1. Persiapan
Dalam pembuatan paving atau pencetak paving maka ada beberapa pilihan jenis alat atau mesin yang harus anda pertimbangkan, umumnya ada yang dikenal dengan mesin otomatis dan manual sehingga tidak perlu mesin yang besar dan pengerjaannya masih dibantu oleh tenaga manusia.
Dalam persiapan kita hanya perlu menyediakan
pasir, semen dan air bisa juga water glass.
2. Bahan
Bahan baku paving block yang utama adalah :
· Pasir
· Semen
· Air/Water Glass
3. Alat
Pembuatan paving Block bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara otomatis dan manual. Pembuatan secara otomatis dapat menghasilkan empat paving block dalam sekali pencetakan, kita akan cepat mendapatkan paving dalam waktu yang tidak terlalu lama, tenaga yang kita gunakan pun tidak terlalu banyak,dan pengerjaannya tidak terlalu sulit.
Sedangkan dalam pencetakan manual kita hanya dapat menghasilkan satu paving dalam sekali cetak dan tenaga yang kita gunakan pun cukup besar, karena dalam alat manual ini kualitas paving ditentukan dari kuatnya kita menekan tuas pada alat tersebut.
4. Cara Kerja
Berikut langkah-langkah atau prosedur pembuatan paving blok dengan menggunakan alat otomatis:
Saring pasir dengan menggunakan saringan
Tentukan perbandingan campuran yang akan dipergunakan :
- 1:5 untuk Badan Paving
- 1:3 untuk Kepala Paving
Setelah bahan ditakar sesuai dengan perbandingan campuran, campur dan aduk sampai rata dalam keadaan lembab. Untuk pembuatan kepala paving pengadukan bahan digunakan dengan mengggunakan molen, dan untuk pengadukan badan paving bisa menggunakan cangkul atau sekop.
Masukkan bahan badan paving yang telah dicampur kedalam cetakan dengan dipadatkan oleh getaran, supaya ada ruang untuk pembentukan kepala dan kemudian cetakan dibalik dan diangkat secara perlahan-lahan.
Setelah tercetak, simpan paving ditempat yang teduh dan lembab.
Setelah 24 jam, paving dilepas dari plat alasnya dan direndam dalam air selama 3 hari.
Selanjutnya paving diangin-anginkan dan diangkat selama 14 hari, setelah kering paving siap dipakai setelah umur 28 hari.
Berikut langkah-langkah atau prosedur pembuatan paving blok dengan menggunakan alat manual :
Saring pasir dengan menggunakan saringan
Tentukan perbandingan campuran yang akan dipergunakan
- 1:5 untuk Badan Paving
- 1:3 untuk Kepala Paving
Setelah bahan ditakar sesuai dengan perbandingan campuran, campur dan aduk sampai rata dalam keadaan lembab.
Untuk pembuatan kepala paving pengadukan bahan digunakan dengan mengggunakan molen, dan untuk pengadukan badan paving bisa menggunakan cangkul atau sekop.
· Masukkan bahan kepala paving yang telah dicampur kedalam cetakan kemudian setelah itu masukkan bahan badan, tutup cetakan dan kunci.
Tekan tuas alat sekuat mungkin, seperti halnya kita bermain jungkat-jungkit, setelah itu buka tutup cetakan kemudian angkat perlahan-lahan.
Setelah tercetak, simpan paving ditempat yang teduh dan lembab.
Setelah 24 jam, paving dilepas dari plat alasnya dan direndam dalam air selama 3 hari.
Selanjutnya paving diangin-anginkan dan diangkat selama 14 hari, setelah kering paving siap dipakai setelah umur 28 hari.
5. Hasil Akhir (Output)
Pembentukan paving block banyak macamnya, ada yang berbentuk segi enam, persegi panjang dan sebagainya.
