Read More »22 July | 0komentar
 | Masjidil Haram, November 2017 |
Masifnya liberalisasi di semua aspek kehidupan era globalisasi ini, membuat
keluarga-keluarga tak berdaya menghadapi ancaman yang menggerus keharmonisan dan
keutuhannya. Dalam Islam, sekalipun negara tidak mencampuri urusan privat sebuah
keluarga. Tetapi negara memastikan setiap anggota keluarga mampu menjalankan
peran dan fungsinya dengan baik, sehingga mampu mencetak generasi berkualitas.
Negara memastikannya melalui serangkaian mekanisme kebijakan yang lahir dari
hukum syariat. Penerapan sistem ekonomi Islam yang memastikan terpenuhinya kebutuhan asasi per
individu dengan mekanisme yang khas. Mulai pembebanan tanggung jawab nafkah
keluarga oleh laki-laki yang sudah baligh dan mampu. Namun jika tidak ada
laki-laki seperti itu sesuai jalur nasab, maka tanggung jawab nafkah dibebankan
pada negara. Dengan demikian negara harus menciptakan lapangan pekerjaan agar
tidak ada laki-laki yang baligh dan mampu tidak bekerja. Penerapan sistem
ekonomi Islam juga memastikan kekayaan negara maupun rakyat tidak jatuh ke
tangan asing maupun aseng. Pengelolaannya benar-benar dilakukan negara sendiri.
Negara juga tidak mentarget keuntungan dalam pengelolaan sumber daya alam karena
memang benar-benar untuk kemashlatan rakyat, menyebutnya sebagai sebuat
investasi. Penerapan sistem pendidikan dalam Islam ditujukan untuk mencetak kepribadian
Islam yang akan memberikan banyak manfaat bagi kemajuan Islam dan kaum muslimin.
Sehingga terwujud generasi terbaik yang dengan ketakwaannya akan mampu
menaklukan tantangan zaman serta memimpin peradaban. Pendidikan ini diwujudkan
baik pada ranah keluarga hingga negara. Negara benar-benar memastikan peran
keluarga, dalam hal ini ayah dan ibu mampu mendidik anak-anakya dengan baik
tanpa dipusingkan dengan krisis ekonomi dan berbagai ancaman kejahatan. Sumber : Nabila As Shobiro Read More »14 July | 0komentar
Kajian Rutin Ahad Pagi, 19 Mei 2024 Masjid Al Mu'minun. Kajian bersama Ustadz Retno Ahamd Pujiono, LC. membahas tentang perbedaan dalam Islam. Allah subhanahu wata'ala telah menciptakan kita semua umat manusia, secara fisik dalam dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, dan ini adalah perbedaan jasad yang mendasar bagi umat manusia, yang kemudian melahirkan perbedaan-perbedaan selanjutnya, seperti suku (etnis) dan bangsa. Allah subhanahu wata'ala berfiman di dalam QS. Al-Hujurat/49: 13, artinya sebagai berikut.
Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat/49: 13)
Dalam sejarah Islam, sejak zaman sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tabi'in dan tabi' tabi'in sudah terjadi berbagai perbedaan pendapat (ikhtilaf) khususnya dalam masalah cabang-cabang agama (furu’iyah).
Bahkan di zaman Rasulullah masih hidup sekalipun, para sahabat sering berbeda pendapat dalam menyikapi perintah agama baik dari Al-Qur’an maupun dari sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Salah satu contohnya adalah perbedaan pendapat sahabat Nabi dalam suatu perjalanan ke perkampungan Bani Quraizhah dimana Nabi berpesan kepada kafilah sahabat agar tidak shalat ashar sebelum sampai ke perkampungan Bani Quraizhah.
Rasulullah bersabda, "Janganlah ada seorang pun yang shalat Ashar kecuali di (perkampungan) Bani Quraizhah." (HR. Bukhari).
Read More »12 June | 0komentar
Waktu mengerjakan Subuh adalah waktu yang berat dan sulit. Banyak orang Muslim membiarkan diri begitu saja memilih mengistirahatkan dirinya sampai matahari terbit dan meninggalkan shalat wajib. Padahal Rasulullah SAW mengkhususkan shalat mulia ini dengan keistimewaan tunggal dan sifat-sifat tertentu yang tidak terulang pada shalat lainnya. Begitu istimewanya Shalat Subuh. Lalu, apa yang menghalangi kita untuk menyingkap selimut dan mengakhiri tidur kita untuk melakukan Shalat Subuh? Bukankah ibadah ini menjadi bagian yang begitu besar dibanding dunia seisinya?
