg diriwayatkan Ummu Habibah RA. “Barangsiapa yang shalat 12 rakaat yang mengiringi shalat fardhu siang dan malam, empat rakaat sebelum shalat zuhur, 2 rakaat setelah shalat zuhur, kemudian dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah shalat isya dan dua rakaat sebelum subuh.” Nabi Muhammad Saw berkata “Siapa yang konsisten mengerjakan shalat sunnah rawatib sebelum wafat, akan dibalas kerja kerasnya ini oleh Allah Swt dengan dibangunkan satu rumah untuknya di surga.” Nabi Muhammad Saw tidak pernah meninggalkan shalat sunnah rawatib ini, sekalipun dalam keadaan mukim (tidak bepergian jauh) maupun dalam keadaan safar.

Read More »
16 November | 0komentar

Bersyukur Tanpa Syarat

Padahal, dalam terhimpit musibah sekalipun kita dianjurkan untuk tetap bersyukur, sebagai bukti bahwa itu adalah bentuk perhatian dan kasih sayang Allah. 

Dalam sebuah Hadis Qudsi disebutkan:
“Wahai malaikat Jibril, datanglah kepada hamba-Ku dan kirimkanlah ia sebuah musibah, karena Aku rindu akan rintihannya.” (HR Muslim). 
Hadis ini mengisyaratkan bahwa diuji dengan masalah ialah bukti bahwa Allah merindu rintihan dari para hamba-Nya. Tak inginkah kita dirindu?

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ 

(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”(QS. Ibrahim:7)

Ayat di atas dengan jelas menunjukkan bahwa Allah SWT menjanjikan tambahan nikmat bagi orang-orang yang bersyukur, dan sebaliknya, Allah SWT mengancam dengan azab bagi orang-orang yang ingkar nikmat.
Akhirnya, hakikat bersyukur tanpa syarat ialah kita tidak perlu menunggu datangnya nikmat lantas bersyukur. Tapi, bersyukur sebenarnya ialah senantiasa menjaga ungkapan terima kasih pada Sang Maha Kasih atas segala nikmat yang telah, sedang dan akan kita dapatkan. Wallahu a’lam.
Apa yang dimaksud dengan bersyukur tanpa syarat? Bersyukur tanpa syarat berarti kita bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan, baik itu nikmat yang kita sukai maupun yang tidak kita sukai, baik nikmat yang besar maupun yang kecil, baik dalam keadaan senang maupun susah. Kita bersyukur bukan karena ada imbalan yang kita harapkan, melainkan karena kita menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah anugerah dari Allah SWT.

Cara Menerapkan Bersyukur Tanpa Syarat 
Bagaimana cara kita menerapkan bersyukur tanpa syarat dalam kehidupan sehari-hari? Berikut beberapa tips yang bisa kita lakukan: 
  • Selalu mengingat nikmat Allah: Setiap kali kita mendapatkan nikmat, baik itu nikmat kesehatan, rezeki, keluarga, atau lainnya, marilah kita selalu ingat bahwa itu semua adalah anugerah dari Allah SWT. 
  • Bersyukur dalam segala kondisi: Baik dalam keadaan senang maupun susah, kita harus tetap bersyukur. Karena dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan. 
  • Berbagi dengan sesama: Salah satu cara untuk bersyukur adalah dengan berbagi dengan sesama yang membutuhkan. 
  • Mengucapkan syukur setiap saat: Kita bisa mengucapkan syukur melalui doa, dzikir, atau ucapan terima kasih. 
Bersyukur sebagai gaya hidup kita. Dengan bersyukur, hidup kita akan menjadi lebih berarti dan penuh makna. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Nya.

Read More »
19 October | 0komentar

Rasulullah: Sang Guru Agung dalam Pendidikan Anak

Rasulullah SAW tidak hanya dikenal sebagai Nabi dan Rasul yang membawa risalah Islam, namun juga sebagai seorang ayah yang luar biasa. Beliau memberikan contoh nyata tentang bagaimana cara mendidik anak dengan penuh kasih sayang, ketegasan, dan nilai-nilai Islam yang luhur. 
Peran Rasulullah dalam Mendidik Anak 

Menjadi Teladan Utama 
Akhlak Mulia: Rasulullah SAW selalu menunjukkan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari. Beliau sabar, jujur, amanah, dan rendah hati. Dengan demikian, beliau menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. 
Ibadah yang Khusyuk: Beliau sangat memperhatikan ibadah dan selalu mengajak keluarganya untuk beribadah bersama. Hal ini menanamkan keimanan yang kuat pada anak-anak sejak dini. 

Mengajarkan Nilai-Nilai Agama Sejak Dini: 
  • Rasulullah SAW mengajarkan dasar-dasar agama Islam kepada anak-anaknya sejak usia dini. Beliau mengajarkan tentang tauhid, shalat, puasa, zakat, dan akhlak yang baik. 
  • Dengan Cara yang Menyenangkan: Beliau tidak memaksakan ajaran agama, namun disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak. 

Memberikan Kasih Sayang yang Melimpah 
  • Perhatian Penuh: Rasulullah SAW selalu memberikan perhatian penuh kepada anak-anaknya. Beliau menyayangi, memeluk, dan mencium mereka dengan penuh kasih sayang. 
  • Mendengarkan Keluhan: Beliau selalu siap mendengarkan keluhan dan curhatan anak-anaknya. Hal ini membuat anak merasa nyaman dan aman untuk berbagi. 

Mendidik dengan Kesabaran 
 Tidak Mudah Marah: Rasulullah SAW tidak mudah marah kepada anak-anaknya. Beliau selalu sabar dalam menghadapi tingkah laku anak-anak yang masih dalam proses belajar. 
Memberikan Nasihat dengan Lembut: Ketika anak-anak melakukan kesalahan, beliau memberikan nasihat dengan lembut dan penuh kasih sayang. 

Mengajarkan Kemandirian 
Memberikan Tanggung Jawab: Rasulullah SAW mengajarkan anak-anaknya untuk bertanggung jawab atas tugas dan kewajibannya masing-masing. 
Mendorong Kreativitas: Beliau mendorong anak-anaknya untuk mengembangkan potensi dan kreativitasnya. 

Pelajaran Berharga bagi Orang Tua Dari sosok Rasulullah SAW, kita dapat mengambil banyak pelajaran berharga dalam mendidik anak, antara lain: 
Kasih sayang adalah kunci utama dalam mendidik anak. 
Jadilah teladan yang baik bagi anak. 
Ajarkan nilai-nilai agama sejak dini dengan cara yang menyenangkan. 
Bersikap sabar dan bijaksana dalam menghadapi anak. 
Dorong anak untuk mandiri dan bertanggung jawab. 

Dengan menerapkan prinsip-prinsip pendidikan yang diajarkan Rasulullah SAW, kita berharap dapat mencetak generasi muda yang berakhlak mulia, cerdas, dan beriman. Kutipan Hadis yang Relevan: Didiklah anak-anakmu di atas agamamu.” (HR. Bukhari dan Muslim) 
Barangsiapa yang mendidik seorang anak, maka seolah-olah ia telah melahirkan dirinya.” (HR. Tirmidzi)

Read More »
09 October | 0komentar

Sehat Jasmani dan Rohani

 Sehat dalam makna positif yang digambarkan al-Qur‟an, yakni terpeliharanya semua potensi anugerah. Ada kekhususannya yang dapat digambarkan alQur‟an pada aspek sehat lahir dan bathin pada masalah ini, terutama semua potensi jiwa dan raganya senantiasa bermakna untuk sehat dan kuat melakukan ibadah kepada Allah SWT dengan sempurna sebagai bukti rasa syukurnya kepada Allah SWT yang telah menciptakannya dengan suatu harapan agar memperoleh ridha-Nya dan mendapatkan mau‟nah tertinggi dari Tuhannya untuk mendapatkan syurga jannatun na‟im. 

