Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Klasifikasi Paving Block

Istilah paving block dibagi menjadi dua jenis, pertama concrete block yang di sini dikenal juga sebagai conblock. Kedua adalah clay pavers/ clay block/ clay bricks yang di sini lebih dikenal sebagai batu bata. Di Indonesia, istilah paving block merujuk kepada conblock (concrete block)
Berikut Klasifikasi Paving Block:

1. Berdasarkan Kekuatan dan Kegunaannya.
    Seperti tertera pada SNI 03-0691-1996 tentang Paving Block

Mutu

Kegunaan

Kuat Tekan

(Kg/cm2 = 10 MPa)

Ketahanan Aus (mm/menit)

Penyerapan air rata-rata maks (%)

Rata-rata

Min

Rata-rata

Min

A

Perkerasan Jalan

400

350

0,0090

0,103

3

B

Tempat Parkir Mobil

200

170

0,1300

1,149

6

C

Pejalan Kaki

150

125

0,1600

1,184

8

D

Taman Kota

100

85

0,2190

0,251

10



Dari tabel standart SNI 03-0691-1996 di atas, paving block diklasifikasikan berdasarkan kegunaannya menjadi : 
Mutu A : untuk perkerasan jalan 
Mutu B : untuk tempat parkir mobil 
Mutu C : untuk pejalan kaki 
Mutu D : untuk taman kota
Paving block kelas C dan D biasanya diproduksi secara manual biasanya digunakan untuk fungsi non struktural seperti taman dan pemakaian lainnya yang tidak untuk menahan beban di atasnya 
Sedangkan bila pengerjaannya menggunakan mesin press akan menghasilkan mutu kelas C hingga A dengan kekuatan tekan di atas 125 kg/cm2 tergantung perbandingan campuran bahan yang digunakan. Paving block kelas C dan D biasanya diproduksi secara manual biasanya digunakan untuk fungsi non struktural seperti taman dan pemakaian lainnya yang tidak untuk menahan beban di atasnya Sedangkan bila pengerjaannya menggunakan mesin press akan menghasilkan mutu kelas C hingga A dengan kekuatan tekan di atas 125 kg/cm2 tergantung perbandingan campuran bahan yang digunakan.

2. Klasifikasi berdasarkan pembuatannya
a. Paving block press manual/ menggunakan tangan 
    Jenis ini menggunakan tangan dalam proses pembuatannya. 
    Nilai jual yang rendah, karena bermutu rendah Jenis beton kelas D (K50 – K100) 
   Pemakaian untuk perkerasan non srtuktural seperti taman, trotoar jalan, halaman rumah yang 
    jarang  dibebani mobil serta untuk lingkungan berdaya beban rendah. 
b. Paving block press mesin vibrasi / getar
    Jenis ini diproduksi menggunakan mesin press sistem getar 
    Umumnya memiliki mutu beton kelas C-B (K150 – K250) 
    Pemakaian untuk pelataran garasi, carport, lahan parkir. 
c.  Paving block press mesin hidrolik 
     Jenis ini diproduksi dengan cara dipress menggunakan mesin press hidrolik. 
    Umumnya memiliki mutu beton kelas B – A (K300 – K 450) 
    Pemakaian untuk menahan beban berat seperti area jalan lingkungan, terminal bus 
     hingga lahan pelataran terminal peti kemas di pelabuhan.

3. Klasifikasi berdasarkan Bentuk
    Berdasarkan bentuknya, secara garis besar paving block dibagi menjadi dua: 
    a. Paving block berbentuk segi empat 
    b. Paving block berbentuk segi banyak yang terdiri dari hexagon (segi enam), cacing, 
        grassblock (untuk rumput), kansteen, topi uskup, antik dan trihek.

4. Klasifikasi Berdasarkan Ketebalan
    Berdasarkan SNI, ketebalan paving block dibagi menjadi tiga: 
    Ketebalan 60 mm untuk beban lalu lintas ringan 
    Ketebalan 80 mm untuk beban lalu lintasr sedang sampai berat 
    Ketebalan 100 mm untuk beban lalu lintas super berat

5. Klasifikasi Berdasarkan Warnanya
    Paving block yang ada di pasaran sekaran terdiri dari abu-abu (natural), hitam, merah, kuning 
    dan  hijau. Paving block berwarna selain berfungsi menambah keindahan juga bisa untuk memberi 
    batas pada perkerasan seperti pada lahan parkir, tali air, dan lain-lain.
Share this article now on :

Post a Comment