Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts with label CGP. Show all posts
Showing posts with label CGP. Show all posts

Peran Pendidik Dalan Kebiasaan Berolahraga


Penerapan kebiasaan berolahraga pada peserta didik memerlukan pendekatan yang menyenangkan, sederhana, dan penuh semangat. Beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik untuk menumbuhkembangkan kebiasaan berolahraga antara lain: 
  1. Pendidik perlu berperan aktif dalam kegiatan olahraga untuk menjadi teladan bagi peserta didik
  2. Pendidik dapat melibatkan peserta didik memilih olahraga yang disukai melalui survei minat, sehingga peserta didik akan bersemangat untuk melakukan olahraga secara berkesinambungan. 
  3. Pendidik dapat menjelaskan manfaat olahraga secara ilmiah dan relevan, seperti menjaga berat badan ideal, meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan daya konsentrasi. Kaitkan aktivitas fisik dengan pengembangan karakter, seperti disiplin, kerja tim, dan ketekunan. 
  4. Pendidik dapat mengajak peserta didik memulai kegiatan rutin setiap pagi di kelas untuk menggerakkan tubuh atau peregangan singkat atau latihan ringan selama beberapa menit sebelum memulai pelajaran, sehingga tubuh lebih siap dan segar untuk belajar. 
  5. Pendidik dapat menggunakan media sosial satuan pendidikan untuk mengadakan kampanye atau tantangan olahraga, misalnya “Tantangan Lari 5 KM”. Hal ini dapat memotivasi peserta didik untuk terlibat karena ada unsur sosial dan tantangan. Guru dapat mendokumentasikan momen olahraga peserta didik dan menampilkannya di papan pengumuman atau di media sosial satuan pendidikan sebagai bentuk apresiasi dan motivasi. 
  6. Pendidik dapat mengadakan program olahraga di luar satuan pendidikan atau kegiatan alam, seperti hiking, susur sungai, atau mendaki bukit. 
  7. Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk membuat catatan kebugaran pribadi atau jurnal olahraga yang berisi aktivitas yang dilakukan, pencapaian, dan perasaan peserta didik setelah berolahraga. Gunakan alat sederhana seperti stopwatch atau pedometer untuk mengukur kemajuan, seperti berapa jauh dapat berlari. 
  8. Bagi peserta didik yang kurang percaya diri dalam olahraga, pendidik dapat memberi pilihan olahraga non-kompetitif seperti yoga atau latihan kekuatan ringan. Pastikan kegiatan olahraga dapat diikuti oleh semua peserta didik, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus. Modifikasi aktivitas atau berikan pilihan olahraga ringan agar semua peserta didik dapat ikut serta. 
  9. Pendidik dapat menetapkan hari tertentu setiap minggu untuk kegiatan olahraga rutin dan beragam, seperti bermain sepakbola, lari estafet, bola basket, voli, bulu tangkis, lari, jalan sehat atau bahkan yoga. 
  10. Pendidik perlu memberikan penghargaan atau apresiasi kepada peserta didik yang rutin berolahraga atau mencapai target tertentu untuk memotivasi peserta didik agar terus berolahraga.

Read More »
12 January | 0komentar

Video Demontrasi Kontekstual Modul 1.2

Guru memberikan inspirasi kepada peserta didik dengan pembelajaran yang bermakna, meaningfull learning. Memberikan Coach bagi sesama guru berkaitan dengan permasalahan pembelajaran. Menjadikan guru penggerak yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai guru penggerak

Read More »
02 August | 0komentar

Video Tugas CGP Demonrasi Kontekstual MODUL 3.1

Pengambilan Keputusan dalam dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika ketika kedua alternatif adalah hal yang sama-sama benar. Bujukan moral ketika salah satu pilihan adalah sesuatu yang tidak benar/ salah. Mengidentifikasi melihat fakta-fakta yang ada melalui fakta ini kita tentukan jenis sebagai dilema moral atau etika.

Read More »
01 August | 0komentar

Video Aksi Nyata Modul 1.2

Pada modul tersebut, guru akan diajarkan mengenai seperti apa nilai dan peran dari seorang guru penggerak dalam pembelajaran. Apa saja nilai dan peran guru penggerak modul 1.2?

