Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Selamat Hari Raya 'Idul Fitri 1446H

 



Read More »
04 April | 0komentar

Safar Masjidil Haram,Masjid Nabawi dan Masjid Al Aqsa


Upaya dalam memperdalam keimanan dan meraih dapat dilakukan melalui berbagai cara dan media. Salah satunya adalah melalui cara/media syafar. Syafar ini berarti menuju ke. Sebagaimana Hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, "Tempat yang layak dijadikan tujuan safar hanyalah tiga masjid, yaitu Masjid Kabah (Masjidil Haram), Masjidku (Masjid Nabawi), dan Masjid Iliya (Masjid Al Aqsa)." (HR Muslim). 
Hadits ini menggambarkan keutamaan ketiga masjid suci yang sepatutnya menjadi tujuan untuk bersyafar. 
1. Masjidil Haram: 
Masjidil Haram berada di Mekah.Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Tempat yang layak dijadikan tujuan safar hanyalah tiga masjid, yaitu Masjid Kabah (Masjidil Haram), Masjidku (Masjid Nabawi) dan Masjid Iliya (Masjid Al Aqsa)." Melangkah ke tanah suci Mekah membuka lembaran baru keimanan dan ketaqwaan. Demikian juga pahala yang didapat 100.000 kali dibanding di masjid biasa.
2. Masjid Nabawi: 
Masjid Nabawi, terletak di Madinah, adalah tempat kedua yang sangat dianjurkan untuk dijadikan tujuan safar. Rasulullah SAW bersabda, "Satu shalat di Masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih baik daripada seribu shalat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram." Berkunjung ke sini memberikan kesempatan untuk merasakan ketenangan dan kedamaian yang sungguh istimewa, serta meresapi keindahan sejarah Islam. 
3. Masjid Al-Aqsa: 
Masjid Al-Aqsa di Yerusalem adalah tanah yang mendapat keistimewaan dari Alloh SWT dan RosulNya, Nabi Muhammad SAW. Hadits yang sama menegaskan bahwa perjalanan ke Masjid Al-Aqsa adalah sunnah yang dianjurkan. 

Satu usaha untuk menuju Sunnah Nabi Muhammad SAW tentang safar diatas mencoba untuk melakukan hal yang wajib dahulu yaitu Haji. Haji sebagai ibadah yang wajib

Read More »
28 March | 0komentar

Nuzulul Quran dan Peran Penting Sayyidah Khadijah RA


Kuliah Subuh 
18 Ramadhan 1446H
Ustadz : Alfin Nur Mustofa Kamil,S.Ag

Romadhon, adalah bulan yang penuh berkah dan kemuliaan bagi umat Islam. Di bulan inilah, Al-Quran, kitab suci terakhir, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Peristiwa turunnya Al-Quran ini dikenal sebagai Nuzulul Quran, sebuah momen penting dalam sejarah Islam yang menandai awal dari risalah kenabian Muhammad SAW. 
Asal Muasal Nuzulul Quran Nuzulul Quran terjadi pada malam Lailatul Qadar, salah satu malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW sedang beruzlah (menyendiri) di Gua Hira, sebuah gua kecil di Jabal Nur, dekat Makkah. Malaikat Jibril AS datang menemui beliau dan menyampaikan wahyu pertama, yaitu lima ayat pertama dari Surah Al-Alaq: 

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-Alaq: 1-5) 

Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun, usia yang dianggap matang untuk menerima wahyu kenabian. Kondisi Masyarakat Jahiliyah Sebelum Kenabian Sebelum diangkat menjadi nabi, masyarakat Arab pada masa itu berada dalam kondisi yang disebut jahiliyah, yaitu masa kebodohan dan kegelapan. Mereka menyembah berhala, melakukan perbuatan-perbuatan tercela seperti berjudi, minum khamar, dan berzina, serta menindas kaum lemah. 

Proses Turunnya Al-Quran Al-Quran diturunkan dalam dua tahap: 
1. Turun secara keseluruhan (Jumlatun Wahidah): Al-Quran diturunkan secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuzh (kitab yang terjaga di sisi Allah) ke Baitul Izzah (langit dunia) pada malam Lailatul Qadar. 
2. Turun secara bertahap (Munajjaman): Al-Quran diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW selama kurang lebih 23 tahun, sesuai dengan kebutuhan dan peristiwa yang terjadi pada saat itu. Malam Lailatul Qadar Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. 
Pada malam ini, para malaikat turun ke bumi untuk mengatur segala urusan. Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam ini, seperti shalat, membaca Al-Quran, dan berdoa. Dukungan Sayyidah Khadijah dan Waraqah bin Naufal Setelah menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW merasa ketakutan dan pulang ke rumah dengan gemetar. Beliau menceritakan kejadian tersebut kepada istrinya, Sayyidah Khadijah RA, yang kemudian menenangkan beliau dan membawanya menemui Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani yang memiliki pengetahuan tentang kitab-kitab suci sebelumnya. 
Waraqah membenarkan bahwa apa yang dialami Nabi Muhammad SAW adalah wahyu dari Allah SWT. Pengangkatan Nabi Setelah Menikah dengan Sayyidah Khadijah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi nabi setelah menikah dengan Sayyidah Khadijah RA. Pernikahan mereka memberikan dukungan moral dan material yang besar bagi perjuangan Nabi dalam menyebarkan risalah Islam.

