Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Menata Pendidikan di "New Normal"

Guru Menggandalkan google?

Kegelisahan siswa dan orang tua siswa menyongsong tahun pelajaran baru 2020/2021 dimasa pendemi semakin memburat diwajah mereka setelah pemerintah akan menerapkan "New Normal" di pendidikan. Kementrian pendidikan telah memberikan beberapa rambu terkait dengan penerapan "New Normal" pada bidang Pendidikan.  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mulai berancang-ancang membuka kembali aktivitas sekolah di tengah pandemi Covid-19 mulai Juli atau awal tahun ajaran baru 20020/2021. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Muhammad Hamid menyatakan pembukaan sekolah bakal dilakukan di daerah-daerah yang sudah dinyatakan aman Corona, angka terpapar Corona makin menurun, dilansir dari cnnindonesia.com.
Namun, ia tak menjelaskan daerah mana saja dan kategorinya. Sekretaris Jenderal Direktorat Pendidikan Tinggi Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani pembukaan kembali perguruan tinggi mungkin dilakukan tahun ajaran 2020/2021.
Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Sartono menyebut ada tiga skenario pembukaan sekolah. Yakni, pada Juli, Agustus, atau Desember 2020. Menurut dia, skenario sekolah dibuka Agustus paling memungkinkan dengan memperkirakan menaksir kondisi pandemi. 
Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani, mengatakan pembukaan kembali sekolah di tengah pandemi harus mempertimbangkan banyak hal, terutama jaminan untuk melakukan aktivitas sosial di sekolah yang aman dari Covid-19. Tolok ukurnya ialah jumlah kasus baru yang harus menurun signifikan dalam wilayah dan kurun waktu tertentu. "Paling tidak selama dua bulan. Kemudian setelah kasusnya konsisten menurun, itu baru bisa dilakukan pelonggaran dalam artian untuk instansi pendidikan," ujarnya.

Merespons rencana pembukaan kembali sekolah itu, Kemendikbud mengeluarkan Surat Edaran No. 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Isinya, terkait sejumlah protokol dan prosedur aman saat sekolah kembali buka. Hal yang diatur di antaranya:
  • Menginstruksikan agar satuan pendidikan mengatur mekanisme antar-jemput siswa. 
  • Sarana dan prasarana di sekolah harus dibersihkan minimal dua kali secara rutin, yakni sebelum dan setelah proses belajar digelar. 
  • Pihak sekolah secara rutin diminta memantau kondisi kesehatan warga sekolah terkait gejala penyakit Corona. 
  • Sekolah harus menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun. 
  • Penerapan protokol kesehatan lainnya seperti jaga jarak dan melakukan etika batuk dan bersin yang benar. 
  • Sekolah diminta membuat narahubung terkait keamanan dan keselamatan di lingkungannya.

Read More »
27 May | 0komentar

Tidak Ada Pola “Mendamaikan” Anak dengan Corona

Anak Berdamai Dengan Corona? Oh Tidak!
Memberlakukan New Normal bagi aspek layanan publik, pemerintah dan ekonomi di tengah pandemi covid-19 yang belum mereda dari segala aturan yang mengaturnya, sesuai dengan protokol kesehatan akan dapat terlaksana, mungkin tidak terlalu bermasalah. Akan tetapi penerapan New Normal di lingkungan pendidikan terutama pendidikan dasar akan terasa bermasalah dan menuntut kehati-hatian dan perlu kajian dalam pelaksanaannya. 

"Dunia layanan publik bidang pemerintahan, ekonomi, ibadah dan industri yang melibatkan orang dewasa, silakan di new normal. Bidang pendidikan yang melibatkan anak didik, tunggu dulu! Saya lebih setuju anak tetap di rumah dengan pola daring yang diperbaiki. Harus ada pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang lebih efektif, minimal sampai Desember," disampaikan oleh salah satu pengurus PB PGRI, Dudung N Koswara sebagaimana dilangsir di JPNN.com, Selasa (26/5). 

