Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Koneksi Antar Materi : Kesimpulan Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman Baru, CGP Angkatan 6


Media Blog : www.sarastiana.com sebagai media pembelajaran



1.1.A.8. KONEKSI ANTAR MATERI - KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1 
 Oleh 
Sarastiana,SPd,MBA 
 SMK Negeri 1 Bukateja

 Kerangka pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD)

1. Pendidikan dan pengajaran Menurut Ki Hajar Dewantara

Definisi: Pendidikan dapat dimaknai sebagai menuntun hidup dan tumbuhnya anak-anak. Hal ini berkaitan dengan Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat (filosopi KHD).

Pendidikan itu menuntun

Menurut Ki Hajar Dewantara pelaksanaan pendidikan, hanyalah menuntun anak. Jadi Pendidik tidak dapat mengubah kodrat anak. Anak-anak tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri atau sesuai  dengan  kecakapan sebagai individu. Maksudnya, pendidik tidak dapat mengubah perilaku atau karakter anak-anak tetapi pendidik dapat memperbaiki perilaku atau karakter tersebut.

Perilaku anak yang buruk semakin lama akan berkurang apabila mendapatkan tuntunan atau pendidikan yang tepat. Hal ini disebabkan strategi atau metode yang digunakan pendidik sesuai dengan karakter anak.

Guru selain menjadi penuntun, hal yang perlu dimiliki adalah kemampuan untuk menguasai diri (ing madya sung tulado). Dalam Pendidikan Budi Pekerti, setiap anak memiliki watak yang berbeda. Yakni, Pertama, bagian yang berhubungan dengan kecerdasan angan-angan atau pikiran (intelek) serta dapat berubah menurut pengaruh pendidikan atau keadaan. Kedua, dinamakan bagian yang biologis, yakni bagian yang berhubungan dengan dasar hidup manusia (bios = hidup) dan yang dikatakan tidak dapat berubah lagi selama hidup. (modul 1.1).

 

2. Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.

Dalam situasi tertentu, perilaku  anak akan kembali sesuai dengan kodratnya atau aslinya. Dalam hal ini, diperlukan cara pengendalian diri. Pengendalian diri juga perlu  dibelajarkan kepada anak-anak agar tujuan  pembelajaran dapat berhasil seutuhnya.

Sebagaimana disampaikan oleh Bp. Iwan Sahril bahwa Pendidikan diibaratkan sebagai Petani. Seorang petani yang menanam Kedelai. Petani tidak dapat mengubah tanaman Kedelai  menjadi tanaman padi

Petani hanya dapat menuntun tumbuhnya kedelai dengan memberi pupuk, membersihkan dari gulma atau penganggu, dan memperbaiki struktur tanah. Jadi, dalam pendidikan diperlukan sebuah tuntunan karena anak tumbuh sesuai dengan lingkungan yang terdapat dalam diri  anak  dan keadaan di luar  anak. Anak yang kurang pandai kemudian mendapatkan tuntunan yang baik  maka anak ini lambat laun akan menjadi anak yang pandai.


3. Dasar Dasar Pendidikan yang Menuntun

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Oleh sebab itu, tuntutan seorang pendidik mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat).


Guru sebagai penuntun, memberi arahan


4. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan irama. Keduanya tidak dapat dipisahkan sehingga saling berkaitan, artinya kita sebagai guru harus mampu mengajar dan menguasai kebutuhan media dan informasi disesuaikan dengan keadaan zaman misalnya saat ini penggunaan teknologi dapat diterapkan namun tetap mengkontrol penerapannya tersebut dan harus tetap sesuai dengan keadaan sekitar (kodrat alam).

Menurut KHD dalam pembentukan budi pekerti hal yang utama adalah keluarga. Keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual).

Keluarga juga merupakan sebuah ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya. Sehingga diperlukan bagi seorang pendidik untuk membuat anak menjadi nyaman, menganyomi, penuh kasih saying seperti dikeluarganya sendiri.


Tampilan Blog www.sarastiana.com sebagai media pembelajaran di HP,
sebagai releksi Filosofi KHD, pendidikan sesuai kodrat Zaman



Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Banyak belajar hal yang baru setelah mempelajari modul ini. Menjadi modal untuk lebih berkualitas sebagai seorang guru. Bahwa KHD, telah memikirkan terkait update kompetensi melalui filosofi kodrat Zaman. Dengan mempelajari Modul ini, saya dapat berintrospeksi diri untuk lebih baik lagi.

Beberapa hal yang pernah saya lakukan sebelumnya, sebelum mengikuti/ membaca modul 1.1.

1. Model pembelajaran yang monoton, lebih banyak menggunakan metode ceramah.

2.Pengetahuan selalu berasal dari saya. Tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi pemahaman berkaitan dengan pengetahuan.

3. Pembelajaran selalu dikelas

4. Jarang sekali menggunakan metode diskusi.

 

Perubahan proses belajar mengajar:

• Saya akan menjadi pendidik yang dapat mengikuti zaman namun tetap mempertimbangkan kodrat alam yang ada di tempat saya khususnya di Kabupaten Purbalingga

• Ketika memutuskan sesuatu, saya tidak lagi menjadi aktor utama, namun saya hanya sebagai fasilitator ataupun sebagai pengambil kesimpulan setelah pendapat siswa telah disampaikan.

• Saya membuat design pembelajaran yang lebih menarik lagi sesuai tema dan kebutuhan serta karakteristik peserta didik zaman sekarang. Menggunakan Blog di www.sarastiana.com, menggunakan video tutorial di youtube dan menggunakan Media pembelajaran interaktif.

• Ketika ada siswa siswa melakukan kesalahan, misalnya terlambat/ tidak disiplin saya akan memberika ruang dan waktu untuk menjelaskan latar belakang mengapa mereka melakukan kesalahan itu dan kemudian memintanya menyadari kesalahannya dengan cara saya memberi beberapa pertanyaan. Contohnya :

   Jika mengganggu anak lain:

ü Boleh saya mengatahui, apa alasan ananda melakukan itu?

ü Bagaimana menurutmu, apakah yang dilakukan itu menyenangkan?

ü Coba, apakah yang Ananda lakukan itu menganggu orang lain?

ü Apakah yang lakukan itu benar atau kurang benar?

ü Menurutmu, perlu tidak ini di lakukan lagi?

• Memberi kesempatan pada siswa untuk berfikir kritis dan melakukan pembelajaran tidak hanya didalam kelas saja.

• Tidak banyak menuntut untuk selalu mengerjakan tugas tetapi diberikan kelonggaran waktu, dengan pembedany adalah sistim penilaian.

• Memfasilitasi peserta didik untuk berkesempatan menanyakan hal yang belum mereka pahami diluar jam pelajaran.

 

Siswa Presentasi di depan kelas 

Aksi nyata dalam Kelas

  1. Setiap anak diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat, Mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan ide melalui tulisan atau lisan yang kemudian kita kumpulkan kedalam bentuk kesimpulan (model pembelajaran discovery learning).
  2. Setiap anak diberikan kesempatan untuk menjadi pemiimpin.. Mereka diberi kesempatan untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya dengan dipimpin oleh seorang yang sudah ahli dalam pembelaran (model pembelajaran jig saw).
  3. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi, yaitu penggunaan platform belajar melalui HP. Menggunakan Blog di www.sarastiana.com, menggunakan video tutorial di youtube dan menggunakan Media pembelajaran interaktif. Sesuai dengan kondrat alam dan tuntutan zaman saat ini.
  4.  Setiap anak diberikan kesempatan untuk berekspresi sesuai keinginannya namun tidak lepas dari materi yang sesuai dengan tema. 


Share this article now on :

Post a Comment