Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Paradigma berpikir Among


Dalam ruang kemerdekaan belajar, proses coaching juga merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak coach dan coachee. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam dapat membuat coachee melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga mendorong coachee berpikir secara kritis dan mendalam yang bermuara pada coachee dapat menemukan kekuatan diri dan potensinya untuk terus dikembangkan secara berkesinambungan atau menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Pengembangan kekuatan dan potensi diri inilah yang menjadi tugas seorang coach (pendidik/pamong). Apakah pengembangan diri seorang coachee cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang coachee. Pengembangan diri baik seorang coach atau coachee dapat dimaksimalkan dengan proses coaching. Coaching, sebagaimana telah dijelaskan pengertiannya dari awal memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi diri sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan.

Perhatikan tabel berikut ini

Jawaban dari Tema-teman GP:


dari tabel paradigma berpikir among digambarkan bahwa proses coaching merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru. dengan ketrampilan coaching tersebut maka antara guru dan murid merupakan mitra belajar yang dapat memberikan gambaran keselarasan dalam berinteraksi dan dialog. sehinga akan terbentuk kesepahaman diantara keduanya. selain itu coaching akan membuka ruang emansipasi diantara coach dan coachee. ruang ini memberikan peluang untuk menemukan kekuatan dan potensi yang dimiliki pada diri coachee. selanjutnya terjalin kasih dan persaudaraan dapat terjalin dengan proses coaching setiap interaksi dan dialog. dengan selalu berintraksi dan berdialog maka terbuka ruang perjumpaan pribadi dan terbangun rasa percaya dan kebebasan masing-masing antara coach dan coachee.
Coaching’ adalah salah satu gaya kepemimpinan penting yang diidentifikasi oleh Daniel Goleman. Keterampilan kunci dalam coaching adalah mengajukan pertanyaan bermakna yang tepat untuk membantu individu menemukan jalan keluar atas penyelesaian masalah mereka sendiri.
Proses coaching, sebagai sebuah latihan menguatkan semangat Tut Wuri Handayani yaitu mengikuti, mendampingi, mendorong kekuatan diri secara holistik berdasarkan cinta kasih dan persodaraan, tanpa pamrih, tanpa keinginan menguasai dan memaksa. Pengembangan kekuatan potensi diri inilah menjadi tugas coach/pendidik/pamong. Jadi kita sebagai guru memiliki tugas menjadi pamong bagi murid dan rekan sejawat.
Coaching memberikan presfektif keselarasan dalam berinteraksi dan berdialog antara coach dan coachee. Choacing memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi diri sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan
Proses coaching jika dikaitkan dengan konsep pendidikan yang disampaikan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan bersifat menuntun kodrat anak agar selamat dan bahagia. Maka seorang coach harus mampu menuntun anak mengembangkan semua potensi yang ada di dirinya agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, dengan memberi ruang kebebasan pada murid untuk menemukan kekutan yang ada pada dirinya. Sedangkan pendidik memiliki peran sebagai pamong yang mengarahkan dan memberdayakan murid agar tidak salah arah.
Share this article now on :

Post a Comment