Read More »
21 July | 0komentar

Asesmen Diagnosis Non Kognitif

Asesmen Diagnostik merupakan penilaian/asesmen kurikulum merdeka yang dilakukan secara spesifik dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, kelemahan model belajar peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik yang beragam (kepmendikbud No.719/P/2020). Dengan terlaksananya asesmen diagnostik di sekolah telah memberikan banyak hal positif sampai dengan semangat tersendiri bagi para guru, sehingga para guru dapat menyesuaikan dan merancang metode, model dan media pembelajaran yang sesuai kemampuan peserta didik untuk menyampaikan materi capaian pembelajaran.

Read More »
19 July | 0komentar

Pelaksanaan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11

Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) adalah inisiatif pengembangan profesi yang dirancang untuk melatih dan mendampingi pendidik dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan pembelajaran. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mempersiapkan pendidik agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik, aktif, dan proaktif, serta mengembangkan pendidik lainnya untuk menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Selain itu, guru penggerak diharapkan menjadi teladan dan agen transformasi dalam ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. 
Model Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11 Pada angkatan ke-11, Program Pendidikan Guru Penggerak memperkenalkan empat model utama yang dirancang untuk mendukung tujuan tersebut. Berikut penjelasan mengenai masing-masing model: 

1. Model PGP Reguler
 
Model PGP Reguler: Program ini dirancang untuk guru-guru yang berpartisipasi sebagai calon guru penggerak (CGP) dengan tujuan mempersiapkan mereka menjadi kepala sekolah di masa depan. Proses pembelajaran didampingi oleh fasilitator dan pengajar praktik. 
Berikut adalah model pelaksanaan PGP Reguler: 
Daerah dengan Jaringan Internet Baik: Program ini dilaksanakan di daerah yang memiliki akses internet yang baik dan tidak bermasalah. 
Pelaksanaan Daring dan Luring: Pembelajaran dilakukan secara daring (online) dan luring (offline), termasuk pendampingan individu dan lokakarya. 
Penyelenggaraan UPT: Program ini diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan model swakelola dan bantuan pemerintah. 
Peserta dari Satu Daerah: CGP dan calon pemimpin pendidikan (CPP) yang berpartisipasi berasal dari satu daerah kabupaten atau kota. 

2. Model PGP Rekognisi
 
Model PGP Rekognisi: Program ini dirancang untuk guru-guru yang menjadi fasilitator di kelas reguler sekaligus berperan sebagai calon guru penggerak (CGP) di kelas rekognisi. Proses pembelajaran didampingi oleh fasilitator pemandu. Berikut adalah model pelaksanaan PGP Rekognisi: Daerah dengan Jaringan Internet Baik: Program ini dilaksanakan di daerah yang memiliki akses internet yang baik dan tidak bermasalah. Kriteria Peserta: Diperuntukkan bagi pengajar praktik yang berasal dari guru atau kepala sekolah (baik yang sudah memiliki Nomor Registrasi Kepala Sekolah [NRKS] maupun yang belum) dan memenuhi syarat. Pendampingan oleh Fasilitator: Dalam proses pembelajaran, CGP rekognisi didampingi oleh fasilitator pemandu. Peserta dari Berbagai Daerah: Peserta berasal dari berbagai daerah dan pelaksanaan program menggunakan model swakelola. 

3. Model PGP Dasus
 
Model PGP Dasus: Program ini dirancang untuk guru-guru yang berada di daerah dengan keterbatasan akses internet dan kondisi geografis yang sulit. Berikut adalah model pelaksanaan PGP Dasus: Daerah dengan Jaringan Internet Kurang Baik: Program ini dilaksanakan di daerah yang memiliki jaringan internet kurang baik dan/atau kondisi geografis yang sulit. Pelaksanaan Luring: Pembelajaran dilakukan secara luring (offline) di kabupaten sasaran. Penyelenggaraan UPT: Program ini diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan model swakelola dan bantuan pemerintah. Peserta dari Satu Daerah: CGP yang berpartisipasi berasal dari satu daerah kabupaten yang sama. 

4. PGP Intensif
 
Model PGP Intensif: Program ini dirancang untuk guru-guru yang berada di daerah dengan keterbatasan akses internet dan kondisi keamanan yang kurang kondusif. Tujuan program ini adalah untuk mempersiapkan guru-guru tersebut menjadi pemimpin pendidikan di masa depan. 

