Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Menulis Setiap Hari Sebagai "Healing Remedy"

Dadang Kadarusman

Kebiasaan waktu kecil yang biasa membaca menjadikan Bp.Dadang Kadarusman memiliki hobby menulis. Antara membaca dan menulis bak 2 sisi mata uang. Ayah Beliau yang sekolah dasar sering membawakan buku-buku bacaan. Dari situ Beliau suka membaca. Dan dari suka membaca itu kemudian saya berkeinginan untuk menulis. Jadi sejak kecil sudah menulis. 
Hobby menulis beliau ternyata sudah dibina sejak kecil. Samapi sekarang terus menulis, menjadi seorang penulis.
Sebagian besar orang berkeinginan untuk bukunya diterbitkan. Disampaikan beliau bahwa 20 tahun yang lalu untuk dapat menerbitkan buku sangat sulit sekali. Jaman sekarang sangat mudah akan tetapi yang menjadi tantangan adalah kemampuan menulis, Bagaimana bisa menulis setiap hari. 
Ada orang yang menerbitkan banyak buku tetapi tidak menulis setiap hari akan berbeda dengan orang yang menulis setiap hari, skillnya akan berbeda.
Mengapa perlu menulis setiap hari? menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa. jika sudah terbiasa menulis. Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk tulisan.dan itu terjadi secara refleks saja. Begitu pula ketika merasakan sesuatu. Orang yang tidak terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan itu. atau butuh seseorang yang mau mendengarnya padahal, belum tentu ada yang mau dengar kan? 
Tapi jika dia terbiasa menulis, maka dia selalu punya teman untuk mencurahkan perasaannya. yaitu, selembar kertas dengan pena kalau dulu. kalau sekarang, tinggal ambil smart phone maka kita bisa mencurahkannya disana. v Menulis setiap hari itu merupakan healing remedy. Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat. Kenapa perlu menulis setiap hari adalah; karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya. Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri. Bagimana kemampuan itu diasah? Dengan cara berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS. 

 Jika bersungguh-sungguh ingin menjadi penulis handal; mulai sekarang, berkomitmen untuk menulis setiap hari. Seberapa banyak? Kalau saya pribadi, 1 hari 1 artikel. Nah kalau ukurannya jumlah artikel, berarti tidak ditentukan jumlah katanya kan ya. Kan jaman dulu kalau kita mau mengirim artikel ke koran, itu ada ketentuan jumlah kata. Hal itu membuat penulis pemula kesulitan.. kenapa ? Karena bukan hal yang mudah untuk menuangkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan.Maka bagi saya, ukurannya adalah "1 Artikel". Artikel itu apa? Sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Begitu ukurannya.
 Jadi, yang penting dalam 1 hari itu ada karya tulis ibu bapak yang "KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya. Oya, kenapa saya pakai kata KALAU? Karena, belum tentu ada orang yang membaca artikel itu Duh, sedih banget ya. sudah cape-cape nulis tapi kok nggak ada yang baca.

Yang Perlu Diperhatikan adalah: Ditahap belajar ini, sebaiknya kita tidak terlalu baper soal ada yang baca apa nggak. kenapa? Karena kalau orang lain baca pun belum tentu feedbacknya positif kan ya. Kan tidak sedikit orang yang berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback negatif. so, yang penting menulis saja dulu. Kalau tulisannya sudah memenuhi standar minimal untuk dibaca orang, YAKIN DEH bakal dibaca. Setelah membahas tentang WHY yang berhubungan proses membiasakan diri dalam menulis itu. Sekarang kita bahas WHATnya. 

WHAT makes you write something? Apa sih yang menjadi mendorong Anda untuk menulis? Pertanyaan ini sederhana.Tapi orang yang tidak menemukan jawaban yang tepat, akan berhenti ditengah jalan.Pertama menulis lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. lebih banyak naskah yang dikembalikan redaksi daripada diterbitkan. Saat itulah kemudian saya sadar bahwa, menulis karena ingin mendapatkan uang; bukanlah nilai pribadi saya. Dan sampai sekarang, saya menulis BUKAN untuk uang. 

Menulis dengan dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN. Nah, yang ini menurut hemat saya; paling sesuai dengan jiwa pendidik seperti kita. Pengalaman Beliau ketika menulis orientasi karena uang, kadang saya kecewa karena penerbit menolak. Seperti diremehkan oleh mereka deh rasanya. Kita juga bisa kecewa jika bayarannya ternyata tidak seperti yang kita harapkan. 

IDE Menulis setiap hari? Om Deka menyampaikan bahwa segala hal yang bisa ditangkap oleh panca indra kita adalah sumber ide. Tinggal kita olah saja. berapa banyak rangsangan yang masuk kedalam sistem panca indra dan indra ke 6 kita? Jumlah rangsangan itu TAK TERHINGGA. Maka itu berarti bahwa sumber ide penulisan kita bisa SAAAANGAT banyak. Contoh. Hal apa yang bapak ibu tangkap dengan panca indra sekarang?. Ada bunyi AC?. Itu sumber ide. Ada suara seseorang yang lewat didepan rumah? itu sumber ide. Ada bunyi PRAAAANG! gara-gara panci jatuh? semua sumber ide. 

Ide menulis setiap hari juga merangsang indra kita terlatih. Kepekakaan terhadap sekitar bisa ditulis sebagai IDE tulisan kita. Tulislah setiap hari sampai menemukan personal branding yang akhirnya nanti akan di terbitkan di media massa untuk dijadikan Buku. Penerbit sekarang tidak sama dengan 20 tahun lalu. Menulislah setiap hari maka penerbit buku akan mencari anda, bukan anda yang mencari penerbit ? 
Jumat, 1 Mei 2020,Resume

Share this article now on :

2 comments: