Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts with label SMKPK. Show all posts
Showing posts with label SMKPK. Show all posts

Tentang PMM (Platform Merdeka Mengajar)


Platform Merdeka Mengajar dibangun untuk menunjang Implementasi Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka. Platform ini juga disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Platform Merdeka Mengajar tersedia di Google Play Store dan dapat diinstal/di unduh pada perangkat Android minimal versi 5 (Lollipop) ke atas. Informasi lengkap cara mengunduh aplikasi Merdeka Mengajar ke Android dapat dilihat di artikel Unduh Platform Merdeka Mengajar ke Gawai Android. 
Bagi Anda yang tidak memiliki perangkat Android dapat mengakses platform Merdeka Mengajar melalui web browser di laptop atau ponsel pintar Anda dengan alamat https://guru.kemdikbud.go.id/. . Anda bisa klik Masuk ke PMM pada pojok Kanan atas. Informasi lebih lanjut tentang Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka dapat dilihat disini. 
Pada bagian Belajar Kurikulum Merdeka, Anda bisa menemukan menu: Tentang Kurikulum Merdeka, yang berisi informasi pengenalan prinsip dasar dan konsep pembelajaran paradigma baru yang berpusat pada murid, serta informasi penerapan kurikulum dengan mempelajari profil pelajar pancasila dan capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka. Informasi lebih lanjut Tentang Kurikulum Merdeka dapat dilihat disini. Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka, yang berisi kumpulan materi tentang Kurikulum Merdeka yang bisa Anda pelajari secara mandiri melalui Pelatihan Mandiri. Informasi lebih lanjut tentang Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka dapat dilihat disini.


Read More »
18 January | 0komentar

Tentang SMK Pusat Keunggulan

Peningkatan PBM SMK PK SMKN 1 Bukateja

Program SMK Pusat Keunggulan merupakan program pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu dalam peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, yang akhirnya menjadi SMK rujukan yang dapat berfungsi sebagai sekolah penggerak dan pusat peningkatan kualitas dan kinerja SMK lainnya. Selain itu, ada program pendampingan yang dirancang untuk membantu SMK PK dalam pencapaian output. Pelaksana pendampingan dilakukan oleh perguruan tinggi yang telah memenuhi kriteria.

SMK  PK dari Tahun Ke Tahun



Peningkatan tiga aspek tersebut akan menghasilkan.. 
SMK dengan Teaching Factory yang aktif memproduksi, dengan status keuangan yang fleksibel, dan menjadi pusat pembelajaran bagi SMK lain dengan program keahlian yang sama.


Pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka
a. Perubahan utama dalam Kurikulum Merdeka: 
  1. Porsi pembelajaran kejuruan meningkat dari tahun ke tahun. 
  2. Pengembangan pembelajaran lebih fleksibel dapat disesuaikan dengan karakteristik sekolah, kemitraan dunia kerja, dan potensi lokal/daerah. 
  3. Modul-modul pembelajaran dapat disusun bersama mitra dunia kerja. 
  4. Praktik Kerja Lapangan (PKL) menjadi mata pelajaran wajib selama 6 bulan. 
  5. Pengembangan kompetensi Profil Pelajar Pancasila mendorong siswa SMK untuk mengembangkan soft-skills.

c. Intervensi Program SMK PK untuk penguatan implementasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka: 
  1. Lokakarya penyelarasan pembelajaran berbasis industri. 
  2. Lokakarya pemanfaatan sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan Teaching Factory (TeFa).
  3. Lokakarya Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), perangkat ajar, media pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran praktik baik.
Peningkatan Kompetensi SDM (Guru dan Kepala Sekolah)
Peningkatan Kompetensi SDM dalam Program SMK PK untuk guru dan kepala sekolah dilakukan dalam bentuk: 
  1. Peningkatan kompetensi manajerial kepala sekolah. 
  2. Pelatihan Komite Pembelajaran & In-House-Training bagi guru untuk penguatan implementasi pembelajaran. 
  3. Peningkatan kompetensi guru kejuruan berbasis industri. 
  4. Magang guru di dunia kerja.