Beberapa tindakan yang harus diselesaikan dahulu adalah menentukan hadirnya kurikulum darurat yang khusus mengadaptasi terhadap pemberlakuan masa darurat pademi ini.Tentunya memperhatikan dan mengevaluasi saat pelaksanaan belajar di rumah yang lalu. Kesehatan bagi anak justru terpenting daripada memaksakan pelaksanaan KBM tetapi terjadi penularan terhadap peserta didik yang lain pasti akan sangat bisa terjadi. 
Alih-alih pelaksanaan transfer ilmu palahan terjadi transfer penyakit. Kita sedang berhadapan dengan penyakit. Sehat adalah utama bagi anak didik. Rumah tetap menjadi area yang aman dan nyaman untuk anak didik. Evaluasi yang mungkin dilakukan pada permasalah yang terjadi saat belajar dirumah seharusnya menjadi prioritas pemerintah, yaitu: 
1. Belum terbiasa belajar madiri karena daring 
2. Kendala akses internet 
3. Jaringan internet terbatas 
4. Kendala Listrik, untuk daerah tertinggal/pedalaman 
5. Kuota internet yang terbatas (siswa/orang tua murid tidak menganggarkan untuk kuota internet) 
6. Fasilitas minim (laptop,HP, gadget) 
7. Lingkungan kurang mendukung/tidak kondusif 
8. Semangat belajar kurang jika sendiri di rumah 
9. Kemampuan dan dukungan orang tua berbeda-beda 

Pemerintah seharusnya fokus pada beberapa masalah di atas jika menginginkan berdamai dengan corona bagi pendidikan. Menyediakan akses internet yang terjangkai bagi rakyat indenesia, dikota di desa dapat mengakses sama. Sebagai salah satu syarat pembelajaran daring. Terkait dengan HP lebih banyak yang memiliki HP dari pada anak yang tidak memiliki. Jika akses internet terutama wifi memadai,pembelajaran daring akan sedikit teratasi.

Jadi Pemerintah jangan mengorbankan anak didik untuk masuk sekolah. Bahwa untuk tranfer ilmu bisa dilakukan lewat virtual. Disinilah peran orang tua diperlukan untuk mengganti peran guru pada motivasi dan fasilitator. Sekolah Ramah untuk Anak terus perlu diwujudkan. Tidak ada spekulasi kesehatan untuk anak didik. Penerapan prosedur kesehatan, shift belajar, mengurangi jam belajar dan segala ikhtiar di luar rumah tidak akan efektif.Disaat istirahat anak akan berkerumun dan melintasi sejumlah ruang publik saat datang dan pulang. Rumah tetap menjadi area yang terbaik bagi anak didik. Anak tidak harus masuk sekolah saat wabah, melainkan sekolah yang harus masuk rumah. 

Solusi 
  • Kurikulum darurat harus dibuatkan. 
  • Anak dibuat belajar di rumah. 
  • Pendidikan jarak jauh, dianggap tidak efektif, suatu yang wajar karena masih gagap dan transisi. 
  • Ke depan segera pemerintah menciptakan kurikulum darurat yang konverhensip 
  • Sekolah Masuk Rumah”. Jangan terbalik, “Anak Masuk Sekolah”. Hari ini anak sudah aman di rumah. 
  • Spekulasi tingkat tinggi bila anak digiring kembali ke sekolah. untuk sekolah hanya 20 anak didik.
  • Pola pendidikan Paket yang sudah berjalan di Indonesia. Ada pola pendidikan persamaan paket B, paket C. Yang kualitas dan legalitas ijazahnya juga sama. 
  • Pola homeschooling dan pendidikan virtual.
  • Akses internet merata (wifi) 


