Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Pembelajaran Tatap Muka, Secercah Asa

Mencuci Tangan Sebelum masuk Kelas

Secercah harapan ketika pemerintah merilis pengumuman beberapa daerah telah memasuki level 2 dan 3. Pada Level 2 dan 3 diharapkan diharapkan aktifitas masyarakat dapat diselenggaakan. Termasuk pada dunia Pendidikan diaadakan pertemuan tatap muka. Berita ini tentu menjadi informasi yang membahagiakan bagi siswa, guru, dan orangtua. Karena meski proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah berjalan cukup lama, PJJ seperti kehilangan daya tarik bagi siswa. 
Pada masa pandemi diakui salah satu dampak positif adalah banyak guru melakukan kreasi dalam memotivasi siswa. Diantaranya dengan membuat metode pembelajaran yang menarik, membuat konten-konten materi yang menarik. Demikian juga banyak guru yang abai terhadap minat untuk membuat siswa termotivasi. Guru yang mencoba lebih kreatif dalam menerapkan PJJ melalui berbagai aplikasi daring. Berusaha mempersiapkan konten-konten materi pembelajaran sendiri tidak hanya sekedar copy-paste. Itu saja memungkinkan siswa begitu jenuh jika telah melewati beberapa kali pertemuan. Ada beberapa alasan, hal yang dominan diantaranya adalah bahwa kuota yang dimiliki siswa adalah kuota hanya untuk chat.
Kreativitas membuat media pembelajaran ini dipandang oleh beberapa ahli belum,belum begitu terlihat adanya perkembangan yang signifikan. Ada beberapa alasan mengapa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi harapan dan juga penantian baik bagi siswa, guru dan juga orangtua. Sehingga wacana pembelajaran tatap muka (PTM) yang direncanakan memberikan secercah harapan dan asa orang tua siswa, siswa dan masyarakat secara umum. Mulai dari saktor transportasi, dunia ekonomi dan lainnya.
Demikian besar harapan orang tua dan masyarakat terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang akan segera dilaksanakan. Selama PJJ, Dikutip dari Gatra.com salah satu Pengawas Pendidikan DKI Jakarta menyampaikan adanya pembelajaran yang hilang (Learning Loss). Terutama adalah berkaitan dengan kedisiplinan dan Pendidikan karakter. 
Suka atau tidak suka selama PJJ setiap siswa/anak dipastikan selalu memegang Hp. Orang tua pun tidak bisa selalu mengontrol atau memastikan penggunaan. Untuk pembelajaran kaha tau untuk nge-gim. Kita paham tak jarang siswa/anak yang merubah pola tidurnya. Siang untuk tidur malam utk begadang (main game online), Banyak siswa yang tidur pagi bangun siang dan sebagainya. Belum lagi potongan rambut yang dibiarkan gondrong untuk siswa laki-laki dan berbagai karakter lainnya. 
Dukungan yang besar terhadap penerapan PTM ini tentu harus disertai dukungan terhadap pelaksanaan protocol Kesehatan yang ketat. Persiapan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung prokes adalah sesuatu yang diharuskan. Dukungan dari pemerintah tentu sangat diharapkan misalnya dengan melakukan swap masif dan vaksin untuk siswa usia sekolah , sehingga sekolah yang diharapkan untuk bisa tatap muka pada tahap adalah sekolah yang siswanya telah divaksin. Orang tua siswa tentu dengan memberikan persetujuan terhadap pelaksanaan PTM ini sebagai salah satu kerjasama yang diberikan.
Share this article now on :

Post a Comment