Read More »
28 December | 0komentar

Pelatihan Komite Pembelajaran (PKP)

Pembukaan IHT oleh Ketua Panitia

Pelatihan Komite Pembelajaran pada Program SMK Pusat Keunggulan merupakan pelatihan yang didesain untuk menyiapkan komite pembelajaran pada setiap satuan pendidikan pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan, agar mampu dan siap melakukan perubahan penyelenggaraan pembelajaran di sekolah masing-masing. Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, para peserta selanjutnya bertanggung jawab untuk menyelenggarakan in-house training dengan substansi pokok yang sama di sekolahnya. Desain Pelatihan Komite Pembelajaran pada Program SMK Pusat Keunggulan dijelaskan dalam uraian berikut :
2.1. Tujuan Pelatihan Komite Pembelajaran 
Setelah menyelesaikan seluruh program pelatihan, peserta diharapkan memiliki: 
  1. Persepsi yang sama tentang Program SMK Pusat Keunggulan. 
  2. Pengetahuan tentang Materi Pelatihan Komite Pembelajaran pada Program SMK Pusat Keunggulan.
  3. Keterampilan dalam memfasilitasi In House Training di satuan Pendidikan pelaksana program SMK Pusat Keunggulan. 

2.2. Capaian Pelatihan Komite Pembelajaran Setelah menyelesaikan seluruh program pelatihan, peserta diharapkan memiliki: 
  • Memahami Program SMK Pusat Keunggulan, pembelajaran Asinkronus di Micro learning, Capaian Pembelajaran, peran Pendamping Implementasi Pembelajaran, pengembangan komunitas praktisi, pendekatan Fasilitasi dan Coaching, perencanaan berbasis data, dan platform teknologi. 
  • Mengenal Platform Pembelajaran (Platform Merdeka Mengajar). 
  • Merefleksi pembelajaran kurikulum merdeka. 
  • Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (Analisis karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, tujuan satuan pendidikan, dan pengorganisasian pembelajaran di satuan pendidikan). 
  • Merancang Pembelajaran (menyusun tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, program pembelajaran individual, tujuan kegiatan, dan modul ajar). 
  • Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. 
  • Memahami Model kompetensi guru dan kepemimpinan sekolah. 
  • Merancang strategi tindak lanjut, serta alur tujuan dan perangkat pembelajarannya. 
  • Merancang program Bimbingan dan Konseling (BK).
2.3. Sasaran Peserta Pelatihan Komite Pembelajaran 
Pelatihan Komite Pembelajaran diperuntukkan bagi satuan pendidikan pelaksana Program Program SMK Pusat Keunggulan pada tahun pertama di tahun 2023. Peserta Pelatihan Komite Pembelajaran pada Program SMK Pusat Keunggulan terdiri dari unsur: Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, dan 2 Guru Kejuruan, 1 Guru BK dan 1 Guru umum




