Kandar Admomiharjo seorang
yang berjasa pada industri keramik di Banjarnegara pada tahun 1957 mendirikan
perusahaan keramik yang diberi nama Meandallai (Mendidik Anak Dalam Lapangan
Industri) di Klampok, sehingga terkenal dengan Keramik Klampok.
Pada tahun 1935 Pak Kandar
yang berprofesi sebagai guru mendapat kesempatan belajar ilmu keramik di
Keramische Laboratorium (“Het Keramische Laboratorium”) Bandung, atau masa
jepang bernama “Toki Shinkenjo”dan sekarang bernama Balai Penyelidikan Keramik
(BPK). Dengan tenaga kerja berasal dari masyarakat sekitar. Dan menjadikan pionir
munculnya industri serupa di sekitarnya.
 |
Sumber Gambar: http://www.Google.co.id |
Pada tahun 1980 merupakan era kejayaan keramik klampok.
Banyak wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang datang. Bahkan
ada wisatawan asing yang datang ke Indonesia hanya untuk ke Klampok memesan keramik.
Beragam aneka keramik yang di produksi diantaranya guci, vas bunga, piring,
teko, celengan dalam berbagai bentuk. Yang menarik adalah keramik berbentuk vas
segiempat yang membuat motif rotan, sekilas mirip sekali dengan rotan namun
jika diamati dari dekat baru terlihat terbuat dari keramik.Bentuk keramik ini
berhasil memenangkan International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2009 yang
diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta Convention Center 22-26 April 2009.
Patut kita acungi jempol terbosan- terobosan yang diambil oleh para perajin
keramik Klampok, dengan inovasi bentuk yang dikembangkan maka akan menambah
nilai jual.
Di era pasar bebas Asean – Cina 2010, ASEAN-China
Free Trade Agreement (AC-FTA), dimana keramik dari Cina yang lebih murah
membanjiri negara kita maka akan berakibat pada melemahnya daya saing produk
keramik lokal khususnya Keramik Klampok. Bahkan belakangan semenjak harga BBM
terus menanjak naik banyak perusahaan keramik yang berhenti beroperasi. Belum
lagi adanya sentra keramik Kasongan, Plered, Pager Jurang-Bayat Klaten,
Banyumulek-Lombok dan lain- lain. Persaingan dengan pemodal besar sudah barang
tentu akan lebih menambah makin terseoknya pemasaran, sehingga makin sulit
untuk menerobos pasar baik pasar domestik maupun mancanegara.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah berupaya
membantu memasarkan lewat websitepemda@banjarnegarakab.go.id. Demikian juga
para pengusaha keramik telah banyak membangun website yang digunakan untuk
memasarkannya.
Salah satu kelemahan industri kecil (UKM) adalah
pada akses pasar: informasi yang lengkap, jelas dan rinci mengenai peluang
untuk memasarkan produk yang dihasilkan. Sebagaimana di utarakan oleh Tung
Desam Waringin bahwa kemampuan mengakses pasar merupakan salah satu kunci pokok
untuk memenangkan persaingan. Sebab pasar adalah sasaran terakhir untuk
menyerap produk yang dihasilkan.
Ketersedianya website dan pameran atau promosi
tidaklah cukup jika setelah pameran atau promosi itu tidak ada follow up. Ada
beberapa upaya untuk memasarkan Keramik Klampok diantaranya satu,membuat brosur
yang menarik, simple tetapi detail, disini peran pemerintah adalah menggandeng
misalkan pengusaha hotel. Sehingga terasa janggal boleh dikata terasa lucu
ketika Pemerintah Daerah memasarkan tentang potensi pariwisata daerahnya,
tetapi tidak jelas siapa yang akan “mengurus” para turis ketika datang, dan
dengan cara “bagaimana”. Belajar dari kejuaraan dunia arung jeram, tempat
penyelenggaraan di Banjarnegara tetapi para atlet menginapnya di Wonosobo yang
mempunyai hotel berbintang; Kedua,membuat desain yang diinginkan pasar akan
memperkuat daya saing; Ketiga adanya Business Center , Tourist Information atau
nama apapun yang mandiri, bukan sampingan yang dikelola oleh tenaga yang
kompeten di bidangnya sehingga mampu mencari informasi mengenai pembeli dan
penjual, informasi yang dikumpulkan dibuatlah strategi dengan tahapan dan
proses yang jelas bisa terukur.
Setelah semua jalan, tinggal meningkatkan design, stabilitas
kualitas produk untuk pemenuhan pasar, manajemen produksi, pasar dan kualitas
yang berkelanjutan.
Read More »28 June | 0komentar