Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Quality Assurance

Besarnya antusiasme publik dalam menilai sekolah perlu diimbangi dengan sosialisasi jelas dan terbuka kepada masyarakat akan jaminan mutu (quality assurance). Idealnya jaminan mutu meliputi standar mutu masukan (input), keluaran (output) atau lulusan, hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impact) dari proses pendidikan yang dilakukan sekolah, termasuk mutu layanan yang diberikan kepada pengguna jasa pendidikan. Sebagai contohnya intik sekolah SMK ada jaminan bisa disalurkan untuk dalam dunia kerja, ini terkait dari sekolah sebagai lembaga jasa pelayan publik, masyarakat sudah selayaknya mendapatkan pelayanan prima atau yang terbaik (service excellent).
Diberlakukannya Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah berdampak terhadap pengelolaan pendidikan di daerah. Di satu sisi kebijakan otonomi pendidikan sangat berpengaruh positif terhadap berkembangnya sekolah yang berbasis kepada kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Namun akibat keragaman potensi sumber daya pendidikan di daerah menyebabkan mutu keluaran sangat bervariasi. Oleh karena itu diperlukan standarisasi mutu regional dan nasional merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam upaya quality assurance atau penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan.
Masyarakat menjadi latah terhadap tolok ukur ini, jika melululuskan 100% berarti sekolah ini kualitas baik. Semakin lama semakin terasa betapa besar antusiasme publik dalam menilai kualitas sekolah. Meski demikian, masih terasa ambigu akan tolak ukur yang digunakan publik dalam menilai kualitas sekolah, khususnya pada saat publik menentukan sekolah pilihan. Bisa jadi, tolak ukur itu hanya didasarkan pada besarnya animo kebanyakan orang terhadap sekolah tertentu alias ikut-ikutan seperti yang biasa terjadi saat musim PSB. Dalam menilai kualitas, sebagian lainnya memakai dasar ketatnya pola seleksi atau tingginya nilai minimal yang dipatok, biaya yang terjangkau, atau malah sebaliknya yang bertarif tinggi. Bahkan, ada juga yang jatuh hati pada sekolah tertentu lebih karena gengsi, bukan karena kualitas atau mutunya.
Share this article now on :

Post a Comment