Dalam memasang paving block, kita harus benar-benar memperhatikan tingkat ketepatannya dan ksesuaiannya dengan prosedur. Tujuannya ialah agar struktur pasangan yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, rapi, dan awet. Menurut SNI 03-2403-1991 tentang Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci untuk Permukaan Jalan, pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan paving block antara lain pemasangan paving block baru, pembongkaran pasangan paving block lama, perataan (leveling) tanah dasar di bawah lapisan pasir, pengadaan alat bantu kerja, dan uji laboratorium untuk mengetahui mutu kuat tekan jalan paving tersebut.
Bahan-bahan yang diperlukan :
Paving block yang memiliki spesifikasi sesuai dengan kebutuhan. Apakah paving block yang berbentuk persegi atau segi banyak? Apakah paving block yang mempunyai ketebalan 60 mm, 80 mm, atau 100 mm? Apakah paving block yang bermutu fc’ 37,35 Mpa atau fc’ 27,00 Mpa? Apakah paving block yang berwarna abu-abu, hitam, atau merah?
Pasir yang memiliki ukuran butir yang tajam sekitar 2,4 mm dan telah diayak. Kandungan air di dalam pasir tersebut juga sebaiknya tidak boleh lebih dari 5 persen dengan kandungan lumpur maksimal 10 persen. Spesifikasi pasir seperti ini memungkinkan air yang mengalir di atasnya dapat meresap ke dalam pori-pori tanah dengan lancar.
Alat-alat yang digunakan :
Benang
Jidar
Sapu lidi
Potongan besi
Sikat ijuk
Pemadat penggetar (vibro compactor)
Songkro
Palu kayu
Lori
Alat potong paving block
Waterpass
Langkah-langkah kerja pemasangan :
Langkah 1 :
Persiapan Awal
Pemeriksaan pondasi bertujuan untuk memastikan pondasi dibangun dengan tepat. Usahakan kondisi permukaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas sudah rata, tidak bergelombang, dan rapat. Perhatikan pasir alas tidak boleh dipakai untuk memperbaiki kekurangan pondasi karena spesifikasinya berbeda. Cek tingkat kemiringan pondasi untuk jalan kendaraan adalah 2,5 persen dan untuk trotoar adalah 2 persen.
Ukuran lebar pondasi juga harus cukup sampai di bawah beton penahan dan beton pembatas.
Setelah itu, dilakukan penentuan lokasi titik awal pemasangan khususnya pada tanah miring sehingga paving block yang telah terpasang tidak tergeser. Jadi proses pemasangannya nanti dilakukan dengan berurut-urutan yang dimulai dari satu sisi tadi. Hindari pemasangan paving block secara acak karena akan mengacaukan jalannya pekerjaan.
Supaya proses pemasangan paving block dapat terlaksana dengan baik, Anda perlu memasang benang pembantu sebagai pembatas area kerja. Pemasangan benang pembantu ini dilakukan setiap jarak 4-5 meter. Apabila di area kerja terdapat fitur-fitur seperti lubang drainase, bak tanaman, dan konstruksi lainnya, maka diperlukan benang pembantu tambahan untuk mempertahankan pola ikatan paving block.
Langkah 2 :
Pemasangan Beton
Beton pembatas (kanstin) adalah bagian perkerasan paving block yang berfungsi untuk menghimpit dan menahan lapisannya sehingga saling mengunci dan tidak tergeser sewaktu menerima beban. Pemasangan beton pembatas ini harus dikerjakan sebelum proses penebaran pasir alas. Ada bermacam-macam bentuk beton pembatas dengan proses pembuatan yang beraneka ragam pula seperti beton pracetak, beton cor di tempat, dan sebagainya.
Untuk membuat beton pembatas, mulailah dengan membangun lapisan beton penahan secara rata dengan ketebalan minimal 7 cm. Kemudian segera pasang beton pembatas di atas lapisan tersebut selagi kondisinya masih basah agar kelurusan dan ketinggian beton pembatas dapat disesuaikan dengan mudah. Lalu tuangkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas. Setelah beton penahan agak mengering, timbun tanah di atasnya. Beberapa orang kerap memadukan beton pembatas dengan tali air dan mulut air sebagai saluran drainase air.
