Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Lokakarya 1 Program Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Purbalingga

Guru Penggerak Angkatan 6 Purbalingga

Guru sebagai pendidik profesional memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang bermuara pada peningkatan mutu lulusan. Efektifitas penyelenggaraan pendidikan sangat terkait erat dengan keberhasilan guru dalam melakukan pendampingan terhadap peserta didik. 
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) merupakan salah satu langkah strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui  Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya  menggerakkan ekosistem pendidikan serta stimulator dan mediator berbagai praktik baik yang dilakukan guru. 

Sebagai Komunitas Praktisi Program Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Purbalingga melakukan pertemuan dalam bentuk lokakarya 1 di SMK Negeri Jawa  Tengah pada Hari Sabtu, 29 Oktober 2022.
Hadir semua Calon Guru Penggerak yang terbagi dalam kelompok kelas. Setiap kelompok di dampingi 2 Pengajar Praktik.
Ada 4 kompetensi yang harus dipahami,dimaknai,dan diimplementasikan oleh Calon Guru Penggerak (CGP) pada kegiatan lokakarya 1 yaitu:
1. Mengembangkan diri dan orang lain, 
2. Memimpin pembelajaran, 
3. memimpin manajemen sekolah,
4. Memimpin pengembangan sekolah. 
Diharapkan dalam waktu 8  bulan ke depan, 4 kompetensi tersebut sudah melekat dan sudah diimplementasikan  oleh  CGP. 

Tujuan Lokakarya 
  1. CGP mengenal ekosistem belajar di program guru penggerak. 
  2. CGP dapat menjelaskan hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah. 
  3. CGP dapat menjelaskan penting dan manfaat komunitas praktisi baik untuk dirinya sendiri dan lingkungan belajar. 
  4. CGP dapat menjelaskan konsep, filosofi dan prinsip komuitas praktisi sebagai bagian dari peran guru penggerak. 
  5. CGP dapat mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi yang sudah ada. 
  6. CGP dapat mengaitkan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mewujudkan filosofi, nilai dan peran guru penggerak. 

Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah Lokakarya 1 Guru Penggerak merupakan wadah untuk mengembangkan kompetensi pemimpin pembelajaran dalam menggerakkan ekosistem pendidikan. 
Istilah Komunitas Praktisi diperkenalkan oleh Etienne Wenger dalam bukunya Community of Practice. Ia mengatakan bahwa Komunitas Praktisi adalah “Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin” (Wenger, 2012). 
Praktik dalam Komunitas Praktisi Guru adalah tugas dan peran guru sehari-hari dapat berupa praktik mengajar dan interaksi dengan murid atau orang tua.
Komunitas Praktisi merupakan wadah untuk mengembangkan kompetensi pemimpin pembelajaran dalam menggerakkan ekosistem pendidikan. Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. 
Komunitas Praktisi memiliki tujuan : 
Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran 
Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota 
Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka 
Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi
Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari 

Pemahaman Bermakna Komunitas Praktisi sebagai wadah untuk mengembangkan kompetensi pemimpin pembelajaran dalam menggerakkan ekosistem pendidikan. 
Produk yang Dihasilkan 
Pemetaan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mengoptimalkan perannya sebagai guru penggerak.

Tujuan belajar 
  • Peserta dapat menjelaskan hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah 
  • Peserta dapat menjelaskan pentingnya dan manfaat komunitas praktisi baik untuk dirinya sendiri dan lingkungan belajar 
  • Peserta dapat menjelaskan konsep, filosofi dan prinsip komunitas praktisi sebagai bagian dari peran guru penggerak 
  • Peserta dapat mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi yang sudah ada 
  • Peserta dapat mengaitkan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mewujudkan filosofi, nilai dan peran guru penggerak. 

Indikator keberhasilan 
  • Calon Guru Penggerak dapat menjelaskan definisi dan manfaat komunitas praktisi 
  • Calon Guru Penggerak dapat mengidentifikasi komunitas praktisi 
  • Calon Guru Penggerak dapat memetakan manfaat dan area kontrol di komunitas praktisi yang sudah ada.


