Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Visi Sebagai Sebuah Kompas


Sebagai salah satu guru yang ikut dalam program Guru Penggerak (Angkatan 6) pada Modul 1.3 ini pempelajari tentang bagaimana menggali pemahaman kita atas visi. Saat kita kecil dahulu sering ditanya  mengenai cita-cita. Pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Mau jadi apa jika sudah besar?”. 
Pada masa itu, sebagian besar dari kita dapat menjawab dengan percaya diri. Kita menjawab dengan bersemangat tentang profesi yang ingin kita geluti di masa depan. Padahal, kita belum tahu apakah hal itu dapat dicapai atau tidak. 
Ilustrasi seperti itulah visi. Visi itu bagaikan membayangkan sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang masih kosong. Visi juga dapat diibaratkan sebagai bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah untuk mencapai tujuannya. Visi memang belum terjadi saat ini, namun begitu kuat kita inginkan untuk terwujud di masa depan. Visi adalah representasi visual kita akan masa depan. Penggambaran visi yang jelas tentang keadaan di masa depan dapat membantu kita untuk merencanakan dan menyelaraskan upaya-upaya mewujudkannya.
Bagaimana kita menyusun Misi Kita?
Untuk membantu dalam menggali visi ada beberapa langkah sederhana berikut : 
1. Membuat “Lukisan Imaji" tentang Murid kita di Masa Depan. 

Membuat gambar mengenai murid yang kita dambakan. Termasuk pula lingkungan pembelajaran yang sesuai, situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah. Lukisan mengenai mimpi tentang murid di masa depan ini mendatangkan perasaan bahagia dalam diri sebagai guru. Lukisan yang sesungguhnya adalah visi seperti apa layanan dan lingkungan pembelajaran di masa depan yang akan kita berikan pada murid kita. Ketika kita menggambar visi, maka akan muncul keyakinan dalam diri untuk mewujudkannya. Akhirnya, kita terpacu untuk melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di lingkungan sekolah sehingga terjadi upaya perbaikan dan perubahan yang berkesinambungan.

2. Merangkai Kata dari hasil Melukis. 
 Dari lukisan yang kita buat, rangkailah imaji tersebut dalam bentuk kata-kata yang jelas. Kalimat yang anda tuliskan benar-benar menerjemahkan lukisan Anda gambar. Ini akan membantu Anda dalam menyingkap visi apa yang sebetulnya telah dan perlu terus diyakini demi kebaikan murid-murid. Jika masih kesulitan, silahkan dengan cara melengkapi kalimat rumpang ini sehingga tersusun sebuah paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi tentang sekolah yang Anda impikan. Sebuah sekolah yang mewujudkan keberpihakan pada murid! 
 Saya memimpikan murid-murid yang ……………………………………. 
 Sekolah saya percaya bahwa murid adalah …………………………… 
 Sekolah saya mengutamakan ………………………………………. 
 Murid di sekolah saya sadar betul bahwa …………………………. 
 Guru di sekolah saya yakin untuk ……………..…………………. 
 Guru di sekolah saya paham bahwa ……………………………….

Contoh Hasilnya seperti dibawah ini

Saya memimpikan murid-murid yang yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang memiliki karakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul. 
Saya percaya bahwa murid adalah memiliki potensi yang ada potensi itu yang menjadi tugas guru untuk menuntunya dan mengarahkan kepada hal yang lebih baik atau berkembang. 
Di sekolah, saya mengutamakan perubahan-perubahan yang berpusat kepada peserta didik. 
Murid di sekolah saya sadar betul bahwa masa depan adalah perlu diusahakan sehingga dalam menyongsongnya diperlukan jembatan melalui Pendidikan yang berkarakter melalui nilai-nilai luhur Pancasila yang termotivasi,cerdas dan kreatif. 
Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk bahwa perubahan yang lebih baik akan membawa dampak terhadap pengembangan peserta didik sehingga terwujud profil pelajar Pancasila dengan menuntun mengarahkan peserta didik sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewatara 
Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan metode dan model pembelajaran akan memotivasi keterlibatan peserta didik. Dari ini akan bermuara kepada pencapaian kompetensi siswa.