Tartib Nuzul dan Tartib Musyaf Tartib Nuzul: Urutan turunnya ayat dan surah Al-Quran sesuai dengan waktu dan peristiwa yang terjadi. 
Tartib Musyaf: Urutan surah dan ayat Al-Quran yang ada dalam mushaf saat ini, yang disusun berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW. 

Metode Talaki Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Malaikat Jibril AS dengan metode talaki, yaitu dengan cara mendengarkan dan menirukan bacaan Jibril AS. Kemudian, beliau menyampaikan wahyu tersebut kepada para sahabatnya, yang kemudian menghafal dan menuliskannya. Menjaga dan Memuliakan Nabi Umat Islam diperintahkan untuk menjaga dan memuliakan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT. 
Hal ini dilakukan dengan cara mengikuti sunnah-sunnah beliau, mencintai beliau, dan menjauhi segala sesuatu yang dapat menyakiti beliau. Naskh (Penghapusan) Ayat Dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat yang dinaskh (dihapus) dan digantikan dengan ayat yang baru. Contohnya, masa iddah (masa menunggu) bagi wanita yang ditinggal mati suaminya, yang semula satu tahun, kemudian diganti menjadi empat bulan sepuluh hari. Penjagaan Al-Quran oleh Allah SWT Allah SWT menjamin akan menjaga Al-Quran dari segala bentuk perubahan dan penyimpangan. Hal ini terbukti dengan terjaganya keaslian Al-Quran hingga saat ini, meskipun telah berlalu lebih dari 14 abad.

Read More »
21 March | 0komentar

Kirim Bibit Pohon Untuk Ucapan Selamat Pelantikan Bupati

Ucapan Selamat dari DPD Muhammadiyah Berupa Bibit Buah Duren

Ucapan selamat pada pelantikan Bupati Banjarnegara ada yang berbeda. Yang lain mengucapkan selamat dengan karangan bunga, ini nampak pot dan bibit pohon duren. Ucapan ini dikirim oleh DPD Muhammadiyah Kabupaten Banjarnegara. 
Sebagaimana Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo terpilih hasil Pilkada, Ucapan selamat berupa karangan bunga tidak laku karena bupati terpilih meminta para simpatisannya mengganti dengan mengirim bibit tanaman. “Karangan bunga memang perlu untuk membangun spirit. Tapi akan jauh lebih bermakna kalau ucapan selamat dengan pohon hidup,” kata Sugiri yang terpilih dua periode bersama Lisdyarita itu. 
Di Banjarnegara dipelopori oleh DPD Muhammadiyah mengucapkan Selamat dengan mengirimkan bibit pohon duren

Read More »
20 February | 0komentar

Persiapan Matang Sambut Ramadhan yang Penuh Ampunan


Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan, akan segera tiba. Umat Muslim di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Persiapan Menyambut Ramadhan Ramadhan bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, persiapan yang matang sangat diperlukan. 
Berikut adalah beberapa tips persiapan menyambut Ramadhan: 
Memperbaiki niat dan memperbanyak doa Niat yang ikhlas adalah kunci diterimanya amalan. Mari perbarui niat kita untuk beribadah hanya kepada Allah SWT. Perbanyak doa agar diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. 
Mempelajari ilmu tentang puasa dan Ramadhan Pelajari lebih dalam tentang hukum-hukum puasa, keutamaan bulan Ramadhan, serta amalan-amalan yang dianjurkan. Dengan ilmu, kita bisa menjalankan ibadah dengan lebih baik dan bermakna. Mempersiapkan fisik dan mental Kesehatan fisik dan mental yang prima akan membantu kita menjalankan ibadah puasa dengan lancar. Jaga pola makan dan istirahat yang cukup. 
Persiapkan mental untuk menghadapi tantangan dan godaan selama berpuasa. Membuat jadwal ibadah dan target. Susun jadwal ibadah harian, seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur'an, dan amalan-amalan lainnya. Tentukan targetan yang ingin dicapai selama bulan Ramadhan, misalnya khatam Al-Qur'an, bersedekah, atau meningkatkan kualitas shalat. Memperbaiki hubungan dengan sesama Ramadhan adalah momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahmi dan saling memaafkan. Jaga hubungan baik dengan keluarga, teman, dan tetangga. 