Agenda 
  • Kepemimpinan dalam diri (Aktivitas untuk menjelaskan hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah) 
  • Melakukan diskusi komunitas praktisi 
  • Komunitas praktisi sekelilingku (mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi) 
  • Peran guru penggerak dalam menggerakkan komunitas praktisi 
  • Menggerakkan komunitas praktisi

Read More »
30 October | 0komentar

Peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun 2022

Pembina Upacara Hari Sumpah Pemuda Tahun 2022

Hari Sumpah Pemuda yang ke 94 tahun 2022 bertepatan pada hari Jumat. Hari Sumpah pemuda merefleksikan konggres pemuda II di Jakarta. Kongres Pemuda II pada diselenggarakan pada tanggal 27 dan 28 Oktober tahun 1928 silam. Kongres tersebut melahirkan ikrar para pemuda Indonesia yakni bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia, berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa yang satu yakni Bahasa Indonesia.
Tema peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 20022 adalah "Bersatu Bangun Bangsa". Tema ini memberikan pesan mendalam bahwa bersatu padu adalah harga mati yang harus dikuatkan untuk membangun ketangguhan, dengan ketangguhan dan persatuan menjadi kekuatan untuk melakukan pembangunan peradaban yang unggul sebagai eksistensi bangsa Indonesia. Tema ini menjadi pengejawantahan nilai agung Sumpah Pemuda dalam konteks kekinian dan yang akan datang.
meneruskan perjuangan kemerdekaan mewujudkan cita-cita pada saat ini dan sepanjang masa. Semangat untuk selalu bersungguh-sungguh membangun Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur secara dinamis sesuai konteks lingkungan strategis yang selalu berubah.
Apa yang dilakukan oleh pemuda di masa sekarang juga menjadi penentu kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Mandat pemuda saat ini adalah menjadikan nilai-nilai persatuan di atas segala-galanya. Memandang keberagaman sebagai anugerah yang berharga untuk dirangkai menjadi kekuatan yang luar biasa menggapai kejayaan Indonesia. Pemuda bukan hanya menjadi pelaku penting membangun ketangguhan bangsa dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045, tetapi juga menjadi tulang punggung untuk kejayaan bangsa sepanjang masa.
SMK Negeri 1 Bukateja melaksanakan upaca peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan melaksanakan Upacara Bendera yang dipimpin oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Bapak Sarastiana,SPd,MBA. Pembina Upacara membacakan sambutan dari Menteri Pemuda dan olah Raga.










Read More »
28 October | 0komentar

Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif


LATAR BELAKANG 
Guru berperan pada posisi kontrol manager yang bertanya dan membuat kesepakatan kelas. Hal ini dilakukan karena pendidik sebagai pamong yaitu “menuntun” menemukan kemerdekannya dalam belajar. Sekolah memiliki peran penting dalam membimbing, memperbaiki, dan mensosialisasikan kepada murid mengenai perilaku yang sesuai. Agar perubahan berhasil. Kolaborasi diperlukan melibatkan semua peran di komunitas sekolah. Sehingga tercipta lingkungan pendidikan yang kondusif
 
TUJUAN
1. Menumbuhkan dan menerapkan budaya positif di sekolah melalui pembiasaaan diri di lingkungan 
2. Mewujudkan siswa sebagai profil pelajar Pancasila

TOLOK UKUR 
1. Siswa menyusun Keyakinan Kelas 
2. Siswa Menyepakati Keyakinan Kelas
3. Peserta didik mengumpulkan tugas dari guru dengan tepat waktu. 
4. Peserta didik terbiasa membantu orangtua di rumah dalam kegiatan sehari-hari. 
5. Siswa menerapkan budaya positif secara konsisten

LINIMASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN 
Pertama: 
1. Melakukan diskusi dengan kepala sekolah dan rekan guru terkait rencana yang akan dilakukan yaitu membuat kesepakatan kelas. 
2. Menjelaskan kepada peserta didik tentang maksud dan tujuan kesepakatan kelas. 

Kedua 
1. Melakukan diskusi dengan peserta didik dalam menyusun kesepakatan kelas sebagai langkah awal membangun budaya positif di sekolah. Siswa mengumpulkan apa yang diinginkan untuk menjadi kesepakatan kelas 
2. Guru merangkum pendapat peserta didik yang kemudian akan dijadikan kesepakatan kelas yang dapat menumbuhkan budaya positi anak di sekolah melalui pembiasaan diri di lingkungan keluarga.



