Dalam Al-Qur'an, surat An-Nas ayat 4-6, Allah SWT menjelaskan tentang 'alladzi yuwaswisu fi sudurinnas,' yaitu setan yang membisikkan kejahatan dalam hati manusia, baik dari golongan jin maupun manusia itu sendiri. Fenomena ini bukanlah hal baru. Jauh sebelum kita, para nabi dan rasul juga menghadapi musuh serupa.
Allah berfirman dalam surat Al-An'am ayat 112:
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi itu musuh, yaitu setan dari jenis manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu manusia." (QS. Al-An'am: 112)
Ayat ini secara jelas menyebutkan bahwa musuh para nabi terdiri dari dua golongan: setan dari kalangan jin dan setan dari kalangan manusia. Mereka bekerja sama, saling membisikkan "zukhrufal qawl" (perkataan yang indah) yang tujuannya adalah "ghurur" (menipu dan menyesatkan).
Buzzer Maksiat dan Anti-Ketaatan
Jika kita amati realitas hari ini, pola yang sama terulang kembali. Kita melihat fenomena yang disebut "buzzer maksiat" atau "buzzer anti-taat". Mereka menyebarkan kalimat-kalimat yang terkesan menarik dan logis, namun tujuannya adalah melemahkan orang-orang dalam berbuat ketaatan.
Beberapa contoh kalimat yang sering kita dengar, misalnya:
"Sudahlah, jangan jadi orang yang mabuk agama."
"Jilbabi dulu hatimu, sebelum kau jilbabi kepalamu."
"Enggak usah sok suci."
Kalimat-kalimat ini terdengar seperti nasihat, padahal sejatinya adalah bisikan yang melemahkan. Bisikan ini menyerang semangat ketaatan dan mengajak manusia untuk menunda atau bahkan meninggalkan perbuatan baik.
Fenomena "Sok Suci" dari Masa ke Masa
Label "sok suci" adalah salah satu senjata andalan yang digunakan oleh setan dari golongan manusia. Kisah seorang pensiunan ASN yang diceritakan di atas adalah contoh nyata. Saat ia berusaha untuk jujur dan menolak korupsi, teman-temannya justru mencapnya "sok suci." Seolah-olah, berbuat baik dan menolak kejahatan adalah hal yang patut dicemooh.
Label ini bukan hal baru. Ia telah ada sejak zaman para nabi. Umat Nabi Luth 'alaihissalam, saat mereka diingatkan tentang perbuatan maksiat mereka, tidak dapat memberikan jawaban logis. Mereka lalu menggunakan serangan pribadi untuk membungkam Nabi Luth.
"Usirlah Lut dan keluarganya dari negerimu; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang menganggap dirinya suci." (QS. An-Naml: 56)
Bisikan dari setan manusia ini membuat seseorang yang benar menjadi disalahkan. Nabi Luth yang mengajak kepada kebaikan justru dicap "sok suci" oleh kaumnya sendiri yang melakukan kemaksiatan. Sama halnya dengan orang yang memilih jalan taat dan jujur hari ini, mereka sering kali dicap "sok suci" oleh orang-orang yang merasa nyaman dengan kemaksiatan.
Dengan memahami ayat-ayat ini, kita bisa lebih waspada terhadap bisikan dari jin maupun manusia. Jangan biarkan kalimat-kalimat yang terkesan indah itu melemahkan kita. Jika ada yang mencap Anda "sok suci" karena memilih jalan ketaatan, maka berbahagialah. Itu pertanda Anda berada di jalan yang sama dengan para nabi.






Post a Comment