Surga jannatun na'im merindukan orang-orang kuat beribadah dan beramal shalih dengan sempurna sesuai kehendak dan keinginan Allah SWT ataupun yang diridhai-Nya. Sudah barang tentu, hanya orang-orang sehat dan kuat lahir bathinnya maupun kesempurnaannya beribadah atau beramal shalih kepada Allah yang akan menempati surga yang berkualitas. 
Kuat itu identik dengan sehatnya lahir dan bathin, karena itu hanyasanya pada orang-orang yang kuat dan sehat itu pula yang akan mampu mengemban amanah Tuhan yakni agama dengan kesempurnaan seluruh syariatnya. Oleh karena itu orang-orang yang ingin mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang disertai keselamatan di dunia dan di akhirat wajib berupaya sehat lahir dan bathin serta senantiasa menghormati, menjaga dan memuliakan fisik dan rohaninya agar selalu sehat atau membiasakan diri hidup sehat dalam bingkai syariat Islam berpedoman pada ajaran al-Qur‟anul Karim dan Al-Hadits. 
Sungguh amat banyak nikmat Allah yang tidak dapat dihitung besarnya nikmat yang dicurahkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang pandai menggunakan nikmat Allah yang Maha Kuasa. Di dalam al-Qur‟an pada Surah An-Nahl ayat 18 telah disebutkan Allah SWT.
Artinya : dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S. An-Nahl : 18)
Berdasarkan ayat di atas, bahwa dapat diambil pelajaran bahwa nikmat Allah tidak dapat dihitung oleh manusia siapapun karena kalau diperhatikan terkait nikmat sehat pada manusia sungguh besar rahmat Allah tersebut dan sepantasnya manusia wajib bersyukur kepada-Nya. Tanda bersyukurnya manusia adalah dengan menggunakan semua potensi-potensi fisik dan jiwa rohaninya yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Sehat fisik dapat diadakan dengan cara makan-minum makanan yang halal dan baik, bergizi dan seimbang, istirahat yang cukup, berolahraga dan menjaga pikiran maupun perasaan tidak tegang atau stres. 
Sehat fisik ini merupakan potensi jasmani manusia yang selalu harus diupayakan normal dan dapat mengendalikan datangnya penyakit-penyakit dari luar, karena dipengaruhi oleh lingkungan tidak sehat yang merusak kekebalan tubuhnya atau antibodi tubuh yang sehat. Namun yang lebih penting dan utama lagi adalah sehat rohani berdasarkan upaya mempelajari agama dan mempertebal keimanannya kepada yang ghaib, yakin dan percaya kepada rukun iman yang enam dan melaksanakan rukun Islam yang lima. Iman dan taqwa berdasarkan aplikasi ibadah murni kepada Tuhannya dan juga berdasarkan upaya memperbaiki diri menyempurnakan hubungan ibadah sosialnya dengan sesama manusia dan lingkungan alamnya, cara ini dapat mempengaruhi sehatnya sosial atau sehat lahir dan bathinnya.

Read More »
13 August | 0komentar

Kejadian Perbedaan Pendapat dalam Sejarah Islam

Kajian Rutin Ahad Pagi, 19 Mei 2024 Masjid Al Mu'minun. Kajian bersama Ustadz Retno Ahamd Pujiono, LC. membahas tentang perbedaan dalam Islam.
Allah subhanahu wata'ala telah menciptakan kita semua umat manusia, secara fisik dalam dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, dan ini adalah perbedaan jasad yang mendasar bagi umat manusia, yang kemudian melahirkan perbedaan-perbedaan selanjutnya, seperti suku (etnis) dan bangsa.
Allah subhanahu wata'ala berfiman di dalam QS. Al-Hujurat/49: 13, artinya sebagai berikut. Artinya: 
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat/49: 13)

Dalam sejarah Islam, sejak zaman sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tabi'in dan tabi' tabi'in sudah terjadi berbagai perbedaan pendapat (ikhtilaf) khususnya dalam masalah cabang-cabang agama (furu’iyah). Bahkan di zaman Rasulullah masih hidup sekalipun, para sahabat sering berbeda pendapat dalam menyikapi perintah agama baik dari Al-Qur’an maupun dari sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. 
Salah satu contohnya adalah perbedaan pendapat sahabat Nabi dalam suatu perjalanan ke perkampungan Bani Quraizhah dimana Nabi berpesan kepada kafilah sahabat agar tidak shalat ashar sebelum sampai ke perkampungan Bani Quraizhah. Rasulullah bersabda, "Janganlah ada seorang pun yang shalat Ashar kecuali di (perkampungan) Bani Quraizhah." (HR. Bukhari).

Read More »
12 June | 0komentar

4 Bulan Harom


Kajian rutin Ahad pagi, 09 Juni 2024 bersama Ustadz Zein Faqih. Membahas tentan Bulan Harom. Bulan Dzulhijjah adalah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah Ta'ala. Dzulhijjah memiliki keistimewaan karena di dalamnya terdapat amalan yang diagungkan Nabi di antaranya berpuasa, berkurban, dan salat Idul Adha. 

Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.

4 bulan Harom : 
1. Dzulqo'dah 
2. Dzulhijah 
3. Muharrom 
4. Rajab 
Awal Dzulhijjah 1445 Hijriyah insya Allah jatuh pada hari Jumat,08 Juni 2024. Sebagai muslim yang senantiasa mengharapkan ridha Allah tentu tidak akan menyia-nyiakanbulan yang satu ini. Betapa mulianya 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah hingga Allah Ta'ala mengabadikannya dalam satu surah Al-Qur'an yaitu ayat kedua dari Surat Al-Fajr juz 30.
Dzulhijjah memiliki keistimewaan karena di dalamnya terdapat amalan yang diagungkan Nabi di antaranya berpuasa, berkurban, dan salat Idul Adha. 
Betapa mulianya 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah hingga Allah Ta'ala mengabadikannya dalam satu surah Al-Qur'an yaitu ayat kedua dari Surat Al-Fajr juz 30. 
Allah Ta'alaberfirman:

 وَلَيَالٍ عَشۡرٍۙ 

"Dan demi malam-malam yang sepuluh". (QS Al-Fajr Ayat 2). 

Imam Ibnu Katsir, seorang pakar ahli tafsir menyebutkan, "Dan malam-malam yang sepuluh maksudnya adalah sepuluh (pertama) dari bulan Dzulhijjah, sebagaimana telah dikatakan oleh Ibnu 'Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan selain mereka baik dari kalangan salaf maupun khalaf.
"Tidaklah ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih Allah cintai dari hari-hari ini (maksudnya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ). 'Para shahabat bertanya, "Termasuk jihad fi sabilillah?' Rasulullah SAW bersabda: "Termasuk jihad fi sabilillah. Kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak ada yangkembali sama sekali". (HR. Al-Bukhari)
Pada bulan ini turun ayat bahwa Alloh SWT telah menyempurnakan agama Islam dan Alloh SWT meridloi Agama Islam.






Read More »
09 June | 0komentar

Gerakan Subuh Berjama'ah


Waktu mengerjakan Subuh adalah waktu yang berat dan sulit. Banyak orang Muslim membiarkan diri begitu saja memilih mengistirahatkan dirinya sampai matahari terbit dan meninggalkan shalat wajib. Padahal Rasulullah SAW mengkhususkan shalat mulia ini dengan keistimewaan tunggal dan sifat-sifat tertentu yang tidak terulang pada shalat lainnya. 
Begitu istimewanya Shalat Subuh. Lalu, apa yang menghalangi kita untuk menyingkap selimut dan mengakhiri tidur kita untuk melakukan Shalat Subuh? Bukankah ibadah ini menjadi bagian yang begitu besar dibanding dunia seisinya? Salah satu shalat yang begitu berat untuk dilakukan bagi sebagian besar kaum Muslim, adalah Shalat Subuh berjamaah. Namun walaupun berat untuk melaksanakannya, Shalat Subuh berjamaah mempunyai banyak keutamaan yang luar biasa bagi ibadah kita. 
Shalat yang agung ini benar-benar memiliki daya tarik, karena kedudukannya dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat. Banyak sekali hadits yang mendorong untuk melaksanakan Shalat Subuh dan menyanjung mereka yang menjaganya.
Sholat Subuh sebagai ibadah yang Program Gerakan Salat Shubuh Berjamaah terus digencarkan. Gerakan shubuh berjamaah punya manfaat positif. Selain untuk membangun jiwa spiritual, juga menjadi instrument perekat tali silaturahmi. Program Gerakan Salat Shubuh berjamaah telah rutin digelar setiap pekan, setiap hari Ahad. Kegiatan subuh berjamaah juga merupakan bagian membangun kerohanian dan syiar islam.  Dengan di awali dari salat shubuh berjamaah diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan. Diantaranya mendengarkan tauziah agama, zikir, doa, dan lain-lain. Sejak kelahiran pada pertengahan tahun 2017 sebagai gerakan dengan mengundang jamaah. Diharapkan dengan membuat undangan ini sebagai simbolis mengingatkan akan pentingnya sholat subuh berjama'ah.  kegiatan ini berangsur-angsur mengalami peningkatan pada sholat berjama'ah.
Kegiatan ini juga dilanjutkan dengan kajian, untuk di hari Ahad. Berkolaborasi dengan kegiatan Ibu-ibu yaitu pengajian Asy Syiffa. Ibu-ibu menyediakan jamuan berupa makan pagi untuk disamtap selesai melaksanakan kajian ahad pagi.