Read More »
06 December | 0komentar

Menganalisis Modul Ajar Yang Terintegrated Antara Mapel Umum dan Mapel Kejuruan

Kolaborasi Mapel Kejuruan dan Mapel Umum Untuk Membuat MA Terintegrasi

Pembelajaran pada SMK sangat relevan dengan pembelajaran yang berbasis pada produk Penyelenggaraan SMK harus diarahkan pada mempersiapkan individu dengan pemahaman pekerjaan dari dunia kerja dan keterampilan mengerjakan pekerjaan dan juga pengetahuan praktis. Dewasa ini, dalam rangka mempersiapkan lulusan yang dapat memenuhi tuntutan profesional dunia kerja atau industri. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki peran yang sangat penting sebagai pemenuhan kebutuhan (demand driver) tenaga kerja profesional tingkat menengah, seperti yang dinyatakan Litbang Diknas dalam naskah akademik (RPP: 2001) Pendidikan menengah bahwa sekolah menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. 
Rendahnya kualitas lulusan sekolah kejuruan berakibat produktifitas tenaga kerja terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Salah satu faktor penyebab adalah kurikulum yang terus berubah menyebabkan kondisi di lembaga pengelola pendidikan kejuruan semakin terbebani. Kualitas lulusan SMK yang disarikan dari Finch dan menurut ukuran sekolah atau in-school success standards dan kualitas menurut ukuran masyarakat.meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi tuntutan kurikuler yang telah diorientasikan pada tuntutan dunia kerja, sedangkan kriteria kedua, meliputi keberhasilan peserta didik yang tertampilkan pada kemampuan unjuk kerja sesuai dengan Standar Kompetensi Naisonal (SKN), setelah mereka berada di lapangan kerja yang sebenarnya.
 



Guru Mapel Kejuruan dan Guru Mapel Umum melakukan kolaborasi, duduk bersama membahas CP produk apa yang akan dihasilkan (Mapel Kejuruan). Dari hasil telaah bersamaan tetang CP dan Produk yang dihasilkan, guru mapel Umum menentukan CP yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran pada mapel umum. Berikut contohnya :


Pada tabel atas contoh pada Mapel Kejuruan Busana diatas telah diketahui TP (Tujuan Pembelajaran) beserta aktivitas. Dari tabel diaatas maka Guru Mapel Umum akan menyesuaikan CP, ATP dan Modul Ajar yang sesuai yang disampaikan pada Program Keahlian Busana sesuai dengan tabel di bawah ini:


Dari tabel diatas Guru Mapel Umum menyesuaikan Modul Ajar yang akan dibuat dengan produk pada Mapel Kejuaruan. 
Kegiatan pembelajaran ini wajib menggunakan metode pembelajaran PjBL (Project Based Learning).



Read More »
05 December | 0komentar

Modul Yang Terintegrasi Antara Mapel Umum dan Mapel Kejuruan


Perubahan kurikulum SMK/MAK diawali dengan penataan ulang Spektrum Keahlian SMK/MAK. Spektrum Keahlian adalah daftar bidang dan program keahlian SMK yang disusun berdasarkan kebutuhan dunia kerja yang meliputi: dunia usaha, dunia industri, badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, instansi pemerintah atau lembaga lainnya serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Spektrum Keahlian SMK/MAK merupakan acuan penyusunan struktur kurikulum serta pembukaan dan penyelenggaraan bidang dan program keahlian pada SMK/MAK. Setiap program keahlian terdiri atas minimum 1 (satu) konsentrasi keahlian. Konsentrasi keahlian diselenggarakan dalam program 3 (tiga) tahun atau program 4 (empat) tahun diatur lebih lanjut dalam keputusan pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan. 
Mengacu pada KEPMEN No. 262/M/2022 Perubahan No.56 tentang struktur kurikulum pendidikan menengah kejuruan untuk mengklasifikasikan mata pelajaran-matapelajaran B.Inggris dan Matematika ke dalam kelompok mata pelajaran Kejuruan. 
Kurikulum di SMK disesuaikan dengan perkembangan dunia kerja agar lulusan yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Kompetensi lulusan yang berkaitan dengan kemampuan kerja di bidang tertentu ditentukan oleh kurikulum di SMK. Kemampuan kompetensi kejuruan lulusan diperoleh melalui kurikulum di program produktif dengan didasari oleh nilai-nilai pada program normatif dan dasar keilmuan pada program adaptif (Purwana, 2010). Konteks dalam pembelajaran SMK merupakan integrasi sifat dasar subjek kejuruan, keadaan dimana pembelajaran berlangsung, tujuan dan outcome yang diinginkan yang disesuaikan dengan spesifikasi dari kualifikasi, kejuruan, sifat dasar peserta didik dan bagaimana gaya belajar peserta didik (Nalarita dan Listiawan, 2018). Hal ini didukung hasil penelitian (Ariyani et al., 2019) yang menyatakan bahwa pembelajaran kimia yang sesuai dengan kebutuhan keahlian peserta didik akan bermakna. Pembelajaran kimia akan efektif dan bermakna di SMK maka diperlukan bahan ajar sebagai sarana belajar peserta didik. Sarana belajar yang merupakan salah satu penunjang terlaksananya proses pembelajaran yang efektif adalah penggunaan bahan ajar (Nalarita dan Listiawan, 2018).