Berikut adalah model pelaksanaan PGP Intensif: 
  • Daerah dengan Jaringan Internet Kurang Baik: Program ini dilaksanakan di daerah yang memiliki jaringan internet kurang baik. 
  • Daerah dengan Kondisi Keamanan Kurang Kondusif: Program ini juga ditujukan untuk daerah dengan kondisi keamanan yang kurang stabil. 
  • Pelaksanaan Luring: Pembelajaran dilakukan secara luring (offline) di wilayah yang lebih aman. 
  • Peserta dari Berbagai Daerah: CGP yang berpartisipasi berasal dari berbagai kabupaten. 

Waktu Pelaksanaan Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11 Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 11 secara resmi dimulai pada tanggal 13 Juni 2024 dan akan berlangsung hingga 23 Desember 2024. 

Pelaksanaan program ini mencakup semua model yang telah dirancang untuk memastikan pengembangan profesional guru penggerak secara komprehensif. Berikut adalah rincian waktu pelaksanaan untuk masing-masing model: 
Model PGP Rekognisi 
PGP Rekognisi menyesuaikan dengan tahapan modul yang telah ditetapkan. Jadwal pelaksanaan untuk model ini akan mengikuti jadwal yang telah ditentukan untuk setiap tahap modul. 
Model PGP Dasus dan Intensif 
Pelaksanaan untuk model PGP Dasus (Pengembangan Khusus) dan Intensif akan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. Para peserta akan menjalani pelatihan dan pendampingan sesuai dengan ketentuan waktu yang telah dirancang untuk memastikan efektivitas program. 

Rangkaian Kegiatan Pembukaan Program Tanggal: 13 Juni 2024 Semua peserta memulai program dengan orientasi dan perkenalan terhadap kurikulum dan struktur program. Pelaksanaan Modul 13 Juni - 23 Desember 2024 Kegiatan pelatihan, pendampingan, dan kolaborasi profesional berlangsung sesuai dengan tahapan modul yang telah ditetapkan. Setiap modul dirancang untuk memperdalam pemahaman dan keterampilan guru penggerak dalam aspek-aspek kepemimpinan pembelajaran.

Sumber : https://pusatinformasi.lms.guru.kemdikbud.go.id/

Read More »
17 July | 0komentar

Refleksi Setelah Lulus Pendidikan Guru Penggerak


Salah satu program unggulan Kementrian Pendidikan saat ini adalah Pendidikan Guru Penggerak (PGP) sebagai upaya menelorkan Pemimpin Pembelajaran yang berpusat pada murid. Melalui modul-modul yang disajikan, pelaksanaan Program Pendidikan Guru Penggerak mengupayakan guru-guru dapat mengembangkan diri, guru lain dan siswa dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi. Kemudian, memiliki kematangan moral,emosi dan spiritual untuk berprilaku sesuai kode etik. 
Guru penggerak diharapkan dapat merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid melalui kolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah, menumbuhkan kepemimpinan murid, upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid serta relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah. (modul 1) 
Sesuai dengan peraturan yang terbaru bahawa Guru Penggerak diharapan mampu menjadi katalis perubahan pendidikan di daerah masing-masing. Guru Penggerak melakukan katalis perubahan melalui menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya dan menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah. 
Guru Penggerak diharapkan dapat mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah. Peran ini melalui membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, serta menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong Well-Being ekosistem pendidikan di sekolah sehingga dalam menghadapai tantangan dan kemajuan jaman yang semakin ketat dan penuh dengan dinamika perubahan dapat untuk mengadaptasi sesuai dengan filosofi KHD. 
Dalam pendidikan guru penggerak, peserta dilatih dan dididik sesuai dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan filosofi pendidikan Indonesia dengan menyelesaikan tiga paket modul, meliputi: paradigma dan visi guru penggerak, seperti refleksi filosofi pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak dan membangun budaya positif di sekolah. Modul 2 praktik pembelajaran yang berpihak kepada murid seperti pembelajaran berdiferensiasi. pembelajaran sosial dan emosional, serta coaching. Dan Modul 3 pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah, yaitu pengembilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dan pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. 
Dengan adanya tiga paket modul tadi diharapkan Guru Penggerak tersebut bisa dan mampu mengimplementasikan hasil pelatihan dan Pendidikan, serta adanya kegiatan Lokakarya yang di dalamnya sebagai bentuk saling berbagi sesama teman Guru Penggerak, para Praktik Pengajar dan motivasi yang sangat baik menunjang yang selama ini di jalankan demi perbaikan-perbaikan ke depannya agar lebih baik lagi, untuk di terapkan di sekolahnya. 

