Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Keluarga Di Era "Now"


Anak adalah Peniru Ulung. Sikap mereka di sekolah, di lingkungan dan di masyarakat adalah cerminan bagaimana kehidupan mereka di rumah, yang tentu tidak terlepas dari teladan/didikan orang tua. Rumah merupakan madrasah (sekolah) pertama bagi tumbuh kembang anak dan orang tua adalah guru utama bagi tahun-tahun pertama kehidupan mereka. Disebabkan karena usia dini adalah usia meniru, maka orang tua adalah ‘model’ bagi anaknya. Oleh karena itu, keluarga menjadi ujung tombak dalam perkembangan sosio-emosinya. 
Menyikapi fenomena dan tantangan anak jaman “Now”, pola pendidikan orang tua tidak akan sama dengan pola pendidikan yang kita dapati dari orang tua kita dahulu (saya sekarang sebagai orang tua). Jaman dahulu (saya masih sekolah SD) semua serba sederhana,belum berkembang dengan menggunakan perangkat elektronik, perangkat lunak masih bersifat tradisional, radio, tape recoder, permainan menggunakan motorik sangat dominan. Anak-anak pada zaman sekarang sudah langka melakukan permainan petak umpet, lompat tali,egrang, ular naga panjang,engklek,congklak, kelereng, gobag sodor, kucing-kucingan dan permainan tradisonal lainnya. 

Sumber gambar : PUSKAKOM (Pusat Kajian Komunikasi) UI,2014

Ibarat pepatah yang sudah kita kenal, Lain lading lain belalang, lain zaman lain juga permainan. Zaman Now, interaksi anak untuk bermain bisa dikatakan berhadapan dengan layar atau disebut juga jaman ‘layar’, layar televisi, handphone, komputer atau laptop, game, dan internet. perlu mendapat perhatian dan pengawasan orangtua terhadap apa yang dilihat anak di layar-layar media elektronik tersebut. Demikian pula dengan jenis dan bentuk permainan anak di zaman digital ini seperti play stastion, game online, jejaring sosial, youtube, instagram, dan berbagai permainan yang berbasis IT lainnya. Bagaimana peran orangtua dalam menjaga anak-anaknya dari dampak negatif dunia layar, dan bagaimana memanfaatkan dunia layar bagi kebaikan hidup mereka? Perlu dipahami bahwa tugas orangtua menjaga anak-anak mereka dari dampak negatif dunia layar bukan berarti menutup rapat-rapat anak mereka dari dunia layar sama sekali. 
Penelitian yang dilakukan oleh Nasrun Faisal (2016) mengungkapkan bahwa pola asuh yang tidak otoriter oleh orang tua disertai penjelasan dan pengawasan penggunaan media digital diperlukan sehingga anak akan menggunakan media tersebut sesuai kebutuhan. Pemberian penjelasan adalah bentuk pemahaman orang tua terhadap sesuatu aplikasi sehingga orang tua dapat memandu dengan benar. 
 

Globalisasi dengan segala dampaknya sudah tidak dapat dibendung lagi kedahsyatannya, dan oleh sebab itu keluarga sebagai lingkungan terkecil harus bisa menyiapkan pendidikan untuk berlayar di lautan modernisasi.Upaya-upaya untuk mengantisipasi serbuan situs pornografi pada dampak negatif penggunaan internet, berbagai internet software ini sedikit banyak bisa mengurangi efek penetrasi pornografi yang ditimbulkan. Sebut saja Solid Oak Softwarei, dengan produk andalannya Cybersitter. Software ini bekerja melalui tiga tahap; mengunci akses ke URL (Uniform Resource Locator) tertentu (Web, FTP Sites, dan Unsenet News Gruop)` yang kedua adalag dengan meyensor key words tertentu, dan yang terakhir berfungsi sebagai penyensor file-file tertentu. Disamping cybersitter, software lainnya yang cukup populer adalah Net Nanny dan Surf Watch. Kedua software ini, disamping memiliki keunggulan seperti yang dimiliki oleh cybersitter, juga memiliki kemampuan untuk menyensor IRC chat rooms, Gopher, dan E-mail. Sekalipun banyak kelemahan yang tedapat pada berbagai software tersebut, akan tetapi paling tidak orang tua bisa sedikit bernafas lega dan tidak berprasangka buruk terhadap teknologi. 