Salah satu shalat yang begitu berat untuk dilakukan bagi sebagian besar kaum Muslim, adalah Shalat Subuh berjamaah. Namun walaupun berat untuk melaksanakannya, Shalat Subuh berjamaah mempunyai banyak keutamaan yang luar biasa bagi ibadah kita. Shalat yang agung ini benar-benar memiliki daya tarik, karena kedudukannya dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat. Banyak sekali hadits yang mendorong untuk melaksanakan Shalat Subuh dan menyanjung mereka yang menjaganya. Sholat Subuh sebagai ibadah yang Program Gerakan Salat Shubuh Berjamaah terus digencarkan. Gerakan shubuh berjamaah punya manfaat positif. Selain untuk membangun jiwa spiritual, juga menjadi instrument perekat tali silaturahmi. Program Gerakan Salat Shubuh berjamaah telah rutin digelar setiap pekan, setiap hari Ahad. Kegiatan subuh berjamaah juga merupakan bagian membangun kerohanian dan syiar islam. Dengan di awali dari salat shubuh berjamaah diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan. Diantaranya mendengarkan tauziah agama, zikir, doa, dan lain-lain. Sejak kelahiran pada pertengahan tahun 2017 sebagai gerakan dengan mengundang jamaah. Diharapkan dengan membuat undangan ini sebagai simbolis mengingatkan akan pentingnya sholat subuh berjama'ah. kegiatan ini berangsur-angsur mengalami peningkatan pada sholat berjama'ah. Kegiatan ini juga dilanjutkan dengan kajian, untuk di hari Ahad. Berkolaborasi dengan kegiatan Ibu-ibu yaitu pengajian Asy Syiffa. Ibu-ibu menyediakan jamuan berupa makan pagi untuk disamtap selesai melaksanakan kajian ahad pagi.
Read More »06 June | 0komentar
 Pondok Pesantren NUSA Banjarnegara. Kalau sudah hubungan jiwa Pak Masyaallah t kita harus memperbanyak doa untuk mempertautkan hubungan di antara kita sekeluarga dan salah satu doa terbaik terunik adalah doa yang oleh Allah subhanahu wa taala disebut sebagai doanya ibadurahman doanya hamba-hamba Allah yang maha pengasih yang ada dalam suratul Furqan ayat yang ke-74 itu doa yang menurut saya jangan sampai ada hari lewat dan belum baca doa itu rbana hablana Az ini doanya ini nilai rasa tidak soal benar salah semua doa benar dan baik tapi ini nilai rasa nilai rasa wa aslihli fiyati dan perbaikilah untukku keturunanku bandingkan dengan hablana min azwajina writina qu mana yang nilai rasanya lebih gitu yang ini kan kalau wa as firiyati ngongkon dan perbaikilah untukku anak keturunanku kan gitu tapi kalimat ini anugerahkanlah untuk kami pasangan kami dan anak keturunan kami mereka semua sebagai penyejuk mata bagi kami itu halus banget Tuhan itu indah sekali Doanya itu Kara kalau menyebut quratu aun penyejuk mata Berarti sebelumnya sudah menyejukkan hati berarti memenuhi kriteria baik di hatinya ada iman dan takwa kemudian di dalam anggota badannya dilaksanakan amal saleh ketaatan ibadah-ibadah di dalam perilakunya ada akhlak mulia ini kayak ngomong salatlah yang khusyuk ya kalau kita ngomong salatlah yang khusyuk ya itu berarti harus memenuhi semua syarat rukun dan juga sunah-sunah bukan cuma dari salatnya Tapi sejak taharahnya kan Paripurna semuanya dengan kalimat yang salat khusyuk ini juga Paripurna semuanya dengan kalimat ringkas luar biasa kalat doab kami anugerahkanlah untuk kami pasangan kami dan anak keturunan kami sebagai penyejuk mata kami itu doa Paripurna guru saya Allah yarham k. Muhammad zaran dulu kalau ada santri yang nakal beling salah salah sing salah Bapakmu kurang bapakand [Musik] boah Read More »05 June | 0komentar