Spekulasi tanggal 15 Juni 2020, anak masuk sekolah seharus dapat ditinjau ulang oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional. Melihat resiko yang bisa didapat oleh anak, resiko tertular dan menularkan lebih besar dari pada manfaat dapat ilmu. Mengabaikan dahulu hak anak untuk belajar untuk mendapatkan kesehatan, terhindar dari terpapar atau memaparkan kepada siswa yang lain. New Normal untuk kehidupan yang melibatkan orang dewasa (45 tahun) mungkin dapat diterapkan tenunya dengan protokol kesehatan. Sebagai upaya menggerakkan roda perekonomian, menghidupkan layanan publik, ekonomi, peribadatan dan kepentingan strategis lainnya. Tidak ada pola “mendamaikan” anak dengan corona 

Referensi: https://www.jpnn.com/news

Read More »
26 May | 3komentar

Pendidikan di Era "New Normal"

Pemerintah mengumumkan untuk melakukan segala kegiatan di rumah seperti Work From Home (WFH), Study From Home (SFH), dan beribadah dirumah, berefek pada kebijakan pendidikan. Penerapan pendidikan tidak lagi dikelas tetapai menggunakan media daring (dalam jaringan). Dalam masa pandemi ini instansi pendidikan baik dari tingkat dasar sampai perkuliahan harus bergerak cepat dalam memulai pembelajaran menggunakan media daring/digital. Hal ini mengubah kebiasaan siswa dan guru yang biasanya melakukan tatap muka di depan kelas berubah menggunakan media internet dalam proses pembelajaran. Siswa melakukan pembelajaran dirumah sambil rebahan (hehe).
Beberapa evaluasi terkait pembelajaran yang dilakukan dirumah setelah berlangsung hampir 3 bulan ini adalah:
1. Belum terbiasa belajar madiri karena daring
2. Kendala akses internet
3. Jaringan internet terbatas
4. Kendala Listrik, untuk daerah tertinggal/pedalaman
5. Kuota internet yang terbatas (siswa/orang tua murid tidak menganggarkan untuk kuota internet)
6. Fasilitas minim (laptop,HP, gadget)
7. Lingkungan kurang mendukung/tidak kondusif
8. Semangat belajar kurang jika sendiri di rumah
9. Kemampuan dan dukungan orang tua berbeda-beda

Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama dan setelah masa pandemi ini berakhir yang dilihat dari tiga aspek dalam fase transisi pembelajaran,yaitu dari sisi teknologi, infrastruktur dan bandwidth internet harus mendukung dan memadai kegiatan pembelajaran daring dan kerjasama antara operator dengan pendidikan.
Prosedur dan proses juga harus terjamin mulai dari kesiapan materi, penetapan aplikasi video conference yang sesuai, model pembelajaran daring, penyesuaian kurikulum dan Rencana Pembelajaran.

Mendamaikan Anak dengan Corona?
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery|
http://www.sarastiana.com

Mediablog Pembelajaran
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery|
http://www.sarastiana.com

Mediablog Pembelajaran
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery|
http://www.sarastiana.com

Mediablog Pembelajaran
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery|
http://www.sarastiana.com

* **
Beberapa solusi, seperti mengefektifkan penggunaan e-learning dalam pembelajaran dan menggunakan aplikasi meeting. Beberapa aplikasi open source yang disarankan adalah Google Classroom, Moodle, Edmodo, dan lain-lain, apabila ingin belajar secara mandiri.
Selain peran guru/dosen sebagai pengajar yang berusaha meningkatkan keterampilan serta literasi komputer dan digital dalam memanfaatkan kanal-kanal yang tersedia, orangtua juga dituntut memiliki literasi dan kemampuan penguasaan teknologi dan aplikasi pendidikan yang disediakan baik secara online maupun offline.

