Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Sunnah-Sunnah Ibadah Haji




Ibadah haji memerlukan kondisi fisik yang prima. Pada tulisan terdahulu telah dibahas mengenai rukun,wajib dan sunah ibadah haji. Pada kali ini kita bahas mengenai sunah haji. Ibadah sunah adalah ibadah yang jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapat dosa atau menebus dengan dam. 
Sunnah haji adalah sesuatu yang tidak berkaitan dengan sah atau tidaknya haji, tidak diwajibkan pula membayar dam bila meninggalkannya, dan tidak berdosa meninggalkannya meskipun dengan sengaja. Tetapi, pahala haji akan terasa kurang sempurna bila tidak melakukan sunnah haji ini. Masing-masing memiliki konsekuensinya yang berbeda-beda. Maka sunnah dalam ibadah haji sangat dianjurkan dan rugi jika ditinggalkan. Sunnah haji dibagi menjadi dua, yaitu sunnah haji secara umum dan sunnah haji secara khusus. 

 1. Sunnah Haji Secara Umum
Ada beberapa sunnah yang umum dijalankan, misalnya: Melaksanakan Haji Ifrad Memperbanyak membaca Talbiyah Thawaf Qudum (bagi yang melaksanakan Haji Ifrad) Salat sunnah Thawaf Mandi. Ada beberapa macam mandi dalam ibadah haji, yaitu: Mandi Ihram, mandi masuk tanah haram (Makkah dan Madinah), mandi Wukuf, serta mandi Mabit di Muzdalifah. Berpakaian ihram dengan kain putih. Minum air Zam-zam. 

2. Sunnah Haji Secara Khusus 
Selain itu, terdapat pula sunnah haji yang khusus dilakukan, seperti: 

Sunnah saat melakukan ihram 
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mandi. Berdasarkan hadits Zaid bin Tsabit dan juga dari ‘Aisyah ia berkata, “Aku pernah memberi wewangian Rasulullah SAW untuk ihramnya sebelum berihram dan untuk tahallulnya sebelum melakukan thawaf di Ka’bah. Melakukan salat ihram dan berdoa kepada Allah sambil menghadap ke arah kiblat. Mengucapkan niat ihram dilanjutkan dengan berdoa serta memperbanyak bacaan talbiyah serta salawat.” 

Sunnah saat thawaf 
Lakukan thawaf dengan berjalan kaki, selanjutnya memulai dengan posisi menghadap kiblat. Setelah itu, mengusap permukaan Hadjar Aswad atau jika tidak memungkinkan cukup dengan melambaikan tangan lalu dikecup. 

Membaca do’a-do’a ma’tsur dengan berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama 
Selanjutnya mengusap Rukun Yamani atau cukup dengan melambaikan tangan tanpa dikecup. Setelah itu memanjatkan doa di Multazam, melakukan salat sunnah Thawaf di belakang Makam Ismail, salat sunnah mutlaq di Hijr Ismail, serta minum air zam-zam. 
 
Sunnah ketika melakukan Sa’i 
Pertama harus bersih dari hadast besar dan kecil. Selanjutnya masuk dimulai dari pintu shafa (Babus Shafa). Untuk jamaah pria melakukan perjalanan naik sampai ke bukit Shafa dan Marwah, menghadap ke arah Ka’bah setiap mau memulai perjalanan. Setelah itu berlari-lari kecil di antara dua pilar hijau, memanjatkan do’a-do’a ma’tsur dan terakhir adalah muwalah (nuli-nuli). 

Sunnah ketika melakukan wuquf 
Harus suci dari hadast besar dan kecil (mandi dan wudhu), mendengarkan khutbah dengan khidmat, menghadap ke arah Ka’bah (kiblat), dan melaksanakan ibadah wuquf hingga matahari tenggelam. Selain itu, dapat juga memperbanyak amalan-amalan sunnah seperti, doa, zikir, salawat, membaca Alquran, bertaubat, menenangkan hati dan berdoa dengan khusyuk, serta menjaga lisan untuk tidak mengucapkan hal-hal yang tidak berguna apalagi berkata kotor. 

Sunnah yang harus dilakukan saat mabit di Muzdalifah 
Hal pertama yang harus dilakukan adalah salat jamak ta’khir yaitu salat Maghrib dan Isya secara berjamaah, mengambil batu kerikil untuk melempar jumrah, memperbanyak bacaan takbir dan talbiyah,serta berdoa di Masjidil Haram. 

Sunnah saat melempar Jumrah
Melempar Jumrah Aqobah setelah terbit matahari tanggal 10 Dzulhijjah. Pada tanggal 10 Dzulhijajah lakukan juga hal-hal lain yaitu, menyembelih qurban dan dam, memotong rambut (Tahallul Awal), melakukan Thawaf Ifadloh, mandi setiap akan melempar Jumrah, membaca takbir ketika akan melempar Jumrah, berdo’a setiap selesai 7 kali lemparan pada Jumrah Ula dan Wustho. Lalu melempar Jumrah lagi tanggal 11 Dzulhijah setelah Zawal (setelah matahari condong ke barat). Diwajibkan bagi laki-laki yang melempar Jumrah sunnah mengangkat tangan kanan sampai kelihatan ketiaknya. Batu yang digunakan untuk melempar Jumrah berukuran sedang (Hashal Qodfi). Itu dia Moms, pengertian dan serba-serbi haji yang perlu diketahui. Diawali dengan mengetahui apa saja yang terkait dengan haji, akan semakin meningkatkan keinginan Moms dan keluarga untuk bisa disegerakan pergi berhaji bersama.
Share this article now on :

Post a Comment