Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Efek PJJ: “Learning Loss”

Pembelajaran di Laboratorium/Bengkel

Suka atau tidak suka selama PJJ setiap siswa/anak dipastikan selalu memegang Hp. Orang tua yang selama ini sangat ketat terhadap penggunaan Hp sudah dipastikan menyerah dengan keadaan ini karena tuntutan untuk pembelajaran. Orang tua pun tidak bisa selalu mengontrol atau memastikan penggunaannya. Untuk pembelajaran kah atau untuk nge-gim. 
Kita paham tak jarang siswa/anak yang merubah pola tidurnya. Siang untuk tidur malam utk begadang (main game online), Banyak siswa yang tidur pagi bangun siang dan sebagainya. Belum lagi penampilan secara pisik rambut gondrong untuk siswa laki-laki, abai pada kebersihan kamar, diperintah orang tua menunda dengan alasan, tentu alasan yang manjur adalah sedang mengerjakan tugas, dan lain berbagai problema saat pandemi ini. Des masalah kompetensi yang tidak dikuasai. Inilah sebagai efek dari pembelajaran yang dilakukan di rumah selama pelaksanaan pembelajaran Jarak Jauh. Istilah tersebut diartikan oleh para ahli bahwa anak mengalami learning loss.
The Education and Development Forum (2020) mengartikan learning loss adalah gejala kemunduran secara akademis yang diakibatkan karena adanya kesenjangan/gap/ disparitas ketidak berlangsungnya proses pendidikan yang mengakibatkan situasi peserta didik mengalami kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus. 
Pembelajaran yang dilakukan secara daring, sulit untuk tercapainya kompetensi belajar. Apalagi untuk sekolah Kejuruan/Vokasi. Dengan tidak belajar di sekolah siswa sulit untuk pengembangan keterampilan. Modal pokok siswa SMK adalah ketrampilan jika ketrampilan tidak dikuasai tentu berimbas pada memperbesar gap dalam pembelajaran, pada akhirnya bermuara kepada tidak memiliki kompetensi yang diharapkan, pengurangan pembelajaran pada siswa. 
Bagi siswa SMK situasi ini sangat berdampak, penurunan ketrampilan praktik, apalagi bagi siswa yang tidak memiliki sarana selain Hp contoh Laptop/PC. Pada Mata pelajaran yang penulis ampu adalah berkaitan dengan menggambar rumah menggunakan aplikasi. Tentu media yang digunakan selain Hp adalah berupa komputer/laptop/PC, aplikasi digital. Dapat dipastikan siswa yang memiliki perangkat ini sangat sedikit. 
Penulis telah berusaha memberikan berbagai metode, model pembelajaran diantaranya melalui aplikasi media sosial karena ini diminati oleh siswa. Juga berbagai video tutorial yang diupload ke Youtube. Dan melalui pembelajaran menggunakan Blended Learning berbasiskan Blog di www.sarastiana.com. Sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan pengetahuan dan kompetensi akibat pembelajaran yang dilakukan secara daring. 
Sebaik dan secanggih apapun metode yang digunakan oleh guru jika pembelajaran dilakukan secara daring tentu ada sesuatu yang hilang. Karena pembelajaran memerlukan interaksi yang nyata. Pembelajaran bukan hanya sekedar upload materi dan memberi tugas bagi guru, mengerjakan dan mengirim tugas bagi siswa. Sebuah senyuman kehangataan, sapan yang menyejukan, “Ya Bagus jawaban Amir kereen” ucapan sebagai sebuah reward yang memotivasi. Semoga PTM bukan hanya sebuah Asa dan Harapan.
Share this article now on :

1 comment:

  1. nggih pak setuju...saya yakin nje sudah memberikan yang terbaik pada anak anak..yakin saja kedepan kompetensi mereka akan diseleksi secara natural oleh masa depan...semoga mereka bisa melewatinya..guru tidak bisa digantikan oleh tehnologi secanggih apapun karena kita punya hati, rasa dan cinta

    ReplyDelete