Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Mindfulness, Perbaikan Mental dan Fokus


Mindfulness adalah cara penting untuk mendukung perbaikan mental dan fokus. Mindfulness juga memungkinkan Anda menjadi lebih sadar akan diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar. Jadi, Belajar untuk sepenuhnya hadir dan terhubung dengan lingkungan. Mempraktikan Mindfulness dengan pernapasan ketika pertama kali bangun di pagi hari sebelum beranjak dari tempat tidur.
Perhatikan perubahan dalam postur tubuh. Hal ini akan membantu membawa kesadaran pada transisi.
Atau bisa juga luangkan waktu untuk memperhatikan rasa, tekstur, dan bau saat makan atau minum. Pikirkan dari mana makanan itu berasal dan semua koneksi yang telah dibuat sebelum makanan tersebut terhidang dihadapan Anda. Setelah itu, rasakan kenikmatan rasanya.

Dalam kondisi yang menekan, misalnya karena tuntutan yang terlalu besar atau terlalu banyak, beban kerja bukannya berkurang malah semakin menumpuk, pimpinan sekolah tidak dapat berkompromi, rekan kerja menolak bekerja sama, murid dinilai tidak mendengarkan, bahkan keadaan dalam pasangan ataupun anggota keluarga lain memiliki tuntutan yang berbeda lagi. Kita dapat berada dalam situasi-situasi tersebut secara sekaligus ataupun hanya beberapa saja. 
Sebagai guru, skenario demikian tidaklah terelakkan. Untuk itu, berhadapan dengan situasi dan kondisi demikian dapat menjadi pemicu munculnya emosi kuat seperti frustasi, marah, stres, dan berbagai campuran emosi lainnya yang mungkin tidak dapat kita identifikasi. Emosi-emosi kuat yang muncul ini mempengaruhi diri kita secara sadar dan tidak sadar; dapat terlihat dari bagaimana kita memandang dan merespon orang lain dalam sebuah interaksi, efektivitas pekerjaan, hingga pada keputusankeputusan hidup yang diambil. 
Pada umumnya, seorang manusia dewasa yang tidur kurang lebih 8 jam perhari, memiliki 6000 pikiran dalam sehari (Tseng and Poppenk, 2020). Bayangkan betapa sibuknya pikiran kita. Karena sangat cair, pikiran dapat bergerak ke masa depan dan menimbulkan perasaan khawatir. Pikiran juga dapat bergerak ke masa lalu yang seringkali menimbulkan perasaan menyesal. Pikiran berada dalam situasi terbaiknya jika terfokus pada situasi saat ini dan masa sekarang. Peran praktik kesadaran penuh (mindfulness) dapat membantu Anda dalam menyikapi, memproses, dan merespon permasalahan yang dihadapi untuk fokus pada situasi saat ini - bukan pada kekhawatiran akan masa yang akan datang ataupun penyesalan akan masa yang telah berlalu.

Kesadaran penuh itu sendiri dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada kondisi saat sekarang. Dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) yang sebenarnya telah ada dalam diri manusia secara alami tanpa perlu diajarkan ataupun ditumbuhkan. Akan tetapi pikiran merupakan bagian diri kita yang seringkali sulit dikendalikan. Sehingga kesadaran penuh yang sebenarnya telah dimiliki secara alami mengalami hambatan untuk benar-benar dialami. Peran praktik kesadaran penuh (mindfulness) akan sangat terlihat disini. Akan tetapi, perlu diingat bahwa praktik kesadaran penuh (mindfulness) bukan sebagai solusi pemecahan masalah, melainkan praktik yang membantu Anda dalam menyikapi, memproses, dan merespon permasalahan yang dihadapi untuk fokus pada situasi saat ini - bukan pada kekhawatiran akan masa yang akan datang ataupun penyesalan akan masa yang telah berlalu. Me
nurut Hawkins (2017), cara yang paling efektif untuk memahami kesadaran penuh (mindfulness) adalah dengan ‘mengalaminya’ sendiri. Bagaimana supaya kita dapat mengalami kesadaran penuh? Jawabannya adalah dengan berlatih. 

5 Kompetensi Sosial dan Emosional bagi guru dengan kompetensi berikut ini : 

1. Kesadaran Diri 
Kesadaran diri yang tinggi akan memberikan keterkaitan antara perasaan tindakan dan pikiran. Dengan hal ini maka kesadaran diri berkaitan dengan kemampuan dalam mengenali diri mengenai emosi, pikiran, dan nilai diri. Seseorang yang kurang mampu dalam mengidentifikasi diri akan sulit dalam mengontrol diri, beraktivitas, dan melakukan sosialisasi. 
2. Manajemen Diri 
 Dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk mengatur atau mengontrol emosi, pikiran, dan perilaku. Manajemen diri berkaitan dengan beberapa kemampuan seperti menahan hasrat dan nafsu, manajemen stress, mendisiplinkan diri, mengatur tujuan yang ingin dicapai, memotivasi diri, dan kemampuan dalam berorganisasi. Baca Juga: Berikut Pernyataan Menpan Banyak Daerah Terpencil Tidak Ada Guru Berstatus ASN 
3. Kesadaran Sosial 
 Kemampuan dalam menunjukan rasa empati kepada orang lain, yang berkaitan erat dengan etika berperilaku dan norma. Orang yang tidak memiliki kesadaran sosial akan dipenuhi dengan rasa benci, mudah menghakimi dan tidak memiliki pikiran yang terbuka. Dengan hal tersebut terdapat empat kemampuan yang harus dimiliki antara lain melihat dari perspektif atau berbagi macam sudut pandang, rasa empati, mengapresiasi dan menghormati orang lain. 
4. Kemampuan Berelasi 
 Kemampuan dalam diri seseorang untuk dapat membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan individu lain atau dengan suatu kelompok. Dalam kemampuan ini terdapat enam hal yang harus diperhatikan dan dipahami yaitu kemampuan berkomunikasi dengan baik dan jelas, mendengarkan dan memberikan respon yang baik, bekerja sama, menahan diri dari tekanan sosial, perundingan, dan menawarkan diri untuk membantu serta mencari bantuan apabila diperlukan. 
5. Membuat Keputusan Bertanggung Jawab 
 Membuat pilihan yang kostruktif dengan benar dan cara bertindak dengan etis, norma sosial dan keselamatan. Terdapat lima kemampuan dalam membuat keputusan bertanggung jawab yaitu mengidentifikasi masalah, menganalisa situasi, mengatasi masalah yang dihadapi, mempertimbangkan tanggung jawab, evaluasi dan introspeksi diri.
Share this article now on :

Post a Comment