Read More »
05 December | 0komentar

Modul Ajar Yang Terintegrated


Pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan kerja masa depan dan pengembangan keterampilan akan mempengaruhi karir professional seorang tenaga kerja.Hal ini berakibat pembelajaran di sekolah yang masih mengandalkan pemikiran pada tingkat yang lebih rendah dan tidak berorientasi pada peningkatan keterampilan berpikir kritis akan membahayakan kinerja lulusan (Kiener et al., 2014). Oleh karena itu, HOTS (High Order Thinking Skills), yang di dalamnya terdapat kreativitas, berpikir kritis, dan pemecahan masalah sangat penting untuk siswa SMK. 
Pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan kerja masa depan dan pengembangan keterampilan abad 21 akan mempengaruhi karir professional seorang tenaga kerja. Keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mempersiapkan siswa yang kompeten dan memiliki ketermpilan kerja di dunia kerja tidak dapat dikembangkan melalui pembelajaran tradisional karena pembelajaran ini seringkali mengabaikan realitas kebutuhan pasar (Lainema dan Nurmi, 2006). Salah satu kebutuhan mendasar dan secepatnya harus dilakukan adalah menyediakan bahan ajar yang sesuai konteks kejuruan yang sengaja disusun untuk membangun keterampilan berpikir kritis. 
Keterampilan berpikir kritis merupakan bagian dari keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dapat mengambil keputusan dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang relevan, meliputi analisis, sintesis, konseptualisasi, interpretasi, argumentasi, dan pengembangan ide dari berbagai sumber informasi (Sudarmin et al., 2019; Sulistyowarni et al., 2019; Cañas et al., 2017). Kemampuan berpikir kritis merupakan hal penting yang harus dimiliki peserta didik dalam merangsang penalaran kognitif dan membangun pengetahuan (Diharjo dan Utomo, 2017). Pengaruh berpikir kritis juga terlihat pada motivasi belajar peserta didik yang meningkat, sikap ilmiah, dan keterampilan proses sains peserta didik (Nugraha et al., 2017). 
Konteks dalam pembelajaran SMK merupakan integrasi sifat dasar subjek kejuruan, keadaan dimana pembelajaran berlangsung, tujuan dan outcome yang diinginkan yang disesuaikan dengan spesifikasi dari kualifikasi, kejuruan, sifat dasar peserta didik dan bagaimana gaya belajar peserta didik (Nalarita dan Listiawan, 2018). Hal ini didukung hasil penelitian (Ariyani et al., 2019) yang menyatakan bahwa pembelajaran kimia yang sesuai dengan kebutuhan keahlian peserta didik akan bermakna. Pembelajaran kimia akan efektif dan bermakna di SMK maka diperlukan bahan ajar sebagai sarana belajar peserta didik. Penunjang terlaksananya proses pembelajaran yang efektif, tidak terlepas dari penggunaan bahan ajar (Nalarita dan Listiawan, 2018).

