Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts with label Asesmen. Show all posts
Showing posts with label Asesmen. Show all posts

Perubahan Paradigma Evaluasi Pendidikan : Asesmen Nasional

Asesmen Nasional tidak hanya dirancang sebagai pengganti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional, tetapi juga sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan. Peningkatan sistem evaluasi pendidikan adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar. Tujuan utamanya adalah mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengatakan perubahan mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil. “Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil Asesmen Nasional ini kemudian menjadi cermin untuk kita bersama-sama melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia.
Asesmen Nasional diawali tahun 2021 adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program keseteraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. 
AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek kompetensi minimum ini, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di masa depan.
Fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran karena justru membantu murid mempelajari bidang ilmu lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan dalam bantuk angka atau secara kuantitatif.
Bagian kedua dari Asesmen Nasional adalah survei karakter yang dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila: Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. 
Bagian ketiga dari Asesmen Nasional adalah survei lingkungan belajar untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah. Asesmen Nasional pada tahun 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar (baseline) dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada konsekuensi bagi sekolah dan murid. Hasil Asesmen Nasional tidak ada konsekuensinya buat sekolah, hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya.
Asesmen Nasional ini menjadi salah satu alternatif transformasi pendidikan di tingkat sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, pengajaran, dan lingkungan belajar di satuan pendidikan. Melalui asesmen yang lebih berfokus, diharapkan perbaikan kualitas, layanan pendidikan bisa semakin efektif. Pemerintah mengajak semua para pemangku kepentingan untuk bersiap dalam mendukung pelaksanaan Asesmen Nasional mulai tahun 2021 sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.

Read More »
07 August | 0komentar

Aksi Nyata Bukan Aksi Abu-abu

Bapak Ibu Guru selamat berakhir pekan, dalam falsafah Jawa, terdapat pepatah yg berbunyi "ilmu iku kelakone kanthi laku" yg bermakna bahwa ilmu didapatkan melalui praktik. Pepatah ini sangat sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang "3 Nga" yaitu Ngerti, Ngrasa, dan Nglakoni. Ngerti berarti memahami suatu konsep atau pengetahuan, Ngrasa adalah kemampuan untuk merasakan / menyadari esensi dari pengetahuan tersebut, dan Nglakoni adalah melakukan atau mempraktikkan apa yg telah dipahami & dirasakan. 
Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan yg efektif tidak hanya berhenti pada tahap menghapal atau memahami teori, tetapi harus dilanjutkan dengan pengalaman nyata yang memberikan pemahaman lebih mendalam & bermakna. Pembelajaran yg baik adalah pembelajaran yg melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar. 
Guru tidak hanya berperan sebagai pemberi materi, tetapi juga sebagai fasilitator yg membantu anak didiknya untuk mengalami dan mengaplikasikan pengetahuan yg mereka peroleh. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menjadi solusi bagi diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kita sebagai guru diharapkan tidak hanya fokus pada transfer pengetahuan secara verbal atau tekstual, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
Pembelajaran berbasis pengalaman ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berinovasi. Dengan cara ini, mereka dapat tumbuh menjadi individu yg bermanfaat bagi masyarakat dan mampu mencapai potensi terbaik mereka. Falsafah "ilmu iku kelakone kanthi laku" mengajarkan kita bahwa ilmu sejati adalah ilmu yang diwujudkan dalam tindakan nyata (aksi nyata bukan aksi ghoib). Dalam konteks pendidikan, ini berarti bahwa proses pembelajaran harus melibatkan 3-si (aksi, refleksi, dan aplikasi). 
Melalui pendekatan ini, anak kita tidak hanya menjadi pengetahuan pasif, tetapi juga aktif yang mampu membuat perubahan positif dalam kehidupan mereka & komunitasnya. Mereka menjadi manusia yang bisa bermanfaat bagi sesama. Itulah salah satu puncak kebahagiaan karena menjadi versi terbaik manusia.
Dari : Grup WA GSM Purbalingga

