Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

2.3.a.4.1.Eksplorasi Konsep Modul 2.3 - 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konteks Pendidikan


Berikut pendapat dari teman-teman CGP berkaitan dengan Eksplorasi konsep Modul 2.3. Halaman 8.:
Coaching melibatkan keyakinan bahwa setiap individu memiliki jawaban untuk masalah mereka sendiri di dalam dirinya. Seorang coach bukanlah ahli terhadap topik tertentu. Dalam proses coaching, fokusnya lebih kepada membantu individu untuk membuka potensi dirinya sendiri. Pada dasarnya, siapa pun dapat mengambil pendekatan coaching bagi orang lain, baik rekan sebaya, bawahan atau atasan.
Mentoring sebagai suatu proses dimana seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya. Konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Fasilitasi sebagai sebuah proses dimana seseorang yang dapat diterima oleh seluruh anggota kelompok, secara substantif berdiri netral, dan tidak punya otoritas mengambil kebijakan, melakukan intervensi untuk membantu kelompok memperbaiki cara-cara mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah, serta membuat keputusan, agar bisa meningkatkan efektivitas kelompok itu. Training merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.
selaku calon guru penggerak, saya harus dapat menjadi supervisor yang memiliki paradigma berpikir dan ketrampilan coaching dalam rangka pengembangan diri dan rekan sejawat. coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). sedangkan menurut Whitmore (2003) menyatakan bahwa coaching merupakan kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. coaching diberikan untuk membantu orang lain untuk belajar bukan mengajari. coaching memliki perbedaan dengan pengembangan diri lainya yang biasa dilakukan di sekolah diantaranya mentoring, konseling, fasilitasi dan trainning. dari kelima proses pengembangan diri ini coaching lebih sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan yang menuntun kodrat murid untukmemperbaiki perilaku agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Supervisi akademik ini dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 yaitu: 1) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang: a. interaktif; b. inspiratif; c. menyenangkan; d. menantang; e. memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan f. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik. supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah dan pembelajaran yang berpihak pada murid, Rangkaian supervisi akademik ini digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolahnya. kepala sekolah yang dapat mendorong kita sebagai warga sekolah untuk selalu mengembangkan kompetensi diri yaitu kepala sekolah yang dapat mengidentifikasi kebutuhan.
Pada dasarnya setiap orang baik itu murid maupun guru memiliki potensi di dalam diri mereka sendiri. Bagaimana mengetahui potensi dirinya terkadang perlu bantuan orang lain untuk menggalinya sehingga seseorang akan mampu memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Peran kita sebagai guru harus dapat menjadi coach bagi murid ataupun rekan yang lain dalam rangka menggali potensi yang dimilikinya. Bagaimana dengan guru yang potensinya juga masih belum dioptimalkan? siapa yang akan menjadi coach? tentunya yang pertama menjadi coach bagi rekan - rekan guru adalah kepala sekolah, jika berkaitan dengan pembelajaran maka kepala sekolah dapat menggali potensi guru dengan melakukan supervisi akademik. Rekan guru yang lain juga dapat menjadi coach bagi rekan lainnya.
Coaching sejalan dengan Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, hal tersebut juga menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid. Sebagai seorang Guru (pendidik/pamong) dengan semangat Tut Wuri Handayani, maka perlulah kita menghayati dan memaknai cara berpikir atau paradigma berpikir Ki Hajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching sebagai salah pendekatan komunikasi dengan semangat among (menuntun).
Karena Coaching melibatkan keyakinan bahwa setiap individu memiliki jawaban untuk masalah mereka sendiri di dalam dirinya.Seorang coach bukanlah ahli terhadap topik tertentu. Dalam proses coaching, fokusnya lebih kepada membantu individu untuk membuka potensi dirinya sendiri. Fokus sangat ditekankan pada individu dan apa yang ada di dalam kepala mereka, serta apa yang mereka rasakan. Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid. Sehingga kita sebagai “Among/coachee” harus mampu menuntun murid dengan menjadi coach yang baik.
Menurut saya, guru harus mampu mengembangkan potensi rekan sejawat melalui coaching untuk supervisi akademik. Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee. Dengan hal itu, maka kita sebagai Coach dapat sejalan dengan Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
Share this article now on :

Post a Comment