Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts sorted by relevance for query Pondasi. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query Pondasi. Sort by date Show all posts

Membuat Pondasi Pada Revit

Pada postingan sebelumnya yaitu leveling pada denah, berikutnya adalah membuat pondasinya. Setelah semua penyetingan yang dilakukan sudah selesai dan sesuai dengan kondisi gambar, mulai dari grid dan leveling langkah selanjutnya yaitu memodelkan gambar 2D tersebut ke gambar 3D mulai dari pemodelan pondasi sampai struktur atas. Adapun langkah-langkah dalam membuat pondasi di Revit adalah sebagai berikut :

a. Pilih terlebih dahulu Views ➔ Structural Plans ➔ Level 2 Pada Project Browser yang ada pada sebelah kiri halaman kerja.



b. Untuk membuat pondasi, pilih menu Structure ➔ Isolated



c. Pada Bagian Properties sebelah kiri ➔ klik Edit Type, maka akan muncul kotak dialog Type Properties



d. Kemudian klik Duplicate ➔ ketik nama properties yang ingin dibuat. Contoh pada kasus ini saya membuat propertis pondasi dengan nama “Footplate uk. 120 x 120 x 45 cm”


e. Pada Type Parameters Dimensions ketik ukuran sesuai dengan yang diinginkan. Seperti : 
➥ Foundation Thickness = 450 mm 
➥ Widht = 1200 mm 
➥ Length = 1200 mm

f. Kemudian Klik OK 
g. Dilanjutkan dengan menempatkan properties pondasi yang sudah dibuat pada titik-titik yang sesuai dengan gambar. Sehingga akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini.


h. Selanjutnya, cek posisi pondasi footplate pada Views ➔ Elevations ➔ East, sehingga muncul gambar seperti dibawah ini.



Untuk mengatur tata letak/posisi Footplate langkah yang harus dilakukan adalah: 
➧ Seleksi Type Properties Footplate dengan klik kanan pada salah satu footplate ➔ Select All Instance ➔ Visible In View. Maka semua type properties Footplate akan terseleksi semua.



➧ Setelah Footplate terseleksi semua, langkah selanjutnya adalah mengatur posisi footplate berada pada level 1. Pada bagian kotak Properties sebelah kiri, ubah pilihan level menjadi Level 1 dan Height Offset 450. Sehingga posisi footplate sudah sesuai dengan gambar dan dapat dilihat seperti contoh dibawah ini.


Berikutnya mengatur/membuat kolom, klik berikut pada postingan selanjutnya.

Read More »
16 December | 0komentar

Menghitung Urugan Tanah Kembali Pada Pondasi Batu Kali

Berikut membahas pada materi sebelumnya yaitu menghitung Pondasi Batu kali. Pembahasan pada menghitung Volume Urugan tanah kembali,Volume Aanstamping (Batu kosong) dan Urugan pasir bawah pondasi. 
Menghitung Urugan tanah kembali, menurut emperis langsung saja menggunakan rumus 1/3xVolume galian tanah. 

 Menghitung Volume Aanstamping (Luas penampang x Panjang pondasi) 

 Pagar : 0,15 x 0,575 x 35 = 3,019 m3 
Rumah : 0,15 x 0,90 x 25,25 = 3.409 m3 
  Volume Aanstamping = 3,019+ 3,409 = 6,428 m3 

 Menghitung Volume Pasir Bawah Pondasi 
 Pagar : 0,05 x 0,575 x 35 = 1,010 m3 
Rumah : 0,05 x 0,90 x 25,25 = 1,136 m3 
  Volume Pasir bawah pondasi = 1,010 + 1,136 = 2,143 m3 

 Posting Sebelumnya : 

Read More »
07 May | 0komentar

Menghitung Kebutuhan Material Pondasi

Untuk menghitung Volume Pondasi: Luas Penampang (bentuk Trapesium) dikalikan dengan panjang pondasi.Luas trapesium adalah jumlah garis sejajar dikalikan dengan setengah tinggi.Dari gambar dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:



Pada contoh kali ini saya akan memberikan gambaran tentang kebutuhan semen (PC) yang dibutuhkan dalam pemasangan pondasi. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat dari kebutuhan PC untuk permeter kubik pasangan batu kali dengan campuran 1:4 adalah 163 kg, jika 1 Zak PC di pasaran adalah 50 kg maka dibutuhkan 3,26 Zak (4 Zak).