Colon Guru penggerak (CGP), atau Pendidikan Guru Penggerak (PGP) membantu dalam menjunjang dan menimplementasikan perubahan-perubahan pendidikan baik di lingkungan sekolah maupun praktisi pendidik akan adanya perubahan secara perlahan-lahan dan berkesinambungan, demi mempersiapkan anak-anak kita dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin cepat dan tak mudah diprediksi oleh kita semua. Dalam pendidkan guru penggerak kita disiapkan untuk memperkokoh dan memperkuat karakter kita sebagai Pemimpin Pembelajaran agar semua pembelajaran kita berpatokan pada Profil Pelajar Pancasila dan Merdeka Belajar, karena ke depannya yang diharapkan adalah tidak mematok murid untuk berbuat sesuai keinginan semua pihak.

Read More »
16 July | 0komentar

Modul Guru Penggerak Angkatan 11

Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) adalah inisiatif pengembangan profesi yang dirancang untuk melatih dan mendampingi pendidik dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan pembelajaran. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mempersiapkan pendidik agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik, aktif, dan proaktif, serta mengembangkan pendidik lainnya untuk menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. 
Selain itu, guru penggerak diharapkan menjadi teladan dan agen transformasi dalam ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. 
Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.


Modul 1 Pendidikan Guru Penggerak CGP

  • Modul 1.1 Refleksi Filosifis Pendidikan Nasional Kihajar Dewantara  (UNDUH)
  • Modul 1.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak (UNDUH)
  • Modul 1.3 Visi Guru Penggerak  (UNDUH)
  • Modul 1.4 Budaya Positif (UNDUH)


Modul 2 Pendidikan Guru Penggerak CGP

  • Modul 2.1 Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid (UNDUH)
  • Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional (UNDUH)
  • Modul 2.3 Coaching (UNDUH)


Modul 3 Pendidikan Guru Penggerak CGP

  • Modul 3.1.  Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin - Final (UNDUH)
  • Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (UNDUH)
  • Modul 3.3. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pada Murid - Final (UNDUH)



Read More »
15 July | 0komentar

Praktik Kerja Lapangan (PKL) Sebagai Mata Pelajaran

Pada tanggal 13 Februari 2024 melakukan Webinar yang langsung kita daftarkan pada PMM, melalui Komunitas MGMP DPIB Kab. Purbalingga. Dari daftar tertera 75 peserta sudah mendaftar. 

Pada kesempatan yang baik ini mencoba memberikan tulisan semoga Bp/Ibu dapat membantu terkait dengan penerbitan/ dapat dikatakan jika telah menjadi narasumber apakah secara otomatis akan tertera pada profil kita di PMM? Pada nyatanya di hari ke-3 setelah pelaksanaan webinar itu belum ada perubahan profil. 

Ataukah untuk menjadi narasumber di PMM harus mendaftar? 


Read More »
18 February | 0komentar

Lembar Identifikasi Aktivitas Pendampingan Individu

PENDAMPINGAN INDIVIDU : 2. 
Perubahan Paradigma Pemimpin Pembelajaran
WAKTU : 4 X 45 MENIT
 

Read More »
11 November | 0komentar

Refleksi Model Teknik 4C Pembekalan Hari ke-11 CPP

 

Connection (Keterkaitan)
1. Ceritakan keterkaitan materi dengan peran Anda dalam mendampingi Calon Guru Penggerak? 

Dalam hal ini, keterkaitan coaching dengan peran saya sebagai Pengajar Praktik nantinya adalah adalah coaching yang saya berikan yang relevan dengan program Calon Guru Penggerak dengan mengacu pada materi pengembangan kepemimpinan, pengembangan keterampilan sosial, dan pengembangan keterampilan mengajar. 

Challenge (Tantangan)
2. Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini? 
  • SMART atau specific, measurable, attainable, relevant, dan time based. Metode ini akan membawa struktur jelas untuk mencapai tujuan dan hasil akhirnya dari Coaching 
  • Materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang saya jalankan selama ini adalah RASA (Receive, Acknowledge, Summarize, Ask) dan mengajarkan tentang persiapan presence serta TIP tentang Coaching. 

