Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Merumuskan Permasalahan dalam PTK

Permasalahan Pada Metode Pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Guru/ Pendidik melakukan penelitian terhadap apa yang dilakukan dalam proses KBM sebagai cara untuk melakukan refleksi tentang proses pembelajaran di kelas dan praktik di lab/ bengkel dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai peran yang penting dan strategis dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hopkins (dalam Wiriaatmadya, 2007: 11), bahwa PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlihat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Berdasarkan pernyataan Hopkins tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa guru adalah pihak yang sangat berkepentingan dengan pelaksanaan PTK
Hal ini berarti bahwa Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dirancang untuk dilakukan oleh siswa dengan tujuan tertentu. Oleh karena tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran, maka kegiatan yang dilakukan haruslah berupa tindakan yang diyakini lebih baik dari kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan.
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya.

Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas



Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan pembelajaran. Siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Penetapan jumlah siklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencanaan, tidak mengacu kepada kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya dalam pengumpulan data penelitian kualitatif.


Penelitian tindakan adalah penelitian kontekstual, artinya praktis yang sesuai dengan problem yang muncul dilapangan. Penelitian bukan menerapkan teori tetapi menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan teori sebagai sandaran sekaligus teori dimodifikasi secara kontekstual.


Modifikasi dilakukan secara terus-menerus dievaluasi dalam situasi yang ada dengan tujuan akhirnya untuk meningkatkan praktek cara tertentu. Penelitian bertujuan memperbaiki praktik di lapangan. Untuk itu partisipanlah yang secara langsung menilai diri sendiri. Guru dan murid adalah tim (keculai penelitian dalam konteks proyek atau mahasiswa dan atau dosen yang meneliti di sekolah). Bila guru yang berisnisiatif meneliti, maka guru muridlah pihak yang menilai praktiknya sendiri.


Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) diperlukan hadirnya suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau observer.


peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.

Karakteristik PTK

1. Memecahkan permasalahan yang mendesak untuk segera diselesaikan didalam kelas


Guru menyadari bahwa ada sesuatu dalam praktik pembelajarannya yang harus dibenahi, dan ia terpanggil untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki persoalan tersebut. Dengan demikian, PTK menjadi khas jika hanya dilakukan dan diprakarsai oleh guru kelas, bukan oleh pihak lain.

Atas dasar ini, guru yang ingin melakukan tindakan kelas paling tidak harus mempunyai panggilan jiwa untuk turut berjuang memperbaiki kualitas pembelajaran dari waktu ke waktu. Tanpa adanya panggilan jiwa ini, seorang guru tidak akan peka dengan berbagai persoalan pendidikan. 
Ia akan merasa seolah-olah tidak ada persoalan apa pun didalam praktik pembelajaran yang ia lakukan. Akibatnya, ia tidak akan pernah tergerak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam PTK, guru memang dituntut untuk turut berperan aktif. Inilah salah satu ciri khas yang membedakan antara PTK dengan penelitian lain, yang biasanya dilakukan oleh peneliti dari luar lingkungan 'kelas.

2. Refleksi Diri

Refleksi yang dimaksud disini adalah refleksi dalam pengertian melakukan introspeksi diri, seperti guru mengingat kembali apa saja tindakan yang telah dilakukan didalam kelas, apa dampak dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi demikian, dan lain sebagainya. Sebagaimana disebutkan oleh Schmuck dalam Suyadi (2012), seperti melihat diri kita didalam cermin, melihat tentang berbagai tindakan yang telah kita lakukan dan harapan kita atas tindakan tersebut.
PTK harus dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri, bukan dikelas lain dimana ia tidak mengajar didalamnya. Berdasarkan hal tersebut, maka seorang guru sebenarnya memiliki peran ganda, yakni sebagai peneliti disatu sisi dan sebagai pengajar disisi yang lainnya. Walaupun demikian, kedua peran tersebut sebaiknya tidak boleh saling mengganggu dan mengacaukan selama proses PTK. Artinya, guru yang sedang melakukan PTK tidak boleh mengubah kebiasaan proses pembelajaran sebelum ada temuan baru yang merekomendasikan harus ada perubahan pada pola pembelajaran tersebut.