No
Pekerjaan
Sat
Bahan
Upah
Keterangan
(1 Zak PC =50kg)
1
Pondasi





a
Pasangan Pondasi Batu elah 1PC:3Ps






Batu belah 15/20 cm
M3
1,2




Semen portland
Kg
216

4,32 Zak


Pasir pasang
M3
0,52




Pekerja
OH

1,5



Tukang batu
OH

0,75



Kepala tukang
OH

0,075



Mandor
OH

0,075









a
Pasang Pondasi Batu Belah 1 Pc : 4 Ps






Batu belah 15/20 cm
M3
1,2




Semen portland
Kg
163

3,26 Zak


Pasir pasang
M3
0,520




Pekerja
OH

1,5



Tukang batu
OH

0,75



Kepala tukang
OH

0,075



Mandor
OH

0,075









b
Pasang Pondasi Batu Belah 1 Pc : 6 Ps






Batu belah 15/20 cm
M3
1,2




Semen portland
Kg
117

2,34 Zak


Pasir pasang
M3
0,561




Pekerja
OH

1,5



Tukang batu
OH

0,75



Kepala tukang
OH

0,075



Mandor
OH

0,075


Read More »
10 October | 0komentar

Langkah-Langkah Pemasangan Paving Block

Lantai Kerja Padat dan Rata

Dalam memasang paving block, kita harus benar-benar memperhatikan tingkat ketepatannya dan ksesuaiannya dengan prosedur. Tujuannya ialah agar struktur pasangan yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, rapi, dan awet. Menurut SNI 03-2403-1991 tentang Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci untuk Permukaan Jalan, pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan paving block antara lain pemasangan paving block baru, pembongkaran pasangan paving block lama, perataan (leveling) tanah dasar di bawah lapisan pasir, pengadaan alat bantu kerja, dan uji laboratorium untuk mengetahui mutu kuat tekan jalan paving tersebut.

Bahan-bahan yang diperlukan :

Paving block yang memiliki spesifikasi sesuai dengan kebutuhan. Apakah paving block yang berbentuk persegi atau segi banyak? Apakah paving block yang mempunyai ketebalan 60 mm, 80 mm, atau 100 mm? Apakah paving block yang bermutu fc’ 37,35 Mpa atau fc’ 27,00 Mpa? Apakah paving block yang berwarna abu-abu, hitam, atau merah?

Pasir yang memiliki ukuran butir yang tajam sekitar 2,4 mm dan telah diayak. Kandungan air di dalam pasir tersebut juga sebaiknya tidak boleh lebih dari 5 persen dengan kandungan lumpur maksimal 10 persen. Spesifikasi pasir seperti ini memungkinkan air yang mengalir di atasnya dapat meresap ke dalam pori-pori tanah dengan lancar.

Alat-alat yang digunakan :
Benang
Jidar
Sapu lidi
Potongan besi
Sikat ijuk
Pemadat penggetar (vibro compactor)
Songkro
Palu kayu
Lori
Alat potong paving block
Waterpass

Langkah-langkah kerja pemasangan : 


