Pendidik perlu membimbing peserta didik agar terbiasa makan makanan sehat
dan bergizi untuk memastikan tumbuh kembangnya optimal dan menumbuhkembangkan pola makan yang baik hingga dewasa. Beberapa cara yang dapat
dilakukan pendidik antara lain:
Pendidik dapat memberikan contoh baik makan makanan sehat dan bergizi
dalam kesehariannya di satuan pendidikan, sehingga dapat ditiru oleh peserta
didik.
Pendidik dapat mengajarkan secara lebih mendalam tentang nutrisi, metabolisme, cara tubuh memproses makanan sehat dan kebutuhan nutrisi, dampak
konsumsi gula berlebih, makanan cepat saji, dan makanan olahan pada kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan dampak pada konsentrasi belajar.
Pendidik dapat mengajarkan cara membaca label nutrisi pada kemasan
makanan sehingga peserta didik dapat lebih cerdas dalam memilih makanan
yang rendah gula, rendah lemak jenuh, dan kaya serat atau protein.
Pendidik dapat mengadakan kegiatan memasak sederhana, seperti membuat
salad atau makanan ringan sehat yang mudah diikuti peserta didik. Keterlibatan langsung dapat membuat lebih tertarik pada makanan sehat.
Pendidik dapat membuat kompetisi memasak sehat antar peserta didik
dan diminta untuk berkreasi dengan bahan-bahan sehat. Kegiatan ini dapat
menumbuhkan kreativitas dan ketertarikan pada makanan bergizi.
Pendidik dapat menjelaskan bahwa makanan sehat dapat meningkatkan konsentrasi, energi, dan daya ingat, yang berpengaruh positif pada prestasi akademik. Selain itu, dibahas tentang hubungan antara makanan dan kesehatan
mental, seperti pengaruh gula berlebih pada suasana hati (mood) dan tingkat
kecemasan. Hal ini dapat menjadi motivasi tambahan bagi peserta didik untuk
memahami pentingnya memilih makanan sehat mengubah pola makan.
Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk mengikuti kampanye makan
sehat melalui media sosial, dengan konten seperti fakta nutrisi, resep sederhana, atau tantangan mengunggah foto bekal sehat. Hal ini dapat membuat
edukasi lebih menarik dan relevan. Buat atau tunjukkan video dan infografis singkat yang informatif tentang nutrisi dan dampak makanan sehat pada
tubuh. Visual seperti ini sering kali lebih menarik bagi remaja.
Pendidik dapat memberikan panduan kepada orang tua tentang cara menyediakan makanan sehat di rumah dan pentingnya dukungan dari rumah, menghimbau kepada orang tua untuk mendukung gerakan makan sehat dan bergizi dengan memberikan sarapan pagi dan membawakan bekal makanan ke
satuan pendidikan.
Pendidik dapat meminta peserta didik membuat proyek kelompok tentang
menu makanan sehat atau rencana makanan selama seminggu. Proyek ini
dapat disertai dengan penjelasan nutrisi dan manfaat setiap makanan yang
dipilih. Berikan tugas penelitian sederhana bagi peserta didik tentang manfaat kesehatan yang dirasakan setelah menerapkan pola makan sehat. Peserta
didik dapat melaporkan hasilnya dalam bentuk esai atau presentasi.
Pendidik perlu memberikan penghargaan untuk kebiasaan makan sehat dan
bergizi yang dilakukan peserta didik, seperti memberi penghargaan berupa stiker atau pujian ketika peserta didik membawa bekal sehat atau makan
makanan sehat dan bergizi di kelas
Penerapan kebiasaan berolahraga pada peserta didik memerlukan pendekatan yang menyenangkan, sederhana, dan penuh semangat. Beberapa cara yang
dapat dilakukan pendidik untuk menumbuhkembangkan kebiasaan berolahraga
antara lain:
Pendidik perlu berperan aktif dalam kegiatan olahraga untuk menjadi teladan
bagi peserta didik
Pendidik dapat melibatkan peserta didik memilih olahraga yang disukai melalui
survei minat, sehingga peserta didik akan bersemangat untuk melakukan
olahraga secara berkesinambungan.
Pendidik dapat menjelaskan manfaat olahraga secara ilmiah dan relevan,
seperti menjaga berat badan ideal, meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan daya konsentrasi. Kaitkan aktivitas fisik dengan
pengembangan karakter, seperti disiplin, kerja tim, dan ketekunan.
Pendidik dapat mengajak peserta didik memulai kegiatan rutin setiap pagi di
kelas untuk menggerakkan tubuh atau peregangan singkat atau latihan ringan
selama beberapa menit sebelum memulai pelajaran, sehingga tubuh lebih
siap dan segar untuk belajar.
Pendidik dapat menggunakan media sosial satuan pendidikan untuk mengadakan kampanye atau tantangan olahraga, misalnya “Tantangan Lari 5 KM”.
Hal ini dapat memotivasi peserta didik untuk terlibat karena ada unsur sosial
dan tantangan. Guru dapat mendokumentasikan momen olahraga peserta
didik dan menampilkannya di papan pengumuman atau di media sosial satuan pendidikan sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.
Pendidik dapat mengadakan program olahraga di luar satuan pendidikan atau
kegiatan alam, seperti hiking, susur sungai, atau mendaki bukit.
Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk membuat catatan kebugaran
pribadi atau jurnal olahraga yang berisi aktivitas yang dilakukan, pencapaian,
dan perasaan peserta didik setelah berolahraga. Gunakan alat sederhana seperti stopwatch atau pedometer untuk mengukur kemajuan, seperti berapa
jauh dapat berlari.
Bagi peserta didik yang kurang percaya diri dalam olahraga, pendidik dapat
memberi pilihan olahraga non-kompetitif seperti yoga atau latihan kekuatan
ringan. Pastikan kegiatan olahraga dapat diikuti oleh semua peserta didik, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus. Modifikasi aktivitas atau berikan pilihan olahraga ringan agar semua peserta didik dapat ikut serta.
Pendidik dapat menetapkan hari tertentu setiap minggu untuk kegiatan olahraga rutin dan beragam, seperti bermain sepakbola, lari estafet, bola basket,
voli, bulu tangkis, lari, jalan sehat atau bahkan yoga.
Pendidik perlu memberikan penghargaan atau apresiasi kepada peserta didik
yang rutin berolahraga atau mencapai target tertentu untuk memotivasi peserta didik agar terus berolahraga.