Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts with label MPLS. Show all posts
Showing posts with label MPLS. Show all posts

MPLS Datang dan Pergi, Maknanya Seringkali Cuma Numpang Lewat

Setiap tahun ajaran baru tiba, suasana sekolah diwarnai dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Bagi banyak siswa, terutama yang baru memasuki jenjang pendidikan baru, MPLS seringkali identik dengan serangkaian kegiatan yang terkadang membingungkan, penuh ketegangan, dan kerap terasa minim makna. Ironisnya, di sisi lain, para guru dan panitia pun disibukkan dengan pencarian rundown dan persiapan teknis, sehingga esensi utama MPLS seringkali menguap begitu saja.
Fenomena ini menjadi pertanyaan besar: mengapa MPLS, yang seharusnya menjadi gerbang awal yang ramah dan bermakna bagi siswa baru, justru sering kehilangan rohnya?
Ketika Rundown Mengalahkan Makna
Salah satu akar masalahnya terletak pada fokus yang terlalu berlebihan pada aspek administratif dan teknis. Panitia MPLS, termasuk para guru, kerap terjebak dalam lingkaran persiapan yang berkutat pada:
Pencarian dan penyesuaian rundown: 
Jadwal kegiatan yang padat, bahkan terkadang terlalu padat, seringkali menjadi prioritas utama. Detail menit per menit disusun, namun terkadang lupa untuk menanyakan apakah setiap sesi benar-benar memberikan nilai tambah bagi siswa.
Pengumpulan data dan kelengkapan: Fokus pada pengumpulan formulir, data siswa, dan atribut MPLS lainnya tak jarang menyita waktu dan energi yang seharusnya bisa dialokasikan untuk interaksi yang lebih mendalam.
Kekhawatiran akan penilaian: Adanya standar atau penilaian terhadap pelaksanaan MPLS bisa membuat panitia cenderung mengikuti "aturan main" yang ada daripada berinovasi dan mencari cara agar MPLS benar-benar efektif.
Akibatnya, interaksi yang seharusnya menjadi jembatan perkenalan antara siswa, guru, dan lingkungan sekolah berubah menjadi formalitas yang kaku. Siswa merasa seperti objek yang harus mengikuti aturan, bukan subjek yang aktif dalam proses perkenalan. Ketegangan Siswa dan Makna yang Menguap
Di sisi siswa, pengalaman MPLS seringkali diwarnai dengan: Ketegangan dan kecemasan: Bagi siswa baru, memasuki lingkungan yang asing dengan banyak orang baru sudah cukup menegangkan. Ditambah lagi dengan aturan yang ketat, tugas yang membingungkan, atau bahkan perlakuan yang kurang ramah dari senior atau panitia, bisa memperburuk kecemasan mereka.

Ketidakpahaman tujuan: 
Banyak siswa yang tidak benar-benar memahami mengapa mereka harus mengikuti serangkaian kegiatan MPLS. Mereka hanya menjalaninya sebagai kewajiban, tanpa menangkap esensi perkenalan dengan budaya sekolah, nilai-nilai, atau bahkan teman-teman baru.
Minimnya ruang interaksi bermakna: Waktu yang dihabiskan untuk mendengarkan ceramah atau mengikuti arahan satu arah seringkali lebih banyak daripada kesempatan untuk berinteraksi, berdiskusi, atau berkolaborasi dengan teman sebaya.
Pada akhirnya, tujuan mulia dari MPLS, yaitu membantu siswa beradaptasi, mengenal lingkungan, dan membangun ikatan sosial, seringkali menguap begitu saja. Yang tertinggal mungkin hanya kenangan tentang atribut aneh, barisan panjang, atau beberapa momen lucu yang tidak benar-benar mewakili proses perkenalan yang utuh.
Mengembalikan Roh MPLS: Lebih dari Sekadar Formalitas
Untuk mengembalikan roh MPLS, dibutuhkan perubahan paradigma dari semua pihak yang terlibat. MPLS harus menjadi pengalaman yang: Berpusat pada siswa: Rancanglah kegiatan yang menarik, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan siswa. Beri ruang bagi siswa untuk bertanya, berpendapat, dan berinteraksi secara aktif.

Mengedepankan empati dan keramahan: 
Ciptakan suasana yang hangat, aman, dan inklusif. Guru dan senior harus menjadi contoh teladan dalam menyambut siswa baru dengan senyum dan bimbingan yang tulus, bukan dengan intimidasi.
Fokus pada pengenalan nilai dan budaya sekolah: Daripada hanya menyampaikan peraturan, kenalkanlah nilai-nilai luhur yang dijunjung sekolah, seperti integritas, disiplin, kerja sama, dan rasa hormat. Libatkan siswa dalam kegiatan yang merefleksikan nilai-nilai tersebut.
Memberi ruang bagi interaksi sosial yang otentik: Fasilitasi kegiatan yang memungkinkan siswa baru untuk mengenal satu sama lain secara alami, membangun pertemanan, dan merasakan kebersamaan.

