Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Klasifikasi Struktur Pada Konstruksi


Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban oleh adanya bangunan diatas tanah.Fungsi struktur dapat disimpulkan untuk memberikan kekuatan dan kekakuan yang di perlukan untuk mencegah sebuah bangunan mengalami sebuah keruntuhan.Struktur merupakan bagian bangunan yang merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban.Beban beban tersebut menumpu pada elemen elemen untuk selanjutnya di salurkan kebagian bawah tanah bangunan sehingga beban beban tersebut akhirnya dapat di tahan. Untuk dapat memahami suatu bidang ilmu termasuk struktur bangunan maka pengetahuan tentang bagaimana kelompok kelompok dalam struktur dibedakan, di urutkan dan diberi nama secara sistematis sangat di perlukan.
Pengatahuan tentang kriteria dan kemungkinan hubungan dari bentuk bentuk menjadi dasar untuk mengklasifikasikan struktur bangunan. Metode umum yang sering digunakan adalah mengklasifikasikan elemen struktur dan sistemnya menurut bentuk dan sifat fisik dari suatu konstruksi
A. Klasifikasi struktur
    1.     Klasifikasi struktur berdasarkan geometrid an bentuk dasarnya :
a.  Elemen garis adalah elemen yang panjang dan langsing dengan potongan melintang nya lebih kecil dibandingkan ukuran panjangnya.Elemen garis dapat dibedakan menjadi elemen lurus dan elemen melengkung.
b.   Elemen permukaan adalah elemen yang ketebalannya lebih kecil dari pada ukuran panjang nya.Elemen datar dapat berupa datar atau lengkung.Elemen lengkung bisa berupa lengkung tunggal atau lengkung ganda.
2.   Klasifikasi struktur berdasarkan karakteristik kekakuan elemen :
c . Elemen kaku, biasanya sebagai elemen yang tidak mengalami perubahan bentuk yang cukup besar apabila mengalami tekanan beban.
d.   Elemen tidak kaku atau fleksibel, misalnya kabel yang berubah menjadi bentuk tertentu pada suatu kondisi pembebanannya.Struktur fleksibel akan mempertahankan keutuhan fisik nya meskipun bentuknya berubah-ubah.
3.     Berdasarkan susunan elemen :
a. System satu arah, dengan mekanime transfer beban dari struktur untuk menyalurkan ketanah merupakan aksi satu arah saja.Sebuah balok yang terbentang pada dua titik tumpuan adalh contoh system satu arah.
b.  System dua arah dengan system bersilang yang terletak diantara dua titik tumpuan dan tidak terletak diatas garis yang sama.
4.     berdasarkan material pembentuknya di bedakan :
- Struktur kayu
Struktur baja
Struktur beton,dll

B. Elemen-elemen utama struktur.
Elemen-elemen struktur utama seperti pada gambar 3 di kelompok kan menjadi 3 kelompok utama yaitu :
a. Elemen  kaku yang umum digunakan yaitu balok, kolom, pelengkung, pelat datar, pelat berpelengkungan dan cangkang.
b.  Elemen tidak kaku atau fleksibel seperti kabel, membrane atau kabel berpelengkung tunggal maupun ganda.
c. ·Elemen elemen yang merupakan rangkaian dari elemen elemen tunggal : rangka, rangka batang, kubah dan jaring.


Disarikan dari berbagai sumber

Read More »
15 September | 1komentar

Materi 1: Elemen Struktur Utama


Bangunan atau gedung tersusun dari beberapa elemen, elemen horizontal dan vertikal terutama adalah berkaitan dengan stuktur. Terkait dengan stuktur terdapat beberapa elemen utama yaitu:

a) Balok dan Kolom 
Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas elemen kaku vertikal. Elemen horisontal (balok) memikul beban yang bekerja secara transversal dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertikal (kolom) yang menumpunya. Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan menyalurkan beban tersebut ke tanah.


Kolom utama (struktur) adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm)
Kolom Praktiskolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut).
Balok akan melentur sebagai akibat dari beban yang bekerja secara transversal, sehingga balok sering disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada umumnya mengalami gaya aksial saja. Pada suatu bangunan struktur balok dapat merupakan balok tunggal di atas tumpuan sederhana ataupun balok menerus. Pada umumnya balok menerus merupakan struktur yang lebih menguntungkan dibanding balok bentangan tunggal di atas dua tumpuan sederhana. 

b) Rangka 
Struktur rangka secara sederhana sama dengan jenis balok-tiang (post-and-beam), tetapi dengan aksi struktural yang berbeda karena adanya titik hubung kaku antar elemen vertikal dan elemen horisontalnya. Kekakuan titik hubung ini memberi kestabilan terhadap gaya lateral. Pada sistem rangka ini, balok maupun kolom akan melentur sebagai akibat adanya aksi beban pada struktur. Pada struktur rangka panjang setiap elemen terbatas, sehingga biasanya akan dibuat dengan pola berulang. 