Kultum Tarawih dihari ke-7 Ramadhan 1445H diisi oleh Bp. H. Bambang Budi Setiono,MPd, bertemakan HOAX. Istilah hoax yang saat ini melanda dunia media sosial (medsos) sebenarnya bukan hal baru. Jaman dahulu telah ada. Berkaitan dengan menyebarannya tentu dari golongan/ kaum tertentu saja. Tidak seperti sekarang, lintas negara, lintas bangsa dan lintas benua. Pada zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup berita hoax sudah ada. Suasana peperangan yang tidak pasti sering menjadikan berita-berita beterbangan lebih cepat nyaring dari denting pedang dan lebih cepat dari anak panah melesat meninggalkan busurnya. Berita tersebut beredar dari antar kabilah/ kaum/ Bani mereka. Dalam sejarah Islam adalah berita tentang tewasnya Sahabat Nabi yang bernama Utsman bin Affan. Saat itu, di tahun keenam Hijriyah, Nabi Muhammad SAW menerima perintah perjalanan umrah. Nabi pun bertolak bersama sekitar 1400-an sahabatnya dari Madinah. Perjalanan ini bukan tanpa tantangan, berombongan di padang pasir melewati beberapa tempat berbahaya dan persimpangan yang biasa dijadikan lahan pembegalan besar-besaran. Perjalanan yang panjang di medan gurun membuat seringkali membuat para sahabat hampir-hampir tak kuasa menahan amarah. Perjalanan umrah yang semestinya bertujuan damai pun hampir-hampir diwarnai oleh beberapa pertumpahan darah. Beberapa sahabat mengusulkan kepada Nabi untuk melawan penghadangan-penghadangan dan gangguan-gangguan di perjalanan ibadah mereka. Beberapa orang menghadap Nabi meminta izin untuk melakukan tindakan kekerasan atau tindakan militer. Nggak kebayang kan bagaimana jadinya bila 1400-an orang diizinkan membalas? Ada seorang sahabat yang sangat bijak bernama Abu bakar yang selalu mengingatkan Nabi, "Ya Rasulullah, engkau keluar untuk melaksanakan umrah, bukan untuk memerangi siapapun. Maka fokuslah untuk itu! Siapa pun yang menghalangi kita dari keinginan itu, maka baru kita perangi mereka."
Nabi bahkan terpaksa mengubah jalur untuk menghindari pertempuran dan penghadangan dari orang Makkah dan sekutu-sekutu sang kafir Quraisy. Rasulullah berusaha keras agar kedatangannya bersama rombongan ke Makkah dapat diterima dengan baik, bahwa kedatangan mereka bukan untuk berperang. Rasulullah berunding dengan perwakilan Quraisy yang menghadangnya di dekat kota Makkah dan mengutus beberapa orang yang dipimpin sahabat Utsman untuk berunding dengan para pemimpin Quraisy di pusat kota Makkah.
Pada saat-saat genting tidak menentu inilah kabar hoax itu bermula di antara kaum Muslimin. Beredar hoax yang entah diproduksi di mana, bahwa sahabat Utsman telah tewas. Memang utusan sebelum Utsman bernama Khirasy bin Umayyah al-Khuzai telah ditolak dan onta Nabi yang ditungganginya dibunuh. Masih untung penunggangnya dibiarkan pergi. Pengalaman inilah yang membuat rombongan galau tingkat dewa.
Mungkin berdasar hal itu, kepergian Utsman yang cukup lama lalu memunculkan ketidakpastian di hati para sahabat Nabi, hingga mereka pun mudah termakan hoax. Padahal justru sahabat Utsman diterima baik oleh Quraisy Makkah dan bahkan diizinkan untuk melaksanakan ibadah umrah. Akan tetapi Sahabat Utsman menolaknya dengan halus, beliau nggak enak dengan kawan-kawannya, khususnya dengan Nabi yang belum berhasil umrah dalam misi tersebut. Menyikapi hoax yang semakin memanas ini, Nabi mengambil inisiatif untuk merapatkan barisan. Nabi meminta janji setia kepada para sahabatnya. Di mana inti janji setia ini sungguh sangat memberatkan para pengikut Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, "Siapa saja yang datang ke Madinah dari kota Makkah harus di kembalikan ke kota Makkah. Siapa saja dari penduduk Madinah yang datang ke Makkah, maka tidak boleh dikembalikan ke Madinah." Meski begitu para sahabat tetap patuh, mereka setia pada janji untuk tetap saling menguatkan, bukan saling menjatuhkan. Tetapi lihatlah saat ini, saat para ulama sebagai para pewaris Nabi berbeda pendapat, yang kita lihat dan dengar, tidak jarang muncul ungkapan saling menjatuhkan. Celakanya, masing-masing yang berbeda pendapat ini, kita melihat banyak pengikut yang ceroboh. Mereka sibuk dan sangat bersemangat untuk saling serang dan saling menjatuhkan.
Referensi: dari berbagai Sumber. Read More »04 June | 0komentar
Allah ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat : 12). Rasullulah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan manusia agar tak banyak bicara, kecuali berbicara untuk hal-hal yang penting, bermanfaat ataupun untuk mengingat Allah SWT.
“Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain berzikir kepada Allah; sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa zikir kepada Allah akan mengeraskan hari, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras.” (HR. Tirmidzi). Seorang Muslim yang baik adalah yang selalu menebar kebaikan, kasih sayang, dan cinta bagi orang-orang di sekitar. Ia tidak melakukan teror, membuat orang lain terganggu, dan menimbulkan kerusuhan. Ia jaga perangainya agar tidak menyakiti orang lain, walau hanya dengan ucapan dan kata-katanya. Ia selalu berhati-hati dan berpikir seribu kali dalam berucap dan berbuat sehingga tak ada ucapan dan perbuatan yang melukai dan mencederai hati dan fisik orang lain. Seseorang yang menjaga lisannya tidak berkata kecuali perkataan yang baik, ucapan yang haq, adil, dan jujur. Jika seseorang senantiasa menjaga lisannya, niscaya Allah akan senantiasa membimbing dia pada perbuatan-perbuatan yang baik dan mengampuninya. Read More »03 June | 0komentar
 | SABAR ( SAhur BAReng) |
Ramadhan 1445H Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai mengadakan Sahur Bareng. Sahur dilaksanakan lansung setelah melaksanakan i'tikaf. I'tikaf dan Sahur Bareng dilaksanakan pada 10 hari terakhir Bulan Ramadhan. Kegiatan i'tikaf diantaranya adalah sholat malam secara berjamaah dengan 12 raka'at pada pukul 03.00 WIB hingga pukul 03.30 WIB dilanjutkan shur bareng. Rasulullah SAW bahkan menganjurkan umatnya untuk melakukan sahur meski sekadar seteguk air saja. Mendukung hal itu, ulama besar muslim Imam An Nawawi RA pernah berkata, makan sahur akan membantu orang yang berpuasa agar lebih kuat dalam menjalankan ibadah. Sahur sendiri bermakna makanan dan minuman yang dimakan pada saat sahar yang merujuk pada waktu sebelum subuh. Tepatnya pada rentang dimulai dari sepertiga malam akhir hingga menjelang subuh. "Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur," (HR Ahmad). “Bersahurlah kalian karena dalam sahur ada keberkahan.” (HR. Al-Bukhâri no. 1789 dan Muslim no. 1835). Keberkahan dalam sahur ada yang bersifat agamis dan ada yang bersifat keduniaan. Secara agamis karena mengandung keberkahan dan mengikuti sunnah Nabi, sedangkan secara dunia menguatkan badan. (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/206). Pembeda antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur. (HR. Muslim no. 2545) Keberkahan dalam sahur muncul dari banyak sisi, yaitu (karena) mengikuti sunnah, menyelisihi ahli kitab, memperkuat diri dalam ibadah, menambah semangat beraktivitas, mencegah akhlak buruk yang diakibatkan rasa lapar, menjadi pendorong agar bersedekah kepada orang yang meminta ketika itu atau berkumpul bersamanya dalam makan dan menjadi sebab dzikir dan doa di waktu mustajab. Read More »02 June | 0komentar
Ajaran Islam sangat lengkap dan tidak tenggelam oleh perkembangan jaman. Ajaran islam selalu bisa bersanding dengan perkembangan jaman, update mekipun jaman itu berubah. Benar-benar bahwa Al Qur'an adalah Firman Alloh SWT, Zat yang Maha Tahu, Yang Maha Mengatur Seluruh alam. Awal diutusnya Nabi Muhammad SAW jaman tersebut sudah menghadapai berbagai kemajemukan. Semua segi kehidupan majemuk dalam hal suku, tentu masing-masing suku memiliki adat masing-masing. Rasululloh SAW menghargai kemajemukan dan keberagaman serta membangun berdasarkan kasih sayang. Tersebut sehingga bagaimana kita meneladani apa yang Rasululloh telah lakukan. Pada tahun 622M, Rasululloh SAW dengan sekitar 200 orang sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah. Ketika Rasululloh SAW, ketika samapi di Madinah, kota madinah adalah sebuah tempat yang majemuk juga, terdiri dari pemeluk agama Yahudi, Nasrani dan Pagan. Rasululloh SAW melakukan terobosan yang tercatat sebagai dokumen konstitusi tertua dalam sejarah peradaban. yaitu dengan dikeluarkannya Piagam Madinah. Piagam Madinah berisi pentingnya prinsip tasamuh (toleransi). Menyatakan bahwa orang islam tidak memaksa orang yang beragama lain untuk memeluk islam. Landasannya adalah ayat "laa ikroha fiddiin". Mereka memiliki kebebasan beribadah menurut keyakinannya.Sesuai dalam QS. Al-Kafirun : 1-6. Rasululloh SAW berhasil membangun masyarakat Madinah dalam waktu yang relatif pendek menjadi masyarakat baru dengan tatanan masyarakat majemuk yang menghargai kemajemukan dengan kebaikan dan kasih sayang. Sebagai pemimpin Rasululloh SAW dihormati karena amanah yang diembannyya. Sehingga Madinah penuh dengan kemampuan untuk menyikapi heterogenitas dengan dewasa. Read More »02 June | 0komentar
Kajian Rutin Ahad Pagi, 19 Mei 2024 Masjid Al Mu'minun. Kajian bersama Ustadz Retno Ahamd Pujiono, LC. membahas tentang perbedaan dalam Islam. Allah subhanahu wata'ala telah menciptakan kita semua umat manusia, secara fisik dalam dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, dan ini adalah perbedaan jasad yang mendasar bagi umat manusia, yang kemudian melahirkan perbedaan-perbedaan selanjutnya, seperti suku (etnis) dan bangsa. Allah subhanahu wata'ala berfiman di dalam QS. Al-Hujurat/49: 13, artinya sebagai berikut.
Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat/49: 13)
Dalam sejarah Islam, sejak zaman sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tabi'in dan tabi' tabi'in sudah terjadi berbagai perbedaan pendapat (ikhtilaf) khususnya dalam masalah cabang-cabang agama (furu’iyah).
Bahkan di zaman Rasulullah masih hidup sekalipun, para sahabat sering berbeda pendapat dalam menyikapi perintah agama baik dari Al-Qur’an maupun dari sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Salah satu contohnya adalah perbedaan pendapat sahabat Nabi dalam suatu perjalanan ke perkampungan Bani Quraizhah dimana Nabi berpesan kepada kafilah sahabat agar tidak shalat ashar sebelum sampai ke perkampungan Bani Quraizhah.
Rasulullah bersabda, "Janganlah ada seorang pun yang shalat Ashar kecuali di (perkampungan) Bani Quraizhah." (HR. Bukhari).
Read More »02 June | 0komentar
Ajaran Islam sangat lengkap dan tidak tenggelam oleh perkembangan jaman. Ajaran islam selalu bisa bersanding dengan perkembangan jaman, update mekipun jaman itu berubah. Benar-benar bahwa Al Qur'an adalah Firman Alloh SWT, Zat yang Maha Tahu, Yang Maha Mengatur Seluruh alam.
Awal diutusnya Nabi Muhammad SAW jaman tersebut sudah menghadapai berbagai kemajemukan. Semua segi kehidupan majemuk dalam hal suku, tentu masing-masing suku memiliki adat masing-masing.
Rasululloh SAW menghargai kemajemukan dan keberagaman serta membangun berdasarkan kasih sayang. Tersebut sehingga bagaimana kita meneladani apa yang Rasululloh telah lakukan. Pada tahun 622M, Rasululloh SAW dengan sekitar 200 orang sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah. Ketika Rasululloh SAW, ketika samapi di Madinah, kota madinah adalah sebuah tempat yang majemuk juga, terdiri dari pemeluk agama Yahudi, Nasrani dan Pagan.
Rasululloh SAW melakukan terobosan yang tercatat sebagai dokumen konstitusi tertua dalam sejarah peradaban. yaitu dengan dikeluarkannya Piagam Madinah. Piagam Madinah berisi pentingnya prinsip tasamuh (toleransi). Menyatakan bahwa orang islam tidak memaksa orang yang beragama lain untuk memeluk islam. Landasannya adalah ayat "laa ikroha fiddiin". Mereka memiliki kebebasan beribadah menurut keyakinannya.Sesuai dalam QS. Al-Kafirun : 1-6. Rasululloh SAW berhasil membangun masyarakat Madinah dalam waktu yang relatif pendek menjadi masyarakat baru dengan tatanan masyarakat majemuk yang menghargai kemajemukan dengan kebaikan dan kasih sayang. Sebagai pemimpin Rasululloh SAW dihormati karena amanah yang diembannyya. Sehingga Madinah penuh dengan kemampuan untuk menyikapi heterogenitas dengan dewasa.
1. Mengingat Alloh dan Berfikir 2. Menjadi Agent of Change 3. Membangun Sistem 4. Mencapai Kinerja Terbaik 5. Melahirkan Manfaat Read More »12 April | 0komentar
|