Komitmen 

Diperlukan komitmen bersama antara orang tua dan anak untuk membatasi diri penggunaan media elektronik dengan merencanakan jadwal penggunaannya. Tentunya hal ini berlaku bagi semua anggota keluarga (orang tua, anak yang dewasa,mahasiswa dan anak-anak yang masih usia sekolah dasar). Orangtua hanya berusaha membatasi waktu anak-anak dalam dunia internet, seimbangkan waktu mereka dengan keluarga-saudara-teman, dan lain-lain. Buatlah kesepakatan dengan anak mengenai durasi dan aturan menggunakan digital. Buatlah jadwal penggunaan digital. Kemudian berhentilah bermain digital saat makan bersama, jangan makan di depan televisi atau layar apa pun, jadikan obrolan anda di seputar meja makan sebagai layar. 
Beberapa solusi terkait dengan komitmen penggunaan waktu dalam keluarga diera digital ini diantaranya: 

  1. Menjalankan fungsi dan tatanan keluarga dengan baik (yaitu kerjasama antara Ayah dan Bunda), 
  2. Membuat kesepakatan dengan anak, me-manage aktivitas harian mereka mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, tanpa mengekang hak bermainnya termasuk menikmati suguhan gadget mereka. Hal yang terpenting adalah, hindari menggunakan gadget saat bersama anak, karena hal itu akan membuat anak meniru prilaku buruk orang tua tersebut; 
  3. Ciptakan kebersamaan dengan anak sebaik mungkin (tanpa gangguan gadget), untuk melatih anak agar mereka selalu terbuka pada orang tua dan tidak mencari tempat curhat lain selain orang tuanya;
  4. Usahakan 30 menit dalam 24 jam yang kita punya, untuk mengevaluasi aktivitas hariannya, berdialog mendengarkan curahan hati dan perasaan mereka. Meski tidak dapat memberi solusi, setidaknya jadilah orang tua yang bersahabat, yang selalu membuat anak merasa nyaman dan terbuka dengan kita. 


 Alternatif Kegiatan 

Berikan keragaman pada anak dari digital ke buku, bacakan cerita, berjalan jalan ke perpustakaan atau toko buku, banyak beli kaset film rohani, lagu anak yang mendidik, dan sebagainya. Hindari penggunaan digital di depan anak karena anak akan mudah meniru. Orangtua harus mengerti terhadap perkembangan dunia digital agar dapat mendampingi, mengawasi, mengontrol dunia digital anak-anaknya. Jangan malas untuk belajar hal baru. Kemudian, keluarga hendaknya punya ruang digital, di ruang terbuka, bukan di kamar tertutup. Terbiasa melakukan interaksi dengan seluruh anggota keluarga secara terbuka.

Semua masalah anak akan segera menyampaikan kepada orang tua.Hal ini tentunya sudah dilatih dengan menerapkan pola asuh yang terbuka. Usia remaja adalah usia yang membuat anak-anak terobsesi mengikuti setiap fantasi yang ada didalam fikiran mereka. Terutama bagi remaja diera digital, tontonan acapkali menjadi tuntunan; meniru dan mecomplak setiap tokoh yang diidolakan. Mereka mulai silau dengan fana dan fatamorgana. 
Kebahagiaan dan kesenangan selalu menjadi keniscayaan. Bahkan tidak sedikit remaja kekinian lupa dengan cita-cita yang dulu mereka gadang-gadangkan dimasa kanak-kanaknya. Terlebih diera digital ini, kejahatan media terhadap anak semakin tak kenal ampun. Fakta membuktikan, semua teori perkembangan seks pada anak, tumbang seiring perkembangan teknologi. 
Pakar psikologi anak mengamati, realitas anak dan remaja di era digital ini cenderung mudah bosan, stress berkepanjangan, selalu merasa kesepian meski di keramaian, takut dimarahi dan mudah lelah. Semua jenis layar, membuat otak dan mata anak menjadi fokus. Bukan fokus aktif, melainkan fokus pasif. Sehingga, anak tidak lagi aware dengan lingkungan. Maka dari itu, perlu rasanya digalakkan durasi sehat digital; 15-20 menit bagi anak usia 3-5 tahun, 60 menit bagi anak rentang usia 6-7 tahun, dan 2 jam saja bagi anak usia diatas 7 tahun, tentu tidak dengan memberikan keseluruhan waktu itu untuk mereka menikmati gadget-nya, melainkan diselingi dengan aktfitas produktif mereka.