Read More »
06 June | 0komentar

Penyejuk Hati

Pondok Pesantren NUSA Banjarnegara. Kalau sudah hubungan jiwa Pak Masyaallah t kita harus memperbanyak doa untuk mempertautkan hubungan di antara kita sekeluarga dan salah satu doa terbaik terunik adalah doa yang oleh Allah subhanahu wa taala disebut sebagai doanya ibadurahman doanya hamba-hamba Allah yang maha pengasih yang ada dalam suratul Furqan ayat yang ke-74 itu doa yang menurut saya jangan sampai ada hari lewat dan belum baca doa itu rbana hablana Az ini doanya ini nilai rasa tidak soal benar salah semua doa benar dan baik tapi ini nilai rasa nilai rasa wa aslihli fiyati dan perbaikilah untukku keturunanku bandingkan dengan hablana min azwajina writina qu mana yang nilai rasanya lebih gitu yang ini kan kalau wa as firiyati ngongkon dan perbaikilah untukku anak keturunanku kan gitu tapi kalimat ini anugerahkanlah untuk kami pasangan kami dan anak keturunan kami mereka semua sebagai penyejuk mata bagi kami itu halus banget Tuhan itu indah sekali Doanya itu Kara kalau menyebut quratu aun penyejuk mata Berarti sebelumnya sudah menyejukkan hati berarti memenuhi kriteria baik di hatinya ada iman dan takwa kemudian di dalam anggota badannya dilaksanakan amal saleh ketaatan ibadah-ibadah di dalam perilakunya ada akhlak mulia ini kayak ngomong salatlah yang khusyuk ya kalau kita ngomong salatlah yang khusyuk ya itu berarti harus memenuhi semua syarat rukun dan juga sunah-sunah bukan cuma dari salatnya Tapi sejak taharahnya kan Paripurna semuanya dengan kalimat yang salat khusyuk ini juga Paripurna semuanya dengan kalimat ringkas luar biasa kalat doab kami anugerahkanlah untuk kami pasangan kami dan anak keturunan kami sebagai penyejuk mata kami itu doa Paripurna guru saya Allah yarham k. Muhammad zaran dulu kalau ada santri yang nakal beling salah salah sing salah Bapakmu kurang bapakand [Musik] boah

