Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Sholat dan Ketenangan Jiwa

Hotel Baiti 5, Makah

Ketenangan jiwa merupakan istilah psikologi yang terdiri atas dua kata yaitu jiwa dan ketenangan. Jiwa berasal dari kata psyche yang berarti jiwa, nyawa atau alat berfikir. Dalam bahasa Arab disebut an-nafs. Jiwa manusia merupakan sumber kebahagiaan dan kesengsaraan. Tenang dalam kamus besar bahasa indonesia bermakna tidak gelisah, tidak rusuh, tidak kacau, tidak ribut, aman dan tenteram. Jiwa dalam kamus besar bahasa indonesia bermakna roh manusia (nyawa), seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, dan angan-angan). 
Jiwa adalah sesuatu yang terdapat di dalam diri manusia, yang tidak dapat diketahui wujudnya, yang dapat menerima arahan kepada kebaikan dan keburukan, dan memiliki berbagai sifat dan karakter kemanusiaan, juga memiliki pengaruh yang nyata pada perilaku manusia. Ketenangan adalah ketertambatan hati kepada Rabb, kepercayaan hati yang sangat kuat kepada Yang Maha Pengasih, atau ketenangan nurani karena bertawakkal kepada Yang Mampu.
Jiwa adalah kekuatan dalam diri yang menjadi penggerak bagi jasad dan tingkah laku manusia. Jiwa menumbuhkan sikap dan sifat yang mendorong tingkah laku. Dekatnya fungsi jiwa dengan tingkah laku, maka fungsi jiwa dapat diamati dari tingkah laku yang tampak.
Shalat hanya akan terasa dampaknya apabila dilakukan dengan benar. Shalat yang dilaksanakan dengan khusyu’ akan memberikan efek positif bagi jasmani dan rohani. Sebaliknya, shalat yang dilaksanakan dengan tidak khusyu’ maka tidak akan memberikan efek yang berarti bagi keduanya. Shalat bukan hanya sekedar ritual formal, melainkan ada muatan aktual, yaitu bukti nyata yang bisa dirasakan.4 Shalat yang dilakukan dengan khusyu’ akan memberikan efek yang nyata dan langsung dalam kehidupan sehari-hari. 
Shalat akan kurang memberi dampak pada orang yang melaksanakannya hanya untuk sekedar penggugur kewajiban dengan tidak memperhatikan kualitas shalatnya.5 Shalat khusyu’ adalah dengan menghadirkan hati dan menunaikan apa yang seharusnya dilakukan (kewajiban) serta ketika seseorang secara sadar merasakan berdiri di hadapan Allah, mengetahui makna bacaan dalam shalatnya dan seolah berkomunikasi dengan Allah.6 Ketenangan jiwa merupakan keadaan dimana jiwa merasakan ketenteraman dan kedamaian. Orang yang tenang jiwanya adalah orang yang memiliki keseimbangan dan keharmonisan di dalam fungsi jiwanya. Dalam kondisi ini orang bisa membedakan mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak serta mana yang baik dan mana yang buruk. Untuk mencapai ketenangan jiwa maka fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan, yang menjauhkan orang dari perasaan ragu, bimbang, dan pertentangan batin. 
Sumber: Nurul Hidayah
Share this article now on :

Post a Comment