Penanaman Aqidah 

Keimanan Semua agama pasti sepakat bahwa keimanan adalah pondasi dasar bagi tumbuh berkembangnya anak. Pada usia pendidikan dasar (SD dan SMP) orang tua harus bisa menjadi sahabat. Penanaman pondasi keimanan akan menjadi benteng bagi anak dari gempuran musuh-musuh modernisasi. Jangan biarkan masa remaja anak-anak kita rusak diperbudak modernisasi dan budaya kebarat-baratan. Remaja yang rusak adalah kegagalan penanaman aqidah dan akhlakul karimah diusia emas. Tegas tidak harus keras. Tetapi tegas, harus tegaan. Maksimalkan pendidikan anak di setiap fase perkembangannya, sebelum mereka tumbuh menjadi pribadi yang gagal dan kehilangan masa depannya.


Hasil penelitian yang dilakukan oleh Apriyani Dwi Latifah (2016) menyatakan bahwa urgensi menanamkan nilai-nilai akidah pada anak dikarenakan nilai-nilai akidah sangat berpengaruh terhadap keyakinan (keimanan) anak. Karena akidah merupakan pondasi awal dan hal yang fundamental dalam mendidik keagamaan anak sebelum memberikan pendidikan ibadah dan pendidikan lainnya. Nilai-nilai akidah mengandung pengertian rukun iman yang dapat diimplementasikan melalui sikap dan perilaku sehari-hari. Dengan demikian anak akan terhindar dari perilaku yang tidak dibenarkan oleh agama dengan arahan dari orang tua yang merupakan lembaga pendidikan utama bagi anak. Menanamkan nilai-nilai akidah pada anak dapat dilakukan dengan metode Kasih Sayang, metode dialog Qur’ani dan Nabawi (bagi beragama Islam), metode Kisah, metode Ibrah, metode Keteladanan, metode Pembiasaan, metode Memberi Nasihat, metode Perumpamaan, metode Motivasi dan Intimidasi, serta metode doa. #sahabatkeluarga 

Sumber: 
Abeng Eddy Adriansyah Dkk, jendela Keluarga. Cet. III; Bandung: MQS Publishing, 2015. 
Alief Budiyono,Sikap Asertif dan Peran keluarga Terhadap Anak : Komunika, Vol. 6, 2012
https://sugithewae.wordpress.com/2012/05/05/pendidikan-dalam-lingkungan-keluarga/ 
Yee-jin Shin, Mendidik Anak Di Era digital. Cet. I;Bandung: PT Mizan Publik, 2014. 
Nasrun Faisal, Pola Asuh Orang Tua Dalam Pendidikan Era Digital: An-Nisa’, Volume IX Nomor 6,2016 
Apriyani, Dwi Latifah (2016) MENANAMKAN NILAI-NILAI AKIDAH PADA ANAK DALAM KELUARGA (Skripsi). Other thesis, UIN Raden Fatah Palembang.

Read More »
13 April | 1komentar

Kelahiran Nabi Muhammad SAW



Muhammad صلى الله عليه وسلم*🌷

Sahabat fillahku, pada hari Senin pagi tanggal 12 Rabiul Awwal pada tahun yang sama dengan penyerbuan Abrahah (tahun gajah), Aminah melahirkan seorang bayi laki-laki. Saat itu bertepatan dengan bulan Agustus tahun 570 Masehi. Sebagian pendapat mengatakan bahwa Aminah melahirkan pada tanggal 20 atau 21 April tahun 571 Masehi.

Aminah mengutus seseorang sambil berkata, "Pergilah kepada Abdul Muthalib dan katakan, 'Sesungguhnya telah lahir bayi untukmu. Oleh karena itu, datang dan lihatlah '."

Abdul Muthalib bergegas datang. Ketika mengambil bayi itu dari pelukan Aminah, dadanya bergemuruh dipenuhi  rasa sayang.

