Pembelajaran kolaboratif dalam proyek perencanaan Rumah Type 36 memungkinkan Penjaskes keluar dari persepsi sempit sebagai mata pelajaran non-akademis. Ia bertransformasi menjadi disiplin ilmu yang esensial dalam menentukan kualitas hidup penghuni rumah. Dengan memadukan prinsip-prinsip kesehatan fisik, mental, dan lingkungan, Penjaskes membantu siswa menciptakan produk yang berkelanjutan, fungsional, dan humanis, memenuhi tantangan perumahan di era modern.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) mendorong siswa untuk memecahkan masalah kompleks dunia nyata melalui kolaborasi lintas disiplin ilmu. Dalam proyek perencanaan Rumah Type 36, Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjaskes) memiliki peran integral yang melampaui sekadar aktivitas fisik.
Integrasi Penjaskes dan Perencanaan Rumah
Proyek perencanaan Rumah Type 36—yang fokus pada efisiensi ruang dan fungsionalitas—memberikan peluang unik bagi Penjaskes untuk berkontribusi pada aspek kesehatan dan kenyamanan hunian secara holistik. Peran Penjaskes mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang relevan dengan perencanaan rumah sehat.
Aspek Kesehatan Lingkungan dan Ruang:
Penjaskes berfokus pada kesehatan dan kebugaran penghuni. Dalam proyek ini, siswa dapat menganalisis kebutuhan ruang untuk aktivitas fisik dasar, sirkulasi udara yang optimal, dan pencahayaan alami yang memadai dalam desain rumah minimalis.
Contoh Produk: Menentukan standar minimal luas ruang untuk stretching atau aktivitas ringan dalam kamar tidur/ruang keluarga.
Ergonomi dan Keamanan:
Konsep ergonomi (ilmu tentang penyesuaian lingkungan kerja/hidup dengan manusia) sangat relevan. Penjaskes dapat memandu analisis penempatan perabotan dan desain tata letak yang aman untuk menghindari cedera.
Contoh Produk: Merencanakan tata letak dapur dan kamar mandi yang meminimalkan risiko tergelincir atau kecelakaan, termasuk pertimbangan untuk lansia atau anak kecil.
Kebutuhan Ruang untuk Kebugaran:
Meskipun Rumah Type 36 terbatas, Penjaskes dapat mendorong pemikiran kreatif tentang zona kebugaran/relaksasi minimalis.
Contoh Produk: Mendesain area multifungsi (misalnya carport yang dapat diubah menjadi ruang senam sederhana, atau balkon kecil untuk yoga/berjemur).
Promosi Hidup Sehat:
Kolaborasi ini dapat menghasilkan panduan atau rekomendasi tentang gaya hidup sehat yang didukung oleh desain rumah yang mereka buat.
Contoh Produk: Menyusun daftar material yang mendukung kualitas udara dalam ruangan (misalnya cat low-VOC) atau sistem ventilasi silang (cross-ventilation).
Keterampilan yang Dikembangkan Melalui Proyek
Melalui proyek ini, peran Penjaskes juga diperkuat dalam pengembangan karakter dan keterampilan lunak (soft skills) siswa, sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka yang menekankan Profil Lulusan:
- Kerja Sama Tim (Kolaborasi): Aktivitas proyek menuntut komunikasi dan pembagian tugas yang efektif, yang merupakan inti dari Penjaskes (misalnya dalam olahraga beregu).
- Berpikir Kritis: Siswa harus menganalisis data (misalnya standar minimum kesehatan ruang, kebutuhan luas perorangan) untuk membuat keputusan desain.
- Kreativitas dan Inovasi: Menciptakan solusi desain yang sehat dan fungsional di lahan terbatas memerlukan inovasi yang tinggi, mengintegrasikan keterbatasan fisik dengan kebutuhan kesehatan.
- Tanggung Jawab: Siswa belajar bertanggung jawab atas kontribusi mereka terhadap kualitas akhir proyek, memastikan produk perencanaan tidak hanya indah, tetapi juga layak huni dan menyehatkan.






Post a Comment