3. Mengartikulasikan dalam satu kalimat utuh 
 Setelah Anda mencoba mengisi kalimat rumpang di atas, Anda semakin memiliki gambaran yang jelas mengenai mimpi tentang murid dan sekolah di masa depan. Selanjutnya, satukan kalimat-kalimat tersebut menjadi satu kalimat utuh. Rumuskanlah visi Anda dalam bentuk kata-kata yang jelas. Cukup terdiri dari 1 kalimat pendek.
 Contoh :

VISI : Mewujudkan Peserta didik yang memiliki karakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul dalam Bingkai Kebhinekaan

Read More »
02 October | 0komentar

Pendekatan Manajemen Perubahan dengan Inkuiri Apresatif (IA)


Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Nantinya, kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak relevan lagi. Berpijak dari hal positif yang telah ada, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah impian dan visi setiap warga sekolah. 
Perubahan yang positif di sekolah tidak akan terjadi jika pertanyaan yang diajukan mengenai kondisi sekolah saat ini diawali dengan permasalahan yang terjadi atau mencari aktor sekolah yang melakukan kesalahan. Pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Mengapa capaian hasil belajar siswa rendah?”, “Apa yang membuat rencana kegiatan sekolah tidak berjalan lancar?”, dan sebagainya. Motivasi untuk melakukan perubahan tentu akan berangsur menurun jika diskusi diarahkan pada permasalahan. Suasana psikologis yang terbangun tentu akan berbeda jika pertanyaan diawali dengan pertanyaan positif seperti ini: Berikut ini tahapan prakarsa perubahan pembelajaran merupakan wujud nyata dari pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA).
IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan. 
Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan. Ia berpendapat juga bahwa saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata yang dapat melihat dan mengungkap hal yang benar dan baik. Mata yang mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan apresiasi atas hal yang sudah berjalan baik. Bila organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang dimilikinya, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara berkelanjutan.

Klik Contoh Bagja


Read More »
29 September | 0komentar

Aksi Nyata Modul 1.2

Inovasi Pembelajaran

Read More »
27 September | 0komentar

Visi Saya Sebagai Guru

Kolaborasi, Inquiri Apresiatif

Mulai dari diri Modul 1.3 
Harapan/impian sebagai seorang calon guru penggerak terhadap masa depan terutama bagaimana impian kita terhadap peserta didik. Agar harapan kita terhadap peserta didik tersebut memiliki arah dan tujuan yang jelas maka perlu dibuat Visi. Dari fakta itulah kemudian, guru dituntut harus mempunyai visi yang jelas. 
Apa sebenarnya visi itu? Visi bagaikan kompas penunjuk arah yang memandu penjelajah mencapai tujuan. Visi itu sesuatu yang belum terjadi terkait masa depan. Maka visi juga dapat dianggap buah kreativitas manusia. 
Guru sangat memerlukan visi, bagaimana kita menggambar tentang linkungan belajar yang akan kita pergunakan sebagai sebuah layanan kepada peserta didik. Visi tersebut tentunya mengarah kepada perubahan-perubahan kearah yang baik. Untuk mencapai perubahan tersebut guru perlu mengenal pendekatan manajemen perubahan. Manajemen pendekatan perubahan sering disebut sebagai Inkuiri Apresiatif (IA). 
Saya memimpikan murid-murid yang yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang memiliki karakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul. 
Saya percaya bahwa murid adalah memiliki potensi yang ada potensi itu yang menjadi tugas guru untuk menuntunya dan mengarahkan kepada hal yang lebih baik atau berkembang. 
Di sekolah, saya mengutamakan perubahan-perubahan yang berpusat kepada peserta didik. Murid di sekolah saya sadar betul bahwa masa depan adalah perlu diusahakan sehingga dalam menyongsongnya diperlukan jembatan melalui Pendidikan yang berkarakter melalui nilai-nilai luhur Pancasila yang termotivasi,cerdas dan kreatif. 
Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk bahwa perubahan yang lebih baik akan membawa dampak terhadap pengembangan peserta didik sehingga terwujud profil pelajar Pancasila dengan menuntun mengarahkan peserta didik sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewatara 
Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan metode dan model pembelajaran akan memotivasi keterlibatan peserta didik. Dari ini akan bermuara kepada pencapaian kompetensi siswa. 

 VISI : Mewujudkan Peserta didik yang memiliki karakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul.