Concept
3. Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama mendampingi Calon Guru Penggerak? 
Beberapa konsep utama coaching yang menurut saya penting untuk terus dibawa selama mendampingi Calon Guru Penggerak: 
  • Tujuan yang Jelas: Menetapkan tujuan yang jelas merupakan salah satu aspek penting dari coaching. Seorang coach harus membantu Calon Guru Penggerak untuk menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, realistis, dan terkait dengan visi mereka. Hal ini dapat membantu mereka untuk fokus pada pencapaian tujuan dan meraih hasil yang lebih baik. 
  • Mendengarkan Aktif: Mendengarkan aktif adalah kemampuan untuk sepenuhnya memahami dan memperhatikan apa yang dikatakan oleh Calon Guru Penggerak. Seorang coach yang mampu mendengarkan aktif dapat membantu mereka untuk merasa didengar, dipahami, dan diterima. Hal ini dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk merasa lebih percaya diri dan memperoleh dukungan yang diperlukan dalam mencapai tujuan mereka. 
  • Pengakuan Kualitas: Pengakuan kualitas melibatkan pengakuan dan peningkatan pada kualitas positif yang dimiliki oleh Calon Guru Penggerak. Seorang coach harus membantu mereka untuk memahami kekuatan mereka dan bagaimana dapat menggunakannya untuk mencapai tujuan mereka. Pengakuan kualitas juga dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi. 
  • Pembuatan Rencana Tindakan: Membuat rencana tindakan merupakan tahap penting dalam coaching. Seorang coach harus membantu Calon Guru Penggerak untuk merancang rencana tindakan yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan mereka. Rencana tindakan harus mempertimbangkan sumber daya yang tersedia dan kendala yang mungkin terjadi. 
  • Akuntabilitas: Akuntabilitas melibatkan tanggung jawab dan akuntabilitas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seorang coach harus membantu Calon Guru Penggerak untuk memahami pentingnya tanggung jawab pribadi dalam mencapai tujuan mereka. Hal ini dapat membantu mereka untuk tetap fokus pada tujuan mereka dan memotivasi mereka untuk terus bekerja keras. 

Change (Perubahan)
4. Ceritakan sebuah perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini? 
Meningkatkan keterampilan hadir secara utuh, mendengarkan, keterampilan bertanya dan juga keterampilan berempati agar kegiatan coaching dapat berjalan dengan efektif. Mencoba mempraktekkan Teknik coaching untuk memaksimalkan potensi pribadi menggunakan alur TIRTA.

Read More »
09 November | 0komentar

Refleksi Model Teknik 6 Topi Pembekalan Hari ke-10 CPP



Refleksi Model Teknik 6 Topi Hari Ke-10 CPP 
Sarastiana,SPd,MBA
SMK Negeri 1 Bukateja

No

Pertanyaan

Jawaban

1

Bagaimana Anda memaknai pengetahuan yang Anda dapatkan pada pembelajaran hari ini?

Saya memperoleh pemahaman yang cukup tentang pembelajaran teknik fasilitasi dalam pendampingan, dan pengalaman belajar secara kolaboratif bersama rekan CPP yang hebat dan Instruktur yang luar biasa.

2

Bagaimana perasaan Anda selama mengikuti proses pembelajaran hari ini?

Perasaan saya setelah mengikuti proses pendampingan pada hari ke 10, Saya merasa antusias mempelajari pembelajaran teknik fasilitasi dalam pendmpingan, dan bersemangat untuk mencoba menerapkannya di kelas yang saya ampu pada program guru penggerak

3

Ceritakan hal-hal positif yang terjadi dari pembelajaran hari ini? 

Hal positif yang terjadi adalah saya sebelum melanjutkan pembelajaran, saya harus memetakan dan menyiapkan materi yang akan saya sampaikan, kemudian memilih strategi pendampingan yang sesuai dengan kebutuhan peserta.

4

Ceritakan hal-hal yang menghambat pembelajaran Anda pada hari ini?

Yang menghambat saya dalam memetakan teknik fasilitasi dalam pendmpingan ini, masing bingung akan menggunakan strategi mana yang akan saya gunakan untuk diterapkan di kelas saya nanti.

5

Ceritakan ide-ide yang muncul setelah Anda mengikuti pembelajaran hari ini?

