Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Koneksi Antar Materi Modul 2.2 CGP

 



Pembelajaran Sosial-Emosional


Perasaan kesal, marah, stress dan cemas sebagai seorang pendidik/guru kita tentu pernah atau bahkan sering kita hadapi karena perilaku murid atau mendapat tugas tambahan dari kepala sekolah. Ketika menghadapi situasi tersebut, bagaimana kita menghadapinya ? Siswa yang kita bimbing pun sering menghadapi masalah serupa ; tidak fokus, Jenuh, stress, cemas dan marah ketika berada dalam pembelajaran. Murid-murid juga mengalami situasi yang sama. Dihadapkan dengan berbagai tantangan untuk dapat menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan Tugas yang harus diselesaikan, dengan jumlah mapel yang banyak. Baik tugas-tugas akademik, maupun tugas lain misalkan ekstrakurikuler dan tugas pengurus osis, bahkan mereka juga harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, hubungan dengan teman sebaya, mencapai kemandirian dan tanggung jawab diri dalam keluarga dan masyarakat, menyiapkan rencana studi dan karir dikehidupan nyata.
Menghadapi berbagai situasi dan tantangan yang kompleks ini, baik pendidik maupun murid membutuhkan berbagai bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dapat mengelola kehidupan personal maupun sosialnya. Pembelajaran di sekolah harus dapat mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, baik aspek kognitif, fisik, sosial dan emosional.

Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) adalah hal yang sangat penting. Pembelajaran ini berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam.dan menyelesaikan masalahDan tentunya untuk mengajarkan menjadi orang yang berkarakter baik.PSE memberikan keseimbangan pada individu dan mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan untuk dapat menjadi sukses.

Bagaimana kita sebagai pendidik dapat menggabungkan itu semua dalam pembelajaran sehingga anak-anak dapat belajar menempatkan diri secara efektif dalam konteks lingkungan dan dunia. Pembelajaran sosial-emosional adalah tentang pengalaman apa yang akan dialami siswa, apa yang dipelajari siswa dan bagaimana guru mengajar.Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaboratif untuk anak dan orang dewasa memperoleh dan menerapkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional


Pembelajaran Sosial-Emosional


Pembelajaran sosial dan emosional menurut kerangka CASEL bertujuan untuk mengembangkan 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE), di antaranya adalah:
  1. Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri)
  2.  Menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri)
  3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Bagaimana Penerapan PSE di sekolah dan kelas ? PSE dapat dilaksankan di sekolah dengan cara :
1. Rutin ( diluar waktu belajar sekolah )
2. Terintegrasi dalam pembelajaran
3. Protokol ( sesuai dengan budaya atau aturan sekolah )
Kompetensi Sosial - Emosional dapat dilaksanakan di kelas dengan teknik STOP. Teknik ini bisa dilaksnakan untuk melatih kompetensi kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial dan keterampilan berelasi.




Keterkaitan Modul dengan Materi Sebelumnya


Filosofi KHD , Nilai dan Peran Guru Penggerak

Dengan memiliki keterampilan sosial- emosional dalam pembelajran berarti kita sudah mnerapkan filosofi pendiidkan Kihajar dewantara yaitu pendtingnya pembelajaran budi pekerti bagi murid, agar bisa memperoleh kebahagiaan setinggi-tingginya sbagai warga masyarakat. seperti dalam tulisannya : ' “Pendidikan Budi Pekerti berarti pembelajaran tentang batin dan lahir. Pembelajaran batin bersumber pada “Tri Sakti”, yaitu: cipta (pikiran), rasa, dan karsa (kemauan), sedangkan pembelajaran lahir yang akan menghasilkan tenaga/perbuatan. Pembelajaran budi pekerti adalah pembelajaran jiwa manusia secara holistik. Hasil dari pembelajaran budi pekerti adalah bersatunya budi (gerak pikiran, perasaan, kemauan) sehingga menimbulkan tenaga (pekerti). Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa yang terwujud dalam tajamnya pikiran, halusnya rasa, kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaan.” Dengan KSE guru dapat menuntun murid untuk menuntun segala kodrat alam dan kodrat zaman yang ada pada anak sehingga mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setingii-tingginya sebagai individu dan anggota masayarakat.

Peran dan Nilai Guru Penggerak

Pembelajaran sosial emosional dpat menumbuhkan peran dan nilai guru penggerak dalam mewujudkan proses pembelajaran yang berpusat kepada murid. Dengan PSE guru dapat mengelola emosinya sehingga proses pembelajaran yang berpusat pada musrid akan berjalan dengan seimbang . Guru dapat mencipatakan 'well being" ekosistem pendidikan di sekolah, sehingga pembelajaran akan menjadi nyaman, sehat dan membahagian bagi murid.

 Visi Guru Penggerak dan Budaya Positif

Guru harus mmapu menggunakan segala kekutan dan potensi yang ada untuk mengembangkan budaya positif di sekolah. Maka dengan PSE guru dapat mengenali dan memahami emosi masing- masing yang sedang dirasakan sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menerapkan disiplin positif secara baik sesuai dengan kesadaran diri (self awarness). Bila hal itu tercapai maka murid dengan kesadaran penuh (mindfulness) menerapkan budaya positif tersebut.

Pembelajaran Berdiferensiasi



Pembelajaran Berdiferensiasi Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) murid berkembang, maka aspek akademik merekapun berkembang. Hal ini selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.

Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya. Dukungan di sini bisa berupa kesiapan sosial emosional mereka untuk mengikuti pembelajaran, serta bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar mereka.Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). ke-3 komponen ini disebut dengan kebutuhan belajar murid.


KESIMPULAN



Jika guru menerapka PSE di sekolah maka akan menjadi budaya postif . Budaya postif tersebut diharapkan bisa mendorong pemenuhan kebutuhan belajar murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.Dan akhirnya pembelajaran akan dilaksankan sesuai dengan kebutuhan murid ( Pembejaran berdiferensiasi)


SUKSES DAN BAHAGIA


Share this article now on :

Post a Comment