Read More »
27 September | 0komentar

Koneksi Antar Materi Modul 1.1 dan Modul 1.2

Model Refleksi 4P (Peristiwa,Pembelajaran,Perasaan,Penerapan)

Pada kesempatan ini akan saya sampaikan pembelajaran sebagai refleksi Koneksi antar Materi pada pembelajaran modul 1.1 hingga 1.2 berikut adalah hal hal yang menjadi pembelajaran bagi saya. Pada kesempatan ini akan saya jabarkan dengan model refleksi model 4P (Peristiwa,Perasaan,Pembelajaran dan Penerapan) 

Peristiwa 
Peristiwa atau momen yang berarti bagi saya adalah ketika saya pertama kali melakukan pembelajaran secara mandiri dengan alur merdeka yang diperkenalkan pada pembelajaran di guru penggerak yaitu mulai dari mulai mengenali diri sendiri,eksplorasi konsep sampai melakukan aksi nyata. Pada eksplorasi konsep pemikiran KHD saya mengatahui bahwa peserta didik adalah ibarat bahan yang siap diolah karena memiliki potensi yang telah ada didalamnya. Sehingga guru hanya dapat memberikan arahan, tuntunan, peserta didik ini berkembang sesuai dengan kodrat alamnya dan kodrat zamannya. Mempelajari nilai dan peran peran guru penggerak. 
Bahwa seorang guru pengerak harus mampu berpihak pada murid, mampu berkolaborasi dengan siapapun untuk pendidikan, berinovasi mandiri dan reflektif. Mengejakan tugas secara kolaborasi dan dilakukan secara daring menjadi hal yang menantang, bahwa guru adalah manusia sosial yang memerlukan bantun orang lain. Pada kali ini kolaborasi yang dilakukan antar peserta CGP adalah melakukan interaksi secara daring. Dengan jarak dan ruang bukanlah penghalang untuk melakukan kolaborasi menghasilkan suartu karya. 

Pembelajaran 
Setelah mempelajari pemikiran KHD berkaitan dengan menghamba kepada peserta didik. Pada penerapan pembelajaran yang berpihak dan berpusat pada murid sesuai pemikiran KHD dalam kegiatan pembelajaran saya di sekolah adalah melakukan model pembelajaran yang mengakomodasi pada gaya belajar peserta didik. Hal yang makin menguatkan saya adalah bagaimana melakukan kolaboratif, berdiskusi dengan teman sejawat dengan melakukan pembimbingan pada guru lain. Sesuai dengan nilai nilai dan peran sebagai guru penggerak untuk saya kembangkan lagi apa yang telah saya lakukan dan rencana apa yang akan saya lakukan. Kaitan antara modul 1.1 dan 1.2 yang saya fahami adalah bahwa menurut KHD peran seorang guru dalam mendidik anak didik adalah menuntun dan mengarahkan sesuai dengan kodrat nya, guru ibarat petani yang hanya memberi pupuk, memberi pengairan yang baik membasmi dan mencegah agara tidak terkena hama. Dan peran dan nilai guru penggerak yang menjadi pemimpin pembelajaran sejalan dengan pemikiran tersebut bahwa guru pembelajaran harus berpihak pada murid kita berinovasi berkolaborasi dengan rekan rekan agar membuat sebuah pembelajaran yang berpihak untuk pada kepentingan murid/anak sesuai dengan filosofi KHD yang berhamba pada anak.

Perasaan 
Ilmu yang baru berkaitan dengan pengembangan diri, orang lain dan peserta didik yang dipelajari pada modul 1.1 dan modul 1.2 menjadi merasa bersemangat, seperti menemukan sesuatu yang baru bagi saya yang sangat berharga . selama ini saya menjadi guru merasa paling mengetahui cara mengajar, ternyata belum sesuai dengan pemikiran ki hajar dewantara. Masih banyak peran peran yang belum saya lakukan sebagai seorang guru kepada siswa, berharap dan bersemangat untuk memperbaiki apa yang kurang dan mengembangkan kelebihan yang saya miliki. Saya bersyukur menjadi bagian dari pendidikan guru penggerak . Membentuk siswa menjadi apa sesuai keinginan kita dan kita paksakan untuk terus berlatih dan belajar sesuai kehendak guru adalah sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan oleh guru. Hal yang terkait dengan prestasi, nilai yang bagus adalah akan berbeda satu dengan yang lainnya. Sebagai guru hanya menuntun perkembangan siswa , guru harus membuat pembelajaran yang menyenangkan, menjadi pemimpin pembelajaran . guru bukan pusat pembelajaran tapi muridlah yang menjadi pusat pemebelajaran , berorientasi pada murid. Saya segera membuat kelompok kelompok diskusi siswa dikelas agar mereka bisa belajar berkolaborasi, menghargai sesame dan menumbuhkan kepemimpinan siswa. Prestasi siswa bukan hanya meraih peringkat kelas atau rengking lebih dari itu prestasi adalah mampu melakukan apa yang sebelumnya tidak bisa dilakukan. Setelah momen itu saya harus mengevaluasi dan memaknai setiap kegiatan yang saya lakukan dengan berdiskusi, berefleksi dengan rekan sejawat disekolah , kepala sekolah dan rekan rekan dikomunitas saya. 