Read More »
28 July | 0komentar

Uji Sertifikasi Kompetensi (USK) 2024/2025

Skema Pengecatan Bodi Kendaraan
Uji Sertifikasi Kompetensi (USK) merupakan proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional, standar internasional, dan/atau standar khusus lainnya. Tempat Uji Kompetensi SMK Negeri 1 Bukateja dilakukan melalui LSP P3. Pada tahun ini, tahun ajaran 2024/2025 USK dilaksanakan pada klas XII yang akan melaksanakan PKL. 
Dari semua program keahlian alhamdulillah memenuhi syarat untuk mengikuti USK ini menyelenggarakan 7 (tujuh) uji kompetensi diantaranya : 
Kelas dan Skema Sertifikasinya 
- Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan - Skema Juru Gambar 
- Desain dan Produksi Busana (DPB) - Skema Junior Custom Made 
- Teknik Kendaraan Ringan (TKR) - Skema Engine Tune Up Sistem Injeksi 
- Teknik Bodi Kendaraan Ringan (TBKR) - Skema Pengecatan Panel Bodi Kendaraan - 
- Program Siaran dan Produksi Televisi (PSPT) - Skema Fotografer Yunior 
Kegiatan USK Tahun Pelajaran 2024 – 2025 mendapat bantuan dana dari pemerintah. dengan jumlah peserta 599 siswa terdiri dari :

No

Program Keahlian

Jumlah siswa

Skema Penyelenggaraan

Tanggal

1

DPIB

143

LSP P3 Ataki

01 s.d. 3 Juli 2024

2

Busana

105

 LSP P1 SMKN 1 Purworejo

1 s.d. 4 Juli 2024

3

TKR

105

LSP P3 TOP

01 s.d. 3 Juli 2024

4

TKJ

106

LSP P3 Teknologi Digital

01 s.d. 3 Juli 2024

5

PSPT

70

LSP P3 Komsindo

 

6

TBKR

36

LSP P3 TOP

01 s.d. 3 Juli 2024

7

RPL

34

LSP P3 Teknologi Digital

01 s.d. 3 Juli 2024

 

Jumlah

599

 

 



Read More »
25 July | 0komentar

Asesmen Diagnosis Non Kognitif

Asesmen Diagnostik merupakan penilaian/asesmen kurikulum merdeka yang dilakukan secara spesifik dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, kelemahan model belajar peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik yang beragam (kepmendikbud No.719/P/2020). Dengan terlaksananya asesmen diagnostik di sekolah telah memberikan banyak hal positif sampai dengan semangat tersendiri bagi para guru, sehingga para guru dapat menyesuaikan dan merancang metode, model dan media pembelajaran yang sesuai kemampuan peserta didik untuk menyampaikan materi capaian pembelajaran.

Read More »
19 July | 0komentar

Timeline Asesmen Nasional Tahun 2024


Tahun 2024 pada tahun ajaran 2024/2025 Asesmen Nasional (AN) memasuki tahun ke-4. Pertama kali AN dilaksanakan pada tahu 2021. Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meningkatkan mutu pendidikan/ Raport Pendidikan Sekolah.Asesmen ini dirancang untuk menilai kualitas pembelajaran di sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada semua jenjang (dasar dan menengah). 
Tujuan utama dari Asesmen Nasional adalah untuk memperbaiki kualitas belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dengan menilai kompetensi dan karakter siswa, Asesmen Nasional dapat membantu pemerintah dalam memetakan mutu pendidikan di seluruh Indonesia. Melalui Asesmen Nasional Berbasis Komputer tahun 2024 secara teknis pelaksanaan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Seluruh rangkaian agenda AN mulai dari sinkronisasi, simulasi, gladi bersih hingga pelaksanaan di semua jenjang dimulai bulan Agustus dan berakhir di bulan November 2024.