Saya akan lebih sering mengamati kebutuhan peserta, berdiskusi dengan rekan sejawat dan wali kelas. Saya memilih teknik fasilitasi dalam pendampingan sesuai pemetaan kebutuhan belajar .

6

Ceritakan kesimpulan-kesimpulan yang Anda dapatkan setelah mengikuti pembelajaran hari ini? 

elaborasi konsep diskusi tentang Modul 3 Teknik fasilitasi dalam pendampingan, koneksi antar materi, membuat aksi nyata perencanaan alur fasilitasi alur dalam penampingan, sekaligus membuat video Teknik fasilitasi dalam pendampingan


Read More »
09 November | 0komentar

Refleksi Model Cerita Reflektif Hari Ke-9 Pembekalan CPP Angkatan 10

Papan Cerita Reflektif 
Refleksi Hari ke-9 Pembekalan CGP 
Oleh Sarastiana,SPd,MBA

 

Read More »
05 November | 0komentar

Refleksi Model FSP Hari Ke-6 Pembekalan CGP

Refleksi Model FSB (Fridge, Suitcase, Bin) 
Hari ke-6 Pembekalan CPP Angkatan 10 
Oleh Sarastiana,SPd,MBA 
SMK Negeri 1 Bukateja


Sesuatu yang akan Anda simpan dan dipergunakan di kemudian hari ? 
Sesuatu yang akan saya simpan dan dipergunakan di kemudian hari yaitu pemikiran-pemikiran yang luar biasa untuk memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas. Pemikiran tentang pendidikan yang memerdekakan maupun praktik baiknya yang luar biasa. Hal yang dapat diterapkan dalam kelas kita, maupun sekolah kita. Dengan menciptakan suasana belajar yang nyaman dan aman agar murid dapat berkembang dan belajar sesuai kodrat yang dimiliki. 

Sesuatu yang akan bawa dan dipergunakan dalam waktu dekat atau sesering mungkin? 
Sesuatu yang akan saya bawa dan dipergunakan dalam waktu dekat atau sesering mungkin yaitu pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan melalui permainan. Kodrat anak adalah bermain. Permainan dapat menjadi bagian dari pembelajaran 

Sesuatu yang akan Anda buang atau Anda hindari setelah hari ini ? 
Sesuatu yang akan saya buang atau saya hindari setelah hari ini yaitu pemberian hukuman dan hadiah pada anak, karena hal tersebut dapat membuat anak menjadi terhukum oleh penghargaan.

Read More »
05 November | 0komentar

Refleksi Model 4P Hari Ke-8 Pembekalan Calon Pengajar Praktik

Refleksi Model 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Perubahan) 
Hari Ke-8 Pembekalan CGP
Oleh Sarastiana,SPd,MBA 
SMK Negeri 1 Bukateja


NO

PERTANYAAN

JAWABAN

1

Peristiwa apa yang terjadi?

Pembelajaran bersama instruktur dan diskusi kelompok antar CPP mengenai prakarsa perubahan melalui alur ATAP dan BAGJA. Prakarsa perubahan di dasarkan atas kebutuhan murid demi perubahan berkelanjutan.

2

Perasaan apa yang muncul?

Saya sangat senang mempelajari materi hari ini

karena sangat bermanfaat bagi saya terutama dalam membuat prakarsa demi transformasi Pendidikan Bersama instruktur dan teman CPP

3

Pembelajaran apa yang diambil?

Prakarsa perubahan memberikan pencerahan tentang bagaimana sebagai seorang pendidik bisa memberikan gerakan perubahan demi kemajuan

belajar peserta didik melalui program berkelanjutan. Prakarsa perubahan dengan model ATAP dan BAGJA menjadi sebuah inovasi perencanaan perbahan dan sistemasi dalam pelaksanaannya. Dimulai dari visi dijabarkan dengan ATAP untuk mendapatkan Prakarsa Perubahan kemudian untuk mewujudkannya menggunakan kanvas BAGJA Inquiri Apresiatif

4

Bagaimana pembelajaran dapat digunakan di masa depan?