Penerapan Kedepan 
Rencana ke depan saya harus tetap melaksakana pembelajaran, bimbingan yang berpihak pada murid mencari cara agar mereka bisa belajar memenuhi kebutuhan mereka dalam belajar sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alamnya. Tetap menuntun dan mengarahkan mereka hanya sebatas mereka agar tidak kehilangan arah. Melakukan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, kepada kepala sekolah, rekan sejawat disekolah dan rekan saya di komunitas seperti mgmp. Tetap bekerja sama dan berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk bersama sama meraih kebaikan bagi anak didik, baik itu pembuatan media pembelajaran, metode pembelajaran atau hal lain yang mendukung proses menuntun anak dan kepentingan anak didik. Memberikan pendampingan kepada sesame guru dengan memberikan coach terkait media pembelajaran interaktif. Saya akan tetap mengembangkan dan membuat media pembelajaran baik itu video pembelajaran atau aplikasi interaktif . agar pembelajaran menyenangkan dan bermakna. Juga membuat metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dan pembelajaran yang berpusat pada murid.

Read More »
24 September | 4komentar

Merefleksi Materi dengan Model 4P

Merefleksi Model 4P

Salah satu yang menarik dalam materi-materi Program Guru Penggerak adalah teori melakukan refleksi diri. Dengan memahami dan merefleksi masa yang telah terjadi, terjadi perubahan mindset emosional dan rasa untuk memperbaiki diri di masa depan. Kerangka kerja ini dirancang oleh Dr Roger Greenaway, seorang ahli dalam melatih guru dan fasilitator. Dengan bekerja melalui empat tingkat model ini, kita akan secara kritis memeriksa situasi yang ingin kita tinjau dan renungkan, sambil memikirkan bagaimana menggunakan apa yang telah dipelajari di masa depan. Model refleksi ini dikenal dengan 4F yaitu :
Facts: An objective account of what happened 
Feelings: The emotional reactions to the situation 
Findings: The concrete learning that you can take away from the situation 
Future: Structuring your learning such that you can use it in the future 

yang kemudian di modul Guru Penggerak diterjemahkan menjadi 4P (Peristiwa, perasaan, pembelajaran dan penerapan ke depan)  Ini merupakan model pertanyaan yang bisa kita gunakan untuk memaknai pengalaman yang sudah pernah kita rasakan sebelumnya. 
Peristiwa (Facts): paparan obyektif berdasarkan pengalaman nyata atas apa yang sejauh ini telah dialami. Contoh pertanyaan: apa kendala yang saya hadapi? apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut? apakah tindakan tersebut berhasil? Perasaan (Feelings): apa yang dirasakan kini setelah mengikuti proses tersebut. Contoh pertanyaan: Apa yang saya rasakan ketika menghadapi kendala tersebut? ketika saya mencoba mengatasi kendala tersebut bagaimana perasaan saya? 
Pembelajaran (Findings): apa hal paling konkrit yang dapat diambil sebagai pembelajaran dan mungkin telah membawa makna baru. Contoh pertanyaan: apa yang saya pelajari dari proses ini? apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini? Penerapan ke depan (Future): apa hal yang dapat segera diterapkan baik sebagai individu. Contoh pertanyaan: apa yang bisa saya lakukan ke depannya dari pembelajaran di proses ini? pada aspek apa?