Keutamaan Bulan Ramadhan Bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan, di antaranya: Bulan diturunkannya Al-Qur'an Pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu Terdapat malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan Waktu yang mustajab untuk berdoa Mari sambut Ramadhan dengan gembira dan penuh semangat! Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita di bulan Ramadhan dan memberikan keberkahan kepada kita semua. Aamiin

Read More »
19 February | 0komentar

Ujian Nasional Kembali di 2026: Tantangan dan Implikasinya bagi Pendidikan

Pemerintah Indonesia dikabarkan tengah merencanakan kembali diadakannya Ujian Nasional (UN) pada tahun 2026 setelah sebelumnya dihapus pada 2021 dan digantikan dengan Asesmen Nasional (AN). Keputusan ini menuai beragam tanggapan dari berbagai pihak, mulai dari pendidik, siswa, hingga pemerhati pendidikan. Apakah kembalinya Ujian Nasional akan menjadi langkah maju dalam mengevaluasi mutu pendidikan, atau justru menjadi kemunduran bagi sistem pendidikan Indonesia? 

Penghapusan Ujian Nasional Pada tahun 2021
Pemerintah menghapuskan Ujian Nasional dengan alasan bahwa ujian tersebut tidak lagi relevan sebagai satu-satunya tolok ukur keberhasilan pendidikan. Sebagai gantinya, Asesmen Nasional (AN) diperkenalkan dengan pendekatan yang lebih komprehensif dalam mengukur kualitas pendidikan melalui tiga komponen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. 
AN lebih berfokus pada pemetaan mutu pendidikan secara keseluruhan dibandingkan dengan menilai prestasi individu siswa. Alasan Kembalinya Ujian Nasional Pemerintah berpendapat bahwa dengan kembalinya Ujian Nasional, sistem evaluasi pendidikan akan lebih objektif dan dapat digunakan sebagai standar nasional. 

Beberapa alasan utama yang mendasari keputusan ini antara lain: 
Standarisasi Evaluasi Pendidikan: UN dianggap dapat memberikan ukuran baku terhadap kompetensi akademik siswa di seluruh Indonesia. 
Motivasi Siswa: UN diyakini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena adanya tolok ukur yang jelas. 
Pemantauan Kualitas Pendidikan: Dengan UN, pemerintah dapat lebih mudah mengukur capaian pendidikan di berbagai daerah secara lebih merata. 

Kontroversi dan Tantangan 
Meski memiliki tujuan yang jelas, rencana ini juga menghadapi banyak tantangan dan kritik, antara lain: Kembali ke Pola Lama yang Tekanan Tinggi: Salah satu alasan utama penghapusan UN adalah karena tekanan berlebih yang dialami siswa. Banyak pihak khawatir kembalinya UN akan menghidupkan kembali budaya belajar yang berorientasi pada ujian semata. Ketimpangan Pendidikan: Indonesia memiliki ketimpangan kualitas pendidikan yang cukup tinggi antar daerah. Jika UN dijadikan sebagai tolok ukur utama, daerah dengan fasilitas pendidikan yang kurang memadai akan mengalami kesulitan. 

Efektivitas Asesmen Nasional: 
Banyak kalangan menilai bahwa Asesmen Nasional lebih relevan dalam mengevaluasi pendidikan secara menyeluruh dibandingkan UN yang hanya menilai siswa secara individu. Alternatif dan Solusi Jika pemerintah tetap ingin menerapkan Ujian Nasional, diperlukan pendekatan yang lebih fleksibel agar tidak mengulang kesalahan di masa lalu. Beberapa alternatif yang dapat dipertimbangkan antara lain: Mengombinasikan UN dengan metode asesmen lain, seperti portofolio dan proyek berbasis keterampilan. Menjadikan UN sebagai bagian dari evaluasi, bukan satu-satunya penentu kelulusan. Meningkatkan kualitas pendidikan secara merata sebelum menerapkan kembali sistem ujian nasional. 
Rencana kembalinya Ujian Nasional di 2026 menjadi perdebatan yang menarik dalam dunia pendidikan Indonesia. Di satu sisi, UN dapat menjadi alat untuk menstandarisasi mutu pendidikan nasional, tetapi di sisi lain, ada risiko mengembalikan sistem yang sarat tekanan dan kurang memperhatikan kesenjangan pendidikan. Oleh karena itu, kebijakan ini perlu dikaji lebih mendalam dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kesiapan siswa, guru, dan infrastruktur pendidikan di seluruh Indonesia.

Read More »
14 February | 0komentar