Langkah 3 :
Penebaran Pasir Alas
Pasir alas yang digunakan untuk menutupi susunan paving block harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Di antaranya yaitu butiran kasar, tajam, berurutan maksimal 9.5 mm, bersih dari lumpur dan kotoran, kadar airnya kurang dari 10%, serta bersifat gembur.
Pasir ini lantas dihamparkan sedemikian rupa di atas paving block menggunakan jidar untuk menghasilkan ketebalan yang seragam yakni 5 cm.
Oleh sebab itu, pengerjaan penghamparan pasir ini idealnya dilakukan dengan gundukan-gundukan kecil supaya ringan dalam menarik jidar. Pasir alas yang sudah ditebarkan dengan rata kemudian dijaga agar tidak terinjak atau ditumpuki material.
Langkah 4 :
Pemasangan Paving Block
Pelaksanaan pemasangan paving block biasanya dilakukan dengan menyusunnya menurut pola-pola tertentu. Beberapa pola pasangan yang umum diterapkan antara lain pola susunan bata, pola anyaman tikar, dan pola tulang ikan. Perlu kehati-hatian yang tinggi saat memasang paving block sesuai pola, khususnya pada barisan pertama.
Pastikan proses pemasangan ini selalu memperhatikan benang pembantu supaya susunannya membentuk pola yang baik.
Selama proses pemasangan berlangsung, pekerja harus selalu berada di atas paving yang telah terpasang dengan arah kerja ke depan supaya tidak menimbulkan lendutan ke bawah. Setelah paving block terpasang sempurna, celah-celah yang ada di antaranya lalu diisi memakai nat berupa abu batu. Terakhir padatkan paving block menggunakan roller atau stamper sebanyak 1-2 kali putaran sehingga timbul daya saling mencengkeram antar-paving block.
Pemasangan paving block, sebelum paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan menggunakan mesin roller (wales) atau stamper kuda. hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas.
Sebelum pekerjaan pemasangan paving di mulai, harus memperhatikan syaratsyarat yang harus dipenuhi sebagai berikut: 1. lapisan subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang di perlukan untuk kemiringan drainage (water run off) yaitu minimal 1,5 %. subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut harus di padatkan sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang di butuhkan. ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.
2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi
teknis yang di butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus
mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan.
Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving.
3. Kanstin Beton /Penguat
Tepi
Kanstin beton atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah di pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving
pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada
hasil akhirnya.
4. Drainage/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus
sudah di pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini
sangat wajib dilakukan untuk effisiensi waktu/kecepatan
pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang
akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu
sendiri karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
5. Langkah-langkah pekerjaan paving blok :
a. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah
level.
b. Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block
yang sudah terpasang tidak bergeser.
c. Gelar abu batu atau pasir mengikuti kemiringan yang telah ditentukan
kemudian diratakan dengan menggunakan jidar kayu.
d. Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan,
sementara pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah
terpasang.
e. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (laslasan), potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving
block / paving block cutter.
f. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya di lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan abu batu atau pasir.
g. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu
batu.
h. Pekerjaan pemasangan paving blok selesai
Muatan adalah beban yang bekerja pada suatu struktur yang mempunyai besaran, arah dan garis gaya.
Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung ( PPIUG ), beban atau muatan
dibagi atas 5 macam :
1. Beban Mati ( Dead Load ) --- M, adalah beban
yang bersifat tetap atau konstan.
Contoh : beban
struktur sendiri seperti atap, rangka atap, balok,
lantai, dll.
2. Beban Hidup ( Live Load ) --- H, adalah beban
yang bersifat tidak tetap, bergerak, berubah
sewaktu-waktu. Contoh : manusia, berbagai
perabot, dll.
