![]() |
Selamat Idul Fitri 1441 Hijriyah |
Kosakata dan makna Bahasa Arab terhadap kata-kata yang terkandung sangat kaya. Berikut ini makna dari istilah idul fitri.Istilah id (hari perayaan) dari bentuk kedua kata kerja bahasa Arab: ’ayyada, artinya merayakan, mengamati sebuah perayaan. Perkataan fitr dari kata kerja fatara, bermakna memisahkan, membatalkan puasa dengan makan dan minum pada 1 Syawal setelah berpuasa selama satu bulan (29 atau 30 hari), disebut juga iftar, dan juga bermakna menciptakan.
Dari akar kata yang sama kita menemukan al-Fatir, yang berarti Maha Pencipta dari tiada kepada ada.
Jadi ’id al-fitri berarti ”merayakan hari 1 Syawal dengan berbuka atau menghentikan puasa”. Puasa diharamkan pada hari itu.
Ada juga orang mengartikan ’id dengan kembali. ’Id al-fitri diterjemahkan ”kembali pada asal penciptaan manusia yang bersih, suci, tanpa noda, tanpa dosa”, seperti bayi yang baru lahir setelah dibasuh selama Ramadhan.
Namun, ada kerancuan. Dalam bahasa Arab, perkataan kembali adalah ’aud atau ’audah, berasal dari bentuk pertama kata kerja ’ada, bukan ’id. Saya lebih mengartikan ’id al-fitri atau ’idul fitri sebagai perayaan berbuka puasa, bagian sikap bersyukur manusia beriman, bukan ”kembali suci.”
Perayaan 1 Syawal adalah hari kegembiraan, dalam batas yang wajar, bagi mereka yang berpuasa Ramadhan, karena iman semata. Di akhir Ramadhan, umat Islam, termasuk bayi, diwajibkan membayarkan sadhaqat al-fitri (zakat fitrah) sebagai simbol spiritual untuk berbagi dengan sektor masyarakat yang serba kekurangan.
Pada waktu yang sama, juga dilakukan pembayaran zakat harta kekayaan yang disalurkan pada mereka yang berhak, seperti fakir, miskin, panitia zakat, mereka yang terlilit utang, dan untuk jalan Allah.
Pelaksanaan zakat sampai kini belum optimal di seluruh dunia sehingga jurang antara si kaya dan si miskin masih lebar. Sebuah kenyataan yang amat pedih dan menyakitkan. Jumlah zakat yang ditunaikan masih setengah lumpuh berhadapan dengan kesenjangan sosial ekonomi.
Kembali pada soal penebusan dosa, memang ada sumber hadis yang menyebutkan, ”Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan berdasarkan iman dan semata mengharapkan keridaan Allah, apa yang terdahulu dari dosanya bakal diampuni.”
Mungkin didasarkan pada hadis ini, lalu disimpulkan bahwa orang yang benar-benar berpuasa selama Ramadhan akan menjadi manusia suci kembali.
Sekali lagi perkataan ’id tidak berarti kembali, tetapi hari perayaan! Jika tak hati-hati memahami hadis ini, orang yang lemah iman akan mudah berbuat dosa untuk ditebus setiap bulan Ramadhan dengan menjalankan puasa. Dalam Al Quran tidak ada tembusan dosa. Tetapi jika taubat Allah SWT akan mengampuni.
Ketaqwaan kepada Allah SWT lah yang akan menjadikan dosa-dosa kita terampuni.Sesuai dengan tujuan berpuasa menjadi manusia yang bertaqwa.
dirumah Saja |
Di waktu musibah dan wabah, manusia ingat Allah dan kembali kepada-Nya. Mereka yang sehari-hari lalai dengan maksiat, di waktu wabah kembali kepada Allah. Bertaubat dan menyesali dosa-dosanya. Mengisi hari-harinya dengan ketaatan. Dan momen wabah ini bertepatan dengan bulan ramadhan. Waktu dimana rahmat dan ampunan Allah diturunkan.
Waktu paling banyak manusia terbebas dari api neraka. Beruzlah di rumah dan mengisi dengan ibadah dan membaca Al Qur’an. Juga gemar bershadaqah memberi makan orang lain. Memberi makan di bulan ramadhan adalah tanda ketaqwaan. Zakat fitri lalu sholat Iedul Fitri adalah amal shalih sebelum hari Raya dan saat hari Raya. Menggambarkan hablun minallah hablun dan minan naas adalah satu kesatuan ibadah.
Mendirikan sholat dan membayar zakat. Allah subhanahu wa ta’ala hendak menghindarkan kita dari bencana besar (neraka), dengan menghadirkan bencana kecil berupa wabah ini.
Waktu paling banyak manusia terbebas dari api neraka. Beruzlah di rumah dan mengisi dengan ibadah dan membaca Al Qur’an. Juga gemar bershadaqah memberi makan orang lain. Memberi makan di bulan ramadhan adalah tanda ketaqwaan. Zakat fitri lalu sholat Iedul Fitri adalah amal shalih sebelum hari Raya dan saat hari Raya. Menggambarkan hablun minallah hablun dan minan naas adalah satu kesatuan ibadah.
Mendirikan sholat dan membayar zakat. Allah subhanahu wa ta’ala hendak menghindarkan kita dari bencana besar (neraka), dengan menghadirkan bencana kecil berupa wabah ini.
Post a Comment