Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

3.3.a.4.1. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Modul 3.3, Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid


Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, mengingatkan pada pengalaman tentang keterlibatan dalam program/kegiatan pembelajaran di sekolah.  Jadikan pertanyaan-pertanyaan ini untuk memprovokasi pemikiran-pemikiran saat  mempelajari/ pembelajaran materi yang diberikan di bagian ini, dapat senantiasa kembali lagi ke pertanyaan ini Pertanyaan Pemantik 
  1. Menurut Bapak/Ibu, siapakah yang seharusnya memegang kendali terhadap proses pembelajaran murid? 
  2. Menurut Bapak/Ibu dalam hal apa saja dan sebagai apa murid dapat mengambil kendali dalam berbagai program/kegiatan pembelajaran sekolah Bapak/Ibu? 
  3. Bagaimana peran dan keterlibatan murid dalam berbagai program/kegiatan pembelajaran sekolah dapat berkontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat? 

Program Pengelolaan Kepemimpinan Murid 
Apakah kepemimpinan murid ? 
Murid harus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang diambil oleh sekolah. Melalui filosofi dan metafora “menumbuhkan padi”, Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dalam merencanakan/ merancang program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, murid menjadi pertimbangan utama. Dampak apa yang dirasakan oleh murid. 
Tentu menjadi sebuah perenungan selama ini,  menempatkan murid dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan program/kegiatan pembelajaran tersebut? “Sesungguhnya alam-keluarga itu bukannya pusat pendidikan individual saja, akan tetapi juga suatu pusat untuk melakukan pendidikan sosial. Orangtua harus melakukan pendidikan bersama dengan pusat-pusat pendidikan, dan terhubung dengan kaum guru dan pengajar [Ki Hadjar Dewantara dalam Wasita, Tahun ke-1 No.3, Mei 1993]”
Murid-murid bisa melakukan lebih dari sekedar menerima instruksi dari guru. Mereka secara natural adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal. Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. 
Murid memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Terkadang guru atau orang dewasa memperlakukan murid-murid seolah-olah mereka tidak mampu membuat keputusan, pilihan atau memberikan pendapat terkait dengan proses belajar mereka. Kadang-kadang kita bahkan tanpa sadar membiarkan murid-murid kita secara sengaja menjadi tidak berdaya (learned helplessness), dengan secara sepihak memutuskan semua yang harus murid pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya, tanpa melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan keputusan tersebut. 
Kepemimpinan Murid (Student Agency) menjadikan murid sebagai pemimpin dalam proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Peran guru adalah: Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya. Mengurangi kontrol kita terhadap mereka.
Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan “agency”. Agency berasal dari bahasa inggris yang diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan yang dibuatnya. Murid mendemonstrasikan “student agency” ketika mereka mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. 
Student Agency (kepemimpinan murid). Jika kita mengacu pada OECD (2021), ‘kepemimpinan murid’ berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki. Ketika murid mengembangkan agency, mereka mengandalkan motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset (pemahaman bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan) untuk menavigasi diri mereka menuju kesejahteraan lahir batin (wellbeing). 
Pada saat pelaksanaan PILKETOS (Pemilihan Ketua OSIS) siswa mandiri melakukan berbagai kegiatan mulai dari perencanaa, pelaksanaan dan evaluasinya. Kepemimpinan murid dapat dilihat sebagai kapasitas untuk menetapkan tujuan, melakukan refleksi dan bertindak secara bertanggung jawab untuk menghasilkan perubahan. Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak secara aktif; dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. 
Ketika murid menjadi agen dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri. Lewat proses yang seperti ini, murid-murid akan secara natural mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar). 
Keterampilan belajar ini adalah sebuah keterampilan yang sangat penting, yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka. Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan menjadi bersifat kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat kemitraan ini, saat murid belajar mereka akan: berusaha untuk memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya menunjukkan keterlibatan dalam proses pembelajaran menunjukkan tanggung jawab dalam proses pembelajaran mereka sendiri. menunjukkan rasa ingin tahu menunjukkan inisiatif membuat pilihan-pilihan tindakan memberikan umpan balik kepada satu sama lain. 
Guru mengambil peranan sebagai mitra murid dalam belajar maka  berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati dan menanggapi ide-ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif murid-murid mereka. memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid. Dari sini  memastikan proses pembelajaran sesuai untuk mereka. mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan memberi mereka tugas-tugas terbuka. Menawarkan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas dan mengambil risiko. mempertimbangkan sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan kepada murid berdasarkan informasi yang mereka miliki menunjukkan minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan menanggapi setiap aktivitas murid untuk memperluas pemikiran mereka. 

Share this article now on :

Post a Comment