New Normal
The new normal, istilahnya. Artinya, kegiatan ekomoni, pendidikan, maupun sektor-sektor lain dalam kehidupan sudah dipersiapkan agar bisa kembali bergeliat, tapi dengan modifikasi tertentu agar penyebaran penyakit ini bisa tetap berkurang.
Idealnya, konsep new normal dilakukan saat kurva infeksi sudah melandai, dan menandakan jumlah kasus Covid-19 baru sudah berkurang setiap harinya. Di Indonesia, kurva ini sama sekali belum landai, bahkan masih terus menanjak dan bisa jadi belum mencapai puncak. Karena itu dengan adanya pembukaan kembali fasilitas publik, masyarakat Indonesia perlu lebih waspada.
Jika tiba waktunya Anda harus kembali bekerja di kantor atau si Kecil sudah kembali bersekolah, pencegahan penyebaran Covid-19 jangan malah menjadi kendur. Saat menjalani the new normal nanti, jangan sampai kita justru tertular atau menularkan penyakit ini ke orang lain.


Klik link berikut dengan Judul Tidak Ada Pola Mendamaikan" Anak dengan Corona


Read More »
25 May | 2komentar

Pasca Ramadhan Bersama Al Qur'an

J
Al-Qur'an, yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sebagai kalamullah atau mukjizatul . Sebagai suatu keistimewaan yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk seluruh manusia. Ajaran Islam adalah diperuntukan untuk semua atau seluruh manusia merupakan rahmat bagi seluruh alam semesta, rahmatan lilalamin. Pada hakikatnya, al-Qur'an telah berbicara tentang seluruh persoalan manusia yang berupa prinsip-prinsip dasar. 
 Al-Qur'an berbicara kepada akal dan perasaaan manusia; mengajar mereka tentang aqidah tauhid; membersihkan jiwa mereka dengan berbagai praktek ibadah; memberi mereka petunjuk untuk kebaikan dan kepentingannya, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, menunjukkan kepada mereka jalan terbaik, guna mewujudkan jati dirinya, mengembangkan kepribadiannya. 
Al Qur'an mengingatkan manusia bahwa diri menuju kesempurnaan insani, sehingga mampu mewujudkan kebahagiaan bagi dirinya, di dunia dan akhirat.
Ma'rifatunnafsi atau mengenal diri sendiri terkenal dengan ungkapan "barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya", Dapat disejajarkan dengan konsep diri, self concept yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Khusnudzon atau prasangka yang baik juga dapat disejajarkan dengan berpikir positif. 
Kata-kata yang terus beriringan dalam al-Quran yaitu iman dan amal merupakan penegasan dari harus adanya keyakinan dan tindakan. Untuk menyikapi semua tindakan-tindakan dan hasil yang diperoleh atas semua usahanya Islam memberikan konsep lain seperti tawakal, syukr dan muhasabah yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 
Akumulasi konsep-konsep tersebut jika diteliti secara berkesinambungan akan menimbulkan dan mengisyaratkan adanya konsep percaya diri yang terungkap dalam al-Qur'an. 
Dalam hari-hari Ramadhan kita diasyikan dengan kemesraan bersama Al Quran bagaimana pasca Ramadhan Setelah mendapatkan Gelar Taqwa?
Pembuktian ketaqwaan dapat kita terjemahkan melalui ketaatan kita Allah Swt. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan indikator utama seorang muttaqin. Sikap taat merupakan refleksi iman dan taqwa seorang hamba. Hal ini ditegaskan Allah Swt dalam Al Quran: ” Sesungguhnya ucapan orang mukmin bila dipanggil kepada Allah dan RasulNya dalam memutuskan urusan mereka, adalah perkataan: ”Kami dengan dan kami taat”. Itulah orang-orang yang beruntung.” (An Nuur-51