"Kehadiranmu mengingatkan aku kepada ayahmu. Sungguh, di hatiku kini dirimu hadir sebagai pengganti Abdullah."

Dengan penuh rasa syukur, orang tua itu menggendong cucunya berthawaf, mengelilingi Ka'bah. Kali ini tidak kepada berhala, tetapi kepada Allah. Abdul Muthalib berdoa dan bersyukur.

"Aku memberimu nama Muhammad," kata Abdul Muthalib.

Muhammad berarti 'terpuji', sebuah nama yang tidak umum di kalangan masyarakat Arab, tetapi cukup dikenal.

Kemudian, ia memerintahkan orang untuk menyembelih unta dan mengundang makan masyarakat Quraisy.

"Siapa nama putra Abdullah, cucumu itu?" tanya seseorang kepada Abdul Muthalib.

"Muhammad."

"Mengapa tidak engkau beri nama dengan nama nenek moyang kita?"

"Kuinginkan ia menjadi orang yang terpuji, bagi Tuhan di langit dan bagi makhluk-Nya di bumi," jawab Abdul Muthalib.

📝Catatan tambahan 📝

🌹 *Cahaya Aminah*🌹

Ketika Aminah mengandung Nabi Muhammad, ia melihat seberkas sinar keluar dari perutnya dan dengan sinar tersebut ia melihat istana-istana Busra di Syam.
Saat itu di kalangan bangsawan Arab sudah berlaku tradisi yang baik, yakni mereka mencari wanita-wanita desa yang bisa menyusui anak-anaknya.
Anak-anak disusukan di pedalaman agar terhindar dari penyakit memiliki tubuh yang kuat dan agar dapat belajar bahasa Arab yang murni di daerah pedesaan.
Tidak lama kemudian ke Mekkah datanglah serombongan wanita dari kabilah bani sa'ad mencari bayi untuk disusui. Di antara mereka ada seorang ibu bernama Halimah binti Abu Dzu'aib.
"Suamiku,"Panggil Halimah "tahun ini sungguh tahun kering tak ada tersisa sedikit pun hasil panen di kampung halaman kita. Lihat unta tua kita tidak lagi menghasilkan susu sehingga anak-anak menangis pada malam hari karena lapar."
"Semoga kita mendapat bayi seorang bangsawan kaya yang dapat memberi kita upah yang layak untuk menanggulangi kesengsaraan ini," jawab sang suami.
Namun harapan mereka tak terkabul, hampir semua bayi bangsawan saya telah diambil oleh teman-teman serombongan mereka. Hanya ada satu bayi dalam gendongan ibunya yang mereka temui.
"Namanya Muhammad" kata Aminah kepada pasangan tersebut "ia anak yatim tinggal aku dan kakeknya yang merawatnya." Halimah dan suaminya, Al-Harits bin Abdul Uzza saling berpandangan.
Mereka enggan menerima anak yatim karena tidak ada Ayah yang dapat memberi mereka upah yang layak. Pasangan tersebut menggeleng dan pergi mencari bayi lain Aminah memandangi bayi dalam dekapannya dengan sendu. Setiap wanita Bani Saad yang ditawarkan menyusui Muhammad menolaknya karena ia anak yatim.
Sebelum kedatangan para wanita Bani sa'ad, Muhammad disusui tsuwaibah budak perempuan Abu Lahab. Hanya beberapa hari Muhammad disusui oleh Tsuwaibah. Namun sepanjang hidupnya beliau memperlakukan dengan baik sekali.
Ketika Halimah dan Harits kembali ke rombongan, mereka melihat semua kawan mereka telah mendapatkan bayi untuk dibawa pulang dan disusui.
Melihat itu, Halimah berkata kepada suaminya, "Demi Allah, aku tak ingin mereka melihatku pulang tanpa membawa bayi. Demi Allah, aku akan pergi kepada anak yatim itu dan mengambilnya."
"Tidak salah kalau engkau mau melakukannya. Semoga Allah memberi kita keberkahan melalui anak yatim tersebut."
Begitulah, akhirnya Halimah dan suaminya kembali menemui Aminah dan membawa Muhammad ke dusun mereka. Aminah melepas bayi mungilnya itu dengan perasaan lega bercampur sedih. Lega karena akhirnya ada yang mengasuh Muhammad, sedih karena harus berpisah dengannya selama dua tahun.
"Pergilah, Nak. Ibu menunggumu di sini, " bisik Aminah dengan pipi yang hangat dialiri air mata.
Tatkala menggendong Muhammad, Halimah keheranan, "Aku tidak merasa repot membawanya, seakan-akan tidak bertambah beban."
Kemudian, Halimah menyusui Muhammad.
"Lihat, bayi ini menyusu dengan lahap, " kata Halimah kepada suaminya.
Setelah menyusui Muhammad, Halimah menyusui bayinya sendiri. Bayi itu juga menyusu dengan lahap. Setelah itu, Muhammad dan bayi Halimah tertidur dengan lelap.
"Anak kita tidur dengan lelap," bisik Halimah kepada suaminya, "padahal, sebelumnya kita hampir tidak bisa tidur karena ia rewel terus sepanjang malam."
Malam itu, keduanya bertambah heran karena unta tua mereka ternyata kini menghasilkan susu.
"Engkau tahu, Halimah. Sebelum ini unta tua kita tidak menghasilkan susu setetes pun," gumam Harits.
Suami istri itu meminum air susu unta sampai kenyang.
"Malam ini benar-benar malam yang indah, " kata Halimah kepada Harits, "bayi kita tertidur lelap dan kita pun bisa beristirahat dengan perut kenyang."
"Demi Allah, tahukah engkau Halimah, engkau telah mengambil anak yang penuh  berkah."
"Demi Allah, aku pun berharap demikian."