Read More »
05 December | 0komentar

Tujuan Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan


Pada Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) terdapat program Pendampingan Implementasi Pembelajaran (PIP) yang merupakan program dukungan teknis dalam pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka pada satuan pendidikan pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan. Bentuk dukungan teknis ini berupa pelatihan dan pendampingan sumberdaya manusia yang telah disiapkan secara khusus yang ditugasi untuk mendampingi sekolah dalam durasi tertentu kepada Komite Pembelajaran. 
Intervensi pelatihan di atas, diharapkan akan membawa dampak pada peningkatan kapasitas komite pembelajaran, yang terdiri dari: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Pengawas Sekolah, dan Guru (2 guru kejuruan, 1 guru umum, dan 1 guru BK). Untuk membawa dampak ini, maka diperlukan 2 (dua) persyaratan. Pertama, pelibatan aktif seluruh unsur dalam program SMK Pusat Keunggulan. Kedua, penerapan metode pelatihan yang mudah diterima oleh komite pembelajaran 

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi Nomor 464/M/2021 Tahun 2021 tentang Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan, secara khusus bertujuan untuk: 
a. Memperkuat kemitraan antara Kemendikbudristek dan pemerintah daerah dalam pendampingan Program SMK Pusat Keunggulan; 
b. Memperkuat kualitas sumber daya manusia SMK, antara lain kepala SMK, pengawas sekolah, dan guru untuk mewujudkan manajemen dan pembelajaran berbasis dunia kerja; 
c. Memperkuat kompetensi keterampilan nonteknis (soft skills), dan keterampilan teknis (hard skills), peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, serta mengembangkan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; 
d. Mewujudkan perencanaan yang berbasis data melalui manajemen berbasis sekolah; 
e. Meningkatkan efisiensi dan mengurangi kompleksitas pada sekolah dengan menggunakan platform digital; 
f. Peningkatan sarana dan prasarana praktik belajar siswa yang berstandar dunia kerja; dan 
g. Memperkuat kemitraan dan kerja sama antara Kemendikbudristek dengan dunia kerja dalam pengembangan dan pendampingan Program SMK Pusat Keunggulan. 
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi pada tingkat satuan pendidikan dilakukan dengan menguatkan SDM sekolah melalui pelatihan dan pendampingan. Pelatihan dan pendampingan pada Program SMK Pusat Keunggulan tahun 2023 mencakup tentang pembelajaran, asesmen, dan digitalisasi sekolah dalam bentuk pendampingan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Read More »
20 November | 0komentar

PIP (Pendampingan Implementasi Pembelajaran) SMK Pusat Keunggulan

Implementasi pembelajaran pada SMK Pusat Keunggulan tahun 2023 ini tentunya memerlukan dukungan kebijakan dari pemerintah pusat, dalam bentuk Pendampingan Implementasi Pembelajaran di SMK PK. Dalam proses Implementasi Pembelajaran perlu adanya panduan agar pelaksanaan pembelajaran di tingkat satuan pendidikan secara operasional dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru. 
Pelatihan dan pendampingan bagi Guru, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, dan Pengawas Sekolah yang tergabung dalam komite pembelajaran pada program SMK Pusat Keunggulan merupakan K Pusat Keunggulan merupakan fase penting fase penting yang akan memberikan pemahaman secara utuh terhadap komponen, serta membangun kesiapan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan kurikulum merdeka. Untuk itu diperlukan panduan yang memuat hal-hal pokok yang perlu diketahui oleh semua pihak yang terk a pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan, ait dalam pelaksanaan kegiatan, antara lain bimbingan teknis Pendamping Implementasi Pembelajaran (PIP), Pelatihan Komite Pembelajaran (PKP), In-House Training (IHT) di SMK PK, dan Pendampingan Implementasi Pembelajaran pada program SMK PK.
Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) merupakan program yang berfokus pada pengembangan serta peningkatan kualitas, kinerja SMK dengan bidang prioritas yang diperkuat melalui kemitraan, penyelarasan dengan dunia kerja, untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha, menjadi SMK rujukan pusat pe ukan pusat peningkatan kualitas dan kinerja SMK ningkatan kualitas dan kinerja SMK lainnya.