Menurut Benny Puspantoro, Akademisi Arsitektur Unika Atma Jaya dalam bukunya “Konstruksi Bangunan Gedung Tidak Bertingkat” menyimpulkan, setidaknya terdapat empat syarat yang harus diperhatikan dalam membuat rangka bangunan:
1. Rangka bangunan harus mempertimbangkan kestabilan yang mantap, untuk memberikan bentuk yang permanen dan mampu mendukung konstruksi atap rumah.
2. Rangka bangunan bisa memberikan keindahan yang anggun dan artistik.
3. Rangka bangunan dapat memberikan kenyamanan tinggal bagi penghuninya.
4. Rangka bangunan menggunakan bahan yang banyak terdapat di lokasi pekerjaan, agar harga bangunannya menjadi murah.
Untuk bangunan rumah tidak bertingkat yang dinding-dinding penyekatnya dari pasangan bata, harus diberi perkuatan konstruksi beton bertulang praktis, seperti balok sloof, kolom praktis dan balok atas (balok keliling, ringbalk).
c) Rangka Batang 
Rangka batang (trusses) adalah struktur yang dibuat dengan menyusun elemen linier berbentuk batang-batang yang relatif pendek dan lurus menjadi pola-pola segitiga. Rangka batang yang terdiri atas elemenelemen diskrit akan melendut secara keseluruhan apabila mengalami pembebanan seperti halnya balok yang terbebani transversal. Setiap elemen batangnya tidak melentur tetapi hanya akan mengalami gaya tarik atau tekan saja. 

d) Dinding dan Plat 

Pelat datar dan dinding adalah struktur kaku pembentuk permukaan.Suatu dinding pemikul beban dapat memikul beban baik beban yang bekerja dalam arah vertikal maupun beban lateral seperti beban angin maupun gempa. Jika struktur dinding terbuat dari susunan material kecil seperti bata, maka kekuatan terhadap beban dalam arah tegak lurus menjadi sangat terbatas. Struktur pelat datar digunakan secara horisontal dan memikul beban sebagai lentur dan meneruskannya ke tumpuan. Struktur pelat dapat terbuat dari beton bertulang ataupun baja. Pelat horisontal dapat dibuat dengan pola susunan elemen garis yang kaku dan pendek, dan bentuk segitiga tiga dimensi digunakan untuk memperoleh kekakuan yang lebih baik. Struktur pelat dapat berupa pelat lipat (folded plate) yang merupakan pelat kaku, sempit, panjang, yang digabungkan di sepanjang sisi panjangnya dan digunakan dengan bentang horizontal.

Latihan Soal;



Klik Disini untuk Lihat RPP

Evaluasi:

Read More »
07 September | 0komentar

Perencanaan Matang Sebuah Rumah

Perencanaan sebuah rumah banyak sekali yang harus diperhatikan. Tahapan-tahapan tersebut sebaiknya diperhitungkan secara matang dan benar. Perhitungan matang ini menghindari penyesalan jika rumah tersebut telah dibangun. Mulai jumlah kamar (disesuaikan dengan Jumlah penghuni), sirkulasi udara dan sebagainya. 
1. Menentukan persentase luas lahan yang akan dibangun. Ini terkait dengan garis sepadan bangunan dan luas halaman yang anda inginkan. Idealnya setiap rumah memiliki halaman sebagai resapan dan menciptakan sirkulasi udara yang baik. Dukung program satu orang satu pohon untuk kelestarian bumi kita…..go green go!!!….. 
2. Sesuaikan kebutuhan ruangan dengan ketersediaan lahan.. Fenomena yang umum terjadi di kota besar adalah keterbatasan lahan dan tingginya harga tanah. Namun kebutuhan ruang sering kali tak dapat ditunda. Solusinya adalah membangun rumah bertingkat. 
3. Membuat Denah Rumah. Ini tahapan penting yang membutuhkan waktu dan kecermatan. Diskusikan dengan anggota keluarga jika perlu. Siapa tau kita bisa mendapatkan ide ide segar. 
Untuk rumah yang lebih besar mintalah bantuan Arsitek. Mereka mempunyai keahlian khusus untuk memadukan unsur keamanan, kenyamanan, estetika dan legalitas dalam paduan yang seimbang.
 4. Tentukan gaya rumah anda. Ini menentukan tampilan fasade, warna dan material finishing. Mungkin anda suka dengan gaya minimalis, klasik, country, mediterenian atau gaya bebas yang anda ciptakan sendiri. 
 5. Memilih material bangunan. Material akan menentukan biaya yang dibutuhkan. Kita tentunya menginginkan material yang bagus dengan harga yang murah. Tentunya ini sulit dan membutuhkan keahlian untuk menyiasatinya. 
6. Membuat Rencana Anggaran Biaya Pembangunan. Secara garis besar biaya untuk pembangunan rumah terdiri atas biaya bahan bangunan dan upah pekerja. Bagi kontraktor yang berpengalaman biaya bisa dihitung secara kasar per m2. 
Misalnya 2,5 juta/m2 yang sudah termasuk upah pekerja dan material. 
7. Membuat Ijin Mendirikan Bangunan. IMB tidak hanya ditujukan untuk mendirikan bangunan baru tetapi juga untuk merenovasi, memperbaiki, menambah atau mengubah suatu bangunan. 
8. Jadwalkan pekerjaan pembangunan rumah anda. Buatlah target pelaksanaan pekerjaan sesuai kebutuhan. Perhatikan juga faktor cuaca. Udara lembab pada musim hujan dapat menimbulkan banyak masalah. Tahap Perencanaan menentukan kelancaran pelaksanaan pekerjaan pembangunan rumah anda. Banyak terjadi karena perencanaan yang tidak matang terjadi bongkar pasang pada pelaksanaan. Waktu menjadi molor dan biayapun membengkak. Pastikan perencanaan yang matang sebelum melanjutkan ke tahap pelaksanaan.

Read More »
23 July | 0komentar

Fenomena Silaturahmi dan Halal Bi Halal



Fenomena budaya indonesia yang berlangsung setelah pelaksanaan ibadah puasa adalah kebiasaan untuk melaksanakan kegiatan halal bi halal. Kegiatan seperti ini sebagai sebuah budaya bangsa indonesia. Pengenalan istilah mudik lebaran ini pun tidak akan dapat dipisahkan dengan budaya halal bi halal.
Halal Bi Halal adalah refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan, dan saling memberi kasih sayang. Fenomena Halal Bihalal sudah menjadi budaya. Budaya memaafkan, saling mengunjungi dan saling berbagi kasih sayang. Halal-bihalal yang merupakan tradisi khas bangsa Indonesia akhirnya menjadi sebuah simbol yang merefleksikan bahwa Islam adalah agama toleran, yang mengedepankan pendekatan hidup rukun dengan semua agama.
Perbedaan agama bukanlah tanda untuk saling memusuhi dan mencurigai, tetapi hanyalah sebagai sarana untuk saling berlomba-lomba dalam kebajikan. Dibalik kepopulerannya, dari mana asal kata Halal Bihalal? Istilah Halal bi halal terdengar seperti berasal dari bahasa Arab.
Namun sebenarnya istilah ini sama sekali tidak dikenal oleh kalangan bangsa Arab, tidak pula ada pada zaman Nabi saw. dan para sahabat. Karenanya, kamus bahasa Arab juga tak mengenal istilah itu. Justru halal bihalal masuk dan diserap Bahasa Indonesia dan diartikan sebagai “hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dsb) oleh sekelompok orang dan merupakan suatu kebiasaan khas Indonesia.”
Yang dijaman Rosululloh saw hanya mengenal istilah silaturahmi.
Menurut Ensiklopedi Islam, 2000, hingga abad sekarang; baik di negara-negara Arab mau pun di negara Islam lainnya (kecuali di Indonesia) tradisi ini tidak memasyarakat atau tidak ditemukan. Halal bi halal bukan bahasa Arab. Ensiklopedi Indonesia, 1978, menyebutkan halal bi halal berasal dari bahasa (lafadz) Arab yang tidak berdasarkan tata bahasa Arab (ilmu nahwu), sebagai pengganti istilah silaturahmi. Sebuah tradisi yang telah melembaga di kalangan penduduk Indonesia

Read More »
20 July | 0komentar