✏ *Kebanggaan Rasulullah*
Lingkungan di Bani Sa'ad benar benar sangat murni. Kelak Rasulullah pun dapat berkata dengan bangga, "Aku adalah keturunan Arab yang paling tulen. Sebab aku anak suku Quraisy yang meyusui di Bani Sa'ad bin Bakr."

▶ MATERI 32 JILID 1 ◀

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Alhamdulillah,  Allah masih  memberi nikmat sehat, iman dan Islam pada kita semua.
Yuk kita lanjutkan kisah tentang  masa kecil Nabi  Muhammad صلى الله عليه وسلم, yang disusui oleh Bunda Halimah di sebuah dusun  di luar kota Mekah. 

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

🌿 *Keberkahan*🌿

Keberkahan yang dibawa Muhammad kecil tidak berhenti sampai disitu. Dalam perjalanan kembali ke dusun Bani Sa'ad, kembali terjadi hal yang mengherankan.

"Suamiku, tidakkah engkau melihat hal yang aneh pada keledai tungganganku?" tanya Halimah.

"Saat kita pergi, keledai ini berjalan pelan sekali," Harits menanggapi, "tetapi, kini ia dapat berjalan cepat seolah tak kenal lelah. Padahal, beban yang dibawanya cukup berat."

Keledai itu berjalan cukup cepat sehingga bisa menyusul dan melewati rombongan wanita Bani Sa'ad lainnya yang telah berjalan lebih dulu.

"Halimah putri Abu Dhu'aibi!" panggil para wanita itu keheranan, "tunggulah kami! Bukankah ini keledai yang engkau tunggangi saat kita pergi?"

"Demi Allah, begitulah," balas Halimah, "ini memang keledaiku yang dulu."

"Demi Allah, keledaimu itu kini bertambah perkasa!"

Ketika tiba di rumah, Halimah dan Harits tambah terkejut.

"Sepetak tanah kita!" bisik Halimah tak percaya.

"Sepetak tanah kita ini jadi begitu hijau dan subur! Padahal, saat kita berangkat, tak ada sepetak tanah pun yang lebih gersang dari ini!"

"Domba-domba juga!" seru Harits, "domba domba kita jadi gemuk dan susunya penuh. Kini kita dapat memerah dan meminum susu mereka setiap hari."

Begitulah keberkahan yang mereka terima  selama mengasuh Muhammad. Namun, dua tahun pun berlalu, kini tiba saatnya mengembalikan Muhammad kepada ibunya.

Akankah Muhammad kecil benar-benar kembali ke pelukan ibunya setelah dua tahun berpisah?

