Kasus viral siswa merokok dan penamparan kepala sekolah adalah “hadiah” yang tak terduga bagi sebuah proses pembelajaran. Dengan menggunakannya sebagai fenomena nyata dalam PBL, kita berhasil mematahkan siklus perdebatan tak berujung dan menguap.
Kita tidak lagi melihat siswa sebagai pelanggar yang harus dihukum, atau kepala sekolah sebagai pelaku kekerasan yang harus dihakimi. Sebaliknya, kita melihat mereka sebagai manusia dalam sebuah ekosistem sosial-pendidikan yang kompleks.
Hasilnya? Anak-anak tidak hanya mendapatkan nilai akademik dari mata pelajaran, tetapi juga sebuah kesadaran baru, nalar kritis, dan keterampilan empati untuk membedah masalah yang hidup di sekitar mereka. Inilah esensi sejati dari Phenomenon-Based Learning: membuat pendidikan relevan, nyata, dan transformatif.
Phenomenon-Based Learning (PBL), sebuah model pembelajaran yang menjadikan fenomena nyata, yang hidup di tengah masyarakat, sebagai titik tolak eksplorasi multidisiplin di kelas.
PBL menolak konsep belajar di ruang hampa; ia mengajak siswa menyelami dunia, mengidentifikasi masalah autentik, dan mencari solusinya dengan menggabungkan berbagai disiplin ilmu.
Nah, belakangan ini, ada berita yang begitu hangat dan viral di media sosial: seorang siswa SMA kedapatan merokok di lingkungan sekolah, yang kemudian berujung pada tindakan penamparan oleh kepala sekolahnya.
Bagi sebagian orang, kasus ini langsung menjadi bahan perdebatan sengit di belakang layar, memecah belah kubu “disiplin keras” versus “perlindungan anak”, dan pada akhirnya seperti banyak isu viral lainnya menguap begitu saja tanpa menghasilkan solusi jangka panjang.
Namun, sebagai seorang pendidik, “Mengapa tidak saya jadikan bahan pembelajaran yang autentik saja?”
Membawa peristiwa ini ke kelas, bukan untuk menghakimi siapa yang salah atau benar, tetapi untuk membangun nalar kritis dan kesadaran baru pada anak-anak didik.
Ini adalah implementasi PBL yang sesungguhnya.
Dalam PBL, fenomenanya harus kaya dan kompleks dan kasus ini menawarkan kompleksitas yang luar biasa. Tidak hanya menayangkan berita, tetapi menyajikan fenomena yang utuh:
- Fakta Kasus: Siswa merokok di sekolah. Kepala sekolah melakukan kontak fisik (menampar).
- Reaksi Publik: Komentar pro dan kontra, pihak sekolah dinonaktifkan, orang tua melapor polisi, siswa lain mogok belajar sebagai bentuk solidaritas.
- Hukum dan Etika: Pertanyaan tentang batasan disiplin guru, hak anak, dan kode etik pendidikan.
Tangkapan layar Sumber Gambar :
Post a Comment