Read More »
19 November | 0komentar

Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Pemaparan Materi

Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam perencanaan pembelajaran adalah menyusun alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun. 
Oleh karena itu, pendidik dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran saja, dan alur tujuan pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik dengan: (1) merancang sendiri berdasarkan CP, (2) mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun (3) menggunakan contoh yang disediakan pemerintah. Bagi pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. 
Alur tujuan pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan: 
  1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives); 
  2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan; 
  3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A; 
  4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut; 
  5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus); 
  6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik); 
  7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru; 
  8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase); 
  9.  Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan 
  10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi) 

Read More »
28 October | 0komentar

6 Level Taksonomi Marzano

 Upskilling-Reskilling 

Taksonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang dikelompokkan atau digolongkan dalam sistematika. Level Taksonomi Marzano yang tertinggi adalah level konsep yang dikembangkan setelah Taksonomi Bloom. 
Taksonomi Bloom diciptakan pertama kali oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956. Taksonomi tersebut mengklasifikasikan tujuan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (penalaran), afektif (penghayatan), dan psikomotor (pengamalan). 
Berdasarkan teori Taksonomi Marzano, proses belajar yang kita lakukan dapat dibedakan atas tiga level. Dihimpun dari buku Perkalian Itu Asyik dan Menyenangkan oleh Soesilowati (2013: 21), berikut adalah  level dalam Taksonomi Marzono:


Mengenali dan mengingat kembali (retrieval): 
Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidentifikasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi lain yang berkaitan.
Pemahaman: 
Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk mengidentikasi atribut atau karakteristik utama dalam pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano, pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan: integrasikan dan simbolisasi.
Analisis :
Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud bukan hanya mengidentikasi karakteristik penting dan tidak penting, namun analisis juga mencakup generasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima proses analisis, yaitu: (1) mencocokan, (2) mengklasikasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesifikasikan
Pemanfaatan Pengetahuan :
Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini adalah tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang. Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2) penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan
Metakognisi: 
Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi, yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau kejelasan, dan (4) memantau ketepatan.
Sistem Diri :
Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut. Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon emosional, dan (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.

Read More »
27 October | 0komentar

Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Setelah memahami CP, pendidik mulai mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. 
Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran. Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran ini, pendidik belum mengurutkan tujuantujuan tersebut, cukup merancang tujuantujuan belajar yang lebih operasional dan konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap berikutnya. 
Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses pengembangan rencana pembelajaran langkah demi langkah. 
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu: 
1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan? 
2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)
Taksonomi Bloom berguna dalam proses perumusan tujuan pembelajaran. Namun demikian, Taksonomi Bloom ini telah direvisi seiring dengan perkembangan hasil-hasil penelitian. Anderson dan Krathwohl (2001) mengembangkan taksonomi berdasarkan Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan untuk konteks belajar saat ini. Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:



Selain taksonomi di atas, untuk merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik juga dapat merujuk pada teori lain yang dikembangkan oleh Tighe dan Wiggins (2005) tentang enam bentuk pemahaman. Sebagaimana yang disampaikan dalam penjelasan tentang CP, pemahaman (understanding) adalah proses berpikir tingkat tinggi, bukan sekadar menggunakan informasi untuk menjelaskan atau menjawab pertanyaan. 

Read More »
25 October | 0komentar

Workshop Peningkatan Kapabilitas GTK

Peserta Workshop

Workshop Peningkatan Kapabilitas GTK SMK Negeri 1 Bukateja dilaksanakan pada kegiatan Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu tanggal 19 s.d.21 Oktober 2023 bertempat di Aula SMK Negeri 1 Bukateja. Narasumber dari kegiatan tersebut adalah Masruhan mufidz, M.Kom dari SMK Negeri 7 Semarang. 
Pada kegiatan ini narasumber memberikan motivasi kepada guru di SMK Negeri 1 Bukateja. Mampu dan bisa dalam membangun konsep pengetahuan dan menerapkan ide kreatif dalam setiap pembelajaran, bapak ibu guru juga dapat membantu pembelajaran proses interaksi untuk menjadikan siswa-siswi belajar dengan baik dan membangun serta meningkatkan kemampuan dalam belajarnya, sehingga semua guru mampu melakukan dan mengetahui lebih dalam adanya responsibilitas diri terhadap siswa-siswi di SMK Negeri 1 Bukateja.
Trik dan tips penggunaan media pembelajaran berbasis IT dan AI (artificial intelligence). Dan pada hasil akhir kegiatan adalah membuat rencana tindak lanjut (RTL) berupa video pembelajaran.

