Building Information Modelling (BIM) sebagai salah satu menjawab era revolusi industri 4.0 di bidang industri konstruksi. BIM merupakan seperangkat teknologi, proses kebijakan yang seluruh prosesnya berjalan secara terintegrasi dalam sebuah model digital, yang kemudian diterjemahkan sebagai gambar tiga dimensi. Hanifah (2016) menyatakan bahwa kesadaran (awareness) untuk menggunakan dan memanfaatkan Building Information Modelling (BIM), khususnya pada akademisi dan praktisi di bidang Arsitektur pada saat ini cukup tinggi namun tingkat penggunaanya masih rendah.
Padahal
pemerintah sangat mengapresiasi pelaku konstruksi
yang menjadi pionir dalam melakukan setiap
proyek pekerjaannya menggunakan BIM
(https://www.pu.go.id/berita/view/14977).
Beberapa keunggulan BIM seperti dijelaskan oleh
Berlian et, al (2016) dari M. Agphin Ramadhan bahwa penggunaan aplikasi
dengan konsep BIM dapat mempercepat waktu
perencanaan proyek sebesar ±50%, BIM
mengurangi kebutuhan SDM sebesar 26,66%, dan
menghemat pengeluaran biaya personil sebesar
52,25% dibandingkan dengan menggunakan
aplikasi konvensional. Selain itu menurut Liang (2015)
nilai tambah yang dihasilkan oleh BIM yaitu
kegiatan proyek dan kinerja proyek memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan
proyek konstruksi.
Penggunaan teknologi Building
Information Modeling (BIM), sangat membantu
sekali dalam hal proses pelaksanaan proyek, karena
user dengan sangat mudah mengetahui kondisi
bentuk jadi proyek tersebut tanpa bingung
membayangkan hasilnya. Pemodelan 3D yang
dihasilkan dapat dijadikan bahan diskusi oleh
seluruh tim proyek untuk dapat memutuskan
metode pelaksanaan /kerja yang akan diambil
(Amir, 2017). Sejalan dengan hal tersebut Christian
(2016) menyatakan aplikasi berbasis BIM dalam
merancang sebuah bangunan dapat
mempermudah proses analisis desain.
Pembuatan
model arsitektur dapat sekaligus digunakan untuk
pemodelan analisis struktur yang dapat digunakan
yang dapat digunakan untuk menganalisis gaya
dalam dan kebutuhan penulangan. Setelah melalui
proses yang terintegrasi, model akhir yang dibuat
memiliki semua informasi yang terdiri dari: denah
arsitektur, struktur, hingga pembesian tulangan
dengan output volume secara otomatis. Jayadi dan
Riantini (2019) menambahkan salah satu manfaatBIM adalah meningkatkan kualitas komunikasi yang
dapat secara positif memengaruhi fase
perencanaan waktu pembangunan infrastruktur,
yang merupakan salah satu aspek terpenting
dalam proses bisnis kontraktor.
No comments:
Post a Comment