Model ini dapat digunakan untuk berpikir dan merenungkan suatu situasi dan dapat membantu menyusun refleksi tertulis. Model ini mudah diingat dan membahas aspek-aspek utama dari apa yang berguna untuk dipertimbangkan saat meninjau sebuah pengalaman. Dalam model aslinya ada sedikit atau tidak ada penekanan pada pemikiran yang Anda miliki selama acara tersebut. Ini mungkin bekerja dengan baik untuk Anda. 
Namun, untuk mendapatkan hasil maksimal dari refleksi Anda mungkin ingin meninjau kembali pemikiran yang Anda miliki saat itu. Jika Anda memilih untuk memasukkannya, mereka akan paling cocok dengan Fakta atau Perasaan. Baik Temuan maupun Masa Depan akan mencakup pemikiran saat ini dan yang lebih analitis tentang peristiwa yang melihat ke belakang. Cobalah modelnya dan lihat apa yang cocok untuk Anda. Untuk setiap bagian, sejumlah pertanyaan bermanfaat diuraikan di bawah ini. Anda tidak harus menjawab semuanya, tetapi mereka dapat memandu Anda tentang hal-hal apa yang masuk akal untuk dimasukkan ke dalam bagian itu. Anda mungkin memiliki petunjuk lain yang bekerja lebih baik untuk Anda.


Peristiwa (Fakta) 
F pertama mewakili fakta yang sulit. Di sini Anda dapat memeriksa urutan peristiwa dan momen-momen penting. Jika Anda bekerja melalui model dengan orang lain, mungkin menarik untuk melihat apakah Anda setuju dengan faktanya. Berhati-hatilah agar fakta tidak berubah menjadi opini, misalnya 'Lalu X melakukan hal yang salah', melainkan katakan 'X melakukan ini dan itu berdampak seperti ini'. Pertanyaan yang bermanfaat: Buatlah laporan berita singkat yang meliputi: Apa? WHO? Di mana? Kapan? [Simpan Mengapa? dan bagaimana? untuk 'Temuan'.] Apakah sesuatu yang tidak terduga terjadi? Ada kejutan? Apakah sesuatu yang sangat dapat diprediksi terjadi? Apa yang paling berkesan/berbeda/menarik? 
Perasaan (Feeling) 
Di sinilah Anda dapat menggambarkan perasaan dalam situasi tersebut. Perasaan dapat membimbing Anda untuk sepenuhnya memahami situasi sehingga pembelajaran Anda lebih baik didasarkan pada pengalaman. Di bagian ini dimungkinkan untuk mulai mengevaluasi dan menilai secara tidak sengaja, namun cobalah untuk tetap dengan perasaan Anda. Berhati-hatilah agar Anda tidak menggunakan 'merasa' sebagai penilaian, misalnya 'Saya merasa mereka salah', atau 'perasaan saya adalah bahwa itu adalah pilihan yang baik'. Yang terakhir dapat ditulis ulang sebagai 'Saya merasa percaya diri saat membuat pilihan. Pertanyaan yang bermanfaat: Apa saja perasaan yang Anda alami? Pada titik apa Anda merasa paling atau paling tidak terlibat? Perasaan apa lagi yang hadir dalam situasi tersebut? Pada titik apa Anda paling sadar mengendalikan/mengekspresikan perasaan Anda? Apa tertinggi dan terendah pribadi Anda? 
Penemuan (Finding) 
Di sini Anda dapat mulai menyelidiki dan menafsirkan situasi untuk menemukan makna dan membuat penilaian. Pertanyaan utamanya adalah 'bagaimana' dan 'mengapa'. Pertanyaan yang bermanfaat: Mengapa ... berhasil atau tidak? …apakah Anda mengambil peran itu? …apakah kamu melakukan apa yang kamu lakukan? …apakah kamu tidak melakukan sesuatu yang lain? dll. Bagaimana … perasaan Anda memengaruhi apa yang Anda katakan dan lakukan? …apakah Anda mendapatkan hasil yang terjadi? dll. Apakah ada peluang atau penyesalan yang terlewatkan? Apa yang ingin Anda lakukan secara berbeda / lebih banyak / lebih sedikit? Apa yang paling/paling tidak berharga? Apakah ada masukan/penilaian? Apa yang telah Anda temukan? 
 Penerapan Masa depan (Future) 
Di sini Anda mengambil temuan Anda dan mempertimbangkan bagaimana menerapkannya di masa depan. Pertanyaan yang bermanfaat: Bagaimana Anda membayangkan menggunakan apa yang telah Anda pelajari? Apa yang sudah berubah? Pilihan apa yang Anda miliki? Bagaimana tampilannya menggunakan temuan? Rencana apa yang bisa Anda buat untuk masa depan? 
Dari Berbagai Sumber

Read More »
23 September | 0komentar