Read More »
24 October | 0komentar

Workshop Bersama Komite Sekolah Dalam Pengembangan Kerjasama Dengan Dunia Kerja

Workshop Bersama Komite Sekolah

Workshop Bersama Komite Sekolah Dalam Pengembangan Kerjasama Dengan Dunia Kerja Program SMK PK Skema Reguler Lanjutan Tahun 2023. SMK Negeri 1 Bukateja pada tahun 2023 mendapatkan program bantuan menjadi SMK PK (Pusat Keunggulan). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki visi dan misi yang berkaitan erat dengan dunia kerja, baik itu program lulusan maupun pada proses pembelajarannya. Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mampu mengisi lapangan kerja dan berkualitas profesional yang diharapkan mampu berperan sebagai alat unggulan bagi dunia usaha dan industri di Indonesia dalam menghadapi persaingan global. 
Lulusan SMK dapat meningkatkan kompetensi yang berkualitas maka dalam pelaksanaan proses pembelajaran melakukan kerjasama dengan Iduka. SMK dan  Industri dan Dunia Kerja (Iduka) menjalin hubungan kerjasama agar penguasaan kemampuan belajar siswa didapatkan melalui kegiatan belajar di sekolah. 
SMK Negeri 1 Bukateja Purbalingga bersama Komite Sekolah melaksanakan pengembangan kerjasama dengan Industri dan Dunia Kerja (Iduka) pada hari Senin (24/10/2023) bertempat di Aula SMK Negeri 1 Bukateja.Kegaiatan kerjasama ini dikemas dengan bentuk “Workshop Bersama Komite Sekolah Dalam Pengembangan Kerjasama Dengan Dunia Kerja SMK PK Skema Reguler Tahun 2023“.
Beberapa Industri dari Konsentrasi Busana yang telah mengadakan MOU diantaranya :

NO

NAMA PERUSAHAAN

ALAMAT PERUSAHAAN

1

PT. Purna Asih Surya Indonesia

Banjarnegara

2

PT. Serasi Gaya Busana

Purbalingga

3

PT.SANSAN SAUDARATEX JAYA

Banyumas

4

Rumah jahit Dhuha

Bukateja Purbalingga

5

Meganik Butik

Karangcengis, Bukateja

6

Fenix Teknologi

Semarang

7

Oemah Karnaval

Purwokerto


Hadir pada kesempatan Workshop Bersama Komite Sekolah Dalam Pengembangan Kerjasama Dengan Dunia Kerja, Beliau Bapak Ketua Komite Sekolah, Bp. Drs. Saefudin dan Dari Industri adalah Bp. Agung dari PT. PASI.
Pada kesempatan ini berbagai masukan yang di sampaikan oleh Industri berkaitan dengan nilai-nilai karakter siswa yang perlu ditingkatkan. Penguatan kompetensi diperlukan juga akan tetapi berjalannya proses magang/ prakerin siswa maka siswa akan mengenal proses mesin/alat. Sehubungan dengan mesin/ alat yang dimiliki sekolah masih 3 tahun tertinggal dari yang diinginkan industri.