Read More »
25 May | 0komentar

Kosakata dan Makna Idul Fitri


Selamat Idul Fitri 1441 Hijriyah
Kosakata dan makna Bahasa Arab terhadap kata-kata yang terkandung sangat kaya. Berikut ini makna dari istilah idul fitri.Istilah id (hari perayaan) dari bentuk kedua kata kerja bahasa Arab: ’ayyada, artinya merayakan, mengamati sebuah perayaan. Perkataan fitr dari kata kerja fatara, bermakna memisahkan, membatalkan puasa dengan makan dan minum pada 1 Syawal setelah berpuasa selama satu bulan (29 atau 30 hari), disebut juga iftar, dan juga bermakna menciptakan. 
Dari akar kata yang sama kita menemukan al-Fatir, yang berarti Maha Pencipta dari tiada kepada ada. Jadi ’id al-fitri berarti ”merayakan hari 1 Syawal dengan berbuka atau menghentikan puasa”. Puasa diharamkan pada hari itu. Ada juga orang mengartikan ’id dengan kembali. ’Id al-fitri diterjemahkan ”kembali pada asal penciptaan manusia yang bersih, suci, tanpa noda, tanpa dosa”, seperti bayi yang baru lahir setelah dibasuh selama Ramadhan.
Namun, ada kerancuan. Dalam bahasa Arab, perkataan kembali adalah ’aud atau ’audah, berasal dari bentuk pertama kata kerja ’ada, bukan ’id. Saya lebih mengartikan ’id al-fitri atau ’idul fitri sebagai perayaan berbuka puasa, bagian sikap bersyukur manusia beriman, bukan ”kembali suci.”
 Perayaan 1 Syawal adalah hari kegembiraan, dalam batas yang wajar, bagi mereka yang berpuasa Ramadhan, karena iman semata. Di akhir Ramadhan, umat Islam, termasuk bayi, diwajibkan membayarkan sadhaqat al-fitri (zakat fitrah) sebagai simbol spiritual untuk berbagi dengan sektor masyarakat yang serba kekurangan. Pada waktu yang sama, juga dilakukan pembayaran zakat harta kekayaan yang disalurkan pada mereka yang berhak, seperti fakir, miskin, panitia zakat, mereka yang terlilit utang, dan untuk jalan Allah.
Pelaksanaan zakat sampai kini belum optimal di seluruh dunia sehingga jurang antara si kaya dan si miskin masih lebar. Sebuah kenyataan yang amat pedih dan menyakitkan. Jumlah zakat yang ditunaikan masih setengah lumpuh berhadapan dengan kesenjangan sosial ekonomi. Kembali pada soal penebusan dosa, memang ada sumber hadis yang menyebutkan, ”Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan berdasarkan iman dan semata mengharapkan keridaan Allah, apa yang terdahulu dari dosanya bakal diampuni.”
Mungkin didasarkan pada hadis ini, lalu disimpulkan bahwa orang yang benar-benar berpuasa selama Ramadhan akan menjadi manusia suci kembali.
Sekali lagi perkataan ’id tidak berarti kembali, tetapi hari perayaan! Jika tak hati-hati memahami hadis ini, orang yang lemah iman akan mudah berbuat dosa untuk ditebus setiap bulan Ramadhan dengan menjalankan puasa. Dalam Al Quran tidak ada tembusan dosa. Tetapi jika taubat Allah SWT akan mengampuni.
Ketaqwaan kepada Allah SWT lah yang akan menjadikan dosa-dosa kita terampuni.Sesuai dengan tujuan berpuasa menjadi manusia yang bertaqwa.