Instrumen Asesmen Nasional terdiri atas: 
1) AKM mengukur hasil belajar kognitif peserta didik dalam Literasi Membaca dan Numerasi; 
2) Survei Karakter mengukur perkembangan karakter peserta didik sebagai salah satu capaian pembelajaran yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila; dan 
3) Survei Lingkungan Belajar mengukur kualitas lingkungan belajar pada Satuan Pendidikan.

Sumber: 
Surat Edaran Nomor 2045/H.H4/SK.01.01/2024 tentang Asesmen Nasional

Read More »
15 July | 0komentar

Semua Siswa Adalah Rangking 1

Pembelajaran berbasis projek

Berawal dari membaca topik menarik dari grup wa GSM Purbalingga, postingan Diyarko.
Padahal kenyataan setiap anak itu unik dan punya cara belajar berbeda pula. Sumber daya dan kemampuan siswa dalam belajar pun berbeda. Sangatlah tidak adil jika memukul rata kemampuan siswa. Begitu pula bagi anak yang “langganan” juara kelas atau sering disebut seorang bintang kelas akan merasa terbebani secara psikologis, karena dituntut harus selalu menjadi rangking satu. Tuntutan ini bisa jadi dari permintaan orang tuanya, maupun internal dirinya sendiri yang selalu ingin dipandang sebagai orang cerdas. Sudah barang tentu akan timbul rasa malu, minder dan sebagai jika peringkatnya turun meski hanya satu tingkat.
Itulah yang dapat memicu terjadinya tindakan negatif. Model pola pikir yang masih sangat belia pada diri anak, memberinya peluang melakukan berbagai cara demi meraih ranking teratas. Mencontek, mencari bocoran soal, timbul tidak suka atau dendam pada teman yang “merebut” posisi rankingnya, adalah beberapa contoh diantara dampak-dampak buruk akibat dari sistem ini. 
Dikutip dari www.aswajadewata.com disampaikan, Dr. Adi Gunawan bahwa hal itu memunculkan fenomena saat ini yakni makin banyak orang pandai, tetapi kejujuran justru menurun. Fakta ini membuktikan bahwa kepandaian yang tidak diimbangi tingkat spiritualitas yang baik dan kecerdasan emosional yang stabil cenderung merugikan orang lain maupun diri anak sendiri. 
Bagi yang bisa ikut les bermacam pelajaran dan tercukupi gizinya, berbeda dengan siswa yang kurang memiliki waktu belajar. Karena, misalnya, siswa tersebut harus membantu pekerjaan orang tuanya.
Adanya perangkingan di kelas secara psikologis memberikan beban terhadap murid-murid kita. Setiap murid memiliki keunikannya masing-masing, namun sekolah memaksakan dengan perangkingan dengan standar yang sama. Apakah itu adil? Sebenarnya sekolah harus mampu memberikan kemerdekaan kepada murid. 
Merdeka berasal dari kata Mahardika atau nomor 1, sehingga murid itu sebenarnya semua murid itu ranking 1 sesuai dengan versinya masing-masing. Ada yang ranking 1 bidang sain, bidang seni tari, musik, lukis dan sebagainya. Terasa indah ketika sekolah mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki murid hingga mencapai versi terbaiknya masing-masing. 
Howard Gardner, profesor pendidik dan peneliti dari Harvard University, Amerika Serikat mengungkapkan, ada 9 aspek kecerdasan dari seorang anak, yang kerap disebut multiple intelligences. Yaitu kecerdasan musikal, intrapersonal, interpersonal, visual spasial, naturalis, kinestetik, moral, verbal linguistik, dan logika matematika. 
Seorang anak bisa jadi memiliki satu jenis kecerdasan yang dominan, atau bahkan memiliki beberapa jenis kecerdasan sekaligus (kecerdasan majemuk). Oleh karena itu, setiap anak memiliki cara belajar sendiri sesuai dengan jenis kecerdasan yang dominan pada dirinya. Anak dengan kecerdasan musikal bisa depresi, jika dituntut harus mendapat skor 100 pada pelajaran sains. Anak dengan kecerdasan kinestetik akan frustasi, jika dipaksa mengikuti sistem pendidikan yang mengharuskannya duduk mencatat selama 8 jam sehari. 
Bukankah akan sangat tidak bijak, jika kita menuntut seorang anak harus meraih nilai sempurna dalam semua mata pelajaran? Tak mungkin pula seekor burung mengalahkan ikan dalam hal berenang? Dan manalah pula ikan mengalahkan burung dalam hal terbang?
Menjadi pertanyaan lanjutan, "Bagaimana denga siswa SMK yang pada masing mapel memiliki CP,capaian pembelajaran yg telah ditetapkan?" Siswa mampu untuk bla bla bla..... 