Meminimalkan formalitas yang tidak perlu: 
Evaluasi kembali setiap item dalam rundown. Apakah setiap kegiatan benar-benar memberikan kontribusi positif terhadap tujuan MPLS? Jika tidak, pertimbangkan untuk menghapusnya atau menggantinya dengan yang lebih bermakna.
MPLS seharusnya menjadi momen yang dinanti, bukan ditakuti. Ini adalah kesempatan emas untuk menciptakan kesan pertama yang positif, menanamkan rasa memiliki pada siswa, dan membangun fondasi yang kuat bagi perjalanan pendidikan mereka. Mari kita pastikan bahwa setiap tahun, makna MPLS tidak lagi cuma "numpang lewat", tetapi benar-benar melekat dan berbekas dalam hati setiap siswa baru.



Read More »
09 July | 0komentar

Hari Kedua MPLS

 
Masa Pengenalan lingkungan Sekolah (MPLS) hari ke dua diisi dengan paparan Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta didik baru dan Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya.
Mengawali Tahun Ajaran Baru 2024/2025 SMK Negeri 1 Bukateja Kab.Purbalingga membuka dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ( MPLS ) selama 3 hari dari senin 22 juli sampai dengan rabu 24 juli. 
MPLS adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah. Sebelum kegiatan dan penyampaian materi anak-anak melaksanakan Apel Pagi. MPLS dilakukan di kelas, dengan beberapa narasumber yang hadir memberikan materi. 
Berikut kegiatan Hari kedua MPLS: Pemberian materi dari Polres Purbalingga dari Satlantas Polres Purbalingga.






Read More »
28 July | 0komentar

Pra MPLS 2024/2025

Penutupan pendaftaran/ lapor diri bagi siswa cadangan telah ditutup (17/7). Panitia telah menetapkan jumlah siswa yang terdaftar pada tahun ajaran 2024/2025 di SMK negeri 1 Bukateja sejumlah 608 siswa. Bagi calon peserta didik yang sudah melakukan daftar ulang / lapor diri PPDB SMKN 1 Bukateja Tahun ajaran 2024-2025 yang telah ditetapkan tersebut diundang pada hari Kamis, 18 Juli 2024. Kegiatan tersebut adalah sebagai Pra kegiatan MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah). 
Kegiatan ini, Pra MPLS adalah sebagai kegiatan persiapan yang dilakukan di sekolah setiap awal tahun ajaran baru guna menyambut kedatangan dari peserta didik baru. Pada acara ini panitia MPLS yang terdiri dari guru dan siswa memberikan informasi tentang pembagian kelas yang telah dilakukan oleh para Ketua Program Keahlian. 
MPLS singkatan dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang berarti bahwa kegiatan yang wajib untuk diikuti oleh seluruh peserta didik baru. Oleh sebab itu, siswa baru penting untuk mengetahui seluruh rangkaian MPLS maupun Pra MPLS. Kegiatan MPLS sering dilakukan oleh sekolah pada jenjang SMP, MTs, SMA dan SMK. Meskipun kegiatan tersebut sangat familiar bagi sebagian orang. Namun, peserta didik baru tidak perlu khawatir dan takut dengan adanya program wajib dari sekolah yang satu ini. Kegiatan Pra MPLS diisi dengan berbagai gambaran selama berlangsungnya kegiatan MPLS seperti peraturan, barang yang akan dibawa dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama MPLS. Salah satu hal wajib yang harus dilaksanakan di sekolah, kegiatan MPLS tentu memiliki tujuan yang sangat berguna untuk calon siswa baru. 

Read More »
19 July | 0komentar

Materi MPLS Tahun Ajaran 2024/2025

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebagai salah satu kegiatan wajib bagi sekolah untuk menjematani siswa-siswa baru. Tujuan utama MPLS adalah membantu siswa mengenal lingkungan sekolah, membiasakan diri dengan jadwal dan kegiatan sekolah, serta mengenal guru dan staf. Selain itu, MPLS juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan.
MPLS sebagai periode penting bagi siswa baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. MPLS bertujuan memperkenalkan siswa pada budaya, norma, dan tata tertib sekolah, serta membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman baru.
Perencanaan yang matang adalah kunci untuk menyelenggarakan MPLS yang sukses. Sekolah perlu membentuk tim khusus yang bertanggung jawab atas pelaksanaan MPLS. Tim ini harus terdiri dari guru, staf, dan siswa lama/kelas atas yang terlatih untuk membimbing siswa baru khususnya untuk menemani masa transisi. Langkah pertama dalam perencanaan adalah menyusun jadwal kegiatan yang jelas dan terstruktur. Kegiatan harus dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang dibutuhkan siswa tanpa membuat mereka merasa terbebani atau stres. 


