Surga, sebuah tempat yang dijanjikan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh. Setiap Muslim pasti mendambakannya. Namun, pernahkah kita mendengar bahwa ada sebagian orang yang "enggan" untuk memasukinya?
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu menyampaikan sebuah pesan yang sangat mendalam:
"Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan."
Mendengar pernyataan ini, para sahabat keheranan dan bertanya, "Wahai Rasulullah! Siapakah yang enggan?"
Jawaban Nabi Muhammad ﷺ sungguh mengejutkan sekaligus menjadi peringatan keras bagi kita semua. Beliau bersabda, "Barangsiapa yang mentaatiku niscaya ia akan masuk surga, dan siapa yang bermaksiat kepadaku maka dia enggan (untuk masuk surga)."
Ketaatan sebagai Kunci Menuju Surga
Hadits ini dengan gamblang menjelaskan bahwa pintu surga terbuka lebar bagi setiap umat Nabi Muhammad ﷺ. Syaratnya hanya satu: ketaatan. Ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Ketaatan ini bukan sekadar pengakuan di lisan, melainkan manifestasi nyata dalam setiap aspek kehidupan.
Ketika kita membaca hadits ini, kita akan memahami bahwa "keengganan" yang dimaksud bukanlah penolakan secara terang-terangan. Tidak ada seorang pun yang akan berkata, "Saya tidak mau masuk surga."
Namun, keengganan itu termanifestasi dalam perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Rasulullah ﷺ. Ketika seseorang:
- Menolak untuk melaksanakan shalat lima waktu.
- Mengabaikan puasa di bulan Ramadhan.
- Tidak peduli dengan perintah dan larangan agama.
- Lebih memilih mengikuti hawa nafsu daripada sunnah Nabi.dll
Maka secara tidak langsung, ia telah menunjukkan sikap enggan untuk meraih anugerah terbesar, yaitu surga. Maksiat adalah bentuk nyata dari ketidaktaatan, dan setiap langkah yang menjauhi ajaran Nabi ﷺ adalah langkah yang menjauh dari surga.
Mengapa Ketaatan Begitu Penting?
Ketaatan kepada Rasulullah ﷺ bukanlah pilihan, melainkan pondasi utama keimanan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)
Rasulullah ﷺ adalah utusan Allah yang diutus untuk menyampaikan ajaran-Nya, membimbing umat manusia menuju jalan kebenaran. Mengikuti beliau berarti mengikuti petunjuk Allah. Sebaliknya, menentang beliau sama saja dengan menentang Allah SWT.
Hadits ini menjadi pengingat yang sangat kuat. Tidak cukup hanya mengaku sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ, tetapi kita harus membuktikannya dengan mengikuti ajarannya. Setiap ibadah, setiap perbuatan baik, dan setiap sikap yang kita teladani dari beliau adalah investasi berharga untuk kehidupan di akhirat.
Mari kita bertanya pada diri sendiri: Apakah kita termasuk golongan yang taat atau yang enggan?
Apakah kita dengan sadar dan ikhlas menjadikan setiap sunnah Nabi sebagai pedoman hidup? Atau justru kita lebih sering mengabaikannya karena alasan kenyamanan atau kesibukan?
Sungguh, surga itu dekat, hanya sejauh langkah ketaatan kita. Dan neraka itu juga dekat, sejauh langkah kita dari kemaksiatan. Pilihan ada di tangan kita masing-masing.
Post a Comment