"Sumber: Grup WA GSM Purbalingga dan dari berbagai Sumber"

Read More »
12 July | 0komentar

Metode Penilaian : Portofolio



Penilaian portofolio merupakan pendekatan yang relatif baru dan belum banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Penilaian portofolio dapat digunakan untuk tujuan formatif dan sumatif. Di beberapa negara, portofolio telah digunakan dalam dunia pendidikan secara luas, baik untuk penilaian di kelas, daerah, maupun untuk penilaian secara nasional.Istilah portofolio pertama kali dipergunakan oleh kalangan fotografer dan seniman untuk menunjukkan hasil kerja dalam suatu periode waktu tertentu. Melalui portofolio seorang fotografer dapat menunjukkan prospektif pekerjaan kepada pelanggan dengan menunjukkan koleksi pekerjaan yang dimilikinya. Dalam dunia kerja, secara umum portofolio dimaknai sebagai suatu kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi tentang performa atau kemampuan individu. 
Dalam dunia pendidikan, portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa dari pengalaman belajarnya selama periode waktu tertentu. Terdapat berbagai macam portofolio. Portofolio dapat berbeda dari segi isi, apakah seluruh hasil kerja siswa ataukah hasil kerja tertentu saja. Selain itu, portofolio dapat berbeda dari segi fungsi, apakah untuk penilaian formatif atau sumatif. Untuk penilaian formatif atau diagnostik, pada umumnya hasil kerja yang dimasukkan semua hasil kerja siswa baik yang masih berupa draf atau setengah jadi maupun hasil akhir. Untuk sumatif, tidak semua hasil dimasukkan, hasil kerja yang relevan untuk penilaian saja yang dimasukkan dalam portofolio.Sesuai dengan fungsinya portofolio juga berbeda dari segi penilaiannya. 
Untuk fungsi formatif atau diagnostik, portofolio disusun untuk memperoleh informasi mengenai kelebihan dan kekurangan siswa, memperoleh gambaran perkembangan siswa pada satu periode tertentu, menjadi alat refleksi siswa dan sebagai dasar pemberian umpan balik oleh guru. Oleh karena itu untuk fungsi formatif, kriteria penilaian tidak perlu didefinisikan secara ketat karena fungsinya untuk melihat perkembangan capaian siswa dibandingkan dengan target kompetensi pada kurun waktu tertentu. Penilaian dengan fungsi sumatif bertujuan untuk memberi nilai atas capaian hasil kerja siswa, seringkali hasil penilaian sumatif dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang mempunyai dampak langsung kepada siswa, seperti sebagai dasar penentuan kelulusan atau alat seleksi. Untuk penilaian sumatif, terutama yang bersifat high stakes, validitas danreliabilitas atau konsistensi penilaian merupakan hal penting. 
Oleh karena itu kriteria penilaian yang eksplisit dan jelas menjadi hal yang penting. Secara umum portofolio dapat dibedakan menjadi lima bentuk, yaitu portofolio ideal (ideal portfolio), portofolio pilihan (show portfolio), portofolio dokumentasi (documentary portfolio), portofolio evaluasi (evaluation portfolio), dan portofolio kelas (classroom portfolio) (Nitko, 2000). Sedangkan Fosters dan Masters (1996) membedakan penilaian portofolio kedalam tiga kelompok, yaitu: portofolio kerja (working portfolio), portofolio dokumentasi (documentary portfolio), dan portofolio pilihan (show portfolio). Bentuk portofolio tersebut memiliki deskripsi dan penekanan yang berbeda satu sama lain. Dalam buku ini, portofolio yang akan dibahas adalah tiga macam portofolio, yaitu: portofolio kerja, portofolio dokumentasi, dan portofolio pilihan.