3. Upaya Perbaikan Kolaboratif

Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerja sama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung.Kolaborasi dalam kesempatan ini ialah berupa sudut pandang yang disampaikan oleh setiap kolaborator. Selanjutnya, sudut pandang ini dianggap sebagai andil yang sangat penting dalam upaya pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang muncul. Untuk itu, peneliti akan bersikap bahwa tidak ada sudut pandang dari seseorang yang dapat digunakan untuk memahami sesuatu masalah secara tuntas dan mampu dibandingkan dengan sudut pandang yang berasal; dari berbagai pihak. Namun demikian memperoleh berbagai pandangan dari pada kolaborator, peneliti tetap sebagai figur yang memiliki ,kewenangan dan tanggung jawab untuk menentukan apakah sudut pandang dari kolaborator dipergunakan atau tidak. Oleh karenanya, sdapat dikatakan bahwa fungsi kolaborator hanyalah sebagai pembantu di dalam PTK ini, bukan sebagai yang begitu menentukan terhadap pelaksaanan dan berhasil tidaknya penelitian.

4. Tanggungjawab Profesi

Esensi PTK adalah untuk memperbaiki pola pembelajaran secara terus-menerus. Siklus demi siklus didalamnya harus mencerminkan perbaikan demi perbaikan yang dicapai. Siklus sebelumnya merupakan dasar bagi siklus selanjutnya. Dimana hasil pada siklus berikutnya seharusnya jauh lebih baik daripada siklus sebelumnya. Jika PTK dilakukan secara berkelanjutan dari siklus yang satu ke siklus yang lain, maka akan ditemukan model pembelajaran yang tebaik. Demikian seterusnya, sehingga PTK dapat dilakukan secara terus-menerus tiada henti.


Menentukan Permasalahan PTK

Masalah yang akan diangkat menjadi topic PTK sebaiknya dikembangkan secara berkelanjutan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, selama kurun waktu satu semester atau satu tahun pembelajaran. Hal ini mengandung arti bahwa guru sebagai peneliti harus senantiasa meninjau dan memperbaiki rumusan masalah PTK yang dikembangkan secara berkelanjutan, demikian halnya dengan hipotesis tindakan dan pelaksanaanya.

Lebih lanjut, masalah pembelajaran yang dapat dijadikan topik atau tema PTK, dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
  • Metode pembelajaran.
  • Strategi pembelajaran.
  • Perubahan sikap dan nilai yang dapat mendorong tumbuhnya sikap yang lebih positif terhadap berbagai aspek kehidupan.
  • Pengembangan profesionalisme guru, misalnya meningkatkan keterampilan mengajar, mendayagunakan sumber belajar, dan lain-lain.
  • Modifikasi perilaku, pengenalan bertahap terhadap teknik modifikasi perilaku yang dapat menunjang standar kompetensi dan kompetensi dasar.
  • Manajemen, meningkatkan efisiensi aspek tertentu dari manajemen pembelajaran dan pengelolaan kelas.
  • Penilaian, melakukan penilaian hasil belajar yang adil dan transparan

Untuk memudahkan kita dalam memahami masalah, mengembangkan tema atau fokus PTK, dapat dilakukan dengan berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
  • Apa yang terjadi dengan pembelajaran saya? 
  • Apa ada masalah yang perlu dipecahkan? 
  • Apa yang harus saya lakukan untuk memecahkan masalah tersebut? 
  • Bagaimana masalah tersebut dipecahkan?
Memilih masaah merupakan kegiatan untuk menentukan atau menetapkan masalah yang layak diangkat ,menjadi topik PTK.
Untuk kepentingan tersebut terdapat beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah.

  • Masalah yang dipilih harus factual, fundamental, dan benar-benar terjadi dalam pembelajaran.
  • Masalah yang dipilih harus problematis, belum ada yang membahas, dan perlu ditangani atau dipecahkan dengan segera. 
  • Masalah yang dipilih harus dapat dicari dan diidentifikasi faktor penyebabnya, sebagai dasar untuk menentukan alternatif tindakan. 
  • Masalah yang dipilih berada dibawah kewenangan dan tanggung jawab guru..
  • Maasalah yang dipilih harus memiliki nilai strategis bagi perbaikan dan peningkatan proses dan hasil pembelajaran.


Materi yang relevan:
1. Peran Penelitian Tindakan Kelas
2. Model Pembelajaran
Sumber: Materi Dolmen Batch 3 PDK Jateng
Share this article now on :

Post a Comment