Read More »
05 June | 0komentar

Jaman Nabi Muhammad dan Hoax

Kultum Tarawih dihari ke-7 Ramadhan 1445H diisi oleh Bp. H. Bambang Budi Setiono,MPd, bertemakan HOAX. 
Istilah hoax yang saat ini melanda dunia media sosial (medsos) sebenarnya bukan hal baru. Jaman dahulu telah ada. Berkaitan dengan menyebarannya tentu dari golongan/ kaum tertentu saja. Tidak seperti sekarang, lintas negara, lintas bangsa dan lintas benua.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup berita hoax sudah ada. Suasana peperangan yang tidak pasti sering menjadikan berita-berita beterbangan lebih cepat nyaring dari denting pedang dan lebih cepat dari anak panah melesat meninggalkan busurnya. Berita tersebut beredar dari antar kabilah/ kaum/ Bani mereka.
Dalam sejarah Islam adalah berita tentang tewasnya Sahabat Nabi yang bernama Utsman bin Affan. Saat itu, di tahun keenam Hijriyah, Nabi Muhammad SAW menerima perintah perjalanan umrah. Nabi pun bertolak bersama sekitar 1400-an sahabatnya dari Madinah. Perjalanan ini bukan tanpa tantangan, berombongan di padang pasir melewati beberapa tempat berbahaya dan persimpangan yang biasa dijadikan lahan pembegalan besar-besaran. 
Perjalanan yang panjang di medan gurun membuat seringkali membuat para sahabat hampir-hampir tak kuasa menahan amarah. Perjalanan umrah yang semestinya bertujuan damai pun hampir-hampir diwarnai oleh beberapa pertumpahan darah. Beberapa sahabat mengusulkan kepada Nabi untuk melawan penghadangan-penghadangan dan gangguan-gangguan di perjalanan ibadah mereka. Beberapa orang menghadap Nabi meminta izin untuk melakukan tindakan kekerasan atau tindakan militer. Nggak kebayang kan bagaimana jadinya bila 1400-an orang diizinkan membalas?
Ada seorang sahabat yang sangat bijak bernama Abu bakar yang selalu mengingatkan Nabi, "Ya Rasulullah, engkau keluar untuk melaksanakan umrah, bukan untuk memerangi siapapun. Maka fokuslah untuk itu! Siapa pun yang menghalangi kita dari keinginan itu, maka baru kita perangi mereka." Nabi bahkan terpaksa mengubah jalur untuk menghindari pertempuran dan penghadangan dari orang Makkah dan sekutu-sekutu sang kafir Quraisy. Rasulullah berusaha keras agar kedatangannya bersama rombongan ke Makkah dapat diterima dengan baik, bahwa kedatangan mereka bukan untuk berperang. 
Rasulullah berunding dengan perwakilan Quraisy yang menghadangnya di dekat kota Makkah dan mengutus beberapa orang yang dipimpin sahabat Utsman untuk berunding dengan para pemimpin Quraisy di pusat kota Makkah. Pada saat-saat genting tidak menentu inilah kabar hoax itu bermula di antara kaum Muslimin. Beredar hoax yang entah diproduksi di mana, bahwa sahabat Utsman telah tewas. Memang utusan sebelum Utsman bernama Khirasy bin Umayyah al-Khuzai telah ditolak dan onta Nabi yang ditungganginya dibunuh. Masih untung penunggangnya dibiarkan pergi. 
Pengalaman inilah yang membuat rombongan galau tingkat dewa. Mungkin berdasar hal itu, kepergian Utsman yang cukup lama lalu memunculkan ketidakpastian di hati para sahabat Nabi, hingga mereka pun mudah termakan hoax. Padahal justru sahabat Utsman diterima baik oleh Quraisy Makkah dan bahkan diizinkan untuk melaksanakan ibadah umrah. Akan tetapi Sahabat Utsman menolaknya dengan halus, beliau nggak enak dengan kawan-kawannya, khususnya dengan Nabi yang belum berhasil umrah dalam misi tersebut. 
Menyikapi hoax yang semakin memanas ini, Nabi mengambil inisiatif untuk merapatkan barisan. Nabi meminta janji setia kepada para sahabatnya. Di mana inti janji setia ini sungguh sangat memberatkan para pengikut Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, "Siapa saja yang datang ke Madinah dari kota Makkah harus di kembalikan ke kota Makkah. Siapa saja dari penduduk Madinah yang datang ke Makkah, maka tidak boleh dikembalikan ke Madinah." Meski begitu para sahabat tetap patuh, mereka setia pada janji untuk tetap saling menguatkan, bukan saling menjatuhkan. 
Tetapi lihatlah saat ini, saat para ulama sebagai para pewaris Nabi berbeda pendapat, yang kita lihat dan dengar, tidak jarang muncul ungkapan saling menjatuhkan. Celakanya, masing-masing yang berbeda pendapat ini, kita melihat banyak pengikut yang ceroboh. Mereka sibuk dan sangat bersemangat untuk saling serang dan saling menjatuhkan.    

Referensi: dari berbagai Sumber.





Read More »
04 June | 0komentar

Menjaga Lisan

 

Allah ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat : 12).
Rasullulah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan manusia agar tak banyak bicara, kecuali berbicara untuk hal-hal yang penting, bermanfaat ataupun untuk mengingat Allah SWT.
“Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain berzikir kepada Allah; sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa zikir kepada Allah akan mengeraskan hari, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras.” (HR. Tirmidzi).
Seorang Muslim yang baik adalah yang selalu menebar kebaikan, kasih sayang, dan cinta bagi orang-orang di sekitar. Ia tidak melakukan teror, membuat orang lain terganggu, dan menimbulkan kerusuhan. Ia jaga perangainya agar tidak menyakiti orang lain, walau hanya dengan ucapan dan kata-katanya. Ia selalu berhati-hati dan berpikir seribu kali dalam berucap dan berbuat sehingga tak ada ucapan dan perbuatan yang melukai dan mencederai hati dan fisik orang lain.
Seseorang yang menjaga lisannya tidak berkata kecuali perkataan yang baik, ucapan yang haq, adil, dan jujur. Jika seseorang senantiasa menjaga lisannya, niscaya Allah akan senantiasa membimbing dia pada perbuatan-perbuatan yang baik dan mengampuninya.





