Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Individu Dan Organisasi Pembelajar

Garvin (1991), leaning organization is an organization skilled at creating, enquiring, and tranfering knowledge, and modifying behavior to reflect new knowledge and insights.
Gavin memberikan pemahaman bahwa ide baru merupakan sesuatu yang esensial bagi organisasi dalam menghadapi tantangan dari luar, ia harus mengkomunikasikan pengetahuan di dalam organisasi. Rangkuman Garvin (1991), merupakan langkah awal sebuah organisasi/kelompok/kelas guna mentransform pengetahuan ke dalam organisasi/kelompok/kelas tersebut.

Individu Dan Organisasi Pembelajar

Mengeksplor profil organisasi pembelajar menurut MJ. Marquardt, dilakukan dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 5 komponen yang masing- masing komponen mempunyai 10 item pertanyaan. 
Komponen tersebut adalah :
(1) Belajar dinamis: individu, kelompok atau tim, dan organisasi memperoleh data tentang seberapa jauh organisasi belajar mengembangkan belajar secara dinamis mulai dari individul, kelompok dan organisasi, 
(2) Transformasi Organisasi: Visi, Budaya, Strategi dan Struktur memperoleh data tentang seberapa besar organisasi telah memiliki dasar yang kuat untuk menjadi organisasi belajar sehingga shared vision akan tercapai, 
(3) Pemerdayaan orang: manager, karyawan, pelangan, mitra, pemasok dan kuminitas kemampua organisasi dalam memberdayakan sumber daya yang ada dalam organisasi namun pembagian tugas dan wewenangan masing-masing unit 
(4) Pengelolaan pengetahuan: akuisisi, penciptaan, penyimpanan, pemulihan, dan pemamfaatan adalah pengetahuan yang ada pada diri organisasi dalam meng creat, storage, menganalisa, menstranfer, mengimplementasikan dan mengumpulkan data/ informasi baik didalam dan luar organisasi 
(5) Aplikasi teknologi: sistem informasi pengetahuan, teknologi berbasis belajar, dan sistem kinerja dukungan elektronik , memanfaat sumber dari teknologi informasi, menguasai pengoperasian ICT.

Untuk dapat memahami apakah sudah termasuk sebagai organisasi pembelajar dapat mengisikan komponen yang terlampir disini (Klik)

Read More »
28 September | 0komentar

Formulir Untuk Mengumpulkan Tugas

Pembelajaran sistem paperless, tanpa menggunakan kertas digunakan langsung upload tugas tanpa menggunakan kertas. Mapel MTBG (Menggambar Teknik Bangunan Gedung) sebenarnya sangat sarat dengan kertas karena berkaitan dengan menggambar. Tetapi penggunaan media ini (formulir untuk mengupload tugas) siswa akan mengumpulkan tugas langsung dikirim dengan mengupload langsung melalui formulir ini.


Read More »
25 September | 1komentar

Perangkat Mengajar

Perangkat pembelajaran untuk menunjang Proses Belajar Mengajar (PBM) ini sesuai dengan kurikulum tahun 2013. Informasi tentang SK/KD/ dengan meng-KLIK gambar dibawah ini. Perangkat pembelajaran Teknik Gambar Bangunan pada Mata Pelajaran Mekanika Teknik
Silahkan anda Klik pada tulisan yang dimaksud untuk melihat dan mendownload Materi.
         

Untuk melihat CP
dan mendownloadnya


Untuk melihat dan
mendownload Alur Tujuan Pembelajaran



Untuk melihat dan
mendownload Modul Ajar

Untuk MELIHAT
 Atau DOWNLOAD MATERI
Untuk mendownload
dan melihat Video
Tutorial 2D
Untuk mendownload
dan melihat Video 
Tutorial 3D
Untuk mengerjakan
 ulangan online
Untuk Upload/Kirim
Tugas Online 
Tutorial 3D
Untuk Upload/Kirim
Tugas Online 
Tutorial 3D


Tulisan Terbaru:

Read More »
24 September | 9komentar

Ulangan Online MTBG

PETUNJUK MENGERJAKAN:
1. Isikan Nama,Kelas dan Sekolah Anda
2. Untuk memulai mengerjakan Klik Lanjutkan
3. Pilih bulatan didepan option yang merupakan pilihan jawaban anda
4. Untuk mengerjakan nomor berikutnya Klik Lanjutkan
5. Klik kirim untuk mengirimkan hasil Ulangan

Read More »
15 September | 2komentar

Babak Final Lomba Pengembangan dan Pengayaan Sumber Belajar

Babak final lomba pengembangan dan pengayaan sumber belajar

Setelah masa pendaftaran Lomba Pengembangan dan Pengayaan Sumber Belajar ditutup (31/7/2015). Pengumuman peserta lomba yang maju ke babak berikutnya telah diupload di website BPTIKP Jateng
Peserta terdiri dari tiga kategiri lomba yaitu:
1. Lomba MPI (Media Pembelajaran Interaktif)
2. Lomba Blog Guru
3. Lomba Website Sekolah