Read More »
10 July | 0komentar

Pengelolaan Data dan Dokumen Pegawai



Upaya yang dilakukan pemerintah dalam pelayanan kepegawaian sekarang semakin meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan diantaranya dengan menyingkronkn berbagai data kepegawaian baik itu penilaian kinerja, dokumen-dokumen pendukung pegawai untuk kenaikan golongan/ pangkat.
Beberapa aplikasi ini tersingkronisasi mulai dari E-File, E-Kinerja, My ASN dan PMM.
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, bahwa untuk mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN berbasis kompetensi didukung oleh sistem informasi kearsipan yang komprehensif, dalam hal ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah mengelola seluruh dokumen kepegawaian PNS baik tekstual maupun digital/elektronik.
E-FILE (Aplikasi Electronic Filing System) merupakan sistem informasi yang telah dikembangkan oleh BKD Provinsi Jawa Tengah, dan saat ini telah menjadi acuan untuk pengelolaan dokumen kepegawaian PNS, baik dari sisi penyimpanan maupun pengolahan dokumen digital. E-file ini saling terintegrasi dan menjadi salah satu unsur utama dalam layanan kepegawaian berbasis paperless.
Diharapkan dokumen digital pada aplikasi efile bukan hanya lengkap tetapi juga harus tepat dan akurat.
Kelengkapan dan ketepatan dokumen pada aplikasi efile akan mempermudah para ASN dalam mendapatkan layanan kepegawaian.
Dengan adanya acara ini diharapkan permasalahan ataupun kendala dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan dokumen kepegawaian digital dapat didiskusikan bersama guna mendapatkan solusi terbaik, sehingga tidak ada lagi ASN yang terkendala dalam layanan kepegawaian akibat dari ketidaktepatan dokumen kepegawaiannya pada aplikasi efile.
Selain penyampaian materi terkait evaluasi penggunaan dan pemanfaatan dokumen digital kepegawaian, juga akan disampaikan materi Mekanisme Pengelolaan Data Pada Layanan Kepegawaian yang diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan para pengelola kepegawaian.
BKD secara bertahap melakukan verifikasi dokumen berdasarkan layanan, contoh : 
Pemberkasan dokumen digital ASN (CPNS/PNS/PPPK) 
Kenaikan Pangkat 
Usulan perubahan data gaji

Beberapa aplikasi kepegawaian :

1. E-File di link : https://efile.bkd.jatengprov.go.id/ 
2. SIMPEG di tautan :   https://simpeg.bkd.jatengprov.go.id
    Disini untuk mengupload sertifikat yang akan korelasi/singkron dengan indeks profesionalitas ASN.
    Caranya adalah pada aplikasi simpeg klik menu riwayat
3. E-Kinerja di https://kinerja.bkn.go.id  untuk membuat SKP triwulanan 
4. My ASN di halaman  https://myasn.bkn.go.id/ untuk mengetahui indeks profesionalitas ASN
5. Platform Merdeka Mengajar (PMM) di halaman, https://guru.kemdikbud.go.id/

Dari kegiatan pengelolaan kinerja di PMM, para ASN mengembangkannya untuk melakukan penilaian yang dilakukan di E-Kinerja yaitu untuk menerbitkan/ membuat SKP triwulanan. Bahan yang digunakan adalah dari pengelolaan kinerja di aplikasi PMM.

Read More »
08 July | 0komentar