3. Beban Angin ( Wind Load ) --- A, adalah beban
berupa angin dengan segala arah dan
kecepatannya.
4. Beban Gempa ( Earthquake Load ) --- G, adalah
beban berupa gempa bumi atau pergerakan
(pergeseran) lapisan tanah bumi.
5. Beban Khusus ( Special Load ) --- K, adalah
beban-beban yang merupakan penyederhanaan
kenyataan sehari-hari. Contoh : penurunan
(settlement), efek cuaca, panas, suhu, temperatur,
susut (shrinkage), dll.
Jenis Muatan berasarkan dari bentuk pembebanan kepada suatu
konstruksi, beban dapat dibedakan menjadi :
1. Beban atau Muatan Terpusat ( Muatan Titik ),
adalah beban atau muatan yang tertuju pada satu
titik. Contoh : manusia, perabot, benturan, muatan ban kereta api terhadap rel dll.
Beban Titik disimbulkan dengan Huruf P (P besar).
Berat manusia diibaratkan beban titik
Luas singgung Roda Kereta Api terhadap rel keci, dianggap sebagai beban titik
Muatan Titik adalah muatan yang luas singgung terhadap bidang singgung kecil sehingga diabaikan (berupa titik).
2. Beban atau Muatan Terbagi/ Muatan Merata, adalah beban atau
muatan yang tidak tertuju pada satu titik, tapi
terbagi pada bagian atau seluruh elemen struktur
tersebut.
Beban merata dilambangkan dengan q
satuan Kg/m atau T/m
Berat (Q) = q x l
Luas singgung terhadap bidang singgung besar sehingga tidak bisa diabaikan.
3. Beban Berbentuk Segitiga
Beban tidak merata dapat berupa beban berbentuk segitiga baik
satu sisi maupun dua sisi, berbentuk trapesium dsb. Satuan beban ini
dalam newton per meter pada bagian ban yang paling besar lihat.
Contoh Perhitungan pembeban pada lantai dan Pembebanan tekanan air pada dinding kolam.
Diatas adalah gaya Aksi (yang mengenai suatu benda). Ada Gaya Reaksi, sebagai rekasi terhadap aksi yang dilakukan oleh gaya reaksi. Arah berlawanan dengan Gaya Aksi
GAYA REAKSI
Gaya Reaksi biasanya terjadi pada tumpuan sebagai akibat/perlawanan agar tetap stabil karena adanya aksi yang mengenai benda. Berikut adalah macam-macam tumpuan KLIK
Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda itu diam atau bergerak. Saat benda itu sedang bergerak kemudian diam bekerja gaya. Saat benda itu diam kemudian bergerak maka itulah gaya.
Gaya dilambangkan dengan tanda panah
Simbol Gaya
A = Titik Tangkap Gaya
B = Arah Gaya
P = Besar Gaya
l = Garis kerja gaya: garis yang dilalui oleh gaya
B. Sifat Gaya
Gaya dilambangkan dengan Huruf P atau F.
Sifat Gaya :
1. Mempunyai besaran
2. Mempunyai arah
3. Mempunyai titik tangkap
C. Komposisi Gaya
Gaya-gaya kolinier (colinear forces) = gaya-gaya yang segaris kerjanya terletak pada satu garis lurus
Gaya-gaya koplanar (coplanar forces) = gaya-gaya yang garis kerjanya terletak pada satu bidang rata
Gaya-gaya ruang (three dimensional system of forces) = gaya-gaya yang bekerja didalam ruang Gaya-gaya konkuren (concurrent forces) = gaya-gaya yang garis kerjanya melalui sebuah titik sedang jika sebaliknya disebut nonkonkuren
Gaya-gaya sejajar = gaya-gaya yang garis kerjanya sejajar baik pada bidang rata maupun dalam ruang