Bangunan
atau gedung tersusun dari beberapa elemen, elemen horizontal dan vertikal
terutama adalah berkaitan dengan stuktur. Terkait dengan stuktur terdapat
beberapa elemen utama yaitu:
a) Balok
dan Kolom
Struktur
yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas elemen kaku
vertikal. Elemen horisontal (balok) memikul beban yang bekerja secara
transversal dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertikal
(kolom) yang menumpunya. Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan
menyalurkan beban tersebut ke tanah.
Kolom utama (struktur)
adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya.
Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi
balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya
dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12
maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel
diameter 8 dengan jarak 10 cm)
Kolom Praktiskolom
yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar
dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan
bata, (sudut-sudut).
Balok
akan melentur sebagai akibat dari beban yang bekerja secara transversal,
sehingga balok sering disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak
melentur ataupun melendut karena pada umumnya mengalami gaya aksial saja. Pada
suatu bangunan struktur balok dapat merupakan balok tunggal di atas tumpuan
sederhana ataupun balok menerus. Pada umumnya balok menerus merupakan struktur
yang lebih menguntungkan dibanding balok bentangan tunggal di atas dua tumpuan
sederhana.
b) Rangka
Struktur
rangka secara sederhana sama dengan jenis balok-tiang (post-and-beam), tetapi
dengan aksi struktural yang berbeda karena adanya titik hubung kaku antar
elemen vertikal dan elemen horisontalnya. Kekakuan titik hubung ini memberi
kestabilan terhadap gaya lateral. Pada sistem rangka ini, balok maupun kolom
akan melentur sebagai akibat adanya aksi beban pada struktur. Pada struktur
rangka panjang setiap elemen terbatas, sehingga biasanya akan dibuat dengan
pola berulang.
Menurut Benny Puspantoro,
Akademisi Arsitektur Unika Atma Jaya dalam bukunya “Konstruksi Bangunan Gedung
Tidak Bertingkat” menyimpulkan, setidaknya terdapat empat syarat yang harus
diperhatikan dalam membuat rangka bangunan:
1. Rangka bangunan harus
mempertimbangkan kestabilan yang mantap, untuk memberikan bentuk yang permanen
dan mampu mendukung konstruksi atap rumah.
2. Rangka bangunan bisa memberikan keindahan yang anggun dan artistik.
3. Rangka bangunan dapat memberikan kenyamanan tinggal bagi penghuninya.
4. Rangka bangunan menggunakan bahan yang banyak terdapat di lokasi pekerjaan, agar harga bangunannya menjadi murah.
2. Rangka bangunan bisa memberikan keindahan yang anggun dan artistik.
3. Rangka bangunan dapat memberikan kenyamanan tinggal bagi penghuninya.
4. Rangka bangunan menggunakan bahan yang banyak terdapat di lokasi pekerjaan, agar harga bangunannya menjadi murah.
Untuk bangunan rumah tidak
bertingkat yang dinding-dinding penyekatnya dari pasangan bata, harus diberi
perkuatan konstruksi beton bertulang praktis, seperti balok sloof, kolom
praktis dan balok atas (balok keliling, ringbalk).
c)
Rangka Batang
Rangka
batang (trusses) adalah struktur yang dibuat dengan menyusun elemen linier
berbentuk batang-batang yang relatif pendek dan lurus menjadi pola-pola
segitiga. Rangka batang yang terdiri atas elemenelemen diskrit akan melendut
secara keseluruhan apabila mengalami pembebanan seperti halnya balok yang
terbebani transversal. Setiap elemen batangnya tidak melentur tetapi hanya akan
mengalami gaya tarik atau tekan saja.
d)
Dinding dan Plat
Pelat
datar dan dinding adalah struktur kaku pembentuk permukaan.Suatu dinding
pemikul beban dapat memikul beban baik beban yang bekerja dalam arah vertikal
maupun beban lateral seperti beban angin maupun gempa. Jika struktur dinding
terbuat dari susunan material kecil seperti bata, maka kekuatan terhadap beban
dalam arah tegak lurus menjadi sangat terbatas. Struktur pelat datar digunakan
secara horisontal dan memikul beban sebagai lentur dan meneruskannya ke
tumpuan. Struktur pelat dapat terbuat dari beton bertulang ataupun baja. Pelat
horisontal dapat dibuat dengan pola susunan elemen garis yang kaku dan pendek,
dan bentuk segitiga tiga dimensi digunakan untuk memperoleh kekakuan yang lebih
baik. Struktur pelat dapat berupa pelat lipat (folded plate) yang merupakan pelat
kaku, sempit, panjang, yang digabungkan di sepanjang sisi panjangnya dan
digunakan dengan bentang horizontal.
Latihan Soal;
Latihan Soal;
Klik Disini untuk Lihat RPP
Evaluasi: