Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Pembangunan Rumah Dengan Sistem Rumah Tumbuh

Istilah rumah tumbuh adalah berkaitan dengan tahapan pembangunan. Ada beberapa alasan tahapan tersebut tetapi yang terjelas adalah berkaitan dengan dana.
Istilah ini hanya berlaku bagi kelas menengah kebawah.Untuk kalangan the have jelas tidak usah berpikir panjang melakukan pembangunan rumah secara bertahap. Jelas sekali bahwa pembangunan rumah atau mungkin rehab rumah yang melihat pada penambahan ruangan atau perbaikan berkelanjutan jelas karena terkendala masalah uang.
Berikut beberapa tips berkaitan dengan pembangunan atau rehab rumah yang bertahap/ tumbuh:
1. Ada rencana pengembangan misal gambaran ruang baru.Atau lebih baik sudah didesain sebuah rumah jadi.
2. Perhatikan berkaitan dengan beton, misalkan dak, kolom dan balok. Ini yang sangat penting diperhatikan kaitan berkelanjutannya. sehingga tidak membongkarnya.
3. Untuk beton, dak/plat, kolom dan balok perlu dibuat stek, tulangan dibiarkan tidak dicor semua.
Gambar dari:http://sarastiana.blogspot.com
tips membangun rumah tumbuh yang bukan hanya sesuai kebutuhan, ketersediaan dana, tapi juga sesuai prinsip estetika bangunan:

1. Tentukan konsep rumah tumbuh sesuai luas lahan 
Bila sudah mantap membangun rumah tumbuh, pemilik rumah sebaiknya menentukan ke arah mana rumah tumbuh akan dibangun. Apakah ke atas (rumah bertingkat) atau ke samping? Bila lahan untuk mendirikan rumah tidak terlalu luas, pilihan menambah satu atau dua lantai ke atas adalah yang paling mungkin dilakukan. Sedangkan pengembangan rumah ke arah vertikal bisa dilakukan bila lahan yang tersedia cukup luas (misalnya lebih dari 90 meter persegi). 
Meski demikian, perlu diperhatikan juga agar pengembangan rumah nantinya tidak mengubah kondisi yang sudah ada, misalnya taman, teras, atau ruang terbuka lainnya. Renovasi atau pengembangan rumah juga sebaiknya tidak memaksa pemilik rumah mengubah elemen lain seperti sistem pencahayaan dan ventilasi rumah. Pengubahan elemen-elemen kecil semacam ini bukan hanya akan menambah pengeluaran, tapi juga waktu pengembangan rumah.

2. Perencanaan denah, pondasi, dan saluran air rumah tumbuh 
Setelah mengetahui orientasi arah rumah tumbuh, ide itu sebaiknya diwujudkan dalam bentuk denah. Denah rumah sebaiknya dirancang dengan orientasi penambahan ruang tanpa banyak mengubah denah awal, karena denah nantinya juga menjadi acuan pengurusan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). IMB wajib dimiliki pemilik rumah sebelum melakukan pembangunan, bahkan untuk renovasi rumah di atas lahan sendiri pun perlu dibuat IMB baru. 
Dalam IMB rumah tumbuh luas rumah yang direncanakan bisa dicantumkan, sehingga tidak menyulitkan pemilik rumah di tahap pembangunan selanjutnya. Skala prioritas juga akan menjadi pedoman dalam membangun pondasi rumah tumbuh, baik untuk mengembangkan rumah secara horizontal maupun vertikal. 
Bila pembangunan rumah tumbuh berorientasi ke samping atau horizontal, tulangan struktur sebaiknya mengarah ke luar agar memudahkan struktur bisa disambung pada tahap pembangunan di masa mendatang. Sedangkan bila rumah tumbuh akan dikembangkan ke atas atau vertikal, pondasi maupun kolom sebaiknya dibuat agar mampu menahan beban bangunan dua lantai (atau lebih). Dengan cara ini, pemilik rumah bisa menghemat biaya penyuntikkan beton yang normalnya dilakukan untuk memperkuat struktur bangunan awal.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah, volume air buangan akan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah ruangan. Penambahan kamar mandi, dapur, atau luas atap akan membuat volume air kotor dan air hujan membesar. Bila sudah berencana membangun rumah tumbuh, sebaiknya instalasi pipa air kotor yang dipasang di bawah rumah menggunakan pipa berukuran besar atau layak untuk menampung air kotor rumah dengan luas yang sudah direncanakan sejak awal.

3. Tentukan Bagian yang dibangun untuk perencanaan Pembangunan Berikutnya
Hal ini penting karena dengan menentukan bagian-bagian yang dibangun saat ini (sesuai dengan bagdet Tentunya). Rumah sudah bisa di huni. Sehingga menekan biaya kontrak rumah. Dan pada saat pembangunan berikutnya sebisa mungkin rumah masih kita tinggali.


Share this article now on :

Post a Comment