Keempat 
1. Melakukan refleksi bersama teman sejawat untuk menentukan tindak lanjut dan melakukan pengimbasan kepada guru 




 Dukungan yang Dibutuhkan 
Dukungan dari stakeholder pendidikan mulai dari pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, komite sekolah, orangtua/wali murid dan siswa SMK Negeri 1 Bukateja



Read More »
27 October | 0komentar

Elemen Profil Pelajar Panca Sila


Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Profil pelajar Pancasila harus dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan karena perannya yang penting. Profil ini perlu sederhana dan mudah diingat dan dijalankan baik oleh pendidik maupun oleh pelajar agar dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari. 
Profil pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: 
1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 
2) mandiri, 
3) bergotong-royong, 
4) berkebinekaan global, 
5) bernalar kritis, dan 
6) kreatif.

beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. 
Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: 
(a) akhlak beragama;
(b) akhlak pribadi;
(c) akhlak kepada manusia; 
(d) akhlak kepada alam; dan 
(e) akhlak bernegara.

mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari :
(a) Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi 
(b) Regulasi diri.

a. Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi 
Pelajar Pancasila yang mandiri senantiasa melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi mencakup refleksi terhadap kondisi diri, baik kelebihan maupun keterbatasan dirinya, serta situasi dan tuntutan perkembangan yang dihadapi. Hal ini akan membuat ia mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi. Kesadaran tersebut akan membantunya untuk dapat menetapkan tujuan pengembangan diri yang sesuai dengan kondisi diri dan situasi yang dihadapi, memilih strategi yang sesuai, serta mengantisipasi tantangan dan hambatan yang mungkin terjadi. 
b. Regulasi diri 
Pelajar Pancasila yang mandiri mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajar dan pengembangan dirinya baik di bidang akademik maupun non akademik. Ia mampu menetapkan tujuan pengembangan dirinya serta merencanakan strategi untuk mencapainya dengan didasari penilaian atas kemampuan dirinya dan tuntutan situasi yang dihadapinya. Pelaksanaan aktivitas pengembangan diri dapat dikendalikan olehnya sekaligus menjaga perilaku dan semangat agar tetap optimal untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Ia senantiasa memantau dan mengevaluasi upaya yang dilakukan dan hasil yang dicapainya. Ketika menemui permasalahan dalam belajar, ia tidak mudah menyerah dan akan berusaha mencari strategi atau metode yang lebih sesuai untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuannya.

--------------------------
bergotong-royong, 
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. 
Elemen-elemen dari bergotong royong adalah 
  • kolaborasi, 
  • kepedulian, dan
  •  berbagi

berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. 
Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi 
  • mengenal dan menghargai budaya, 
  • kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, 
  • refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
Dimensi Bernalar Kritis 
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. 
Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah 
  • memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, 
  • menganalisis dan mengevaluasi penalaran, 
  • merefleksi pemikiran dan 
  • proses berpikir dalam mengambilan keputusan.

Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. 
Elemen kunci dari kreatif terdiri dari 
  • menghasilkan gagasan yang orisinal 
  • menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal  
  • memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.

Read More »
25 October | 0komentar

Nilai-Nilai Kemanuasiaan : Kebajikan Universal




Sekolah adalah 'institusi moral' yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya. Seorang pemimpin di sekolah tersebut akan menghadapi situasi di mana mengambil suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah. Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal. 
Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti. Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang. 
Nilai- nilai kebajikan universal meliputi hal-hal seperti 
Keadilan, 
Tanggung Jawab, 
Kejujuran, Bersyukur, 
Lurus Hati, 
Berprinsip, 
Integritas, 
Kasih Sayang, 
Rajin, 
Komitmen, 
Percaya Diri, 
Kesabaran, dll

Seorang pemimpin di sekolah akan menghadapi situasi dimana mengambil suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal. Keputusan- keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah. 
Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip- prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal. Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti. Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang. 

Nilai kebajikan yang paling menarik menurut saya adalah Petunjuk Seumur Hidup dan Keterampilan Hidup ⟮Lifelong Guidelines and Life Skills). Lifelong Guidelines and Life Skills ini merupakan nilai kebajikan universal yang sangat berguna dan telah diterapkan di lingkungan sekolah, meskipun tidak secara tersurat. Karena penerapan nilai-nilai kebajikan dilakukan secara implisit, terintegrasi dalam setiap kegiatan sekolah. Dalam kegiatan pembelajaran dan pengambilan keputusan, nilai kebajikan Lifelong Guidelines and Life Skills telah diterapkan. 
Lifelong Guidelines and Life Skills ini tidak hanya penting sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan, tetapi juga sangat penting sebagai bekal murid dalam meenjalani kehidupan setelah tamat. Nilai kebajikan ini terlihat pada keseharian murid, interaksi antar murid, interaksi antara murid dengan guru, kegiatan pembelajaran, praktik kerja lapangan, praktikum kejuruan, organisasi kesiswaan, dan kegiatan sosial.

Read More »
22 October | 0komentar

Koneksi Antar Materi Modul 1.4





Unduh Tabel Rancangan Aksi Nyata 

Pada modul 1.4 mempelajari tentang Budaya positif. Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal. Budaya positif yang diterapkan di sekolah adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggungjawab. 
Dalam menciptakan budaya positif di sekolah perlu tindakan dan pemahaman bersama. Oleh sebab itu diperlukan adanya kolaborasi dari semua pihak yang ada di sekolah. Antara lain: Kepala Sekolah, rekan guru, murid dan orang tua serta lembaga kemasyarakatan lainnya yang dapat mendukung pelaksanaan budaya positif. 
Penerapan budaya positif dalam aktifitas belajar mengajar sehari-hari di sekolah sangat berkaitan dengan nilai lainnya. Misalnya penerapan budaya positif “tepat waktu” sangat erat kaitannya dengan penanaman nilai mandiri dan disiplin bagi murid. Melalui pembiasaan antri murid dapat mengembangkan kemandiriannya untuk datang di sekolah sesuai dengan waktunya. Menanamkan disiplin datang tepat waktu. 
Dari modul 1.1 sampai dengan modul 1.4 ini sangat erat kaitannya dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Budaya positif dilaksanakan sesuai dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. 
Oleh karena itu menurut KHD, pendidikan adalah tempat bersemainya benih-benih kebudayaan. Guru diibaratkan sebagai seorang petani yang mengelola dan menuntun siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi sesuai kodrat alamnya dan budaya positif agar dapat menjadi murid yang berprofil pelajar Pancasila (beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebinekaan global). 
Dalam menyusun program budaya positif juga diperlukan kolaborasi dengan murid. Sehingga murid tidak merasa terbebani dalam melaksanakan budaya positif. Murid diajak membuat suatu kesepakatan yang berpihak pada murid. Hal ini merupakan implementasi dari “Merdeka Belajar”. Selain itu, guru juga perlu menguasai dan mengaplikasikan nilai dan peran guru penggerak dalam melaksanakan budaya positif di sekolah. Antara lain: mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Budaya positif merupakan bagian dari visi guru penggerak. 



Mengembangkan Budaya positif untuk mampu mewujudkan visi guru penggerak yang tentu berimbas lebih luas menjadi visi sekolah. Yaitu “Mewujudkan Peserta didik yang memiliki karakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul dalam Bingkai Kebhinekaan”. Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan adanya kolaborasi kekuatan positif yang ada baik dari luar maupun dari dalam sekolah.
Pendekatan yang dilakukan melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan tahapan BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali impian, Jabarkan rencana, Atur eksekusi). Inkuiri Apresiatif adalah suatu pendekatan berbasis kekuatan positif. Dari sinilah, peran guru penggerak sangat penting dalam menularkan kebiasaan baik kepada guru lain dalam membangun budaya positif di sekolah. Antara lain:
  1. Guru penggerak harus mampu menjadi teladan 
  2. Menjalin kolaborasi dengan rekan guru lain dan seluruh warga sekolah dalam melaksanakan budaya positif 
  3. Menggerakkan komunitas praktisi yang ada di sekolah 
  4. Menjadi coach bagi guru lain serta mampu menjadi pemimpin dalam pembelajaran yang berpihak pada murid.
Guru penggerak harus bisa menumbuhkan budaya positif di kelas menjadi budaya positif di sekolah dan menjadi visi di sekolah. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara : 
1. Memulai dari diri sendiri dalam menumbuhkan budaya positif di kelas dan menajdi teladan bagi seluruh warga sekolah 
2. Mensosialisasikan dan berkolaborasi dengan rekan guru serta Kepala Sekolah 
3. Penuh kesabaran, keuletan, dan positif thinking terhadap penolakan ide dan pelanggaran 
 4. Terus melakukan refleksi dan perbaikan 

Read More »
18 October | 0komentar