Read More »
24 October | 0komentar

Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran: 
■ Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat pada suatu periode (misalnya, ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep. Ketika harus “menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran yang sudah dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya. 
■ Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik. Fase belajar seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya, sementara kelas menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan usianya. Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi pelajaran untuk Fase A (yang umumnya untuk kelas I dan II) karena ia belum tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas yang disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan). 
■ Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif. Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX. Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang sampai mana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan berakhir di suatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi dari capaian untuk setiap mata pelajaran. 
• Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang memadukan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar. Sementara karakter dan kompetensi umum yang ingin dikembangkan dinyatakan dalam profil pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik menjadi suatu rangkaian yang berkaitan. 
• CP dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar Konstruktivisme dan pengembangan kurikulum dengan pendekatan “Understanding by Design” (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & Tighe (2005). Dalam kerangka teori ini, “memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena. Dengan demikian, pemahaman bukanlah suatu proses kognitif yang sederhana atau proses berpikir tingkat rendah. 
• Memang apabila merujuk pada Taksonomi Bloom, pemahaman dianggap sebagai proses berpikir tahap yang rendah (C2). Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom sebenarnya digunakan untuk perancangan pembelajaran dan asesmen kelas yang lebih operasional, bukan untuk CP yang lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/ menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran yang lebih konkret. 
• Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, karakteristik, dan capaian per fase. Rasional menjelaskan alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut serta kaitannya dengan profil pelajar Pancasila. Tujuan menjelaskan kemampuan atau kompetensi yang dituju setelah peserta didik mempelajari mata pelajaran tersebut secara keseluruhan. Karakteristik menjelaskan apa yang dipelajari dalam mata pelajaran tersebut, elemen-elemen atau domain (strands) yang membentuk mata pelajaran dan berkembang dari fase ke fase. Capaian per fase disampaikan dalam dua bentuk,yaitu secara keseluruhan dan capaian per fase untuk setiap elemen. Oleh karena itu, penting untuk pendidik mempelajari CP untuk mata pelajarannya secara menyeluruh. Memahami CP adalah langkah pertama yang sangat penting. Setiap pendidik perlu familiar dengan apa yang perlu mereka ajarkan, terlepas dari apakah mereka akan mengembangkan kurikulum, alur tujuan pembelajaran, atau silabusnya sendiri atau tidak. Beberapa contoh pertanyaan reflektif yang dapat digunakan untuk memandu guru dalam memahami CP, antara lain: 
• Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik untuk sampai di capaian pembelajaran akhir fase? 
• Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP? 
• Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami? 
• Apakah capaian yang ditargetkan sudah biasa saya ajarkan? 

Selain untuk mengenal lebih mendalam mata pelajaran yang diajarkan, memahami CP juga dapat memantik ide-ide pengembangan rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk memantik ide: 
• Bagaimana capaian dalam fase ini akan dicapai anak didik? 
• Materi apa saja yang akan dipelajari dan seberapa luas serta mendalam? 
• Proses belajar seperti apa yang akan ditempuh peserta didik?

Read More »
18 October | 0komentar

Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran


Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan.Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran seharihari. CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan Pendidik dapat (1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran dan/atau perencanaan pembelajaran, (2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan pemerintah, atau (3) menggunakan contoh yang disediakan. Pendidik menentukan pilihan tersebut berdasarkan kemampuan masing-masing. Dalam Platform Merdeka Mengajar,pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase. Proses berpikir dalam merencanakan pembelajaran ditunjukkan dalam Gambar 2 di bawah ini.

pemerintah menyediakan contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai RPP, dan modul ajar. Dengan kata lain, setiap pendidik perlu menggunakan alur tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran untuk memandu mereka mengajar; akan tetapi mereka tidak harus mengembangkannya sendiri.
Proses perancangan kegiatan pembelajaran dalam panduan ini dibuat dengan asumsi bahwa pendidik akan mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran secara mandiri, tidak menggunakan contoh yang disediakan pemerintah. Oleh karena itu, apabila pendidik menggunakan contoh, proses ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan kata lain, proses dalam Gambar 2 tidak harus dilakukan secara lengkap oleh seluruh pendidik.

Read More »
17 October | 0komentar