"Menulislah! Karena tanpa menulis engkau akan hilang dari sejarah." Kutipan monumental dari Pramoedya Ananta Toer ini bukan sekadar ajakan, melainkan sebuah seruan yang menggema, sebuah peringatan keras tentang pentingnya mendokumentasikan keberadaan, pemikiran, dan pengalaman kita. Dalam setiap tarikan pena atau ketukan di keyboard, kita tidak hanya menyusun kata, tetapi juga sedang mengukir jejak abadi yang melampaui batas waktu.
Setiap tulisan adalah kepingan mozaik yang merekam realitas, merangkum gagasan, dan membingkai peristiwa. Dengan menulis, kita memberikan perspektif unik, menyumbangkan pemikiran yang mungkin akan menginspirasi, dan bahkan membuka jalan bagi orang lain untuk mengikuti jejak yang kita rintis.
Korban Sejarah atau Pembuat Sejarah?
Pramoedya Ananta Toer juga menggarisbawahi sebuah dikotomi fundamental dalam kehidupan: ada dua jenis kelompok manusia di dunia ini, yaitu mereka yang adalah korban sejarah dan mereka yang adalah pembuat sejarah.
Korban sejarah adalah mereka yang pasif, yang membiarkan arus peristiwa menyeret mereka tanpa jejak, tanpa suara yang tercatat. Pemikiran mereka, perjuangan mereka, kebahagiaan dan kesedihan mereka, semua itu lenyap ditelan waktu, seolah tidak pernah ada. Kisah mereka hanya hidup sesaat dalam ingatan orang-orang terdekat, lalu memudar seiring generasi berganti.
Tanpa tulisan, keberadaan mereka mungkin hanya menjadi catatan kaki yang dilupakan, atau bahkan tidak tercatat sama sekali.
Sebaliknya, pembuat sejarah adalah mereka yang aktif, yang berani mengintervensi narasi kehidupan dengan pena mereka. Mereka bukan hanya hidup dalam sejarah, melainkan juga menuliskannya. Mereka meninggalkan warisan intelektual, emosional, dan spiritual yang dapat dipelajari, direnungkan, dan dijadikan pijakan oleh generasi selanjutnya. Pembuat sejarah adalah mercusuar yang memandu, suara yang tak lekang oleh zaman, dan inspirasi yang tak pernah padam.
Menulis misalnya di Blog adalah cara terbaik untuk mengorganisir dan mengabadikan pemikiran. Ide-ide cemerlang bisa melayang pergi jika tidak segera dicatat. Dengan menulis, kita memberi bentuk pada gagasan yang abstrak, membuatnya kokoh dan bisa diakses kapan saja bisa sharing kepada siaapun. Pengetahuan dan pengalaman pribadi seringkali begitu berharga. Melalui tulisan, kita dapat berbagi pelajaran hidup, keahlian, dan wawasan yang telah kita kumpulkan. Ini memungkinkan orang lain belajar dari kesalahan kita, mengadopsi keberhasilan kita, dan mengembangkan diri mereka sendiri tanpa harus mengulang dari nol.Ada yang menyamaikan bahwa sepele bagi anda mungkin bermanfaat bagi orang lain. Proses menulis juga merupakan bentuk refleksi diri. Saat menulis, kita sering kali menemukan diri kita sendiri, memahami nilai-nilai, keyakinan, dan tujuan hidup kita dengan lebih jelas. Tulisan menjadi cermin jiwa yang merekam perjalanan pribadi.
Tulisan memiliki kekuatan untuk menggerakkan hati, mengubah pandangan, dan bahkan memicu revolusi. Dari deklarasi kemerdekaan hingga manifesto ilmiah, tulisan telah menjadi agen perubahan sosial yang paling ampuh sepanjang sejarah. Manusia fana, tetapi gagasan dan cerita yang dituliskan dapat hidup selamanya. Blog, Buku, jurnal, artikel, dan karya tulis lainnya media cetak atau online adalah medium yang memungkinkan kita berbicara dari masa lalu kepada masa kini, bahkan kepada masa depan yang belum terbayangkan.
Di era digital ini, kesempatan untuk menulis semakin terbuka lebar. Setiap orang dengan akses internet dapat menjadi penulis, menerbitkan pemikiran mereka, dan berpotensi menjangkau audiens global. Blog, media sosial, jurnal daring, atau bahkan sekadar catatan pribadi—semua adalah wadah untuk memulai.
Jangan biarkan rasa takut atau keraguan menghentikan Anda.
Tidak perlu menjadi seorang Pramoedya Ananta Toer untuk memulai. Cukup mulailah dengan apa yang Anda rasakan, apa yang Anda pikirkan, atau apa yang Anda alami. Tulislah tentang pekerjaan Anda, hobi Anda, impian Anda, atau bahkan hanya refleksi harian.
Setiap kata yang Anda tulis adalah sebuah batu bata yang membangun monumen keberadaan Anda dalam sejarah. Jadi, ambillah pena, buka laptop Anda, dan menulislah! Jangan biarkan diri Anda hilang dari sejarah. Jadilah pembuat sejarah itu sendiri, dan berikan kesempatan bagi dunia untuk mendengar, belajar, dan tumbuh dari jejak abadi yang Anda tinggalkan. Penulis telah merangkai mozaik kata di www.sarastiana.com
Post a Comment