Nantikan kelanjutan kisahnya besok...
In syaa Allah😊



🌷Kisah diambil dari buku🌷
📙Muhammad Teladanku  Penerbit : Sigma◀
✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍

Read More »
12 April | 0komentar

Lomba Blog 2018


Bentuk Lomba 
Lomba ini berbentuk penulisan artikel dalam bentuk opini, pemikiran, atau pengalaman sesuai dengan tema lomba.

Ketentuan :

  • Peserta adalah Warga Negara Indonesia (WNI);
  • Setiap peserta wajib menulis artikel dengan tema “Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian” di blog masing-masing peserta;
  • Blog yang dilombakan mencantumkan tanda tagar (hashtag) #sahabatkeluarga di akhir tulisan; Blog yang dilombakan ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar;
  • Blog yang dilombakan adalah karya perorangan yang orisinal, bukan terjemahan, rangkuman atau diambil dari tulisan blog lain atau situs lainnya;
  • Blog yang dilombakan memiliki desain menarik, diutamakan yang dilengkapi foto, gambar, video atau lain-lain;
  • Menyertakan minimal 1 (satu) judul berikut hyperlink/tautan dari laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id sebagai bagian tulisan dan atau referensi tulisan; Peserta dapat mengikutkan lebih dari satu tulisan;
  • Tidak ada postingan/konten blog yang menyinggung Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA), serta mengandung unsur pornografi, dan/atau konten ilegal lainnya;
  • Blog yang dilombakan dipublikasikan antara tanggal 1 Maret 2018 – 14 Agustus 2018; Panjang tulisan minimal 1.000 kata;
  • Peserta tidak dipungut biaya; Kompetisi tidak berlaku bagi karyawan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
  • Panitia berhak untuk mendiskualifikasi peserta dan/atau pemenang, yang dianggap melanggar sebagian atau seluruh syarat dan ketentuan kompetisi ini;
  • Keputusan juri akan bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat;
  • Panitia berhak memperbanyak, menggunakan, dan mengumumkan sebagian atau keseluruhan isi blog dalam media apapun tanpa remunerasi atau kompensasi.


Syarat Peserta

  • Memiliki profil blogger yang jelas dan lengkap (nama, email), bukan anonim;
  • Blog telah aktif sebelum tanggal 1 Maret 2017;
  • Prosedur Prosedur seleksi diatur sebagai berikut:
  • Karya tulis yang sudah di publikasikan di blog milik sendiri selama periode 1 Maret 2018 sampai 14 Agustus 2018;
  • Karya tulis diterima Panitia paling lambat tanggal 14 Agustus 2018;
  • Peserta mengirimkan tulisan yang telah dimuat di blog melalui alamat surat elekronik ke lombablog.keluarga@kemdikbud.go.id dengan melampirkan: 
  1. Print screen tulisan yang ada di blog; 
  2. Link blog yang memuat tulisan tersebut; 
  3. Identitas pengirim yang terdiri atas nama sesuai KTP, alamat, surat elektronik/email, dan nomor telepon yang dapat dihubungi; 
  4. Salinan/scan kartu identitas (KTP/SIM) harus terbaca dengan jelas. 


Nominasi pemenang akan diumumkan pada tanggal 8 September 2018 dan dapat dilihat melalui laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
Pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah akan diberikan pada kegiatan Apresiasi Pendidikan Keluarga pada bulan Oktober 2018.

Read More »
05 April | 2komentar

Bukti Al Qur'an dan Kebenaran

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-20).
1400 tahun yang lalu ini dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kaum Quraisy,apa yg terjadi?Nabi dianggap gila..sihir. Inilah salah satu bukti kebenaran Islam,Al quran dan Nabi Muhammad SAW.
Inilah foto tersebut, yang memperlihatkan aliran dua lautan yang tidak pernah bercampur, seolah-olah ada sekat atau dinding yang memisahkannya. Subhanallah, Maha Besar Allah Yang Maha Agung.
Ternyata air laut yang tidak bercampur itu benar-benar ada. Saya sudah sering membaca ayat tersebut, tapi masih belum tahu di mana gerangan air laut yang tidak pernah bercampur itu.
Ayat lain yang menceritakan fenomena yang sama terdapat pada Surat Al-Furqan ayat 53 yang berbunyi: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S. Al-Furqaan:53).
 Dua lautan yang tidak bercampur itu terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol

Read More »
29 March | 0komentar