Pembejaran mengenai prakarsa perubahan melalui model ATAP dan BAGJA sangat perlu diterapkan bagi para pendidik sebagai pemimpin-pemimpin pembelajaran dalam rangka mewujudkan transformasi perubahan dalam dunia pendidikan agar memberikan pelayanan dan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Prakarsa ATAP dan BAGJA ini juga memberikan paradigma baru bagi kemajuan dunia pendidikan



Read More »
05 November | 0komentar

Refleksi Model Segitiga Refleksi Hari Ke-5 Pembekalan Calon Pengajar Praktik

Refleksi Dengan Menggunakan Segitiga Refleksi
Hari ke-5
Pembekalan CPP Angkatan 10
Oleh Sarastiana,SPd,MBA
SMK negeri 1 Bukateja


 

A. Setelah pembelajaran hari ini, saya akhirnya memahami bahwa …

  1. Pengetahuan tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD), 
  2. Keterampilan mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelasdan sekolah agar terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter, 
  3. Sikap reflektif-kritis dalam menerapkan pembelajaran yang merefleksikan dasardasar Pendidikan KHD dalam menuntun murid mencapai kekuatan kodratnya.

B. Setelah pembelajaran hari ini, saya akhirnya mampu ……

  1. Memberikan jawaban reflektif-kritis untuk mengetahui pemahaman diri tentang pemikiran(filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara, 
  2. membuat refleksi diri tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara. 
  3. mengeksplorasi (memaknai dan menghayati) nilai-nilai luhur sosial budaya di daerah asaldalam menguatkan dan menebalkan Konteks (kodrat) Diri Murid sebagai manusia dananggota masyarakat.

C. Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini adalah …

  1. Senang karena saya memiliki pengalaman baru bersama orang orang yang cerdas dan penuh semangat
  2. Saya merasa selama ini yang saya terapkan masih banyak kekurangan terutama dalammenerapkan pemikiran KHD yakni menghamba pada anak/siswa 
  3. Saya merasakan menjadi orang yang berbeda yang setelah tau semua tentang pemkiranKHD akan menerapkan bagaimana memulyakan seorang siswa dengan memberikan pembelajaran yang berpihak kepada anak, karena sesungguhnya kodrat anak itu adalah baik tinggal bagaimana lingkungan pembentuknya

D. Setelah melakukan pembelajaran hari ini, target saya berikutnya adalah ….

  1. Melakukan refeksi terhadap apa yang saya pelajari pada modul 1.1 dan modul 1.2 2.
  2. Mempelajari modul berikutnya yaitu modul 1.3 dan modul 1.4

Read More »
05 November | 0komentar

Refleksi Pembekalan CPP Hari Ke-7 Menggunakan Model DEAL

Model ini dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009). Untuk membuat refleksi model ini, tulislah penjabaran dari pertanyaan panduan berikut: 
  • Description: Deskripsikan pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5W1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana); 
  • Examination: Analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya; 
  • Articulation of Learning: Jelaskan hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang

Refleksi Hari Ke-7 Pembekalan CPP
Oleh Sarastiana
SMK Negeri 1 Bukateja

No

Pertanyaan 

Lanjutkan pernyataan ini… 

1

Hari ini saya belajar tentang materi Pendidikan yang memerdekakan dimana Pendidikan yang memerdekakan merupakan konsep pendidikan yang menempatkan siswa sebagai pusat dari proses pembelajaran dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal sesuai dengan prinsip KHD. dan anak bisa mengembangkan bakat dan kemampuanya sesuai dengan kodratnya. yaitu kodrat alam maupun kodrat zaman.

2

Hal yang paling membuat tertarik pada hari ini ketika saling bernagi dan berkolaborasi pengalaman dan pengetahuan mengenai Pendidikan yang memerdekakan dimana background CPP adalah dari alumni CGP maka dari itu saya tertarik menimba ilmu pada guru guru hebat.

3

Hal tersulit yang terjadi pada saya hari ini ketika berbagi waktu dengan mengajar dan agenda sekolah yang bersamaan serta jaringan yan kurang mendukung selebihnya tidak ada kesulitan yang berarti.

4

Saya bangga kepada diri saya hari ini ketika menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi dimana siswa sepertinya tidak terbebani dengan pembelajaran di kelas, mereka senang dan enjoy sehingga tujuan pembelajaran tercapai

5

Saya ingin tahu lebih banyak tentang Metode lainnya yang bikin menarik di dalam pembelajaran dan sekolah yang menyenangkan sesuai keinginan anak dan tak lepas dari perkembangan teknologi saat ini.