dirumah Saja

Di waktu musibah dan wabah, manusia ingat Allah dan kembali kepada-Nya. Mereka yang sehari-hari lalai dengan maksiat, di waktu wabah kembali kepada Allah. Bertaubat dan menyesali dosa-dosanya. Mengisi hari-harinya dengan ketaatan. Dan momen wabah ini bertepatan dengan bulan ramadhan. Waktu dimana rahmat dan ampunan Allah diturunkan.
Waktu paling banyak manusia terbebas dari api neraka. Beruzlah di rumah dan mengisi dengan ibadah dan membaca Al Qur’an. Juga gemar bershadaqah memberi makan orang lain. Memberi makan di bulan ramadhan adalah tanda ketaqwaan. Zakat fitri lalu sholat Iedul Fitri adalah amal shalih sebelum hari Raya dan saat hari Raya. Menggambarkan hablun minallah hablun dan minan naas adalah satu kesatuan ibadah.
Mendirikan sholat dan membayar zakat. Allah subhanahu wa ta’ala hendak menghindarkan kita dari bencana besar (neraka), dengan menghadirkan bencana kecil berupa wabah ini.

Read More »
23 May | 0komentar

Buku Kita Ditolak Penerbit?


Perasaan sedih? Pasti ! Buku yang sudah kita buat,ditulis ditolak oleh penerbit. Seperti diputus pacar (hehe) Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Sakitnya tuh di sini! (sambil mengelus dada) hahaha. Bagaimana disampaikan oleh Omjay pada Diklat berlatih Menulis Online.
Pantang menyerah. Ketika naskah bukunya ditolak para penerbit mayor, tidak harus putus asa. diterima saja dengan lapang dada. Disenyumin saja gitu kata Omjay, meskipun terasa pahit. Begitu sering, beberapa kali ditolak Penerbit.

Kata Omjay:
“Ketika bukumu ditolak, maka segeralah memperbaiki isi bukumu dan jangan ditunda. Perbaiki dan teruslah perbaiki, lalu pergilah ke toko buku. Lihatlah buku-buku best seller di sana. Dari situlah kamu akan bertemu rahasia buku itu laku. Kalau anda tak sempat ke toko buku, belilah buku secara online, lalu pelajari isi buku, sehingga anda menemukan rahasianya. Dari situlah anda akan bisa menerbitkan buku-buku bermutu. Anda tidak perlu mencari penerbit, karena penerbit yang akan mencari anda, karena tulisan anda sangat menginspirasi.” 

Belajar kepada orang-orang yang telah sukses menerbitkan buku.karena kegagalan adalah awal dari sukses yang tertunda. Gembirakan dirimu dengan terus  Pengalaman Omjay, ia perbaiki tulisannya. Kemudian dibacanya kembali. Beberapa teman yang dipercayanya, ia minta untuk memberikan masukan. Hasilnya, bukunya menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih enak untuk dibaca.

Gagal adalah proses menuju sukses. Ya, ini salah satu kiat untuk tabah menulis. Omjay jadi banyak belajar sejak buku ditolak penerbit mayor. Ia perbaiki dan terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca. Butuh waktu lama mengerjakannya. Ia pantang menyerah.

Bahwa keledaipun tidak akan terperosok pada lubang yang sama, Ia belajar dari penolakan. Ia pergi ke toko buku dan membaca buku-buku best seller. Dari sanalah ia akhirnya tahu rahasia buku mereka laris dibaca pembaca.
Ketika buku Anda ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika Anda terus menulis, maka tulisan yang dihasilkan akan semakin tajam dan menendang. Pasti tulisan Anda akan layak jual. Pasti tulisan Anda akan banyak dibaca orang.

Kunci dari keberhasilan adalah belajar dan pantang menyerah. Perbaiki dan terus perbaiki sehingga penerbit mayor mau menerbitkan buku Anda tanpa kamu keluar uang satu senpun. Anda pun tersenyum ketika royalti buku mencapai angka yang fantastis.

Rasa percaya diri itu dibangun melalui proses terus-menerus, dan jatuh bangun. Untuk menerbitkan buku dari kumpulan resume yang telah dibuat, maka segera kumpulkan dari pertemuan pertama sampai terkhir, gabung dalam satu file. Kemudian lihat buku-buku yang sudah diterbitkan Penerbit.Semakin menikmati menulis semakin mengalir rasa dari tulisan kita.


Read More »
16 May | 5komentar