Berikut materi MPLS yang wajib disampaikan dan dipahami oleh semua pihak yang terlibat termasuk guru, siswa dan orang tua:
1. profil satuan pendidikan
 
Pengenalan Lingkungan Sekolah: Guru dan peserta didik harus mengenal fasilitas dan lingkungan sekolah, termasuk ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, kantin, dan area olahraga Hal ini bertujuan agar peserta didik baru dapat merasa nyaman dan familiar dengan lingkungan barunya. 
 a. Pengenalan Kurikulum: 
Materi ini meliputi pengenalan terhadap kurikulum yang diterapkan di sekolah, termasuk mata pelajaran, jadwal pelajaran, serta metode pembelajaran yang akan digunakan. Informasi ini penting agar peserta didik dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk kegiatan belajar mengajar. 
b. Pengenalan Tata Tertib: 
Guru wajib menjelaskan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah, seperti jam masuk dan pulang, peraturan tentang seragam, serta sanksi bagi yang melanggar. Tata tertib ini penting untuk menjaga disiplin dan keteraturan di lingkungan sekolah. 
c. Prestasi Sekolah: 
Informasi tentang prestasi yang telah diraih oleh sekolah, baik di bidang akademik maupun non-akademik, dapat memotivasi peserta didik baru untuk berprestasi dan bangga menjadi bagian dari sekolah tersebut.


2. Pembentukan karakter
 Profil Pelajar Pancasila: Materi ini menekankan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila, seperti gotong royong, kreatif, berintegritas, dan berwawasan kebangsaan. Pembentukan karakter ini diharapkan dapat membentuk pribadi yang tangguh dan berakhlak mulia. Penguatan Pendidikan Karakter: Guru harus memberikan materi yang berkaitan dengan penguatan pendidikan karakter, termasuk sikap jujur, disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab. Pendidikan karakter ini sangat penting untuk membangun fondasi moral peserta didik.


3. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pendidikan Lingkungan Hidup: Materi ini mencakup edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah, pengelolaan sampah, dan penghijauan. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, hijau, dan nyaman. b.Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan Narkotika (P4GN): Pengenalan tentang bahaya narkotika dan cara pencegahannya merupakan bagian penting dari MPLS. Peserta didik harus dibekali pengetahuan untuk menghindari penyalahgunaan narkotika dan menjaga diri dari pergaulan negatif. c. Pembinaan Dasar-dasar Bencana dan Pertolongan Pertama: Materi ini meliputi pengetahuan dasar tentang penanggulangan bencana dan keterampilan pertolongan pertama. Hal ini penting agar peserta didik siap menghadapi situasi darurat dengan tenang dan sigap.
4. Penguatan Kesadaran Bela Negara
a. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara: Guru harus mengajarkan pentingnya cinta tanah air, penghormatan terhadap lambang negara, dan semangat nasionalisme. Kesadaran berbangsa dan bernegara ini penting untuk membangun rasa kebanggaan dan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia. b. Tiga Dosa Besar Pendidikan: Peserta didik harus diberi pemahaman tentang tiga dosa besar dalam pendidikan, yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. Pengenalan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua.
5. Pengenalan Budaya Daerah
Guru dan peserta didik harus memahami dan menghargai kebudayaan lokal di daerahnya termasuk bahasa, kesenian, dan adat istiadat. Pengenalan budaya ini penting untuk menjaga kearifan lokal dan memperkaya wawasan peserta didik tentang keberagaman budaya. [ permen no 6 tahun 2023]
6. Literasi Digital dan Literasi Keuangan
Literasi Digital: Materi ini mencakup penggunaan teknologi informasi secara bijak dan bertanggung jawab, serta pemahaman tentang keamanan digital Literasi digital ini penting di era teknologi untuk menghindari dampak negatif dari penggunaan internet dan media sosial. Literasi Keuangan: Peserta didik harus dibekali dengan pengetahuan dasar tentang pengelolaan keuangan, seperti menabung, membuat anggaran, dan mengelola uang saku. Literasi keuangan ini penting untuk membentuk kebiasaan finansial yang baik sejak dini.

Read More »
17 July | 0komentar