Read More »
03 June | 0komentar

Kebersamaan Ramadhan : Sahur Bersama

SABAR ( SAhur BAReng)

Ramadhan 1445H Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai mengadakan Sahur Bareng. Sahur dilaksanakan lansung setelah melaksanakan i'tikaf. I'tikaf dan Sahur Bareng dilaksanakan pada 10 hari terakhir Bulan Ramadhan.
Kegiatan i'tikaf diantaranya adalah sholat malam secara berjamaah dengan 12 raka'at pada pukul 03.00 WIB hingga pukul 03.30 WIB dilanjutkan shur bareng.
Rasulullah SAW bahkan menganjurkan umatnya untuk melakukan sahur meski sekadar seteguk air saja. Mendukung hal itu, ulama besar muslim Imam An Nawawi RA pernah berkata, makan sahur akan membantu orang yang berpuasa agar lebih kuat dalam menjalankan ibadah.
Sahur sendiri bermakna makanan dan minuman yang dimakan pada saat sahar yang merujuk pada waktu sebelum subuh. Tepatnya pada rentang dimulai dari sepertiga malam akhir hingga menjelang subuh.
"Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur," (HR Ahmad).
“Bersahurlah kalian karena dalam sahur ada keberkahan.” (HR. Al-Bukhâri no. 1789 dan Muslim no. 1835).
Keberkahan dalam sahur ada yang bersifat agamis dan ada yang bersifat keduniaan. Secara agamis karena mengandung keberkahan dan mengikuti sunnah Nabi, sedangkan secara dunia menguatkan badan. (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/206).
Pembeda antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur. (HR. Muslim no. 2545)
Keberkahan dalam sahur muncul dari banyak sisi, yaitu (karena) mengikuti sunnah, menyelisihi ahli kitab, memperkuat diri dalam ibadah, menambah semangat beraktivitas, mencegah akhlak buruk yang diakibatkan rasa lapar, menjadi pendorong agar bersedekah kepada orang yang meminta ketika itu atau berkumpul bersamanya dalam makan dan menjadi sebab dzikir dan doa di waktu mustajab.




 


Read More »
02 June | 0komentar

Islam dan Perkembangan Jaman: Selalu Uptodate

Ajaran Islam sangat lengkap dan tidak tenggelam oleh perkembangan jaman. Ajaran islam selalu bisa bersanding dengan perkembangan jaman, update mekipun jaman itu berubah. Benar-benar bahwa Al Qur'an adalah Firman Alloh SWT, Zat yang Maha Tahu, Yang Maha Mengatur Seluruh alam.
Awal diutusnya Nabi Muhammad SAW jaman tersebut sudah menghadapai berbagai kemajemukan. Semua segi kehidupan majemuk dalam hal suku, tentu masing-masing suku memiliki adat masing-masing.
Rasululloh SAW menghargai kemajemukan dan keberagaman serta membangun berdasarkan kasih sayang. Tersebut sehingga bagaimana kita meneladani apa yang Rasululloh telah lakukan. Pada tahun 622M, Rasululloh SAW dengan sekitar 200 orang sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah. Ketika Rasululloh SAW, ketika samapi di Madinah, kota madinah adalah sebuah tempat yang majemuk juga, terdiri dari pemeluk agama Yahudi, Nasrani dan Pagan.
Rasululloh SAW melakukan terobosan yang tercatat sebagai dokumen konstitusi tertua dalam sejarah peradaban. yaitu dengan dikeluarkannya Piagam Madinah. Piagam Madinah berisi pentingnya prinsip tasamuh (toleransi). Menyatakan bahwa orang islam tidak memaksa orang yang beragama lain untuk memeluk islam. Landasannya adalah ayat "laa ikroha fiddiin". Mereka memiliki kebebasan beribadah menurut keyakinannya.Sesuai dalam QS. Al-Kafirun : 1-6. 
Rasululloh SAW berhasil membangun masyarakat Madinah dalam waktu yang relatif pendek menjadi masyarakat baru dengan tatanan masyarakat majemuk yang menghargai kemajemukan dengan kebaikan dan kasih sayang. Sebagai pemimpin Rasululloh SAW dihormati karena amanah yang diembannyya. Sehingga Madinah penuh dengan kemampuan untuk menyikapi heterogenitas dengan dewasa.


Read More »
02 June | 0komentar