Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Modul Ajar Yang Terintegrated


Pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan kerja masa depan dan pengembangan keterampilan akan mempengaruhi karir professional seorang tenaga kerja.Hal ini berakibat pembelajaran di sekolah yang masih mengandalkan pemikiran pada tingkat yang lebih rendah dan tidak berorientasi pada peningkatan keterampilan berpikir kritis akan membahayakan kinerja lulusan (Kiener et al., 2014). Oleh karena itu, HOTS (High Order Thinking Skills), yang di dalamnya terdapat kreativitas, berpikir kritis, dan pemecahan masalah sangat penting untuk siswa SMK. 
Pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan kerja masa depan dan pengembangan keterampilan abad 21 akan mempengaruhi karir professional seorang tenaga kerja. Keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mempersiapkan siswa yang kompeten dan memiliki ketermpilan kerja di dunia kerja tidak dapat dikembangkan melalui pembelajaran tradisional karena pembelajaran ini seringkali mengabaikan realitas kebutuhan pasar (Lainema dan Nurmi, 2006). Salah satu kebutuhan mendasar dan secepatnya harus dilakukan adalah menyediakan bahan ajar yang sesuai konteks kejuruan yang sengaja disusun untuk membangun keterampilan berpikir kritis. 
Keterampilan berpikir kritis merupakan bagian dari keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dapat mengambil keputusan dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang relevan, meliputi analisis, sintesis, konseptualisasi, interpretasi, argumentasi, dan pengembangan ide dari berbagai sumber informasi (Sudarmin et al., 2019; Sulistyowarni et al., 2019; CaƱas et al., 2017). Kemampuan berpikir kritis merupakan hal penting yang harus dimiliki peserta didik dalam merangsang penalaran kognitif dan membangun pengetahuan (Diharjo dan Utomo, 2017). Pengaruh berpikir kritis juga terlihat pada motivasi belajar peserta didik yang meningkat, sikap ilmiah, dan keterampilan proses sains peserta didik (Nugraha et al., 2017). 
Konteks dalam pembelajaran SMK merupakan integrasi sifat dasar subjek kejuruan, keadaan dimana pembelajaran berlangsung, tujuan dan outcome yang diinginkan yang disesuaikan dengan spesifikasi dari kualifikasi, kejuruan, sifat dasar peserta didik dan bagaimana gaya belajar peserta didik (Nalarita dan Listiawan, 2018). Hal ini didukung hasil penelitian (Ariyani et al., 2019) yang menyatakan bahwa pembelajaran kimia yang sesuai dengan kebutuhan keahlian peserta didik akan bermakna. Pembelajaran kimia akan efektif dan bermakna di SMK maka diperlukan bahan ajar sebagai sarana belajar peserta didik. Penunjang terlaksananya proses pembelajaran yang efektif, tidak terlepas dari penggunaan bahan ajar (Nalarita dan Listiawan, 2018).
Share this article now on :

Post a Comment