Langkah 1 :
Persiapan Awal Pemeriksaan pondasi bertujuan untuk memastikan pondasi dibangun dengan tepat. Usahakan kondisi permukaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas sudah rata, tidak bergelombang, dan rapat. Perhatikan pasir alas tidak boleh dipakai untuk memperbaiki kekurangan pondasi karena spesifikasinya berbeda. Cek tingkat kemiringan pondasi untuk jalan kendaraan adalah 2,5 persen dan untuk trotoar adalah 2 persen.
Ukuran lebar pondasi juga harus cukup sampai di bawah beton penahan dan beton pembatas. Setelah itu, dilakukan penentuan lokasi titik awal pemasangan khususnya pada tanah miring sehingga paving block yang telah terpasang tidak tergeser. Jadi proses pemasangannya nanti dilakukan dengan berurut-urutan yang dimulai dari satu sisi tadi. Hindari pemasangan paving block secara acak karena akan mengacaukan jalannya pekerjaan.
Supaya proses pemasangan paving block dapat terlaksana dengan baik, Anda perlu memasang benang pembantu sebagai pembatas area kerja. Pemasangan benang pembantu ini dilakukan setiap jarak 4-5 meter. Apabila di area kerja terdapat fitur-fitur seperti lubang drainase, bak tanaman, dan konstruksi lainnya, maka diperlukan benang pembantu tambahan untuk mempertahankan pola ikatan paving block.

Langkah 2 :
Pemasangan Beton Beton pembatas (kanstin) adalah bagian perkerasan paving block yang berfungsi untuk menghimpit dan menahan lapisannya sehingga saling mengunci dan tidak tergeser sewaktu menerima beban. Pemasangan beton pembatas ini harus dikerjakan sebelum proses penebaran pasir alas. Ada bermacam-macam bentuk beton pembatas dengan proses pembuatan yang beraneka ragam pula seperti beton pracetak, beton cor di tempat, dan sebagainya. Untuk membuat beton pembatas, mulailah dengan membangun lapisan beton penahan secara rata dengan ketebalan minimal 7 cm. Kemudian segera pasang beton pembatas di atas lapisan tersebut selagi kondisinya masih basah agar kelurusan dan ketinggian beton pembatas dapat disesuaikan dengan mudah. Lalu tuangkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas. Setelah beton penahan agak mengering, timbun tanah di atasnya. Beberapa orang kerap memadukan beton pembatas dengan tali air dan mulut air sebagai saluran drainase air.

Langkah 3 :
Penebaran Pasir Alas Pasir alas yang digunakan untuk menutupi susunan paving block harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Di antaranya yaitu butiran kasar, tajam, berurutan maksimal 9.5 mm, bersih dari lumpur dan kotoran, kadar airnya kurang dari 10%, serta bersifat gembur. Pasir ini lantas dihamparkan sedemikian rupa di atas paving block menggunakan jidar untuk menghasilkan ketebalan yang seragam yakni 5 cm.
Oleh sebab itu, pengerjaan penghamparan pasir ini idealnya dilakukan dengan gundukan-gundukan kecil supaya ringan dalam menarik jidar. Pasir alas yang sudah ditebarkan dengan rata kemudian dijaga agar tidak terinjak atau ditumpuki material. 

Langkah 4 :
Pemasangan Paving Block Pelaksanaan pemasangan paving block biasanya dilakukan dengan menyusunnya menurut pola-pola tertentu. Beberapa pola pasangan yang umum diterapkan antara lain pola susunan bata, pola anyaman tikar, dan pola tulang ikan. Perlu kehati-hatian yang tinggi saat memasang paving block sesuai pola, khususnya pada barisan pertama.
Pastikan proses pemasangan ini selalu memperhatikan benang pembantu supaya susunannya membentuk pola yang baik. Selama proses pemasangan berlangsung, pekerja harus selalu berada di atas paving yang telah terpasang dengan arah kerja ke depan supaya tidak menimbulkan lendutan ke bawah. Setelah paving block terpasang sempurna, celah-celah yang ada di antaranya lalu diisi memakai nat berupa abu batu. Terakhir padatkan paving block menggunakan roller atau stamper sebanyak 1-2 kali putaran sehingga timbul daya saling mencengkeram antar-paving block.

Referensi : Arafuru

Read More »
23 August | 1komentar