Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Surga Itu Bernama Kelas

Kelas itu tak ubahnya rumah bagimu. Tempat kita biasa belajar bersama, berbincang, bercanda, dan tak jarang mengudarkan keluh-kesah. Kamu dengan gurumu atau sesama teman sekolahmu. 
Kelas tempat kita kembali, memulai pelajaran dari pagi hingga tengah hari. Jika kelas berasa surga, kita akan betah di dalamnya. Kelas itu adalah sahabat setiamu. Sepanjang waktu menemanimu tanpa mengeluh. Sepanjang waktu ia menelan celotehan, omelan, juga bentakanmu. Ia mendengar saat kamu merasani gurumu. Ia melihat saat kau berdebat soal sahabat. Ia menjadi saksi saat kau bangga bercerita sejuta mimpi. Atau, ketika kau asyik mengaji kisi-kisi menghadapi ujian nanti. 
Kelas itu menyimpan sejuta rasa dalam catatan hariannya. Kelas itu seperti ruang tamu. Etalase yang memajang kreativitasmu. Dinding-dindingnya dipenuhi motivasi. Udara yang berputar dalam ruangannya menawarkan mimpi dan harapan. 
Kelas itu cermin bagaimana dirimu. Ejawantah dari sikap disiplin, rasa percaya diri, dan kerja keras. Tak lupa sikap pantang menyerah dan tak mudah putus asa, juga hal utama lainnya. Bekal sikap hidupmu kelak di masa depan. Kelas itu bercerita nikmatnya detik demi detik belajar bersamamu. Kamu yang begitu dengan sikapmu. Ramai sendiri, tak serius, asyik berbincang dengan teman, melupakan guru yang menerangkan pelajaran di depan. Kadang kamu seperti itu, tapi tak selalu. 
Seringnya, kamu murid yang sopan dan rajin. Keluar kelas selalu meminta izin. Baju seragam selalu rapi saat datang maupun pulang. Itulah kenapa, cerita kelas itu penuh makna. Aku menikmati detik-detik yang berlalu. Membersamaimu dalam belajar, hal terindah yang pernah ada. Meski tak selalu, dan kamu kecewa padaku karena itu. Kadang kenyataan mengingkari harapan. 
Gurumu manusia biasa bukan dewa pengetahuan, hingga tahu segalanya. Dia bukan malaikat hingga bisa melakukan segalanya dalam sekejap.
Sayangnya, kadang kelasmu penuh debu. Hingga ia tampak malu untuk bertemu. Hanya ia tak bisa mengatakannya. Debu itu melekat di kaca-kaca jendelanya. Sampah bertebaran di lantainya. Sementara, meja dan kursi tak tertata rapi. Kelas itu menangis sendu. Namun, tak mau menampakkannya padamu. 
Kelas itu bagai istana. Sangat menyenangkan. Bersih, harum, dan indah. Hingga siapa saja kerasan dan betah berlama-lama. Maka, kelasmu sudah seharusnya begitu. Sejuta rasa dalam catatan hariannya akan menjadi kenangan berharga. 
Dari: Sang Khalid Wahyudin
Share this article now on :

Post a Comment