Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

3.2.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi

Mendidkusikan Aset, potensi sumber daya Sekolah

Tujuan Pembelajaran Khusus: 
  1. CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya. 
  2. CGP mengomunikasikan ide, pikiran dan gagasannya dalam forum diskusi asinkronus bersama para CGP lainnya. 
Kegiatan selanjutnya, Bapak/Ibu diminta untuk mengerjakan studi kasus di bawah ini. Hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset. 
Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang sebenarnya, namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.

Studi Kasus 1 
Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong. 
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp. Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. 
Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit. 
Pertanyaan 
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini? 
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.

Kondisi yang biasanya nyaman dengan siswa pilihan, setelah program zonasi Bu Lilin kaged dengan kondisi anak yang lebih heterogen dari segi kepandaian, disiplin dan tentunya motivasi belajar. Sebagai kepala sekolah harus memberikan pengarahan terhadap kondisi yang ada jadikan itu semua sebagai sebuah tantangan terhadap seberapa besar kompetensi para guru yang sebenarnya.
Bu Lilin lebih fokus dengan kekurangan sehingga mungkin Beliau kurang dapat menggali potensi potensi sebagai aset dan kekuatan yang dimiliki oleh murid muridnya yang sekarang
Kasus 1: Pada Kasus Ibu Lilin terjadi karena adanya perubahan kebijakan politik, dimana pemerintah menggulirkan aturan dalam penerimaan peserta didik baru berbasis zonasi. artinya seluruh calon peserta didik baru dengan jarak tertentu dari rumah ke sekolah sesuai ketentuan juknis PPDB dan kuota yang ada wajib diterima apapun kondisi calon peserta didik tersebut. tentu akan sangat berbeda sekali bagi Ibu Lilin saat melaksanakan pembelajaran dengan peserta didik yang memang kondisi baik fisik maupun psikologisnya sudah siap untuk mengikuti pembelajaran. sebagai kepala sekolah memberikan saran dan masukan kepada Ibu Lilin seharusnya Ibu Lilin menyesuaikan kondisi siswanya dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. dengan pembelajaran berdiferensiasi maka Ibu Lilin dapat memenuhi kebutuhan belajar muridnya sesuai dengan kesiapan, kemampuan, profil belajar murid-muridnya dan minat belajar murid.
Studi Kasus 2 
Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Pertanyaan 
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur? 
Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?

Pak Pur memiliki sebuah pilihan untuk pengembangan diri sebagai guru dan berkarir. Meskipun Pak Pur sdh menjadi pengawas, Pak Pur dapat sharing knowledge berkaitan dengan kemampuan Beliau sebagai guru yang dinantikan oleh siswa
Kasus 2: 
Menurut saya dengan sikap Pak Pupur yang merasa sedih saat direkomendasikan untuk mengikuti seleksi calon Pengawas Sekolah kurang tepat. hal ini dikarenakan jika dilihat dari portofolio, nilai hasil uji kompetensi Guru, telah memenuhi syarat. seharusnya pak Pupur bangga dengan rekomendasi Kepala Sekolah tersebut. karena jika nanti dalam seleksi Pengawas sekolah, 
Pak Pupur dapat lolos, maka ia dapat mengimbaskan pengetauhuan dan pengalamanya kepada orang yang lebih banyak. ia akan memiliki modal politik untuk dapat menggerakan kepala sekolah dibawah pengawasanya untuk membuat kebijakan dengan mengakomodir semua masukan dari warga sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

untuk pak pur, menurut saya pak pur mulai menilai dan melihat nilai kebermanfaatan atas dirinya manakala beliau menjadi kepala sekolah atau menjadi guru biasa di sekolah, menurut saya, saat pak pur mampu memberikan kebermanfaatan yang lebih besar saat menjadi kepala sekolah atas poetnsi dirinya maka seleksi tetaplah dicoba demi kebaikan bersama dan kemajuan pendidikan secara khusus dalam sekolah tersebut.
Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat memutuskan menerima usulan atau menolaknya. Akan tetapi sebelum memutuskan, harus meminta berbagai pertimbangan yang lebih matang agar keputusan yang diambil oleh dirinya merupakan putusan yang terbaik. Senadainya saya Kepala sekolah saya akan mengajak mengobrol pak Pupur menanyakan baik- baik mengapa bersedih jika di promosikan sebagai calon Pengawas Sekolah? Saya akan memberikan saran kepada pak Pupur untuk memahami bahwa pak Pupur mempunyai aset kekuatan yang sangat bagus sebagai Guru, tetapi akan lebih baik lagi jika aset yang pak Pupur miliki di sebarluaskan atau di tularkan kepada banyak Guru, salah satu cara untuk berbagi adalah menjadi Pengawas sekolah. Karena salah satu tugas pengawas sekolah adalah mengarahkan Guru untuk menjadi Guru yang baik dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Jadi Pak Pupur dapat menjadi salah satu aset penting dalam kemajuan komunitas sekolah.
Share this article now on :

Post a Comment