Dari kategori lomba diatas dibagi dalam 2 jenjang:
1. Jenjang pendidikan dasar (Dikdas)
2. Jenjang pendidikan menengah (Dikmen)

Jadwal Pelaksanaan Lomba adalah sebagai berikut:
No
Lomba
Jenjang
Pelaksanaan
Ket
1
MPI
Dikdas
10 – 11 Agustus 2015



Dikmen
24 – 25 Agustus 2015

2
Blog Guru
Dikdas
12 – 13 Agustus 2015



Dikmen
26 – 27 Agustus 2015

3
Website Sekolah
Dikdas
28 – 29 Agustus 2015



Dikmen
28 – 29 Agustus 2015

Sumber : http://bptikp.pdkjateng.go.id/lomba/ , data diolah

Download Daftar Peserta Lomba yang mengikuti babak Final disini 


Read More »
10 August | 0komentar

Implikasi Nilai-Nilai Religius Dalam Pendidikan Karakter

1400 tahun yang lalu Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa misi utama dalam mendidik manusia adalah menyempurnakan adalah akhlak dan menyempurnakan karakter yang baik.Akhlak dan karakter yang baik jika bersinergi akan menghasilkan insan yang memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual yang mumpuni.Disinilah ranah pendidikan nasional dibawa untuk membentuk manusia yang bermoral dan berakhlak mulia.
Kita sepakat bahwa nilai-nilai karakter harus diberikan kepada anak pada usia dini. Nilai religius adalah termasuk dalam salah satu nilai dalam pendidikan karakter.Nilai religius menjadi dasar karakter agar tidak berubah terhadap perkembangan/ pengaruh negatif dari lingkungan yang selalu berubah.
Keyakinan agama adalah sebagai upaya pembangunan karakter terhadap nilai-nilai ketuhanan. Bagaimana anak didik mensyukuri nikmat segala yang diberikan Allah SWT. Dalam konteks pendidikan formal nilai religius mengantarkan anak dengan potensi yang dimilikinya menjadi insan-insan yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, disiplin, sopan santun dan peduli terhadap lingkungannya. 
Apakah nilai-nilai ini akan dibebankan terhadap guru pendidikan Agama? jawabannya tentu saja tidak. Nilai-nilai rilegius harus dikembangkan oleh semua guru. Untuk membangun manusia yang memiliki nilai-nilai karakter yang agung seperti dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki materi yang lengkap (kaffah), serta ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang benar. Oleh semua elemen pendidik.
Pada pendidikan Islam memiliki tujuan yang seiring dengan tujuan pendidikan nasional. Secara umum pendidikan Islam mengemban misi utama memanusiakan manusia, yakni menjadikan manusia mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya sehingga berfungsi maksimal sesuai dengan aturan-aturan yang digariskan oleh Allah Swt dan Rasulullah saw. yang pada akhirnya akan terwujud manusia yang utuh (insan kamil). 
Pendidikan akhlak (karakter) adalah jiwa pendidikan dalam Islam. Mencapai akhlak yang karimah (karakter mulia) adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan Islam. Di samping membutuhkan kekuatan dalam hal jasmani, akal, dan ilmu, peserta didik juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, perasaan, kemauan, cita rasa, dan kepribadian (al-Abrasyi, 1987: 1). Sejalan dengan konsep ini maka semua mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik haruslah mengandung muatan pelajaran akhlak (karakter) dan setiap guru haruslah memerhatikan sikap dan tingkah laku peserta didiknya.
Pengembangan karakter yang ditawarkan oleh para tokoh etika Islam dan para tokoh lain, terlihat jelas perbedaannya. Para tokoh etika Islam mendasari pengembangan karakter manusia dengan fondasi teologis (aqidah) yang benar, meskipun pemahaman teologi mereka berbeda-beda. Dengan fondasi teologis itulah mereka membangun ide bagaimana seharusnya manusia dapat mencapai kesempurnaan agamanya sehingga menjadi orang yang benar-benar berkarakter mulia. Sedang para tokoh lain lebih menekankan para proses apa yang harus ditempuh oleh seseorang dalam rangka mencapai tujuan itu. Proses ini sama sekali mengabaikan landasan teologi (aqidah). Proses inilah yang sekarang banyak dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan baik formal, nonformal, maupun informal, karena hasilnya lebih mudah dan cepat terlihat. Namun, harus diakui ketiadaan fondasi teologis (aqidah) tidak bisa menjamin untuk terwujudnya karakter mulia dalam diri seseorang yang sebenarnya, terutama dalam perspektif Islam.
Referensi:
1. Dr. Marzuki,MAG.Implementasi Pendidikan Karakter berbasis agama.Makalah
2. Hanni Junaniah. Penerapan Nilai-Nilai Religus pada Siswa Kelas V dalam Pendidikan Karakter di MIN Bawu Jepara.Skripsi.


Read More »
08 July | 2komentar