6

Satu hal yang ingin saya coba adalah media pembelajaran interaktif dan dihubungkan dengan capaian pembelajaran yang tertuang dalam modul sehingga pembelajaran bisa menarik dan tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik


Kelompok 2 Diskusi Prakarsa Perubahan dengan ATAP




Read More »
02 November | 0komentar

Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan “Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran”. Kegiatan yang ditujukan bagi Guru Penggerak Angkatan 5, 6 dan ini digelar di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Minggu (22/10). 
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Prof. Nunuk Suryani, turut hadir bersama dengan para Kepala Dinas, UPT, BBPMP dan BGP di Provinsi Yogyakarta, Jawa Tengah dan Banten, serta Tim Pengembang Program Guru Penggerak (PGP). Lebih lanjut, Dirjen GTK dalam sambutannya mengatakan kemerdekaan yang kita nikmati sampai pada detik ini, bukan sebuah pemberian, tapi adalah sebuah perjuangan para pendahulu bangsa yang harus kita selalu isi dengan hal positif. 
“Salah satu upaya dalam mengisi kemerdekaan, sejak 4 tahun yang lalu Kemendikbudristek mengusung kebijakan Merdeka belajar. Merdeka Belajar memberikan kemerdekaan pada semua aktor pendidikan untuk bekerja mengekspresikan daya upayanya dengan tujuan peningkatan mutu pendidikan,” kata Nunuk. Dijelaskan oleh Dirjen GTK bahwa bergerak itu tidak harus menunggu penghargaan yang akan dijanjikan. Oleh karenanya, ia mengajak semua ekosistem pendidikan untuk bergerak sesuai hati nurani. “Dalam Pendidikan Guru Penggerak selalu disampaikan bahwa setelah selesai dari Guru Penggerak apa yang harus saya lakukan?” 
Menurut Dirjen Nunuk, ilmu yang didapat para guru selama mengikuti pendidikan, semestinya menjadi pemantik nilai-nilai keteladanan yang diterapkan pada lingkungan sekitar dimulai dari yang kecil hingga yang lingkupnya lebih luas. Kegiatan Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran tujuan utamanya adalah mendorong kemampuan guru dalam mengembangkan sekolah melalui berbagi praktik baik serta menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Adapun enam guru penggerak yang terpilih menjadi narasumber pengembangan sekolah yaitu 1) Yunirawati sebagai narasumber bidang literasi, 2) Inggit Asih Pawestri sebagai narasumber bidang numerasi, 3) Arif Yasid sebagai narasumber bidang karakter, 4) Putri Nur Fahmi sebagai narasumber bidang kebhinekaan, 5) Andika Cahya sebagai narasumber bidang iklim keamanan, serta 6) Karsinah sebagai narasumber bidang karakter kualitas pembelajaran. 
Dilanjut dengan Muhammad Nur Rizal Founder GMS (Gerakan Sekolah Menyenangkan) dalam pembahasannya pada sesi “Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik yang Menyenangkan”, mengatakan keyakinan adanya krisis besar yang mungkin tidak sadari namun ada di sekeliling kita yakni krisis Sumber Daya Manusia (SDM). “Ketika manusia atau guru-guru kita tidak menemukan passion dan talentanya sendirii maka mereka tidak mencintai pekerjaanya,” ujarnya. 
“Guru adalah penentu kesuksesan, kalau cara bertindak, berpikir dan mengajar kita lama maka budaya pendidikan kita akan terjebak kepada cara-cara yang lama. Lalu, bagaimana kita keluar dari persoalan ini?” Ada tiga kodrat dasar yang dimiliki oleh manusia agar mereka dapat berkembang secara pesat. Pertama manusia dilahirkan dengan keragaman. Kedua, rasa penasaran (curiosity) manusia sebagai pembelajar ilmiah yang suka mengamati, mempelajari dan meniru sesuatu yang baru. “Pendidikan itu adalah proses belajar, kalau tidak ada proses belajar maka tidak ada pendidikan. Tujuan pendidikan kata Ki Hajar Dewantara adalah mencetak manusia yang ingin terus menerus belajar.” Kodrat manusia yang ketiga adalah kreatif dan imajinatif. Oleh karena itu, dalam membangun imajinasi masa depan, sangat diperlukan murid dan guru yang terus belajar sebagai bahan bakarnya.
Sumber: https://bbgpjateng.kemdikbud.go.id/

Read More »
26 October | 0komentar